BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan atau pemakaian alat
kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya mencegah suatu kehamilan. Penggunaan
kontrasepsi yang digunakan perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi reproduksi
dan kesejahteraan umum. Salah satu alasan penghentian atau perubahan penggunaan alat
kontrasepsi adalah efek samping yang dirasakan tersebut. Sampai saat ini belum ada alat
kontrasepsi yang 100% ideal (Prawiroharjo,2009:534).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, metode kontrasepsi yang
paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (46,87%) dan terbanyak
ke dua adalah pil (24,54%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih
oleh peserta KB aktif adalah Metoda Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak 0,69%, kemudian
kondom sebanyak 3,22%.
Kontrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif
mencegah terjadinya konsepsi. Kebanyakan jenis hormone yang terkandung dalam
kontrasepsi hormonal adalah jenis hormone sintetik kecuali yang terkandung dalam Depo
progestin yang jenis hormonnya adalah jenis progesterone alamiah (Hartanto,2004).
Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif. Karena
menembus pelindung kulit. Penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk
mencegah infeksi. Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakkan keluarga berencana
nasional serta peminatnya main bertambah. Tingginya minat pemakai suntik KB oleh karena
aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca
persalinan.
Hasil penelitian Universitas Andalas tahun 2014, akseptor KB suntik di puskesmas
Lapai Kota Padang pada tahun 2014 mengalami peningkatan berat badan setelah
menggunakan KB suntik DMPA, yaitu sebanyak 57.5%. Hasil ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Diana Purnamasari (2009) bahwa terdapat 73.34%
pengguna KB suntik DMPA mengalami peningkatan berat badan.
Menurut hipotesis para ahli dan beberapa penelitian menyebutkan bahwa
peningkatan berat badan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan nafsu makan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
(Maryani, 2008).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasutri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga
dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia subur istri <20
tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur istri 20-30 tahun dengan
tujuan mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan, pasangan usia subur dengan usia
istri >30 tahun dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).
B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Wiknjosastro, 2005).
4
intramuscular. Profil KB suntik depo progestin yaitu sangat efektif, aman, dapat dipakai
oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan sangat lambat
rata-rata 4 bulan (Saifuddin,2006)
2. Jenis-Jenis Kontrasepsi Suntik Progestin
Terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intrsmuskular (di daerah bokong)
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
3. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), cara kerja suntik Depo Progestin adalah
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4. Tingkat Efektivitas Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), kontrasepsi suntik Depo Progestin memiliki efektifitas
yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Keuntungan Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), keuntungan Depo progestin adalah
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
e. Efek samping sedikit.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia reproduksi sampai perimenopause
6. Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), indikasi Depo progestin adalah
1. Usia reproduksi dan pernah memiliki anak
6
Informasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat
badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN
PADA NY L UMUR 24 TAHUN P1A0 KUNJUNGAN ULANG KE-5
DI KIA PUSKESMAS GUBUG II
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 19 Desember 2016
Jam : 09.00 WIB
Tempat : KIA PUSKESMAS GUBUG II
II. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny L Nama : Tn K
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Panadaran Alamat : Panadaran
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali pada tanggal 7 Maret 2016.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis sebagai praktikan mencoba membandingkan antara teori yang diperoleh
dengan praktek di lapangan tentang pemberian KB suntik khususnya dari pengkajian sampai
pelaksanaan asuhan. Dalam pengkajian, penulis melakukan anamnesa untuk memperoleh data
subyektif dan obyektif secara lengkap.
Secara keseluruhan, pelaksanaan pemberian KB suntik sudah sesuai antara teori dengan
praktik. Namun,ada beberapa hal yang kurang lengkap yaitu pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara
keseluruhan, hanya bagian-bagian tertentu saja, misalnya pemeriksaan abdomen. Kemudian pasien
hanya ditimbang berat badannya untuk melihat kenaikan berat badan pasien apakah cukup signifikan
atau tidak.
Setelah dilakukan penyuntikan KB, akan diberikan konseling untuk menambah pengetahuan
pasien tentang efek samping pada KB suntik progestin. Konseling dilakukan dengan baik dan
membantu klien dalam menyelesaikan keluhannya tentang berbagai efek samping KB suntik progestin.
15
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan atau pemakaian
alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya mencegah suatu kehamilan. Penggunaan
kontrasepsi yang digunakan perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi
reproduksi dan kesejahteraan umum. Pada laporan ilmiah ini, penulis mengambil kasus
KB suntik progestin yang diberikan setiap 3 bulan sekali. Dalam pelaksanaannya, sudah
sesuai dengan teori serta teknik dalam memberikan konseling juga sudah baik. Untuk
pemeriksaan fisik sudah dilakukan cukup baik, serta pendokumentasian dilakukan secara
lengkap.
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik selalu berpedoman
dengan teori yang ada. Dalam memberikan konseling juga sebaiknya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami klien serta informasi yang diberikan lengkap. Untuk teknik
penyuntikan, sebaiknya dilakukan dengan hati-hatidan tepat agar klien merasa nyaman
dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan dari penyuntikan tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Nasional. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM.
LAPORAN ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN
PADA NY L UMUR 24 TAHUN P1A0 KUNJUNGAN ULANG KE-5
DI KIA PUSKESMAS GUBUG II
DISUSUN OLEH:
RETNO KUSUMA DEWI
P1337424414034
DIV KEBIDANAN/SEMESTER V
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P1337424414034
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Agustin Setianingsih,S.SiT
NIP. 197900820 200212 2 003
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada ibu akseptor KB suntik.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Praktik Klinik Fisiologis dan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal di Prodi DIV Kebidanan
Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bidan pembimbing klinik pada Praktik Klinik Fisiologis dan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal PUSKESMAS GUBUG II
2. Ibu Agustin Setianingsih,S.SiT selaku dosen pembimbing pada Mata Kuliah Praktik Klinik
Fisiologis dan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.
3. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
4. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis