Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons.

OLEH:

KELOMPOK 9
BK REGULER A

1. TRI HANNA D.S 1193351009


2. PUTRI AFIYAH SALSABILA 1193151008
3. DINA MEYLANI LUMBAN TOBING

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah
Manajemen BK di Sekolah dengan tepat waktu.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah yang selaku
memberikan tugas dan sudah berkenan untuk membaca makalah kami.

Makalah kami masih jauh dari sempurna. Sekiranya dapat diberikan kritik dan saran
yang membangun. Serta makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk pihak lain dan
kepentingan umum lainnya.

Medan, 14 April 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN..............................................................................................................4
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling................................................................................4
2.2 Pengertian Assement....................................................................................................5
2.3 Pemanfaatan Data Hasil Assesment untuk Memahami Peserta Didik/Konseli...........5
2.4 Perenacanaan Program Bimbingan Konseling............................................................6
2.5 Tahap Persiapan (Preparing) dalam Perencanaan Program........................................7
2.6 Tahap Perancangan (Designing) dalam Perencanaan Program...................................8
2.8 Evaluasi Program Bimbingan Konseling....................................................................8
BAB III: PENUTUP ...................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................10
3.2 Saran .........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Fenti, H (2012:1), bimbingan merupakan salah satu bidang dan


program dari pendidikan, dan program ini di tujukan untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa. bimbingan adalah suatu program pendidikan yang di laksanakan
melalui proses pemberian bantuan kepada individu atau lebih dalam membantu
mengentaskan masalah kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu dan
mengembangkan potensi yang ada pada diri individu sehingga dapat mengoptimalkan
diri dan dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Suatu program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu
pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang akan dihadapi, serta
sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama oleh personil
bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung
kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal
dalam pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Program
yang telah disusun disampaikan pada semua pendidik di sekolah pada rapat dinas agar
terkembang jejaring layanan yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Assesment ?
2. Bagaiman apemanfaatan hasil assessment untuk memahami peserta didik/ konseli ?
3. Bagaimana perencanaan program BK ?
4. Apa tahap Persiapan (preparing) ?
5. Apa tahap perencanaan (design) ?
6. Bagaimana evaluai program bimbingan dan konseling ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Assesment


2. Mengetahui pemanfaatan hasil assessment untuk memahami peserta didik/ konseli
3. Mengetahui perencanaan program BK
4. Mengetahui tahap Persiapan (preparing)

3
5. Mengetahui tahap perencanaan (design)
6. Mengetahui evaluasi program bimbingan dan konseling

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling
a) Pengertian Bimbingan

Menurut Fenti, H (2012:1), bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari
pendidikan, dan program ini di tujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan
siswa. Selanjutnya bimbingan adalah proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar
orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat di kembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu program pendidikan yang di laksanakan melalui proses pemberian bantuan kepada
individu atau lebih dalam membantu mengentaskan masalah kehidupan efektif sehari-hari
yang terganggu dan mengembangkan potensi yang ada pada diri individu sehingga dapat
mengoptimalkan diri dan dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

b) Pengertian Konseling

Sulistiyarini (2014:28-29), konseling adalah hubungan pribadi yang di lakukan secara


tatap muka antara dua orang, dimana melalui hubungan itu, konselor memiliki kemampuan-
kemampuan khusus untuk mengondisikan situasi belajar. Lebih lanjut, konseli di bantu untuk
memahami diri sendiri, keadaanya sekarang, dan kemungkinan keadanya masa depan yang
dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang di milikinya, demi kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Senada dengan menurut (Farid, 2012:18), konseling adalah proses
pemberian bantuan yang di lakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (klien).

Jadi, dapat di katakan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan kepada
individu (klien) oleh seorang ahli (konselor) dalam mengentaskan masalah pribadi klien
sehingga mampu menemukan potensi yang ia miliki dan di kembangkanya dengan optimal.

4
Dengan demikian kedua kata tersebut memberikan pemahaman kepada kita
bahwasanya sama-sama memberikan bantuan kepada klien terhadap masalah yang di hadapi.
Menurut Fenti H (2012:1) mengatakan bahwa Bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2.2 Pengertian Assesment

Menurut Boyer & Ewel, Assessment adalah sebagai proses yang menyediakan


informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan system institusi.

Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan


penggunaan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil
belajar dan pencapaian kompetensi dari peserta didik. Pengertian lain dari assesment yaitu
proses untuk memperoleh data atau informasi dari proses pembelajaran dan juga memberikan
umpan biak terhadap guru ataupun kepada peserta didik.

Jadi, pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian. Istilah assessment ini


sangat berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu metode untuk mendapatkan hasil belajar siswa.
Sehingga, proses assessment ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
presatasi belajar dari para peserta didik.

2.3 Pemanfaatan Data Hasil Assesment untuk Memahami Peserta Didik/Konseli

Data hasil pemahaman terhadap karakteristik peserta didik/konseli dapat digunakan


oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk:

1. Membuat profil individual peserta didik/konseli


Berdasarkan data hasil assessment maka setiap peserta didik/konseli dapat disusun
profil yang menggambarkan tentang identitas peserta didik, karakteristik tugas
perkembangan, klasifikasi kecerdasan, bakat, minat, motivasi belajar, kesiapan
belajar, kemampuan hubungan sosial, kematangan emosi, prestasi akademik dan non

5
akademik yang dimiliki latar belakang keluarga-sekolah-masyarakat dan lain-lain,
serta gambaran tentabf kelebihan dan kelemahan setiap peserta didik/konseli.
2. Membuat profil kelas
Berdasarkan data individual peserta didik/konseli tersebut, maka dikembangkan profil
kelas, sehingga tiap kelas memiliki profilnya sendiri-sendiri. Profil akan
menggambarkan variasi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:
bimbingan konseling kelompok, sosial, belajar dan karir.
3. Menyusun rancangan program layanan bimbingan dan konseling
Berdasarkan profl individual dan kelas disusun rancangan program layanan
bimbingan dan konseling. Aktivitas bimbingan dan konseling dirancang untuk
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan berkolaborasi
dengan staff sekolah lainnya terutama guru kelas. Rancangan program menjadi
panduan bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling.

Sementara itu, apabila guru kelas yang melakukan pemahaman karakteristik peserta
didik, maka data hasil pemahaman karakteristik peserta didik tersebut dapat digunakan oleh
guru kelas untuk:

1. Memilih metode dan media pembelajaran sesuia dnegan karakteristik peserta didik
2. Melakukan remedial teaching berdasarkan data kesulitan belajar
3. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan keunikannya masing-masing
4. Memberikan apresiasi dan penguatan kepada peserta didik
5. Mengidentifikasi,mendiagnosa, menentukan alternative bantuan yang mungkin
dilakukan
6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki masalah

2.4 Perencanaan Program Bimbingan Konseling

Landasan atau program merupakan suatu keputusan awal dan menentukan yang harus
diambil oleh pemegang kebijakan pendidikan di sekolah bagi terwujudnya suatu program
bimbingan dna konseling sekolah. Merancang keputusan dasar yang kuat memerlukan usaha
kerjasama semua unsure dan personel sekolah, termasuk dengan orangtua dan masyarakat,
sehngga program bimbingan dan kosenling bisa diterima dan memberikan manfaat bagi
semua siswa. Dasar pengembangan program yang lengkap merupakan hal yang sangat

6
penting untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah menjadi suatu
bagian utuh dari seluruh program pendidikan untuk keberhasilan para siswa.

Proses penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolahn dilakukan melalui


8 (delapan) tahap aktivitas, yaitu:

1. Mengkaji kebijakan dan produk hukum yang relevan


2. Menganalisis harapan dan kondisi sekolah
3. Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa
4. Menganalisis program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-faktor penghambat
program sebelumnya.
5. Merumuskan tujuan program baik umum maupun khusus
6. Merumuskan alternative komponen dan isi kegiatan
7. Menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program
8. Merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program

Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling, terdapat 2 (dua) tahapan,


yaitu:

1. Tahap Persiapan (Preparing), pada tahapan ini terdiri dari:


Melakukan need assessment
Assement kebutuhan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan
kondisi nyata peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam merencanakan
program BK. Hasil assessment kebutuhan peserta didik/konseli dijabarkan dalam
bentuk narasi sebagai dasar empiric bagi konselor atau guru BK dalam
merencanakan program BK di sekolah.
Langkah-langkah assessment kebutuhan, yaitu: 1) Mengidentifikasi data yang
dibutuhkan untuk penyusunan program BK; 2) Memilih instrument yang
digunakan; dan 3) Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menginterpretasikan data hasil assessment kebutuhan.
Aktivitas mendapatkan dukungan unsur lingkungan sekolah
Berdasarkan hasil assessment kebutuhan peserta didik/konseli, guru BK atau
konselor mencari dukungan dari berbagai pihak seperti kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, wali kelas, guru kelas, pengurus komite sekolah dan kepala tata
usaha untuk keterlaksanaan program BK di sekolah. Upaya untuk mendapatkan
dukungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya konsultasi, rapat

7
koordinasi, sosialisasi dan persuasi. Kegiatan dapat dilakukan sebelum menyusun
program maupun selama penyelenggaran program BK. Hasil konsultasi,
koordinasi, sosialisasi dan persuasi tergambar pada kebijakan yang mendukung
terselenggaranya program, fasilitas untuk pelaksanaan program, kolaborasi dan
sinergitas kerja dalam penyelenggaraan program BK.
Menetapkan dasar perencanaan
Perencanaan layanan BK didasarkan pada landasan. Landasan berisi keyakinan
filosofis dan teoritis guru BK/Konselor bahwa semua peserta didik/konseli unik
dan harus dilayani denganmeraih keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan
dibutuhkan upaya kolaboratif; program BK dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan setiap peserta didik/konseli. Landasan filosofis, teoritis dan kebutuhan
peserta didik/konseli sebagai dasar perencanaan dipaparkan secara ringkas dalam
rasional program BK.

2. Tahap Perencanaan (Designing), pada tahapan ini terdiri dari:


Menyusun program tahunan, struktur program tahunan bimbingan dan konselin
terdiri atas: 1) rasional, 2) dasar hukum, 3) visi dan misi, 4) deskripsi kebutuhan,
5) tujuan, 6) komponen program, 7) bidang layanan, 8) rencana operasional, 9)
pengembangan tema/topik, 10) rencana evaluasi, pelapor dan tindak lanjut, 11)
sarana prasarana, 12) anggaran biaya.

Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling


Dalam Farozin dkk (2012) disebutkan bahwa evaluasi hasil merupakan
prosedur yang digunakan untuk menjawab pertanyaan “Apa dampak program
bimbingan dan konseling komprehensif (kegiatan dan layanan) terhadap keberhasilan
dan kemandirian siswa, terutama pada prestasi akademik mereka? Hasil yang
biasanya dibahas dalam evaluasi hasil meliputi tingkat kehadiran di kelas, perilaku
disiplin, nilai rata-rata, nilai tes prestasi belajar, dan perilaku siswa di kelas/sekolah,
kemampuan siswa dalam mengambil keputusan. Perubahan positif dalam hal-hal di
atas diantisipasi sebagai hasil dari partisipasi siswa dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif. Disarankan bahwa konselor mengembangkan dan
melaksanakan rencana evaluasi berbasis hasil sebagai bagian dari pelaksanaan
keseluruhan bimbingan dan konseling komprehensif mereka. Hasil yang diharapkan
harus sudah dibahas dalam rencana kegiatan bimbingan dan konseling untuk

8
melakukan perbaikan pernyataan misi dan/atau rencana strategis bimbingan dan
konseling. Dokumen-dokumen ini berisi hasil yang direncanakan untuk mencapai
tujuan.
Sebuah rencana evaluasi hasil dapat difokuskan pada bimbingan khusus dan
kegiatan konseling atau layanan yang dipilih sehingga hasil yang spesifik dapat
diidentifikasi dalam rencana perbaikan komprehensif atas segala layanan bimbingan
dan konseling. Jika pendekatan ini yang dipilih, maka rencana perlu menyertakan
hasil spesifik yang diinginkan, kegiatan atau layanan yang akan digunakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, bagaimana kegiatan atau layanan akan diberikan dan
diberikan oleh siapa, bagaimana desain evaluasi yang akan digunakan, bagaimana
data akan dikumpulkan dan dianalisis, dan jenis laporan yang bagaimana yang akan
disiapkan dan kepada siapa akan disajikan. Sebuah rencana evaluasi hasil juga dapat
lebih fokus pada dampak luas bimbingan dan konseling ke seluruh program
pendidikan sekolah.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam merancang rencana evaluasi hasil,
beberapa jenis data dapat digunakan. Jenis pertama adalah data proses yang
menggambarkan kegiatan bimbingan dan konseling dan layanan apa, kapan diberikan,
dan untuk siapa diberikan. Data proses memberikan bukti bahwa kegiatan dan layanan
bimbingan dan konseling benar-benar disediakan. Jenis yang kedua adalah data
persepsi, yang memberitahu apa yang siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, atau
orang lain pikirkan atau rasakan tentang kegiatan dan layanan serta pekerjaan
konselor. Jenis ketiga adalah data hasil, yaitu perilaku sebenarnya dari siswa yang
diukur dengan tingkat kehadiran, tingkat kedisiplinan, nilai rata-rata di kelas, dan skor
tes prestasi. Semua jenis data berguna dalam memastikan dampak program bimbingan
dan konseling komprehensif terhadap perilaku siswa. Rincian data merupakan
langkah penting dalam analisis data karena memungkinkan konselor untuk melihat
jika ada siswa yang tidak melakukan sesuatu sebagaimana siswa lainnya.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana
berdasarkan pengukuran kebutuhan yang diwujudkan dalam bentuk program
bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di sekolah disusun
sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus.
Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang diberikan oleh
konselor di sekolah

4.2. Saran
Sebagai seorang guru Bk harus mampu memberikan penyelesaian masalah
terhadap konseli dimana harus mengetahui apa itu assessment.sehingga seorang
konselor tidak dibenarkan mengambil keptusan secara terburu-buru.

10
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Zuraidah. 2019. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Medan:Unimed Press.

11

Anda mungkin juga menyukai