PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan kekuatan
pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila kondisinya disertai faktor kualitas
dan persebarannya merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat
dan Jepang, dengan jumlah penduduk yang besar sekitar 265 juta untuk Amerika dan 124 juta
untuk pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing (BKKBN,2006)
Gerakan Keluarga Berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana Negara
dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat mengendalikan dan menerima gerakan
Keluarga Berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat
dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan (Mabuaba, 2010)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2011 akan
memprioritaskan tiga program peningkatan partisipasi KB, yaitu program KB bagi generasi muda
memasuki usia nikah, program KB bagi penduduk miskin dan program KB bagi penduduk di
daerah terpencil dan perbatasan. Dengan anggaran Program KB yang cukup, maka BKKBN akan
mampu memenuhi target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) periode 2009-2014
antara lain penurunan pertumbuhan penduduk dari 1,4 persen per tahun saat ini menjadi 1,1
persen pada 2014, serta penurunan angka kesuburan wanita (TFT- total fertility rate) dari 2,4
menjadi 2,1 pada 2014.
Metode kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia pada
saat ini, nampaknya mulai diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun banyak
perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya
karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan,
termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma
budaya dan lingkungan serta orang tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan
berkesinambungan program KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi.
(prawirohardjo , 2010)
Menyadari hal tersebut yang merupakan kondisi yang kondusif bagi pengguna
kontrasepsi maka pada saat ini lebih dititik beratkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah
dijangkau, diperoleh dan diterima oleh berbagai sub kelompok masyarakat dengan tujuan utama
pemberian pelayanan yang didasarkan pada mutu yang baik, sehingga kepedulian dalam
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan semangat untuk mencapai yang terbaik khususnya
dalam pelayanan KB tetap terpelihara.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi asuhan keluarga berencana dengan alat kontrasepsi implan di KIA
PUSKESMAS GUBUG II ?
C. Tujuan
Menjelaskan aplikasi asuhan keluarga berencana dengan alat kontrasepsi implan KIA
PUSKESMAS GUBUG II .
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian
rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan (Maryani, 2008).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri
untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan
cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia subur istri <20 tahun
dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur istri 20-30 tahun dengan tujuan
mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan, pasangan usia subur dengan usia istri >30
tahun dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).
B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut (Maryani, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen (Wiknjosastro, 2005).
2. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara yaitu :
Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan
sperma dengan sel telur (Winkjosastro, 2005).
3. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah Aman
dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh orang banyak,
pemakaian jangka lama/continuationrate tinggi (Hartanto, 2004)
4. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara untuk metode kontrasepsi dapat dibagi dalam beberapa metode, yakni :
a. Metode Sederhana
1) Tanpa alat
a) KB alamiah : metode kalender (osino-knaus), metode suhu basal (termal),
metode lendir servik (bllings), metode simto termal.
2) Dengan alat :
a) Mekanis
Kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap serviks/ serviksl kap,
spons/sponge, kondon wanita).
b) Kimiawi
Spermisid.
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal
Per oral (Pil Oral Kombinasi/POK, mini pil, morning after pil), injeksi/suntikan
(DMPA), sub cutis (implant).
2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR).
3) Kontrasepsi mantap dengan cara :
Tubektomi pada wanita dan Vasektomi pada pria (Saifuddin, 2006).
C. Kontrasepsi Implant
1. Pengertian
a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
b. KB Implant adalah suatu cara kontrasepsi dengan menempatkan (menanam) jaringan
atau alat di dalam badan/tubuh.
2. Mekanisme Kerja Implant
a. Mencegah/menekan ovulasi
b. Perubahan lendir serviks menjadi kental sedikit sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.
c. Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi Implantasi.
3. Jenis KB Implant
a. Norplant : terdiri dari 6 kapsul kosong silastic (karet silicon) berongga
dengan panjang 3-4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrol dan lama kerjanya 5 tahun
b. Implanon : terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrol dan lama kerjanya 2
tahun.
c. Tadena dan Indoplant : terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrol
dengan lama kerja 3 tahun.
4. Efektifitas
Sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
5. Waktu mulai menggunakan Implant.
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
b. Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan.
c. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat dilakukan
setiap saat.
d. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat.
e. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant,
insersi dapat dilakukan setiap saat.
6. Cara Pemakaian dan Cara Pengeluaran Implant
a. Insersi Implant umumnya merupakan prosedur bedah minor, yang memerlukan anestesi
lokal dan insisi yang kecil, waktu terbaik untuk insersi adalah pada saat haid atau jangan
melebihi 5-7 hari setelah mulainya haid. Implant ditempatkan di bawah kulit, umumnya
pada bagian dalam lengan atas atau lengan bawah.
b. Bila Implant telah dikeluarkan, implant baru dapat segera dipasang pada tempat yang
sama. Bila tidak ada pembengkakan pada tempat tersebut, atau dipasang pada tempat
yang sama dengan arah yang berlawanan bila tempat lama mengalami trauma dan
pembengkakan selama pengeluaran implant yang lama, atau dipasang pada lengan
yang lain.
c. Pengeluaran Implant terutama Norplant, biasanya memerlukan waktu 15-20 menit bila
dipasang dengan benar.
d. Mengeluarkan Implant pertama yang terletak paling dekat ke insisi atau yang terletak
paling dekat ke permukaan.
7. Keuntungan
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d. Tidak memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama
g. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
8. Kerugian
a. Terjadi perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting).
b. Hiperminorhea atau meningkatnya jumlah darah haid serta aminorhea.
c. Nyeri kepala, nyeri payudara, perasaan mual, pening/pusing, peningkatan/penurunan
berat badan.
d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan.
9. Indikasi dan Kontraindikasi
· Indikasi
a. Perempuan usia reproduksi
b. Perempuan yang memiliki anak/belum memiliki anak
c. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d. Perempuan pasca keguguran
e. Perempuan tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi
f. Perempuan dengan Riwayat kehamilan ektopik
g. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
ekstrogen.
i. Perempuan yang menghendaki kontrsepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki kehamilan jangka panjang.
· Kontraindikasi
a. Wanita hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Wanita dengan Riwayat kanker payudara
d. Wanita dengan miom uterus dan kanker payudara
e. Wanita yang memiliki gangguan toleransi glukosa.
f. Wanita yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
10. Efek samping
1) Perubahan pola haid yang terjadi kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah
insersi.
2) Yang paling sering terjadi :
a. Bertambanya hari-hari perdarahan dalam satu siklus
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenore
3) Perdarahan yang hebat tetapi jarang terjadi
4) Sakit kepala, penambahan berat badan dan nyeri payudara.
5) Bila implant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk implant sebelum 3 tahun, kemungkinan
hamil sangat besar dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.
11. Peringatan Khusus Bagi Wanita Pengguna Implant.
a. Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan
b. Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
c. Terjadi perdarahan yang banyak dan lama
d. Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi Implant.
e. Ekspulasi batang implant (Norplan)
f. Sakit kepala migrant, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi kabur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA NY P P2A0 UMUR 32 TAHUN CALON AKSEPTOR KB IMPLAN
DI KIA PUSKESMAS GUBUG II
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 21 Desember 2016
Jam : 08.00 WIB
Tempat : KIA PUSKESMAS GUBUG II
II. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny P Nama : Tn H
Umur : 32 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Saban Alamat : Saban
4. Riwayat Kesehatan:
a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan
tidak sedang menjalani pengobatan tertentu. Ibu tidak sedang menderita
penyakit kandungan atau gangguan reproduksi.
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC,
PMS, HIV/ AIDS. Ibu tidak pernah mengalami sakit gangguan reproduksi atau
kandungan.
c. Keluarga : Ibu mengtakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria,
asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS.
5. Riwayat Kehamilan , Persalinan dan nifas
Ana Umur Ab Jenis Penolong Komplikasi Nifas BBL Keadaan Anak
Hidup Mati
k ke Kehamila Partus
Umur JK Umur JK
n
1 38 mgg - Spontan Bidan - Norma 3200 8 P
l gram tahu
n
2 40 mgg - Spontan Bidan - Norma 3000 3 L
l gram tahu
n
6. Riwayat KB
Pada bab ini, penulis sebagai praktikan mencoba membandingkan antara teori yang
diperoleh dengan praktek di lapangan tentang pemberian KB implan khususnya dari pengkajian
sampai pelaksanaan asuhan. Dalam pengkajian, penulis melakukan anamnesa untuk memperoleh
data subyektif dan obyektif secara lengkap.
Secara keseluruhan, pelaksanaan pemberian KB implan sudah sesuai antara teori
dengan praktik. Namun,ada beberapa hal yang kurang lengkap yaitu pemeriksaan fisik tidak
dilakukan secara keseluruhan, hanya bagian-bagian tertentu saja, misalnya pemeriksaan
abdomen. Kemudian pasien hanya ditimbang berat badannya untuk melihat kenaikan berat badan
pasien apakah cukup signifikan atau tidak.
Setelah dilakukan pemasangan implan, ibu diberikan konseling untuk menambah
pengetahuan pasien tentang efek samping pada KB implan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan atau
pemakaian alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya mencegah suatu
kehamilan. Penggunaan kontrasepsi yang digunakan perlu dipertimbangkan efek
samping terhadap fungsi reproduksi dan kesejahteraan umum. Pada laporan ilmiah
ini, penulis mengambil kasus KB implan yang diberikan setiap 3 tahun sekali. Dalam
pelaksanaan pemasangan implan sudah sesuai teori, sudah sesuai serta teknik
dalam memberikan konseling juga sudah baik. Untuk pemeriksaan fisik sudah
dilakukan cukup baik, serta pendokumentasian dilakukan secara lengkap.
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik selalu berpedoman
dengan teori yang ada. Dalam memberikan konseling juga sebaiknya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami klien serta informasi yang diberikan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Nasional. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM.