Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DIOVANI ZAHRA TANJUNG

NIM : 5170211411

Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi

Klasifikasi Kekuasaan

Ada lima kategori sumber kekuasaan sosial yang diidentifikasi oleh psikolog John French dan
Bertram Raven diantaranya:

1. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power) Sumber kekuasaan ini didasarkan pada


kemampuan orang untuk mengontrol sumber daya dan memberi penghargaan kepada
orang lain.
2. Kekuasaan Koersif (Coersive Power) Sumber kekuasaan ini tergantung pada
ketakutan. Orang dengan kekuasaan koersif mempunyai kemampuan untuk
menimbulkan konsekuensi hukuman atau aversif pada orang lain, atau paling tidak
melakukan apa yang diyakini orang lain akan menghasilkan hukuman atau hasil yang
tidak diinginkan.
3. Kekuasaan Legitimasi (Legimate Power) Kakuasaan legitimasi hampir serupa
dengan otoritas dan berhubungan dekat dengan kekuasaan penghargaan dan koersif
karena orang dengan legitimasi juga berada dalam posisi memberi penghargaan dan
menghukum. Perbedaannya, kekuasaan legitimasi tidak bergantung pada hubungan
dengan orang lain, tetapi lebih kepada posisi atau peranan yang dimiliki seseorang.
4. Kekuasaan Referen (Referent Power) Jenis kekuasaan ini berasal dari hasrat
sebagian orang untuk dikenal agen yang memegang kekuasaan. Mereka ingin dikenal
tanpa memerdulikan hasil. Orang memberi kekuasaan karena mereka menarik dan
mempunyai sumber daya atau karakteristik kepribadian yang diinginkan.
5. Kekuasaan Keahlian (Expert  Power) Kekuasaan ini didasarkan pada seberapa
orang mempunyai atribut pengetahuan dan keahlian untuk memegang kekuasaan.

PEMBERDAYAAN ORGANISASI

Perberdayaan adalah mengakui dan menggali untuk kepentingan organisasi, kekuasaan yang
ada pada seseorang oleh karena pengetahuan mereka yang berguna dan motivasi internal di
dalam diri mereka. Pemberdayaan adalah otoritas dalam membuat keputusan di area
tanggung jawab seseorang tanpa meminta persetujuan orang lain.
 Implikasi dan akses Informasi
Pemberdayaan membawa inovasi karena karyawan mempunyai otoritas untuk
mencoba ide baru dan membuat keputusan yang menghasilkan sebuah cara baru untuk
melakukan banyak hal. 
 Akuntabilitas dan tanggung jawab
Meskipun karyawan diberdayakan untuk membuat keputusan yang mereka percayai
sehingga memberi keuntungan untuk organisasi, hasilnya juga harus dapat diandalkan
dan bertanggung jawab. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa mereka
melakukan usaha terbaik mereka, bekerja berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
dan melakukan tanggung jawab satu sama lain.
 Dinamika Komunikasi Organisasi
Gagasan komunikasi mula-mula (tradisional) adalah melihat komunikasi sebagai alat
atau transmisi. Komunikasi menitik beratkan pada gagasan pengiriman, penyebaran,
dan pemberian informasi kepada orang lain untuk tujuan mengendalikan. Ada
gagasan lain yang mengemukakan bahwa komunikasi bukan hanya alat tetapi
sebagai sarana pikiran yaitu komunikasi dipakai untuk maksud
tertentu seperimemberi instruksi, membujuk atau memperoleh kekuasaan. Dua
gagasan yang berbeda tersebut pening untuk mengantarkan pemahaman tentang
komunikasi organisasi dan kekuasaan.

Sumber:

1. Gitosudarmo, I., Chons, M.C. Sudita, I.N. (2000). Perilaku Keorganisasian. (1 st ed.).


Yogyakarta: BPFE.
2. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai