Anda di halaman 1dari 11

Nama : Gugum Zulkarnain

NIM : 17530040
Prodi : S1 Akuntansi Eksekutif
Mata kuliah : Etika Bisnis Dan Profesi
Dosen : Pak Safrudin

Rangkuman Matakuliah
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
BAB 1

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

HAKIKAT KEBENARAN
Untuk memahami mengapa berbagai disiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya dapat
menjelaskan dan memecahkan berbagai permasalahan di dunia saat ini, maka perlu kita
renungkan terlebih dahulu apa yang dinyatakan oleh E.F.Schumacher (dalam Eko Wijayanto
dkk.,2002) sebagai empat kebenaran besar yaitu :

a. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia/alam semesta)


b. Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia
c. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
d. Yang dimaksud dengan hidup di dunia

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut tentang adanya empat tingkat eksistensi yaitu
benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, manusia. Yang membedakan adalah unsur dari keempat
eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya ketepatan dalam penggunaan alat yang
dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensinya. Kebenaran tentang cara hidup di dunia
akan berbeda untuk empat bidang pengetahuan : (1) saya – batin, (2) saya – lahiriah, (3) dunia –
batin, (4) dunia – lahiriah material. Dalam hidup di dunia dijumpai dua corak permasalahan yaitu
yang pertama masalah konvergen (bertitik temu adalah sesuatu yang dipecahkan secara
menyeluruh. Dan yang kedua masalah divergen (bertitikpisah) adalah seuatu yang berlawanan.
Intinya adalah ada berbagai tingkat eksistensi alam dan tingkat eksistensi kesadaran. Oleh
karena itu, untuk menemukan hakikat kebenaran tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan
pendekatan ilmiah/rasiona

HAKIKAT EKSISTENSI ( DUNIA / ALAM SEMESTA )

Ada kecenderungan yang disodorkan oleh saintisme modern yaitu suatu paham yang
sering disebt sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik, yang memandang dunia
fisik/dunia murni sebagai satu – satunya yang diakui oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta
dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta dilihat sebagai
materi / substansi yang terbentang luas dan tidak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan
dengan pendekatan ilmiah dan rasional. Namun Scumacher telah mengingatkan para ilmuwan
tentang adanya tingkatan eksistensi alam semesta sebagai berikut :

1. Benda =P
2. Tumbuh - Tumbuhan =P+X
3. Hewan =P+X+Y
4. Manusia =P+X+Y+Z

Dengan memberikan simbol P untuk benda mati, X untuk unsur hidup, Y untuk
kesadaran, dan Z untuk kesadaran diri. Maka dapat dikatakan bahwa eksistensi alam semesta
memiliki empat tingkat yaitu :

a. Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya unsur P (substansi, materi).
b. Tingkat kedua adlah tumbuh – tumbuhan, yang mempunyai unsur P dan X
(kehidupan).
c. Tingkat ketiga adlah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, Y (kesadran).
d. Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang mempunyai semua unsur P, X, Y, Z
(unsur kesadaran ttransendental / spiritual).

Dengan memanfaatkan pengetahuan fisika kuantum, Erbe Sentanu (2007)


mengemukakan lapisan / tingkat keberadaan suatu benda (alam semesta) dikaitkan dengan alam
kehidupan manusia seperti gambar dibawah ini.

Tampak ( Fisika Newton )


Benda Nasib
Molekul Karakter
Atom Kebiasaan
Partikel Tindakan
Kuanta Pikiran
Alam Energi Perasaan
Tindak Tampak ( Fisika Kuantum )
Benda adalah sesuatu tampak, sedangkan alam energi adlah sesuatu yang tidak tampak.
Nasib seseorang adalah sesuatu yang tampak, tapi perasaan seseorang adalah sesuatu yang tidak
tampak.tindakan seseorang ditentukan dari pikirannya, sedangkan pikiran seseorang sangat
dipengaruhi oleh perasaannya dan pada akhirnya tingkat kematangan emosi/perasaan seseorang
akan mencerminkan tingkat kematangan kesadaran (spiritual) seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta
tidak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik. Dengan adanya kemajuan ilmu fisika para
ilmuwan mulai tertarik untuk mengkaji hal – hal spiritual secara lebih rasional, maka mulai
diyakini bahwa hal – hal yang tidak tampak oleh pancaindra juga merupakan bagian tak
terpisahkan dari hakikat keberdaaan. Disamping itu, makin dapat dibuktikan bahwa terdapat
tingkatan – tingkatan keberadaan alam semesta dari yang kasat mata sampai yang tidak kasat
mata dan sangat halus, seperti : pikiran, perasaan, dan kesadaran murni ( bisa juga disebut
potensi tak terbatas, kesadaran murni, roh, spirit, Tuhan, atau sebutan lainnya).

HAKIKAT MANUSIA

Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang
sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak
ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena ada
banyak pihak hanya melihat hakikat manusia secara sepotong – potong tanpa mendudukannya
dalam konteks keseluruhan yang utuh. Karl Mars, misalnya (dalam Stevenson dan Haberman,
2001) mengatakan bahwa hakikat riil manusia adalah keseluruhan hubungan sosial dengan
menolak adanya Tuhan dan menganggap bahwa tiap pribadi adalah produk dari tahapan
ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu hidup.

Untuk memahami hakikat manusia secara utuh, ada baiknya memahami kembali
pendapat Schumacher tentang empat tingkat eksistensi kehidupan sebagaimana telah disinggung
sebelumnya, yang terdiri dari benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia. Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menduduki tingkat eksistensi tertinggii karena memiliki
semua unsur yang dimiliki oleh tingkat eksistensi yang lebih rendah, namun sekaligus juga
memiliki unsur Z yang tidak ada pada tingkat eksistensi yang lebih rendah.
Manusia adalah bagian darikeberdaan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrokosmos) juga ada di alam manusia (mikrokosmos). Oleh karena itu, alam semesta
dan alam manusia sebenarnya sama – sama mempunyai tiga lapisan keberdaa, yaitu : fisik
(body), energi pikiran (mind), dan kesadaran murni (roh,soul,spirit).

HAKIKAT OTAK (BRAIN) KECERDASAN (INTELEGENCY)

Otak merupakan tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat
luar biasa, antara lain : memproduksi pikiran sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan
ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan
materi atau fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman,
berbahasa,mengendalikan berbagai organ tubuh dan sebagainya.
Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan
langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni). Hal tersebut dapat
disimpulkan sbb:
1. Pada awalnya para ilmuan hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ) dengan
kecerdasan ini, manusia dianggap mamapu mengatasi berbagai persoalan hidup. Namun
belakangan baru disadari bahwa sebenarnya manusia mempunyai banyak kecerdasan
(multipel intelejense).
2. Meskipun manusia mempunyai banyak kecerdasan, pada hakikatnya semua kecerdasan
itu dapat dikelompokan dalam tiga jenis yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
3. Ketiga jenis kecerdasan tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, dengan
SQ sebagai pondasinya.
4. Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang prilaku manusia, mengenai apa yang
baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia lain, dan manusia dengan alam.
HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN
(CONSCIOUSNESS)

Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Berfikir adalah mengolah informasi dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan
atau kebutuhan respon.
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai
pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan prasadar  sering disebut  memori (ingatan) yang
tersedia menyangkut pengalaman – pengalaman yang tidak disadari pada saat pengalaman
tersebut terjadi, dengan mudah dapat muncul kembali menjadi kesadaran secara spontan atau
dengan sedikit usaha. Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan yang paling dalam dari
pikaran manusia, menyimpan semua dorongan insting  primitif serta emosi dan memori  yang
mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari telah didorong
ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran manusia.

Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan yaitu :
1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan melalui
pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan emosional.
Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan lebih cepat. Dan
sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga tenang , karena seluruh kepribadian
kita ditentukan oleh pikiran .
4. Lapisan intelegensia (bukan Intelek ), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi
pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran
kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai
oleh manusia.
Manusia telah memiliki kesadaran mental atau emosional yang telah berkembang,
sementara hewan belum mencapai tingkat atau lapisan kesadaran ini.

TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Siapa pun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup umat
manusia adalah untuk memperoleh kebahagian. Bahkan Jalaluddin Rahmad (2004) mengatakan
secara agama, filsafat, ilmu pengetahuan, orang harus bahagia. Namun dalam kehidupan era
dewasa ini dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia.
Kebahagian seolah – olah menjadi barang langka yang sulit dijangkau. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan pemahaman tentang cara untuk mencapai kebahagian itu sendiri. Perbedaan
pemahaman tentang hidup ini sangat berpengaruh pada evolusi kesdaran seseorang.

ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM

Alam semesta beserta isinya sebenarnya merupakan kesatuan sistem. Pengertian sistem
menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976) adalah :

a. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja sama untuk melakukan suatu
maksud, misalnya urat syaraf dalam tubuh.
b. Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun dan diatur
dengan baik, misalnya filsafat.
c. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, misalnya pengajaran bahasa.

Jogiyanto (1988) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai karakteristik sebagai


beriikut :

a. Mempunyai komponen – komponen


b. Ada batas suatu sistem
c. Ada lingkungan luar sistem
d. Ada penghubung
e. Ada masukan, proses, dan keluaran
f. Ada sasarann atau tujuan.
Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen saling bekerja sama,
saling mendukung, saling memerlukan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dalam
rangka mencapai tujuan keseluruhan sistem. Oleh karena itu, adanya gangguan pada satu elemen
sekecil apapun gangguan tersebut akan mempengaruhipola interaksi denga elemen lainnya. Dan
pada akhirnya, hal tersebut akan berpengaruh pada pencapaian tujuan secara keseluuruhan
sebagai satu kesatuan.

SPIRITUALITAS DAN ETIKA

Sebenarnya, kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter. Namun


pengembanngan karakter harus dilakukan melalui pengembangan keempat kecerdasan manusia
(PQ, IQ, EQ, SQ) secara seimbang dan utuh. Banyak pakar etika yang masih membedakan antara
etika dengan spiritualitas., padahal keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipilah – pilah. Menurut mereka etika adalah adat, kebiasaan, ilmu, yang mempelajari
hubungan perilaku manusia yang bersifat horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia,
hubungan manusia denganlembaga/intitusi, manusia dengan alam, dan lembaga dengan lembaga.
Sementara itu, spiritualitas berhubungan dengan perilaku manusia yang bersifat vertikal, dalam
arti hubungan manusia dengan Tuha/ kekuatan tak terbatas. Menurut mereka, spiritulitas bukan
merupakan bidang kajian etika.

Setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan. Bila kesadaran spiritual
telah tercapai, maka kesadaran etis dengan sendirinya tercapai. Namun dalam perjalanan
mendaki puncak spiritual ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah orang yang besangkutan
harus menjalankan perilaku hidup yang etis dan hidup sesuai dengan norma – norma moral yang
telah diajarkan oleh semua agama. Pada tahap awal, perilaku etis akan mempengaruhi kesadaran
spiritual seseorang. Namun pada langkah – langkah selanjutnya, kesadaran spiritual akan
menentukan tingkat kesadaran etis seseorang.
KASUS: EKSPLORASI MINYAK DAN GAS (MIGAS) DI JAWA

A. Apakah kegiatan eksplorasi minyak di pulau jawa yang padat penduduk ini masih dapat
dibenarkan bila dilihat dari sudut manusia dan alam sebagai satu kesatuan sistem ?

Kegiatan eksplorasi minyak dan gas di pulau jawa yang padat penduduk bila dilihat dari
sudut pandang manusia dan alam menurut kelompok kami adalah sebagai berikut:
Untuk wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sudah
seharusnya kegiatan eksplorasi tidak dilakukan lagi. Karena hal ini dapat berakibat fatal
dikemudian hari. Tingginya tingkat kepadatan penduduk di pulau jawa sudah tidak relevan
lagi bila dilakukan kegiatan penambangan. Dampak negatifnya lebih banyak bila
dibandingkan dengan dampak positif yang diperoleh. Kemungkinan terjadinya bencana
kemanusiaan akan lebih besar. Contoh yang paling nyata bisa dilihat pada kasus semburan
lumpur lapindo. Ada ratusan ribu orang yang harus kehilangan tempat tinggal, kehilangan
mata pencaharian, dan tentu tak bisa dikesampingkan juga dampak psikologis yang dialami
oleh warga korban lumpur lapindo. Walaupun dampak positif eksplorasi minyak dan gas
juga ada seperti pemasukan pendapatan Negara dari proses bagi hasil, dan keuntungan
pinansial tapi hanya untuk segelintir orang. Hal ini tidak sebanding dengan kerugian yang
dialami oleh masyarakat sekitar.
Dari segi dampak lingkungan, tingginya tingkat penduduk utamanya di pulau jawa
menyebabkan kapasitas daya tampung lahan baik untuk pemukiman dan pertanian semakin
kecil. Dan bila ditambah lagi dengan kegiatan eksplorasi migas tentu takkan seimbang lagi.
Belum lagi dampak lain dari kegiatan eksplorasi, seperti dampak pencemaran lingkungan
yang ditimbulkan, berkurangnya resapan air sampai pada rusaknya ekosistem dan habitat
mahluk hidup yang ada di sekitar daerah eksplorasi. Rusaknya ekosisitem adalah bom waktu
yang setiap saat bisa menjadi bencana seperti timbulnya wabah penyakit, bencana
kekeringan lahan pertanian, wilayah penduduk, hutan dan lain-lain.
Pemberian izin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah, utamanya eksplorasi pada daerah
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah sebuah kesalahan besar.
Sadar atau tidak pemerintah telah mendorong rakyatnya kedalam jurang bencana yang besar.
Untuk tahap awal masyarakat sekitar akan memperoleh dampak positif dengan terbukanya
lapangan pekerjaan dan bergeliatnya roda ekonomi. Tapi hal ini tak akan berlangsung lama
hal ini sesuai dengan sifat migas yang tidak dapat diparbaharui yang tentunya pasti akan
habis. Dampak negatifnya mungkin tidak instan akan dirasakan tapi kedepannya tak bisa
dipungkiri hal itu kemungkinan besar akan terjadi. Seperti yang dicontohkan pada semburan
lumpur lapindo.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah (pemberian izin konsesi eksplorasi) bila dilihat
dari segi lapisan kesadaran masih berada pada level kesadaran paling rendah yaitu level
kesadaran fisik. Karena pemerintah mengambil keputusan itu hanya berfikir untuk saat ini
saja tanpa berfikir lebih jauh kedepan tentang hal yang cakupannya lebih luas tidan hnya
pada oriantasi semata. Pemerintah mengambil keputusan itu tidak menggunakan kesadaran
jiwa yang dimilikinya apalagi kesadaran roh yang lebih tinggi.

B. Bagaimana kaitan proses keputusan pemberian izin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah
tersebut dengan tingkat kesadaran pejabat pemerintah ?

Kaitan proses keputusan pemberian izin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah dengan
tingkat kesadaran pejabat pemerintah:
Pemberian izin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah, utamanya eksplorasi pada
daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah sebuah kesalahan
besar. Sadar atau tidak pemerintah telah mendorong rakyatnya kedalam jurang bencana yang
besar. Untuk tahap awal masyarakat sekitar akan memperoleh dampak positif dengan
terbukanya lapangan pekerjaan dan bergeliatnya roda ekonomi. Tapi hal ini tak akan
berlangsung lama hal ini sesuai dengan sifat migas yang tidak dapat diparbaharui yang
tentunya pasti akan habis. Dampak negatifnya mungkin tidak instan akan dirasakan tapi
kedepannya tak bisa dipungkiri hal itu kemungkinan besar akan terjadi. Seperti yang
dicontohkan pada semburan lumpur lapindo.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah (pemberian izin konsesi eksplorasi) bila dilihat
dari segi lapisan kesadaran masih berada pada level kesadaran paling rendah yaitu level
kesadaran fisik. Karena pemerintah mengambil keputusan itu hanya berfikir untuk saat ini
saja tanpa berfikir lebih jauh kedepan tentang hal yang cakupannya lebih luas tidan hnya
pada oriantasi semata.
Pemerintah mengambil keputusan itu tidak menggunakan kesadaran jiwa yang
dimilikinya apalagi kesadaran roh yang lebih tinggi.

C. Bagaimana menilai tindakan PT. Lapindo Brantas yang tidak memasang casing dalam proses
pengeboran sumur eksplorasi tersebut bila dilihat dari hakekat manusia secara utuh ?

PT. Lapindo Brantas yang tidak memasang casing dalam proses pengeboran sumur
eksplorasi bila dilihat dari hakekat manusia secara utuh:
Apa yang dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas menujukkan bahwa manusia adalah
mahluk yang tidak sempurna, walaupun pengerjaan pengeboran telah memakai tenaga ahli
yang berpengalaman. Tindakan PT.Lapindo brantas yang memasang casing yang tidak
sesuai dengan spesifikasi, menunjukkan bahwa didalam diri manusia juga terdapat unsur
sifat ketamakan. Karena keinginan untuk memperoleh kauntungan yang besar dengan
menggunakan peralatan yang lebih murah tanpa memikirkan resiko yang bisa ditimbulkan
oleh tindakannya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai