Anda di halaman 1dari 21

Critical Book Review Mk:

Pendidikan Kewirausahaan
Prodi Antropologi

NAMA : Raynold Pratama Narwastu Tarigan

NIM ` : 3173122029

DOSEN PENGAMPU : Daniel Simanjuntak., S.Sos., MSi


MATA KULIAH : Pendidikan Kewirausahaan

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PRODI ANTROPOLOGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya Critical Book
Review ini dapat dibuat untuk memenuhi tugas sebagaimana telah tercantum dalam kurikulum
KKNI 2016. Critical Book Review adalah tugas wajib dalam setiap mata kuliah termasuk mata
kuliah kewirausahan. Critical Book Review ini ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan
Mahasiswa dalam mengkritisi buku, dengan mengkritisi buku Mahasiswa juga dibiasakan
untuk membaca buku. Dengan kebiasaan membaca buku wawasan Mahasiswa akan semakin
luas.
kewirausahan adalah salah satu mata kuliah dari delapan mata kuliah yang ada. Critical
Book Review ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh sebab itu saya sebagai penulis sangat
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan Critical Book Review
ini pada masa yang akan datang. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan
diucapkan terimakasih.
Mudah-mudahan Critical Book Review ini dapat memenuhi harapan sebagai tugas
dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahan.

Medan, Maret 2020

Raynold Tarigan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

2. Tujuan dan Manfaat................................................................................................................1

BAB II ISI BUKU.....................................................................................................................2

1. Identitas Buku pertama...........................................................................................................2

2. Identitas Buku kedua..............................................................................................................2

3. Identitas Buku ketiga..............................................................................................................3

4. Ringkasan Isi Buku pertama..................................................................................................4

5. Ringkasan Isi Buku kedua....................................................................................................14

6. ringkasan Isi Buku ketiga.....................................................................................................26

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN...................................................................34

BAB II KESIMPULAN..........................................................................................................35

1. Kesimpulan...........................................................................................................................35

2. Saran.....................................................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report


Critical Book Report memiliki banyak manfaat terutama bagi kalangan mahasiswa dan
masyarakat umum. Karena kurangnya minat mahasiswa dalam membaca maka dengan adanya
Critical Book Report ini akan memudahkan pembaca dalam membaca dan menganalisis materi
yang sama dalam satu review dengan sumber yang berbeda – beda sehingga secara tidak
langsung menguatkan pemahaman pembaca mengenai materi yang dibahas.

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Report


 Penyelesaian tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
 Menambah wawasan dan pengetahuan
 Meningkatkan kemampuan berfikir
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
pembahasan dalam jurnal tersebut

1.3 Manfaat Critical Book Report


 Manfaat secara Teoritis, yaitu menambah wawasan terkhususnya untuk mata kuliah
Antropologi Kesehatan khususnya tentang Antropologi Kesehatan. Manfaat secara
Praktek, yaitu memudahkan pembaca untuk melihat, memahami dan mengerti isi dari
buku tersebut
 Dapat sebagai bahan pertimbangan dan referensi

1.4 Identitas Buku Utama


Judul : Kewirausahaan (Teori dan Praktek)
Pengarang : Dr. H A. Rusdiana., Drs., M.M
Penerbit : CV. Pustaka Setia
Kota : Jakarta
Halaman : 380 Halaman
Tahun : 2013
ISBN : 978-979-076-396-8

1.5 Identitas Buku Pembanding

Judul : Pengantar Kewirausahaan


Pengarang : Rusydi Ananda, M.Pd
Penerbit : Perdana Publishing
Halaman : 378 Halaman
Tahun : 2016
ISBN : 978-602-6970-91-6

BAB II

RINGKASA BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama

Bab 1 PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi atau
kestabilan politik,tetapi sebagian besar terletak pada kemampuan dan kemauan serta semangat sumber
daya manusia sebagai aset utama dan terbesar dalam mengembangkan potensi bangsa Semua sadar bahwa
mereka yang hidup pada masa sekarang selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik dari hari
kemarin Padahal, kehidupan masa sekarang merupakan hari kemarin bagi mereka yang hidup pada masa
yang akan datang Keadaan masa depan tidak mudah diramal, tetapi dapat dipastikan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan sumber penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara dunia Iptek dan perkembangannya akan
menghasilkan hal-hal yang baru dengan laju yang pesat, baik berupa barang maupun jasa; layanan
komunikasi baru tata cara kegiatan ekonomi Pengaruh tersebut akan mendunia, melewati batas-batas
negara yang meliputi berbagai segi kehidupan Dalam bidang ekonomi, pasar yang semakin terbuka dan
bebas yang menyebabkan arus barang dan jasa serta tenaga kerja akan melintas batas negara tanpa
hambatan Keadaan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara,
yang di Indonesia adalah PJP II, sebagai titik berat pembangunan nasional yang seiring dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Manfaat dari proses globalisasi ditentukan oleh
produktivitas dan efisiensi di dalam berproduksi Modal penggeraknya adalah dana dan penguasaan
teknologi SDM yang andal SDM yang andal tidak hanya menguasai iptek, tetapi juga warga negara yang
baik dalam bermasyarakat dan bernegara Selanjutnya, tatanan ekonomi dunia yang mengalami proses
perubahan yang cepat dan mendasar, terutama sebagai akibat globalisasi ekonomi yang semakin meluas
dan perkembangan teknologi yang semakin pesat Kemajuan pesat di bidang teknologi menyebabkan
kekuatan daya saing suatu Negara yang berbasis pada keunggulan komparatif dengan mengandalkan
kekayaan sumber alam dan tenaga kerja yang berlimpah, cenderung tidak lagi menjadi andalan
Bersamaan dengan itu, ketersediaan sumber daya alam, baik dalam jenis dan jumlah maupun mutunya
juga semakin berkurang Demikian pula, sumber pendanaan bagi keperluan investasi akan semakin
langka Sumber daya manusia semakin menentukan dalam memenangkan persaingan dibandingkan
dengan sumber daya lainnya Dalam perkembangan demikian, tantangan masa mendatang adalah
mengupayakan daya saing dan keunggulan kompetitif yang mengandalkan keterampilan dan kreativitas
SDM, kemampuan teknologi, dan kemampuan manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan
komparatif yang telah dimiliki Uraian di atas sekadar menunjukkan betapa besar tantangan yang harus
dihadapi sekarang dan masa depan, serta betapa penting peran pendidikan tinggi dalam menghasilkan
lulusan yang profesional, andal, serta berkemampuan tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi dalam berproduksi agar industri di Indonesia berdaya saing tinggi Sehubungan dengan hal
tersebut, pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) sangat penting bagi mahasiswa Hal tersebut
mendorong munculnya beragam kesempatan berusaha dalam era perkembangan teknologi tinggi
Berkembangnya teknologi informasi dan program-program komputer yang canggih telah mendorong
tumbuhnya kesempatan kerja lokal yang semakin beragam Perkembangan baru dalam industri jasa seperti
konsultan komputer, manajemen, periklanan, dan kepariwisataan juga terus berkembang secara meluas
sebagai setor penunjang industri.

Bab 2 KONSEP DASAR KEWIRAUSAAN

Makna dan Hakikat Kewirausahaan

1. Definisi Kewirausahaan

Dilihat dari segi etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung Adapun usaha
berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu Dengan demikian, wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya Definisi lainnya dari
kewirausahaan, di antaranya sebagai berikut.

a. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,dan hasil (Ahmad Sanusi, 1994)

b.Kewirausahaan adalah nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha
(Soeharto Prawiro, 1997)

c.Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif)
yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih

d. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)

e. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombinasikan sumber-sumber
melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan-

g.Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka mem berikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar Wirausaha mengarah kepada orang yang melakukan
usaha/kegiatan dengan segala kemampuan yang dimilikinya, sedangkan kewirausahaan menunjuk pada
sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan-

h. Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship yang diterjemahkan secara
harfiah sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur
cipta, rasa,dan karsa, serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras,
dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimali Stoner James (1997) mendefinisikan kewirausahaan
sebagai kemampuan mengambil faktor-faktor produksi lahan kerja, tenaga kerja, dan modal
menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru Wirausahawan menyadari peluang yang
tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain.

j. Paul H Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam
produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan-

k Richard Cantillon (1725) mendefinisikan kewirausahaan sebagai orang-orang yang menghadapi risiko
yang berbeda dengan orang yang menyediakan modal Cantillon lebih menekankan pada bagai- mana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Blaudeu
(1797) bahwa kewirausahaan adalah orang-orang yang menghadapi risiko, merencanakan, mengawasi,
mengorganisasi, dan memiliki Demikian halnya, Albert Shapero (1975) mendefenisikan sebagai
pengambilan inisiatif mengorganisasi suatu mekanisme sosial ekonomi dan menghadapi risiko kegagalan-

Bab 3 POTENSI KEWIRAUSAHAAN

Penentuan Potensi Kewirausahaan Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis risiko Oleh
karena itu, untuk memulai bisnis baru, kita harus dapat menilai tingkat kemampuan dan mempunyai rasa
percaya diri terhadap kemampuan untuk berhasil atau justru kita lebih berhasil jika bekerja untuk orang
lain Tidak ada cara yang akurat untuk mengetahui hal tersebut setepat mungkin, tetapi ada suatu cara
yang dapat membuat kita mampu menilai kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar
berhasil, yaitu sebagai berikut-

1. Kemampuan Inovatif
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru Hal tersebut berarti mengadakan perbaikan barang dan
jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengombinasikan unsur-unsur produksi yang ada
dengan cara baru dan lebih baik Hal ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak
terstruktur dan tidak dapat diprediksi Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif Inovasi
berasal dari kreativitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada
kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses Orang- orang yang kreatif mempunyai
kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak berbentuk

2. Keinginan untuk Berprestasi


Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahaan Hal ini menandai
para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan

3. Kemampuan Perencanaan Realistis


Menetapkan tujuan yang menantang dan dapat diterapkan merupakan ciri dari perencanaan realistis
Tujuan yang ditetapkan harus sesuai dengan kemampuan wirausahawan-

4. Kepemimpinan Terorientasi pada Tujuan

Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan Hal ini memotivasi mereka untuk
mengarahkan tenaga dan rekan kerja serta bawahannya ke arah tujuan yang ditetapkan Semua usaha
dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut-

5. Objektivitas
Wirausahawan objektif mampu mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara
pragmatis, misalnya dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah
tindakan dengan cara-cara praktis Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi
sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya diri sepenuhnya pada kemampuannya
dalam mengatasi kendala yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu-

6. Tanggung Jawab Pribadi


Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, menetapkan tujuan sendiri, dan memutuskan cara
mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan sendiri-

7. Kemampuan Beradaptasi

Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan Jika terhambat
oleh kondisi yang berbeda dan hal-hal yang diharapkan, mereka tidak menyerah, tetapi menilai situasi
secara objektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif di lingkungan baru dan
mengaktifkannya Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan

8. Kemampuan sebagai Pengorganisasi dan Administrator

Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi, mengidentifikasi, dan mengelompokkan orang-


orang berbakat untuk mencapai tujuan Mereka menghargai kompetensi dan memilih para spesialis untuk
mengerjakan tugas secara efisien Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan
melakukan pekerjaan dengan baik jika menyerahkan rutinitas kepada orang lain Kekuatan mereka sebagai
administrator terletak pada kemampuannya dalam melihat ke depan dan mengantisipasi kemungkinan
masa depan

Bab 4 MOTIFASI DALAM KEWIRAUSAAHAN

kewirausahaan dilihat dari sudut pandang manajemen dan organisasi usaha bisnis melibatkan sekumpulan
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Agar kerja sama tersebut berjalan
baik, semua unsur dalam organisasi, terutama sumber daya manusia harus dapat terlibat secara aktif dan
memiliki dorongan untuk bersama-sama mencapai tujuan Pimpinan dalam hal ini berperan penting untuk
menggerakkan bawahan termasuk juga dirinyaAgar sumber daya manusia dapat digerakkan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, perlu dipahami motivasi mereka dalam bekerja- Motivasi ipahami sebagai
keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin
tercapainya suatu tujuan Motivasi menerangkan cara orang-orang berperilaku seperti yang mereka
lakukan Semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka
memengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional
Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil perilaku anggota organisasi, memengaruhi
perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas

Bab 5 KREATIVITAS DAN INOVASI KEWIRAUSAAHAN

Sesuatu hal yang biasa orang pikirkan akan menentukan hasil yang akan dicapainya Hal ini berlaku di
lapangan niaga ataupun lapangan lain Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, orang
tersebut akan mendapat hasil-hasil tertentu Jika pikirannya tidak menentu dan tidak diarahkan pada suatu
tujuan tertentu, hasilnya pun akan mengecewakan Sebagai contoh adalah dua orang wirausaha, yang
satu sibuk dan gelisah, tetapi tidak menghasilkan sesuatu yang penting Hal ini karena pikiran dan
gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak fokus pada bidang usahanya Adapun yang satu lagi
melaksanakan pekerjaannya sehari-hari dengan tenang dan tertib, memerhatikan setiap bagian, men
jatuhkan keputusan dengan tepat, sehingga setiap hari akan mendapatkan hasil yang baik.

Bab 6 KARAKTERISTIK DAN ETIKA DALAM KEWIRAUSAHAAN

alam pembelajaran kewirausahaan, kita harus mengenal karakter yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yang berhasil Dengan mengenal karakter seorang wirausahawan, kita dapat me
proyeksikan diri, apakah kita memiliki karakter tersebut atau tidak- Seandainya hasil proyeksi diri
menunjukkan bahwa kita telah dominan memiliki karakter yang dimiliki wirausahawan, kita juga
mengenal ke- terampilan dan hobi karena ide bisnis dapat muncul dari pemanfaatan keterampilan dan
hobi Untuk mewujudkan ide bisnis menjadi kenyataan, iperlukan dukungan finansial dalam bentuk
modal awal Oleh karena itu, kita perlu membuat kalkulasi sumber modal awal dari pihak internal (diri
sendiri dan keluarga) Selanjutnya, menyusun neraca pribadi untuk menge- tahui nilai harta kekayaan yang
mungkin dimanfaatkan untuk mewujudkan ide bisnis kita- Setelah melalui proses pengenalan potensi
yang ada, baik karakter, keterampilan, hobi maupun potensi perolehan modal awal yang dapat
dimanfaatkan, selanjutnya adalah merumuskan visi dan misi pribadi, dilanjutkan dengan melakukan
revisi- Sejarah kewirausahaan menunjukkan hahwa wirausahawan mempunyai karakteristik umum dan
berasal dari kelas yang sama Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan
menengah bawah Adapun dalam sejarah Amerika akhir abad ke-19, Heillbroner mengemukakan bahwa
rata-rata wirausahawan berasal dari kelas menengah yang tidak miskin dan tidak kaya Schumpeter
menambahkan bahwa wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial, tetapi berasal dari semua kelas

Bab 7 PROFIL KEWIRAUSAAHAN POTENSIAL

slam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit berkaitan konsep tentang kewirausahaan
(entrepreneurship), tetapi diantara keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat, yaitu memiliki roh atau
jiwa yang sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda. Dalam Islam, digunakan istilah
kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng. Setidaknya, terdapat beberapa ayat Al-Quran
ataupun hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian, seperti
“Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya” (‘amalurrajuli
biyadihi) (H.R. Abu Dawud); “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah” (al yad al ‘ulyakhairun
min al yad as sufla) (H.R. Bukhari dan Muslim) (dengan bahasa yang sangat simbolis ini, Nabi
mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu
pada orang lain), tuzzakah.
Dalam sebuah ayat Allah SWT. mengatakan, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin” (Q.S. At-Taubah: 105). “Apabila shalat telah
dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah” (Q.S. Al-Jumu’ah: 10). Nabi
Muhammad SAW. bersabda, “Sesungguhnya bekerja mencari rezeki yang halal itu merupakan kewajiban
setelah ibadah fardlu” (H.R. Tabrani dan Baihaqi). Nash ini jelas memberikan isyarat agar manusia
bekerja keras dan hidup mandiri Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja keras,
menurut Wafiduddin merupakan langkah nyata yang dapat meng- hasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi
harus melalui proses yang penuh dengatantangan (risiko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati
risiko akan memperoleh peluang rezeki yang besar. Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW., istrinya, dan
sebagian besar sahabatnya adalah para pedagang dan entrepre mancanegara yang piawai. Nabi
Muhammad SAW. adalah praktisi ekonomi dan sosok teladan bagi umat. Oleh karena itu, sebenarnya
tidak asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren dengan jiwa umat Islam. Bukankah
Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan ke seluruh dunia sampai abad ke-13 M
oleh para pedagang muslim? Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan sebagian
besarmsahabat telah mengubah panangan dunia bahwa kemuliaan seseorang bukan terletak pada
kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada
pekerjaan. Oleh karena itu, Nabi juga bersabda, “Innallaha yuhibbul muhtarif (sesungguhnya Allah sangat
mencintai orang yang bekerja untuk men dapatkan penghasilan). Umar ibnu Khaththab mengatakan
sebaliknya bahwa, “Aku benci salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja yang menyangkut
urusan dunia.”

2.1 Ringkasan Buku Pembanding

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan

Secara etimologis, istilah wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Kata “Wira”
bermakna: berani, utama, atau perkasa. Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan dengan
mengerahkan tenaga pikiran dan fisik untuk mencapai sesuatu maksud. Secara terminologis,
wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam
menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Istilah wirausaha berdekatan dengan
istilah wiraswasta, meski terdapat perbedaan. Wiraswasta lebih fokus pada objek, sedangkan
wirausaha lebih menekankan pada jiwa dan semangat kemudian diaplikasikan dalam segala
aspek kehidupan. Jadi perbedaan seorang wiraswasta dengan seorang wirausaha adalah
wirausaha cenderung bermain dengan risiko dan tantangan. Artinya, wirausaha lebih bermain
dengan cara memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswasta lebih cenderung
kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha
tertentu. Seorang wirausaha bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum
tentu seorang wirausaha. Dalam bahasa Perancis, kata wirausaha adalah entrepreneur. Entre
berarti antara, prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti gobetween atau between-taker yang
bermakna perantara. Sebagai contoh pengertian go-between atau between-taker adalah pada saat
Marcopolo merintis jalur pelayaran perdagangan, di mana Marcopolo setuju menandatangani
kontrak untuk menjual barang dari pengusaha. Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada
Marcopolo dengan bagian keuntungan sebesar 20% termasuk asuransi. Pemilik modal tidak
menanggung resiko apapun sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko besar.

BAB II ETIKA, FUNGSI DAN PRINSIP WIRAUSAHA

A. Pengertian Etika Usaha

Etika berasal dari bahasa Perancis yaitu ettiquette yang berarti kartu undangan. Pada saat itu raja-
raja Perancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan, di mana
dalam kartu undangan tersebut tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara
antara lain waktu acara dan pakaian yang harus dikenakan (Hadi, 2011). Menurut Bertens (2001)
secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos. Dalam bentuk tunggal ethos
bermakna tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan,
cara berpikir. Dalam bentuk jamak kata etika yaitu: ta-etha berarti adat kebiasaan. Dan arti
terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika. Dalam The World
Book Encyclopedia dijelaskan bahwa etika terkait dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang benar dan salah dengan menggunakan metode reasoning bukan benar–salah menurut
kepercayaan atau tradisi. Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Etika mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan
dalam kehidupan dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal, yaitu apakah
didukung dengan penalaran yang tepat atau tidak tepat. Etika merupakan penelaahan standar
moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah
standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit.
Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang dirasakan
masuk akal untuk dianut. Etika juga merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya
adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan
dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah, dan
moral yang baik dan jahat. Etika adalah kumpulan ilmu dan nilai tentang ukuran benar atau
salah, baik atau buruk yang dianut dalam masyarakat.

BAB III JENIS DAN BIDANG USAHA

A. Jenis Usaha Memilih jenis dan bidang usaha yang digeluti tentunya memiliki pertimbangan
tersendiri, karena melalui pertimbangan yang matanglah maka peluang keberhasilan usaha yang
digeluti akan semakin tinggi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis
usaha adalah: 1. Pilih kelompok bidang usaha yang akan dilaksanakan, misalnya pakaian/
sandang, makanan dan bahan pangan, kecantikan/kosmetika dan sebagainya. 2. Tentukan posisi
usaha dalam rantai distribusi, misalnya pemasok, produsen, agen, distributor, expert. 3. Tentukan
target yang dibidik, misalnya strata dasar, langsung tumbuh, besar dan langsung kuat, jaringan
kuat. 4. Tentukan fokus bisnis manakah yang dipilih, misalnya produk, perdagangan atau jasa. 5.
Tentukan posisi tawar untuk memenangkan persaingan, misalnya price leadership, product
leadership, low cost leadership, operational leadership, network leadership dan technology
leadership.

Setelah melalui pertimbangan yang matang maka calon entrepeneur dapat memilih jenis usaha
yang akan digelutinya. Setidaknya terdapat 3 jenis kategori umum jenis usaha yaitu: 1. Usaha
Produksi (Manufacturing). Usaha produksi adalah usaha yang terkait dengan mengubah bahan
baku menjadi produk. Oleh karena itu sumber keunggulan usaha produksi dalam bersaing terkait
dengan kualitas, kontinuitas dan harga bahan baku yang dipasok oleh pemasok, serta teknologi
produksinya.

Usaha produksi diklasifikasikan menjadi dua tingkatan yaitu primer dan skunder. Produk primer
mengacu pada penggalian sumber daya alam, atau penggunaan sumber daya berada di dalam
bumi. Sedangkan usaha produksi skunder merupakan lanjutannya, sebagai contoh kayu
gelondongan dibuat papan (primer), papan dibuat furniture dan interior (skunder), kapas dibuat
benang tenun (primer), benang tenun dibuat kain songket (skunder), dan sebagainya.

2. Usaha Perdagangan (Trading). Usaha perdagangan dapat dikelompokkan menjadi usaha retail
dan distributor. Usaha retail adalah suatu kegiatan menjual barang atau jasa kepada konsumen
akhir, usaha retail ini merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen
sampai kepada konsumen akhir. Usaha distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas
pemasaran (marketing) yang menggerakkan barang dari produsen ke pedagang retail atau ke
usaha marketing-marketing lainnya.

3. Usaha Jasa (Service). Usaha jasa terkait dengan usaha yang mengandalkan pada sumber daya
manusia sebagai keunggulan bersaing.

BAB IV RENCANA USAHA

A. Pengertian Rencana Usaha Mendirikan usaha/bisnis tidak mungkin dilakukan tanpa ada
rencana sebelumnya. Rencana usaha haruslah ada betapapun sederhananya dituliskan. Pendirian
usaha/bisnis tanpa rencana usaha merupakan suatu kegiatan trial and error dan pada hakikatnya
merencanakan kegagalan. Setidaknya terdapat 5 (lima) alasan mengapa diperlukan rencana usaha
dalam mendirikan usaha, yaitu: 1. Rencana usaha merupakan blueprint yang akan diikuti dalam
operasional usaha. Hal ini menolong entrepreneur untuk tetap kreatif dan konsentrasi pada
tujuan yang telah ditetapkan. 2. Rencana usaha merupakan alat untuk mencari dana/modal usaha,
sehingga berhasil dalam menjalankan usaha. 3. Rencana usaha merupakan alat komunikasi untuk
menarik minat dan perhatian orang lain, pemasok, konsumen, penyandang dana. Melalui rencana
usaha, pihak lain mengerti dan mengetahui tujuan dan operasional usaha yang akan dijalankan. 4.
Rencana usaha membuat entrepreneur dapat mengetahui langkah-langkah praktis menghadapi
persaingan, promosi sehingga lebih efektif. 5. Rencana usaha membuat pengawasan lebih mudah
dalam operasionalnya, apakah mengikuti atau sesuai dengan rencana atau tidak (Alma, 2009).

Bygrave (1994) menjelaskan rencana usaha merupakan suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan akan kemampuan sebuah usaha untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang atau stakeholder. Selanjutnya
Bygrave menjelaskan rencana usaha adalah dokumen yang disediakan oleh entrepreneur sesuai
pula dengan pandangan penasehat profesionalnya yang memuat rincian tentang masa lalu,
keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup
analisis tentang manajerial, keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan,
informasi tentang jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Rencana
usaha juga berisikan tentang uraian rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi aliran kas dan
juga memuat pandangan dan ide dari anggota tim manajemen serta menyangkut strategi tujuan
usaha yang hendak dicapai. Hisrich dan Peter (1995) mendefinisikan rencana usaha adalah
dokumen tertulis yang disiapkan oleh entrepreneur yang menggambarkan semua unsurunsur
yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai usaha yang
berisikan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber
daya manusia. Megginson sebagaimana dikutip Alma (2009) menjelaskan rencana usaha adalah
suatu rencana tertulis yang memuat misi dan tujuan usaha/bisnis, cara kerja dan rincian
keuangan/permodalan, susunan para pemilik dan manajemen dan bagaimana cara mencapai
tujuan bisnisnya. Oleh karena itu rencana usaha adalah dokumen yang penting dan sangat
berguna bagi sebuah usaha yang memperlihatkan keadaan sekarang dan masa depan yang
dikehendaki oleh entrepreneur. Wijatno (2009) menjelaskan rencana usaha merupakan rincian
kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran serta keterampilan dan
kemampuan manajer. Selanjutnya dijelaskan Wijatno bahwa rencana bisnis merupakan asuransi
yang sedini mungkin mencegah entrepreneur salah langkah dalam mengembangkan bisnis yang
berujung pada kegagalan dan juga mencegah salah pengelolaan pada bisnis yang sangat
berpotensi sukses. Peran rencana usaha adalah sebagai peta yang menunjukkan bahwa
entrepreneur telah melakukan berbagai kajian dari berbagai aspek sehingga telah siap untuk
melaksanakannya dengan sebuah model bisnis.

BAB V ANALISIS KELAYAKAN USAHA

A. Pengertian Analisis Kelayakan Usaha Untuk menghindari kegagalan usaha, maka perlu
dilakukan analisis sebelum usaha tersebut dijalankan. Analisis tersebut dikenal dengan
istilah analisis kelayakan usaha. Salah satu tujuan dilakukan analisis kelayakan usaha
adalah untuk mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang
mungkin timbul di masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam hal
ini, Kasmir (2006) menjelaskan analisis kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan. Dari
pengertian di atas dapatlah dimaknai bahwa suatu kegiatan usaha dapat dikatakan layak
apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu. Untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk dijalankan. Analisis
kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan datang
sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam
suatu investasi. Analisis kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang dari
investasi yang akan dijalankan. Jadi suatu analisis kelayakan usaha dapat memberikan
pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan. Melakukan analisis kelayakan
usaha secara mendalam berarti meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang
ada, kemudian mengukur, menghitung dan menganalisis hasil penelitian tersebut dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang
akan dijalankan menggunakan ukuran tertentu sehingga diperoleh hasil maksimal.

BAB VI MENDIRIKAN USAHA

A. Faktor Pendorong Mendirikan Usaha Memulai suatu usaha atau menjadi entrepreneur pada
awalnya pasti akan merasakan kecanggungan tersendiri. Melangkah kaki ke sesuatu yang baru
akan terasa berat dan gelap akan tetapi setelah dijalani maka akan merasakan dinamika
tersendiri. Agar langkah untuk berwirausaha menjadi mudah dan terang, maka dalam hal ini
Kasmir (2006) menjelaskan jurus-jurus awal yang dilakukan jika mau berwirausaha yaitu:

1. Berani Memulai. Berani memulai artinya seseorang harus segera memulai, paling tidak
berpikir untuk berusaha, memulai usaha dari hal-hal yang paling kecil sesuai dengan kemampuan
wirausaha. Untuk memulai pertama kali suatu usaha memang terasa berat, banyak hambatan
yang dihadapi. Hal yang terpenting adalah memulai terlebih dahulu, barulah kita mengurangi
kekurangan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan lanjut. Terkadang niat dan motivasi yang kuat
untuk berusaha tidak akan pernah terealisasi tanpa adanya keberanian memulai usaha tersebut.

2. Berani Menanggung Resiko (Tidak Takut Rugi). Seorang calon entrepreneur dituntut untuk
berani menanggung segala resiko, baik resiko kerugian, bangkrut atau resiko lainnya. Seorang
entrepreneur harus berani menanggung resiko sebesar dan seberat apapun. Hal yang perlu diingat
adalah menjalankan segala sesuatu dengan perhitungan matang dan selalu memiliki sikap
optimistis bahwa semua masalah dapat di atasi.

3. Penuh Perhitungan. Agar peluang memperoleh keuntungan tidak hilang dan segala hambatan
resiko yang bakal dihadapi dapat di atasi atau diminimalkan maka sebelum melakukan bisnisnya
seorang calon entrepreneur perlu memperhitungkannya. Kalkulasi dalam prediksi apa yang akan
terjadi sangat penting dan perlu dibuat di atas kertas kerja, kalaupun terjadi resiko yang harus
ditanggung nantinya, itupun tidak terlalu meleset dari perhitungan.

4. Memiliki Rencana yang Jelas. Perhitungan yang dibuat sebaiknya dituangkan dalam suatu
rencana yang lengkap. Rencana dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha harus
dibuat selengkap mungkin. Rencana yang akan dijalankan memuat apa yang saja yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan akan dilakukan, berapa besar biaya yang
dikeluarkan, dan siapa yang akan melaksanakannya. Kemudian rencana yang sudah dibuat
dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah ke depan. Tanpa rencana yang matang dan lengkap
sulit untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai.
5. Tidak Cepat Puas dan Putus Asa. Seorang calon entrepreneur tidak akan pernah cepat puas
dan putus asa atas hasil yang dicapai. Bahkan seorang calon yang hebat selalu haus akan
kemajuan dan selalu akan merasa kurang. Kalaupun menemukan kegagalan maka sesungguhnya
kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Melaluinya dicermati faktor penyebab kegagalan
dan segera diperbaiki sehingga diharapkan tidak terulang kembali. Dengan demikian, seorang
entrepreneur selalu berusaha bertindak untuk lebih baik dari sebelumnya.

6. Optimistis dan penuh keyakinan. Sifat optimistis dan penuh keyakinan bahwa usaha yang
sedang dijalankan akan memberikan hasil selalu ditanamkan kepada setiap calon entrepreneur.
Seseorang yang tidak memiliki sikap optimistis akan sulit untuk menembus setiap hambatan
yang akan dihadapinya. Optimistis dan keyakinan akan berhasil merupakan bayangan yang akan
terus mengikuti perasaan bahwa kita harus berhasil dalam menjalankan usaha. Jangan pernah ada
rasa keraguan yang dapat menghentikan usaha yang akan dijalankan. Namun optimistis dan
penuh keyakinan tentunya harus penuh perhitungan yang matang.

BAB VII RESIKO USAHA

A. Pengertian Resiko Usaha Resiko adalah segala sesuatu yang selalu dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Resiko juga berkaitan dengan kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang
usaha. Berdasarkan konsep di atas maka dapatlah dilihat bahwa karakteristik resiko adalah
sebagai berikut: 1. Resiko adalah sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. 2.
Resiko adalah ketidakpastian yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian.

Merujuk kepada karakteristik resiko di atas, maka resiko usaha dapat berupa kemerosotan
finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko ini maka seorang entrepreneur memperbaiki diri
dengan cara belajar lagi dengan caracara baru, lebih gigih, lebih ulet, dan kerja keras agar dapat
meraih kebebasan. Resiko usaha yang ada tidak untuk ditakuti dan dicemaskan secara
berkepanjangan sehingga alan memperlambat kemajuan usaha. Resiko usaha perlu dikenali
untuk selanjutnya diantisipasi dengan baik. Persiapan dan membuat perhitungan yang matang,
mengurangi resiko usaha yang berakibat kepada kerugian usaha, Bagi seorang entrepreneur
menghadapi resiko adalah sebuah tantangan karena mengambil resiko berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi sebuah
kenyataan. Pengambilan resiko adalah yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri
sebagai entrepreneur. Pengambilan resiko melibatkan suatu kesadaran akan peristiwaperistiwa
yang terjadi, perhatian untuk masa depann dan keinginan hidup di masa sekarang.

BAB VIII EKSPANSI DAN SUKSESI USAHA

A. Ekspansi Usaha Ekspansi usaha merupakan langkah penting yang perlu dilakukan
entrepreneur setelah usaha yang diluncurkannya berjalan dan memiliki pasar yang jelas maka
langkah selanjutnya dan hal ini merupakan bagian dari impian seorang entrepreneur adalah
melakukan pengembangan usahanya melalui aktivitas ekspansi usaha. Melalui ekspansi usaha
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan atau profit yang diperoleh oleh entrepreneur.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan entrepreneur dalam melakukan ekspansi usaha sebagai
berikut: 1. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi yang mengeksploitasi pasar saat ini dengan
menggunakan produk yang dimiliki perusahaan merupakan strategi penetrasi pasar. Strategi ini
dilaksanakan diantaranya dengan mempengaruhi pelanggan saat ini agar mau membeli lebih
banyak. Usaha ini dapat dilakukan melalui program komunikasi pemasaran diantaranya dengan
memberi insentif terhadap pelanggan yang membeli lebih banyak. Peritel besar di Indonesia
sering memberikan insentif berupa tambahan produk yang sama, produk lain, voucher belanja,
ataupun diskon bagi pelanggan yang membeli dalam kuantitas tertentu. Cara lain adalah dengan
pembelajaran konsumen (consumer learning) mengenai penggunaan baru dari produk yang
ditawarkan. Semua usaha ini dilakukan agar pelanggan bersedia menggunakan produk yang
sama lebih banyak lagi.

2. Strategi Pengembangan Pasar. Entrepreneur dapat meningkatkan penjualan produknya dengan


melakukan ekspansi pasar. Strategi ini dilakukan diantaranya dengan menarik pelanggan
pesaing, mempengaruhi pengguna potensial agar bersedia menggunakan produk perusahaan,
memasarkan produk ke wilayah lain yang selama ini belum dilirik melalui pengembangan
jaringan distribusi yang lebih luas cakupannya. Untuk melakukan pengembangan pasar maka
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan seorang entrepreneur. Langkah-langkah tersebut
adalah: a. Segmentasi Pasar. Segmentasi pasar merupakan langkah pertama. Langkah ini
mempelajari industri di mana perusahaan akan bersaing dengan perusahaan lain dan menentukan
konsumen yang akan menjadi sasaran produk produk. Segmentasi didefinisikan sebagai proses
membagi pasar yang heterogen ke dalam kelompok kecil yang relatif homogen. Agar efektif,
segmen yang terbentuk harus terdiri dari konsumen yang relatif seragam dalam kebutuhan,
keinginan, selera atau preferensi namun berbeda antara segmen yang satu dengan yang lainnya.
Pasar dapat disegmentasi berdasarkan variabel-variabel tertentu. Segmentasi yang paling umum
digunakan adalah segmentasi demografis, geografis, psikografis dan perilaku.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku

Buku 1 karangan Kasmir yang berisi 19 bab isinya cukup lengkap karena di
setiap bab ada dicantumkan rangkuman dan soal untuk diskusi itulah yang menjadi keunggulan
buku 1 dibandingkan kedua buku lainnya, tatanan bahasa yang menurut saya secara subjektif
cukup sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah, begitu pula dengan ketiga buku
lainnya. Cover atau sampul buku 2 karangan Yusuf dan buku 3 karangan Sudaryono sangat
menarik sesuai dengan isi materi buku tersebut. Bahasa yang digunakan juga sederhana
sehingga memudahkan pembaca untuk memahami materi di dalamnya. Ketiga buku ini sama-
sama membahas tentang kewirausahan dan dijelaskan juga studi kelayakan bisnis.
Kemudian yang menjadi kelemahan dari ketiga buku menurut saya pendapat pribadi
adalah bahwa buku pertama karangan Kasmir gambar yang ada di cover/sampul tidak
mencerminkan isi dari buku tersebut yaitu membahas tentang kewirausahan. Sederhananya
apabila orang hanya melihat gambar yang ada di cover tidak akan tahu bahwa buku tersebut
membahas mengenai kewirausahan. Malahan gambar cover nya tidak bersinergi dengan isinya.
Kelemahan buku 2 karangan Yusuf dan buku 3 karangan Sudaryono adalah tidak
dicantumkannya rangkuman dan soal diskusi di setiap bab.
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku

Pada dasarnya buku ini sangat bagus karena menjelaskan secara rinci tentang teori yang
dibahas namun terkadang sulit memahaminya karena isi setiap babnya merupakan konsep yang
dihasilkan dari penelitian sehingga memerlukan pemahaman yang mendalam. Selain itu,
kelebihan dan kekurangan dari buku ini adalah :
Dilihat dari aspek tampilan buku :
 Kelebihan : Dari segi tampilan buku, cover buku begitu bagus, buku dicover
sedemikian menarik karena pemilihan warna buku begitu bagus.
 Kekurangan : dari aspek tampilan buku tidak terdapat kekurangan buku karena telah
dikemas sedemikian menariknya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis :
 Kelebihan : layout dan tata letak serta tata tulis begitu rapi, dengan tata tulis yang
disertai dengan tanda baca yang mengarahkan pembaca dengan mudah menangkap
maksud pemaparan penulis dalam buku ini. Selain itu juga istilah-istilah daerah atau
serapan dibuat cetak miring sehingga memudahkan pembaca membedakan makna tulisan
yang ditulis oleh peneliti/penulis buku.
 Kekurangan : penggunaan gambar-gambar pada buku tidak ada, jadi pembaca merasa
menoton membacanya.
3. Dari aspek isi buku:
 Kelebihan : isi buku dikupas begitu menarik, melalui judul bab dan sub bab buku,
penulis memberikan penjelasan yang begitu runtut dan lengkap tentang kesehatan yang
dikaji dari aspek budayanya.
 Kekurangan : walaupun isi buku dijelaskan begitu runtut, tetapi ada beberapa
pengulangan penjelasan, sehingga dalam buku banyak terdapat pemborosan kata atau
kalimat.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah :
 Kelebihan : dari aspek bahasa, buku tidak memiliki kelebihan
 Kekurangan : dari aspek tata bahasa, buku ini sulit dipahami karena banyak kalimat
yeng menggunakan bahasa ilmiah jadi pembaca sulit memahami penjelasan dalam buku.
BAB IV

PENUTUP
Berdasarkan hasil critical dapat disimpulkan, bahwa dari kedua buku tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga keduanya saling melengkapi dan bisa
dijadikan sebagai sumber literatur untuk mahasiswa manajemen khususnya di mata kuliah
Kewirausahan. Saya pribadi bukan bermaksud promo, menjadikan buku 1 sebagai sumber
referensi utama, kedua buku yang lain hanya pendukung. Sekali lagi penilaian ini hanya
bersifat subjektif karena perspektif setiap manusia itu berbeda. Dan setiap buku apa yang
dituangkan oleh penulis juga berbeda, karenanya penting bagi kita selaku mahasiswa
memperbanyak buku yang kita baca. Overall ketiga buku tersebut saya jadikan acuan dalam
mempelajari seluk-beluk mengenai Kewirausahan.

1. Saran
Meskipun saya sendiri belum pernah mengarang/menulis sebuah buku, sehingga belum
sepantasnya memberi saran. Karena saya sendiri bukan ahli dalam menulis buku. Akan tetapi
berikut ini setidaknya saran yang bisa saya berikan :
1.Membuat daftar gambar.
2.Setiap gambar diberi keterangan berdasarkan babnya.
3.Teknik penulisan harus sistematis
4.Keterangan harus padat dan jelas.
5.Setiap keterangan gambar sebaiknya diberikan contoh konkrit agar pembaca dapat
membandingkan keterangan-keterangannya.
6.Sebelum memasuki isi dari suatu bab hendaknya penulis memberikan keterangan
orientasi contoh aplikasi lain dengan bahasa yang baik agar dapat memotivasi para
pembaca untuk kelanjutan bacaannya.
7.Sebaiknya istilah asing dijelaskan pada bagian daftar istilah, hal ini dimaksudkan untuk
memperjelas penjelasan.
8.Cover/sampul dibuat semenarik mungkin.
9.Ada baiknya penggunaan gaya bahasa dibuat atraktif untung merangsang minat pembaca.

Anda mungkin juga menyukai