Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMAKOTERAPI 2

Dislipidemia

O
L
E
H

Nama : Muharani Syamningsih


No.BP : 1701129
Lokal : VI B

Dosen Pembimbing : apt. Sri Oktavia, M. Farm.

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


(STIFARM)
PADANG
2020
1) Definisi Dislipidemia
 Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (K-total), kolesterol LDL (K-LDL),
trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL (K-HDL).

2) Klasifikasi Dislipidemia
 Dislipidemia Primer
 Dislipidemia primer yaitu dislipidemia yang disebabkan karena kelainan penyakit
genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
Dislipidemia primer yang berhubungan dengan obesitas ditandai dengan
peningkatan trigliserida, penurunan kadar HDL, LDL, dan komposisi abnormal.
 Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik. Pasien
dislipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan
dislipidemia kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena
hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnan, dan hipertrigliseridemia primer.
 Dislipidemia Sekunder
 Dislipidemia Sekunder yaitu dislipidemia yang disebabkan oleh suatu keadaan
seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, syndrome
nefrotik, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif.
Hipertrigliserida disebabkan oleh diabetes mellitus, konsumsi alkohol, gagal ginjal
kronik, miokard infark, dan kehamilan. Selain itu, dislipidemia dapat disebabkan
oleh gagal ginjal akut, dan penyakit hati.

3) Etiologi Dislipidemia
 Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti:
1. Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya kolesterol
HDL. Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada pria.
Sebagaimana penelitian Cooper pada 589 perempuan didapatkan respon
peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL kolesterol meningkat lebih
cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar
kolesterol total/HDL menjadi rendah.
2. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam
tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi,
sedangkan kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah. Prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu
genetika menyebutkan bahwa gen diturunkan secara berpasangan memerlukan satu
gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan
diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor genetik.
4. Faktor Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan atau juga
bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga bisa
disebabkan oleh makanan yang terlalu banyak yang mengandung lemak jahat tinggi
di dalamnya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan dapat
menurunkan HDL.
5. Faktor Olahraga
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk meningkatkan kadar
kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu meproduksi
enzim yang berperan untuk membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam
darah terutama pada pembuluh arteri kemudian dikembalikan menuju ke hati untuk
diubah menjadi asam empedu. Asam empedu ini diperlukan melancarkan proses
pencernaan kadar lemak dalam darah. Semakin rutin berolahraga dengan teratur
maka kadar kolesterol LDL dalam tubuh akan semakin berkurang sampai menuju
ke titik normal.
6. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida,
dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap rokok maka
secara otomatis akan memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan
merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan
merangsang hormone adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang
dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
7. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan arterosklerosis.
Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolestertol total
dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.

4) Faktor Resiko Dislipidemia


 Beberapa faktor diketahui berpengaruh terhadap meningkatnya dislipidemia pada
seseorang, di antaranya yaitu:
 Obesitas.
 Kurangnya aktivitas fisik.
 Penggunaan alkohol.
 Merokok.
 Diabetes.
 Diet tinggi lemak.
 Penyakit ginjal dan liver kronis.
 Usia tua.
 Perempuan, diketahui bahwa perempuan memiliki kadar LDL yang lebih tinggi
setelah masa menopause.

5) Patofisiologi Dislipidemia
 Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai kompleks lipid
dan protein (lipoprotein). Lipid dalam darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen
dan jalur endogen. Jalur eksogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang berasal dari
makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Selain kolesterol yang berasal dari
makanan dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu
ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang
berasal dari hati disebut lemak eksogen.
 Jalur endogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati mengalami
hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron
menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil. LDL merupakan lipoprotein yang
mengandung kolesterol paling banyak (60-70%). Lipoprotein dikelompokkan menjadi
6 kategori yaitu : I (Kilomikron), IIa (LDL), IIb (LDL+very-low-density lipoprotein
[VLDL]), III (intermediate density lipoprotein), IV (VLDL), V (VLDL+kilomikron).
 Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang
terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti
meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan kadar kolesterol HDL,
makin tinggi kadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.

6) Diagnosa Dislipidemia
 Dislipidemia ditegakkan pada pengidap yang dicurigai memiliki tanda dan gejala
umum dari dislipidemia atau riwayat penyakit jantung dan dislipidemia pada keluarga
terdekat. Dokter memerlukan pemeriksaan profil lipid pada penderita untuk
memastikan diagnosis minimal meliputi pemeriksaan kolesterol total, LDL, HDL, dan
trigliserida.
Diagnosis ditegakkan jika hasil pemeriksaan darah didapatkan salah satu dari keadaan
berikut:
 Kolesterol total > 200mg/dL
 LDL (lemak jahat) > 160mg/dL
 HDL (lemak baik) < 40mg/dL (laki-laki) dan < 50mg/dL (perempuan)
 Kolesterol total > 150mg/dL

7) Kapan seorang pasien dinyatakan menderita dislipidemia?


 Seseorang dikatakan mengalami dislipidemia apabila pemeriksaan lemak darahnya
setelah puasa menunjukkan nilai kolesterol total di atas 200 mg/dL, dengan rincian:
 Kolesterol LDL di atas 100 mg/dL.
 Kolesterol HDL di bawah 40 mg/dL untuk pria, atau di bawah 50 mg/dL untuk
wanita.
 Trilgliserida lebih dari 150 mg/dL.

8) Penatalaksanaan Non Farmakologi


 1. Terapi Nutrisi Medis
Pasien dengan penyakit dislipidemia dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh
dan lemak trans tidak jenuh sampai < 7-10% total energi. Penggantian makanan sumber
kolesterol dan lemak jenuh dengan makanan alternative lainnya misal produk susu
rendah lemak. Pasien disarankan mengonsumsi makanan padat gizi (sayuran, kacang-
kacangan, dan buah) serta dianjurkan untuk menghindari makanan tinggi kalori
(makanan berminyak dan soft drink) konsumsi makanan suplemen contohnya asam
lemak omega 3, makanan tinggi serat dan sterol. Meskipun begitu, upaya perubahan
pola diet harus dilakukan secara bertahap.
2. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang dianjurkan merupakan program latihan yang mencakup setidaknya
30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit) 4
sampai 6 kali seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang
disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda, dan berenang. Tujuan aktivitas fisik harian
dapat dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari
(minimal 10 menit). Bagi beberapa pasien, beristirahat selama beberapa saat disela
aktivitas penguatan otot dianjurkan dilakukan minimal 2 hari seminggu.
9) Penatalaksanaan Farmakologi
1. Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase)
Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan kolesterol LDL dan
terbukti aman tanpa efek samping yang berarti. Selain berfungsi untuk menurunkan
kolesterol LDL, statin juga mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan
menurunkan TG. Berbagai jenis statin dapat menurunkan kolesterol LDL 18-55%,
meningkatkan kolesterol HDL 5-15%, dan menurunkan TG 7-30%.
2. Inhibitor absorpsi kolesterol
Ezetimibe merupakan obat penurun lipid pertama yang menghambat ambilan kolesterol
dari diet dan kolesterol empedu tanpa mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam
lemak. Dosis ezetimibe yang direkomendasikan adalah 10 mg/hari dan harus digunakan
bersama statin, kecuali pada keadaan tidak toleran terhadap statin, di mana dapat
dipergunakan secara tunggal. Tidak diperlukan penyesuaian dosis bagi pasien dengan
gangguan hati ringan atau insufisiensi ginjal berat. Kombinasi statin dengan ezetimibe
menurunkan kolesterol LDL lebih besar daripada menggandakan dosis statin.
3. Bile acid sequestrant
Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu kolestiramin, kolesevelam, dan kolestipol.
Bile acid sequestrant mengikat asam empedu (bukan kolesterol) di usus sehingga
menghambat sirkulasi entero- hepatik dari asam empedu dan meningkatkan perubahan
kolesterol menjadi asam empedu di hati.
4. Fibrat
Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor ini, fibrat menurunkan regulasi gen
apoC-III serta meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A-II. Berkurangnya sintesis
apoC-III menyebabkan peningkatan katabolisme TG oleh lipoprotein lipase,
berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan meningkatnya pembersihan
kilomikron. Peningkatan regulasi apoA-I dan apoA-II menyebabkan meningkatnya
konsentrasi kolesterol HDL.
5. Asam Nikotinat (niasin)
Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan lemak perifer
ke hepar sehingga sintesis TG dan sekresi kolesterol VLDL di hepar berkurang. Asam
nikotinat juga mencegah konversi kolesterol VLDL menjadi kolesterol LDL, mengubah
kolesterol LDL dari partikel kecil (small, dense) menjadi partikel besar, dan
menurunkan konsentrasi Lp(a). Asam nikotinat meningkatkan kolesterol HDL melalui
stimulasi produksi apoA-I di hepar. Niasin yang digunakan saat ini terutama yang
berbentuk extended release yang dianjurkan diminum sebelum tidur malam.
6. Inhibitor CETP
Cholesteryl ester transfer protein berfungsi membantu transfer cholesteryl ester dari
kolesterol HDL kepada VLDL dan LDL yang selanjutnya akan dibersihkan dari
sirkulasi melalui reseptor LDL di hepar. Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai
efek ganda yaitu meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL melalui reversed cholesterol transport. Inhibitor CETP
dapat bersifat proaterogenik jika cholesteryl ester dari kolesterol VLDL atau LDL
diambil oleh makrofag.
7. Aferesis kolesterol LDL
Tindakan aferesis ditujukan bagi pasien dengan HoFH atau HeFH berat. Dengan teknik
yang mahal tetapi efektif ini, kolesterol LDL dan Lp(a) dibuang dari plasma selama
dilakukan sirkulasi ekstrakorporeal setiap 1 atau 2 minggu sekali.
8. Terapi kombinasi
Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan bagi pasien yang target kolesterol LDL-nya
tidak tercapai dengan terapi statin dosis tinggi atau bagi pasien yang tidak toleran
terhadap statin. Kombinasi statin dan bile acid sequestrant dapat memperkuat
penurunan kolesterol LDL sebesar 10-20% dibandingkan dengan terapi statin tunggal.
Terapi kombinasi ini dilaporkan menurunkan laju aterosklerosis yang dideteksi dengan
angiografi.

10) Obat-obat Dislipidemia


 Statin
 Atorvastatin
Dosis (Tablet)
 Dewasa
Dosis: Dosis awal adalah 10-20 mg, sekali sehari. Dosis dapat disesuaikan tiap 4
minggu. Dosis dapat ditambah menjadi 40 mg, sekali sehari. Dosis maksimal
adalah 80 mg per hari.
 Lansia
Dosis: Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan.
 Anak-anak usia ≥ 10 tahun
Dosis: 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditambah tiap 4 minggu
hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20 mg per hari.
Efek Samping
Hidung tersumbat, Sakit tenggorokan, Nyeri sendi, Nyeri di bagian lengan atau
tungkai, dan Diare.
 Fluvastatin
Dosis
Kapsul, oral: 20 mg, 40 mg
Tablet Extended Release 24 Jam, oral: 80mg
Efek Samping
Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut
ini: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.
 Lovastatin
Dosis (Formulasi immediate release)
 Dewasa
Dosis awal: 20 mg oral sekali sehari saat makan malam.
Dosis aturan: 10-80 mg oral sekali sehari atau dalam 1 atau 2 dosis terpisah.
Komentar: dosis yang lebih rendah disarankan untuk mengurangi kadar kolesterol
dalam jumlah lebih kecil.
Dosis (Formulasi extended release)
 Dewasa
Dosis awal: 20, 40, atau 60 mg oral sekali sehari pada jam tidur. Pasien yang
memerlukan jumlah pengurangan kolesterol yang lebih kecil mungkin mulai
dengan 10 mg oral pada jam tidur.
Dosis aturan: 10-60 mg oral sekali sehari pada jam tidur.
Efek Samping
Dapatkan pertolongan medis darurat jika Anda memiliki tanda reaksi alergi: gatal,
sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
 Simvastatin
Dosis
Dosis penggunaan simvastatin tergantung pada kadar kolesterol, kondisi kesehatan,
serta seberapa tinggi risiko pasien untuk terkena serangan jantung dan stroke.
Dosis simvastatin yang biasanya diberikan oleh dokter untuk kolesterol tinggi
adalah 10-40 mg, satu kali sehari.
Efek Samping
Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi simvastatin adalah:
Bersin-bersin, Pilek, Sakit tenggorokan, Mual, dan Sembelit.
 Ezetimibe
Dosis
 Dosis dewasa untuk hiperlipidemia
10 miligram (mg) diminum sekali sehari
 Dosis dewasa untuk hiperkolesterolemia
10 miligram (mg) diminum sekali sehari.
 Dosis dewasa untuk sitosterolemia
10 miligram (mg) diminum sekali sehari.
Efek Samping
Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut ini:
gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
 Bile acid sequestrant
 Kolestiramin
Dosis (serbuk dalam sachet): Kolesterol tinggi
 Anak-anak (usia kurang dari 18 tahun)
240 mg/kg BB/hari, dibagi menjadi 2-3 dosis.
 Dewasa
4-8 gram per hari, satu sampai dua kali sehari.
Efek Samping
Konstipasi atau sembelit, Rasa panas di dada dan gangguan pencernaan, Mual dan
muntah, Nyeri perut, Kembung, dan Penurunan berat badan secara mendadak.
 Kolesevelam
Dosis
Colesevelam adalah obat yang tersedia dalam sediaan tablet 625 mg dan suspensi.
Efek Samping
Efek samping yang lebih ringan yang dapat disebabkan oleh obat colesevelam
adalah: konstipasi ringan, mual, muntah, sakit perut, gas, gangguan pencernaan,
merasa lemah atau lelah, sakit kepala, nyeri otot, hidung beringus, sakit
tenggorokan, atau gejala-gejala flu.
 Kolestipol
Dosis
Colestipol adalah obat yang tersedia dalam sediaan tablet 1 gram.
Efek Samping
Segera cari pertolongan gawat darurat apabila Anda mengalami tanda-tanda reaksi
alergi berikut; sulit bernapas; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.
Hentikan penggunaan colestipol dan hubungi dokter Anda segera apabila Anda
mengalami efek samping serius seperti: kesulitan menelan, konstipasi atau sakit
perut yang parah, feses berwarna hitam atau berdarah, mudah lebam atau berdarah,
nyeri otot atau sendi, kehilangan nafsu makan.
 Fibrat
 Gemfibrozil
Dosis
Dosis gemfibrozil yang dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi hiperlipidemia
adalah 1,2 gram per hari yang dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi; atau 900 mg, satu
kali sehari pada sore atau malam hari.
Efek Samping
Berikut ini adalah sejumlah efek samping yang mungkin saja timbul setelah
mengonsumsi gemfibrozil, di antaranya: Dispepsia, Vertigo, Fibrilasi atrium,
Diare, Nyeri perut, Ruam, Sakit kepala, Kejang, Mual dan muntah dan Eksim.

Anda mungkin juga menyukai