Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH
TAHUN 2020
1
LAPORAN PENDAHULAN
RETENSIO PLASENTA
A. PENGERTIAN
Menurut Sarwono Prawirohardjo : Retensio plasenta adalah tertahannya atau
belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Retensio Placenta adalah tertahannya atau keadaan dimana placenta belum lahir
dalam waktu satu jam setelah bayi lahir. Pada proses persalinan, kelahiran placenta
kadang mengalami hambatan yang dapat berpengaruh bagi ibu bersalin. Dimana terjadi
keterlambatan bisa timbul perdarahan yang merupakan salah satu penyebab kematian
ibu pada masa post partum. Apabila sebagian placenta lepas sebagian lagi belum, terjadi
perdarahan karena uterus tidak bisa berkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas
antara dua bagian itu. Selanjutnya apabila sebagian besar placenta sudah lahir, tetapi
sebagian kecil masih melekat pada dinding uterus, dapat timbul perdarahan masa nifas.
2
1. penanganan kala III yang keliru/salah, dan
2. terjadinya kontraksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi placenta
(placenta inkaserata).
D. PATOFISIOLOGI
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetapi
progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi. pada masa retraksi itu lembek namun
serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. peristiwa retraksi menyebabkan
pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim
terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta
belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi
proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah hilang (TMA Chalik,
1998 : 166).
E. KOMPLIKASI
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya :
1. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan hingga
kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.
3
2. Infeksi
Karena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan
pertumbuhan bakteri dibantu dengan port d’entre dari tempat perlekatan plasenta.
3. Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi sekunder
dan nekrosis
Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah
menjadi patologik (displastik-diskariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma invasif.
Sekali menjadi mikro invasive atau invasive, proses keganasan akan berjalan terus.
Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa
perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian
perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan
kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang
bisa berubah menjadi kanker. Syok haemoragik.
F. GEJALA KLINIS
a. Waktu hamil
1. Kebanyakan pasien memiliki kehamilan yang normal
2. Insiden perdarahan antepartum meningkat, tetapi keadaan ini biasanya menyertai
plasenta previa
3. Terjadi persainan prematur, tetapi kalau hanya ditimbulkan oleh perdarahan
4. Kadang terjadi ruptur uteri
b. Persalinan kala I dan II
Hampir pada semua kasus proses ini berjalan normal
c. Persalinan kala III
1. Perdarahan post partum, jumlahnya perdarahan tergantung pada derajat
perlekatan plasenta, seringkali perdarahan ditimbulkan oleh Dokter kebidanan
ketika ia mencoba untuk mengeluarkan plasenta secara manual
2. Komplikasi yang serius tetapi jarang dijumpai yaitu invertio uteri, keadaan ini
dapat tejadi spontan, tapi biasanya diakibatkan oleh usaha-usaha untuk
mengeluarkan plasenta
3. Ruptura uteri, biasanya terjadi saat berusaha mengeluarkan plasenta
4
G. TINDAKAN-TINDAKAN PADA RETENSIO PLASENTA
a. Penanganan Umum
1. Jika placenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. Jika anda
dapat merasakan placenta dalam vagina, keluarkan placentaa tersebut.
2. Pastikan kandung kemih sudah kosong.
3. Jika placenta belum keluar, berikan oksitoksin 10 unti i.m. Jika belum dilakukan
pada penanganan aktif kala III.
4. Jika uterus berkontraksi, lakukan PTT.
5. Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran placenta secara
manual.
H. PLASENTA MANUAL
Menurut buku asuhan persalinan normal revisi 2007.
1. Pengertian
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual
(menggunakan tangan) dari tempat implantasi dan kemudian melahirkannya keluar
dari kavum uteri.
2. Retensio Plasenta yang dilakukan Plasenta Manual
a. Grandemultaipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesiva, P.
ankerata, dan P. Perkerata.
b. Menggangu kontraksi otot rahim dan menimbulkan pendarahan.
c. Retensio plasenta tanpa pendarahan dapat diperkirakan: Darah hilang terlalu
banyak, keseimbangan baru berbentuk bekuan darah sehingga pendarahan tidak
terjadi.
d. Plasenta manual segera dilakukan
5
Terjadi riwayat pendarahan berulang post partum. Pendarahan post partum lebih
dari 400 cc. Pertolongan persalinan dengan narkosa. Plasenta belum lahir
setelah30menit
6
2) Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen bawah
uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam membawa plasenta keluar (hindari terjadinya percikan
darah).
3) Lakukan penakanan (dengan tangan yang menahan suprasimpisis) uterus ke
arah dorsokranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam
wadah yang telah disediakan.
e. Pencegahan infeksi pasca tindakan
1) Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang
digunakan
2) Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit
3) Cuci tangan
4) Keringkan tangan dengan handuk bersin
f. Pemantauan pasca tindakan
1) Periksa kembali tanda vital ibu
2) Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
3) Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan
lanjutan
4) Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
5) Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum dipindah ke
ruang rawat gabung
2. Plasenta Inkarserata
1. Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan
2. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan kontruksi
servik dan melahirkan plasenta
3. Pilih fluathane atau eter untuk kontruksi servik yang kuat tetapi siapkan infus
oksitosin 20 IV dalam 500 mg NS/RL dengan 40 tetes/menit untuk mengan
tisipasi ganguan kontraksi yang disebabkan bahan anestesi tersebut.
4. Bila prosedur anestesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui oleh cunam
ovum lakukan manuver sekrup untuk melahirkan plasenta. Untuk prosedur
tersebut berikan analgesik (tramadol 100 mg IV atau pethidme 50 mg IV dan
sedotif (diazepam 5mg IV) pada tabung suntik terpisah
7
3. Plasenta akreta
Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya
fundus/korpus apabila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam, sulit ditentukan
tepi plasenta karena implantasi yang dalam upaya yang dapat dilakukan pada
fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis, stabilitas pasien
dan rujuk ke RS.
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
RETENSIO PLASENTA
I. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibu dengan
retensio placenta adalah sebagai berikut:
A. Identitas klien
Data biologis/fisiologis meliputi; keluhan utama, riwayat kesehatanq
masa lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetrik (GPA, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas), dan pola kegiatan sehari-hari sebagai berikut:
1. Sirkulasi :
a. Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak terjadi sampai
kehilangan darah bermakna)
b. Pelambatan pengisian kapiler
c. Pucat, kulit dingin/lembab
d. Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (placenta tertahan)
e. Dapat mengalami perdarahan vagina berlebihan
f. Haemoragi berat atau gejala syock diluar proporsi jumlah kehilangan
darah.
2. Eliminasi
3. Nyeri/Ketidaknyamanan:
Sensasi nyeri terbakar/robekan (laserasi), nyeri tekan abdominal
(fragmen placenta tertahan) dan nyeri uterus lateral.
4. Keamanan
9
5. Seksualitas
a. Uterus kuat, kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol
(fragmen placenta yang tertahan)
b. Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi
multipel, polihidramnion, makrosomia), abrupsio placenta, placenta
previa.
B. Pemeriksaan fisik
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang catatan kehamilan dan 1. Membantu dalam membuat rencana
persalinan/kelahiran, perhatiakan perawatan yang tepat dan
faktor-faktor penyebab atau memberikan kesempa tan untuk
pemberat pada situasi hemoragi mencegah dan membatasi terjadinya
(misalnya laserasi, fragmen plasenta komplikasi.
tertahan, sepsis, abrupsio plasenta,
10
emboli cairan amnion atau retensi
janin mati selama lebih dari 5
minggu)
2. Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi 2. Perkiraan kehilangan darah, arteial
perdarahan; timbang dan hitung versus vena, dan adanya bekuan-
pembalut, simpan bekuan dan bekuan
jaringan untuk dievaluasi oleh membantu membuat diagnosa
perawat. banding dan menentukan kebutuhan
penggantian.
3. Kaji lokasi uterus dan derajat 3. Derajat kontraktilitas uterus
kontraksilitas uterus. Dengan membantu dalam diagnosa banding.
perlahan masase penonjolan uterus Peningkatan kontraktilitas
dengan satu tangan sambil miometrium dapat menurunkan
menempatkan tangan kedua diatas kehilangan darah. Penempatan satu
simpisispubis tangan diatas simphisis pubis
mencegah kemungkinan inversi
uterus selama masase.
4. Perhatikan hipotensi atau takikardi, 4. Tanda-tanda ini menunjukan
perlambatan pengisian kapiler atau hipovolemi dan terjadinya syok.
sianosis dasar kuku, membran Perubahan pada
mukosa dan bibir. tekanan darah tidak dapat dideteksi
sampai volume cairan telah menurun
Intervensi Rasional
1. Perhatikan Hb/Ht sebelum dan 1. Nilai bandingan membantu
sesudah kehilangan darah. Kaji menentukan beratnya kehilangan
status nutrisi, tinggi dan berat darah. Status yang
badan. ada sebelumnya dari kesehatan yang
buruk meningkatkan luasnya cedera
dari
kekurangan oksigen.
2. Pantau tanda vital; catat derajat dan 2. Luasnya keterlibatan hipofisis dapat
durasi episode hipovolemik. dihubungkan dengan derajat dan
12
durasi hipotensi. Penigkatan
frekuensi pernapasan dapat
menunjukan upaya untuk mengatasi
asidosis metabolik.
Intervensi Rasional
1. Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, 1. Membantu dalam diagnosa
dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap banding dan pemilihan metode
nyeri perineal yang menetap, tindakan.
perasaan penuh pada vagina, Ketidaknyamanan berkenaan
kontraksi uterus atau nyeri tekan dengan hematoma, karena tekanan
abdomen. dari hemaoragik tersembunyi
kevagina atau jaringan perineal.
Nyeri tekan abdominal mungkin
sebagai akibat dari atonia uterus
atau tertahannya bagian-bagian
13
placenta. Nyeri berat, baik pada
uterus dan abdomen, dapat terjadi
dengan inversio uterus.
2. Kaji kemungkinan penyebab 2. Situasi darurat dapat mencetuskan
psikologis dari ketidaknyamanan rasa takut dan ansietas, yang
memperberat persepsi
ketidaknyamanan.
3. Berikan tindakan kenyamanan 3. Kompres dingan meminimalkan
seperti pemberian kompres es pada edema, dan menurunkan
perineum atau lampu pemanas pada hematoma serta
penyembungan episiotomy sensasi nyeri, panas meningkatkan
vasodilatasi yang memudahkan
resorbsi hematoma.
4. Berikan analgesik, narkotik, atau 4. Menurunkan nyeri dan ancietas,
sedativa sesuai indikasi meningkatkan relaksasi.
Intervensi Rasional
1. Demonstrasikan mencuci tangan 1. Mencegah kontaminasi
yang tepat dan teknik perawatan silang/penyebaran organinisme
diri. Tinjau ulang cara yang tepat infeksious
untuk menangani dan membuang
material yang terkontaminasi
misalnya pembalut, tissue, dan
balutan.
2. Perhatikan perubahan pada tanda 2. Peningkatan suhu dari 100,4 ºF
vital (38ºC) pada dua hari beturut-turut
(tidak
menghitung 24 jam pertama pasca
partum), tachikardia, atau
leukositosis
dengan perpindahan kekiri
14
menandakan infeksi.
3. Perhatikan gejala malaise, mengigil, 3. Gejala-gejala ini menandakan
anoreksia, nyeri tekan uterus atau keterlibatan sistemik, kemungkinan
nyeri pelvis menimbulkan
bakterimia, shock, dan kematian
bila tidak teratasi.
4. Selidiki sumber potensial lain dari 4. Diagnosa banding adalah penting
infeksi, seperti pernapasan untuk pengobatan yang efektif
(perubahan pada bunyi napas, batuk
produktif, sputum purulent), mastitis
(bengkak, eritema, nyeri), atau
infeksi saluran kemih (urine keruh,
bau busuk, dorongan, frekuensi,
nyeri).
5. Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan 5. Anemia sering menyertai infeksi,
suplemen zat besi sesuai indikasi memperlambat pemulihan dan
merusak sistem imun.
Intervensi Rasional
1. Evaluasi respon psikologis serta 1. Membantu dalam menentukan
persepsi klien terhadap kejadian rencana perawatan. Persepsi klien
hemoragii pasca partum Klarifikasi tentang
kesalahan konsep kejadian mungkin menyimpang,
akan memperberat ancietasnya.
2. Evaluasi respon fisiologis pada 2. Meskipun perubahan pada tanda
hemoragik pasca partum; misalnya vital mungkin karena respon
tachikardi, tachipnea,gelisah atau fisiologis, ini dapat diperberat atau
iritabilitas dikomplikasi oleh faktor-faktor
psikologis
3. Sampaikan sikap tenang, empati dan 3. Dapat membantu klien
mendukung. mempertahankan kontrol
emosional dalam berespon
15
terhadap perubahan status
fisiologis. Membantu dalam
menurunkan tranmisi
ansietas antar pribadi.
4. Bantu klien dalam mengidentifikasi 4. Pengungkapan memberikan
perasaan ansietas, berikan kesempatan kesempatan untuk memperjelas
pada klien untuk mengungkapkan informasi,
perasaan. memperbaiki kesalahan konsep,
dan meningkatkan perspektif,
memudahkan
proses pemecahan masalah.
5. Beritahu kepada klien tujuan dari 5. Kecemasan klien akan berkurang
setiap tindakan yang akan dilakukan bila sebelum sebuah tindakan
dilakukan oleh perawat.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan faktor predisposisi atau 1. Memberikan informasi untuk
penyebab dan tindakan khusus membantu klien/pasangan
terhadap penyebab hemoragi. memahami dan
mengatasi situasi.
2. Kaji tingkat pengetahuan klien, 2. Memberikan informasi yang perlu
kesiapan dan kemampuan klien untuk mengembangkan rencana
untuk belajar. Dengarkan,bicarakan perawatan
dengan tenang, dan berikan waktu individu. Menurunkan stress dan
untuk bertanya dan meninjau ancietas, yang menghambat
materi. pembelanjaran,dan memberikan
klarifikasi dan pengulangan untuk
meningkatkan pemahaman.
3. Menurunkan ansietas dan
3. Diskusikan implikasi jangka
memberikan kerangka waktu yang
pendek dari hemoragi pasca
realistis untuk
partum, sepertiperlambatan atau
melakukan ikatan serta aktivitas-
intrupsi pada proses kedekatan ibu-
16
bayi (klien tidak mampu aktivitas perawatan bayi.
melakukan perawatan terhadap diri
dan bayinya segera sesuai
keinginannya).
4. Diskusikan implikasi jangka 4. Memungkinan klien untuk
panjang hemoragi pasca partum membuat keputusan berdasarkan
dengan tepat, misalnya resiko informasi dan
hemoragi pasca partum pada mulai mengatasi perasaan tentang
kehamilan selanjutnya, ataonia kejadian-kejadian masa lalu dan
uterus, atau ketidakmampuan untuk sekarang
melahirkan anak pada masa datang
bila histerektomie dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
17
Callahan MDMPP. 2005. Benign Dissorders of The Upper Genital Trac in Blueprins
Obstetric dan Ginekologi. Boston : Blackwell Publishing.
Crum MD. 2003. Tumors of The Miometrium In Diagnostic Gynecology and Obstetric
Pathology. Boston: Elcevier Saunders.
Juanto T. 2005. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia.
Vol. III No. 12. Juli 2005. Jakarta.
Manuaba. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan \ginekologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Moore JG. 2001. Essensial Obstetry dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
Parker WH. 2007. Etiologi Symptomatology and Diagnosis of Uterine Mioma. Vol. 87.
Departemen of Obstetric and Gynecology UCLA School of Medicine.
California : American Society for Reproductive Medicine
18