Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ANTROPOLOGI KESEHATAN

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep

OLEH :

FARDA APTA WANDRI

193110173

1B

PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2019/2020
CONTOH KASUS

I. Kasus

Tn.K berumur 45 tahun, bekerja sebagai kuli bangunan , berlatar belakang pendidikan
tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tn.K tinggal di Pasaman . Tn.K memiki seorang
istri yang bernama Ny.L yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn.K memiliki seorang
anak dan mereka semua tinggal dalam 1 rumah dengan hidup yang kurang berkecukupan.
Pada saat bekerja Tn.K mengalami kecelakaan di tempat Tn.K berkeja dengan tertimpa
bahan bangunan membuat kaki Tn.K tidak bisa digerakan. Lalu Tn.K dibawa ke tukang pijit
oleh rekan kerja dengan naik ojek, karena kebiasaan keluarganya jika anggota keluarga ada
yang jatuh akan dibawa ke tukang pijit terdekat dan tinggal didesa yang masih kental
kebudayaannya. Seminggu sudah kecelakaan baru di bawa ke klinik terdekat oleh istrinya
Ny.L karena kondisi kaki Tn.K semakin bengkak dan membiru. Setelah diperiksa, perawat
mendiagnosis bahwa Tn.K mengalami patah tulang, akhirnya perawat memutuskan untuk
merujuknya ke rumah sakit umum yaitu RSUD Lubuk Sikaping untuk segera dioperasi. Tiba
di RS Tn.K diminta untuk segera dioperasi dan Ny.L menyetujui, akhirnya Tn.K dioperasi
dan dirawat di rumah sakit sampai kondisinya membaik. Perawat RS memberikan edukasi
tentang penanganan patah tulang.
II. Pengkajian
1. Faktor teknologi
Perawat meyarankan untuk pergi ke rumah sakit, karena klinik tempat Tn.K dibawa
tersebut tidak memiliki alat untuk operasi.
2. Faktor agama dan filosofi
Tn.K dan sekeluarga beragama islam. Cara pandang klien terhadap penyakit adalah
klien yakin bahwa penyakitnya akan sembuh karena klien rajin berdoa.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
Keluarga merupakan faktor pendukung seseorang dalam menentukan perilaku
kesehatnnya. Keadaan masyarakat sekitar juga mennetukan bagaiman keluarga tersebut
mendapatkan derajat kesehatan yang baik. Keluarga Tn. K termasuk keluarga inti,
dimana keluarga tinggal satu rumah yang terdiri dari suami, istri, dan anaknya.
Pengambilan keputusan dalam menangani masalah diambil oleh kepala keluarga yaitu
Tn.K. Hal yang perlu dikaji:
a. Bagaimana struktur keluarga klien
b. Siapa yang berperan menjadi pengambil keputusan dalam keluarga

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Faktor ini dapat dikaji berdasarkan peraturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat sekitar. Jika seseorang kecelakaan atau terjatuh maka akan dibawa ke
tukang pijit untuk mengurangi rasa sakitnya
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan
Faktor ini dapat dikaji berdasarkan peraturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat sekitar. Setelah berobat ke tukang pijit Tn.K ke klinik untuk berobat
6. Faktor Ekonomi
Faktor ini dapat dikaji berdasarkan ekonomi keluarga Tn.K yang tergolong kurang
berkecukupan dikarenakan Tn.K bekerja sebagai kuli bangunan dan istrinya Ny.L
yang hanya sebagai ibu rumah tangga.
7. Faktor Pendidikan
Faktor ini dapat dikaji berdasarkan tingkat pendidikan dari keluarga Tn.K , Ny.L dan
anaknya. Karena Tn.K tinggal di desa yang penduduk desa masih patuh pada
keyakinan dan budaya setempat. Karena pendidikan Tn.K yang tamatan SMP
mempengaruhi kepatuhannya terhadap pengobatan.
III. Diagnosa Keperawatan
Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini, kondisi
ekonomi dan tingkat pendidikan.

IV. Rencana Keperawatan


1. Mempertahankan Budaya
NO Diagnosa Luaran Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan asuhan 1. Beri informasi yang tepat
dalam pengobatan keperawatan 3x24jam , mengenai kepatuhan
berhubungan dengan klien menunjukkan dalam pengobatan
sistem nilai yang kepatuhan terkait dengan Alasanya : agar pasien
diyakini, kondisi pengobatan. Dengan mengetahui perlunya
ekonomi dan tingkat kriteria hasil : kepatuhan dalam
pendidikan. 1. Menerima diagnosis pengobatan agar kondisi
promosi kesehatan pasien membaik
2. Memodifikasi aturan 2. Kaji pemahaman klien
atau regimen yang mengenai alasan
diarahkan oleh tenaga ketidakpatuhan dalam
kesehatan pengobatan.
Alasannya : untuk
mengetahui seberapa
paham klien terhadap
kepatuhan dalam
pengobatan
3. Tentukan perbedaan
persepsi klien dan
perawat terkait dengan
masalah kesehatan yang
di derita klien.
Alasannya : agar perawat
mengetahui pandangan
klien terkait masalah
kesehatan klien dan
sebagai pembanding
dalam menentukan
tindakan
4. Kembangkan diskusi
terbuka terkait dengan
persamaan dan perbedaan
budaya.
Alasannya : untuk
mengetahui kebiasaan
atau kebudayaan klien
5. Diskusikan perbedaan
dengan terbuka dan
klarifikasi konfliknya.

2. Negosiasi Budaya

NO Diagnosa Luaran Intervensi


Keperawatan
1. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan negosiasi dan
dalam pengobatan keperawatan 3x24jam , kompromi ketidakpatuhan
berhubungan dengan klien menunjukkan yang dapat diterima sesuai
sistem nilai yang kepatuhan terkait dengan dengan ilmu medis,
diyakini, kondisi pengobatan. Dengan keyakinan pasien dan
ekonomi dan tingkat kriteria hasil : standart etik.
pendidikan. 1. Menerima diagnosis Alasannya : agar klien mau
promosi kesehatan mematuhi tindakan –
2. Memodifikasi aturan tindakan dalam
atau regimen yang pengobatan
diarahkan oleh tenaga 2. Berikan waktu untuk
kesehatan proses informasi dan
mengambil keputusan.
Alasannya : agar klien bisa
memikirkan keputusannya
3. Relax dan jangan tergesa-
gesa saat interaksi dengan
pasien.
Alasannya : agar hasil
optimal, apa yang
diinginkan tercapai dan
klien merasa nyaman
3. Restrukturisasi Budaya

NO Diagnosa Luaran Intervensi


Keperawatan
1. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan asuhan 1. Libatkan keluarga untuk
dalam pengobatan keperawatan 1x24jam , membantu ketaatan dari
berhubungan dengan klien menunjukkan rencana yang telah dibuat
sistem nilai yang kepatuhan terkait dengan Alasannya : agar hasil
diyakini, kondisi pengobatan. Dengan yang diinginkan tercapai
ekonomi dan tingkat kriteria hasil : 2. Fasilitasi interaksi antara
pendidikan. 1. Menerima diagnosis budaya
promosi kesehatan Alasannya : untuk
2. Memodifikasi aturan menghargai hak pasien
atau regimen yang terhadap budaya nilai
diarahkan oleh tenaga budaya yang dipercayainya
kesehatan 3. Sediakan informasi ke
pada pasien mengenai
perawatan kesehatan.
Alasannya : agar pasien
mengetahui informasi –
infromasi terkait masalah
kesehatannya.

PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.k
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat : PASAMAN
Status kesehatan : Patah tulang
2. Pengkajian Berdasarkan Data
Berdasarkan role play yang telah ditampilkan, Setelah dilakukan pengkajian data
yang muncul adalah Keluarga Tn.K merupakan sebuah keluarga di desa Pasaman.
Masyarakat disana masih patuh akan tradisinya. Tn. F dalam kesehariannya bekerja
sebagai kuli bangunan. Sedangkan Ny. N hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
B. DIAGNOSA
Ketidakpatuhan merupakan suatu sikap dimana seseorang tidak disiplin atau tidak
maksimal dalam melaksanakan pengobatan yang mereka jalani yang dipengaruhi oleh
pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan yang luas dapat dijadikan dasar memilih atau
mengambil keputusan mana yang baik dan mana yang tidak. Dalam pengambil keputusan
tidak hanya dengan bermodal dengan perasaan atau feeling saja namun juga sangat
dibutuhkan rasional dari keputusan tersebut. Sehingga dibutuhkan sebuah pengetahuan atau
ilmu yang dapat merasionalkan dari keputusan tersebut.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan yang tepat dalam menagani masalah keperawatan dengan kasus
patah tulang yaitu dengan merestrukturisasi budaya pengobatan tradisional karena patah
tulang merupakan salah satu trauma tulang yang perlu penanganan khusus dan tukang pijat
bukan pilihan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaaan dalam menyelesaikan masalah keperawatan tersebut perlu adanya
pendekatan yang tepat dengan melakukan menjalin hubungan baik dengan keluarga serta
melakukan pendekatan pribadi kepada orang yang berperan dalam masyarakat tersebut.
Terjalinnya hubungan yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga serta pengaruh
dari seseorang yang berperan dalam kelurga tersebut rencana keperawatan dapat dijalan
dengan baik tanpa ada konflik serta diharapkan maslah keperawatan dapat terselesaikan.
E. EVALUASI
Evaluasi yang dapat dilakukan dengan pelakasanaan yang telah dilakukan dengan
mengevaluasi perubahan perilaku keluarga tersebut dalam mencari bantuan pengobatan serta
bagaimana ketepatan keluarga tersebut dalam menjalani pengobatannya. Jika ada respon
positif serta peningkatan derajat kesehatan keluarga tersebut maka rencana keperawatan
dapat dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA
Farldan M&Leininger M. 2002. Transkultural Nursing, Concept, Theories, Research &Practice.
Mc. Grow-Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai