Anda di halaman 1dari 5

Christofer Kevin

Teknologi Komposit-02
1706070021

Interface Characteristics of Al / SiC Composite

Komposit adalah gabungan material multifasa yang memiliki interface makroskopis yang
bisa dibedakan secara makro dan memiliki sifat-sifat yang merupakan gabungan sifat positif
material penyusunnya. Komposit berdasarkan jenis penguatnya dibagi menjadi 3 macam yaitu
komposit partikulat, komposit fiber dan komposit struktural. Berdasarkan sifat penguatnya,
komposit dibagi menjadi dua yaitu komposit isotropik dan anisotropik.

Alumunium-matrix composite dengan penguat partikulat keramik yang keras, SiC, adalah
material komposit yang sesuai untuk aplikasi yang menuntut ketahanan aus tinggi, kekuatan,
ketangguhan, dan ketahanan temperatur tinggi namun ringan, seperti pada piston, silinder
blok, brake drums, cylinder liners, conecting rods, dan lainnya. Sifat superior AMC tidak hanya
dipengaruhi oleh sifat masing-masing kompoen penyusunnya akan tetapi juga mikrostruktur
interface yang terbentuk antara matriks dengan reinforced-nya. Semakin kuat ikatan yang
dimiliki interface, semakin efisien juga beban yang yang dapat ditransfer oleh matriks ke
reinforced, sehingga kekuatan dan modulus elastisitasnya meningkat.
Christofer Kevin
Teknologi Komposit-02
1706070021
Logam aluminium yang telah dicampur dengan partikel silicon carbida (SiC) untuk
membentuk komposit bermatriks logam akan mengalami perubahan pada beberapa sifat fisik
dan ketahanan korosinya. Nilai kekuatan spesifik komposit ini dinilai lebih unggul jika
dibandingkan dengan logam aluminium murni, baik pada suhu kamar atau suhu tinggi (< 200 oC).
Silicon carbida (SiC) adalah senyawa kristalin yang mempunyai sifat mekanik dengan kekerasan
paling tinggi juga titik leleh tinggi yaitu sekitar 2837 oC. SiC yang memiliki kemurnian paling
tinggi. Memiliki berat atom 40,1 gram, terdiri atas 70,04% Si dan 39,06% C. Sifat lainnya adalah
tidak larut dalam air dan pelarut lainnya, biasa dikenal dengan nama lain carborundum dan
moissanite.

Ikatan interface bergantung pada sifat interface yang terbentuk, yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu metode fabrikasi, reaksi produk di interface, permukaan reinforced, dan
komposisi dari matriks. Dari banyak penelitian telah dilakukan, untuk melihat hubungan
kompleks antara mikrostruktur interface komposit Al/SiC dengan sifat mekanis yang dihasilkan,
ternyata struktur dan sifat kimia dari interface sangat dipengaruhi oleh metode
fabrikasinya/pembentukan. Secara umum ada dua metode untuk membuat particulate-
reinforced metal matrix composites (PRMMC), yaitu liquid state processing dan powder
metallurgy.
Christofer Kevin
Teknologi Komposit-02
1706070021

Kekuatan ikatan interface yang baik mampu dicapai ketika terjadi pembasahan yang
optimal terhadap reinforced oleh matriks. Dimana hal ini sangat tergantung pada sifat
reinforced, komposisi matriks, dan viskositas matriks pada temperatur proses. Metode passive
oxidation bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya reaksi detrimental pada interfaces dan
meningkatkan kemampuan pembasahan. Si dengan kadar tertentu dibutuhkan untuk
memperbaiki sifat pembasahannya.

Ada beberapa cara agar reaksi antarmuka pada MMCs bisa direkayasa. Pertama dengan
melakukan perubahan komposisi matriks, maka reaksinya pada material penguat dapat diubah.
Cara lain adalah dengan modifikasi material penguat. Perlakuan permukaan dapat digunakan
untuk mempasifkan permukaan material penguat seperti pada Al-SiC. Selanjutnya jenis proses
dan parameternya harus dipilih dan disesuaikan dengan sistem MMCs. Perbedaan
keterbasahan dan agglomerasi di dalam bahan komposit berbasis serbuk, dapat menurunkan
sifat mekanik bahan yang akan dihasilkan, karena ikatan antar muka yang terbentuk antara
matrik dan penguat (filler) dinilai tidak begitu sempurna.

Komposit isotropik Al/SiC yang dibuat dengan metode metallurgi serbuk kualitas
mekaniknya sangat dipengaruhi oleh kualitas ikatan permukaan antara matrik (Al) dan penguat
(SiC). Kualitas ikatan permukaan akan menentukan nilai modulus elastisitas komposit yang
dibuat melalui metode fase padat. Pelapisan oksida metal pada permukaan partikel SiC dapat
meningkatkan kualitas ikatan interfasial antara matrik dan penguat.

Terbentuknya fase pada daerah interfasial matrik dan penguat material komposit,
sangat ditentukan pada saat proses produksi dan karakteristik material metal komposit. Fase
interfasial yang terbentuk menentukan adhesifitas dari matrik dan penguatnya. Pada prinsipnya
komposit yang dibentuk dari matrik dan penguat keramik, agar terjadi adhesifitas yang baik
sangat ditentukan oleh sifat wettability antar material-material pembentuk komposit .
Christofer Kevin
Teknologi Komposit-02
1706070021

Pada komposit isotropik Al/SiC berbasis serbuk, permukaan partikel SiC mampu di
rekayasa dengan metoda electroless plating dengan menimbulkan oksida logam tipis, yang
berperan sebagai pengikat. Penggunaan metoda electroless plating untuk membentuk oksida
pada permukaan SiC termasuk alternatif yang mudah dan tidak menggunakan temperatur
tinggi. Pelapisan oksida logam metastabil pada permukaan partikel keramik seperti SiC, B 4C,
Al2O3 atau materi keramik yang lain dapat meningkatkan kemampuan basah dengan bahan
logam. Selain untuk mengatasi masalah keterbasahan, penggunaan metoda electroless platting
dengan menimbulkan oksida logam tipis pada permukaan penguat SiC dapat mengurangi
terjadinya suatu bentuk pengelompokan pada SiC. Penggunaan SiC sebagai penguat dalam
pembuatan bahan komposit secara teori memang sangat menguntungkan, yaitu didapatkan
paduan yang sangat kuat. Tetapi dalam kenyataannya dinilai sangat sulit, karena
kecenderungan SiC untuk mengelompok sangat besar di saat digabungkan dengan substansi
lain.

Pelapisan yang dilakukan terhadap partikel SiC adalah MgAl 2O4 (spinel) dengan
menggunakan metoda electroless plating. Electroless platting adalah salah satu metoda
pelapisan dengan cara mendeposisikan logam pada sebuah substrat dengan media larutan
polar sebagai agen pereduksinya.

Metoda electroless plating memiliki beberapa keunggulan dibanding metoda pelapisan


yang lain seperti evaporasi vakum, sputtering yaitu biaya yang relatif lebih murah, penggunaan
temperatur rendah dalam proses pelapisannya mengurangi terjadinya oksidasi pada substrat,
Christofer Kevin
Teknologi Komposit-02
1706070021
dan yang paling utama adalah proses pelapisannya tidak bergantung pada bentuk geometri
spesimen substrat.

REFERENSI

 Peteves, S.D., Tambuyser, P., Helbach, P. et al. Microstructure and


microchemistry of the Al/SiC interface. J Mater Sci 25, 3765–3772
(1990). https://doi.org/10.1007/BF00575416
 Allard, L.F., Rawal, S.P. & Misra, M.S. Characterization of Interfaces in
Metal Matrix Composites. JOM 38, 40–42 (1986).
https://doi.org/10.1007/BF03258580
 Lee, J.C., Lee, H.I., Ahn, J.P. et al. Modification of the interface in SiC/Al
composites. Metall and Mat Trans A 31, 2361–2368 (2000).
https://doi.org/10.1007/s11661-000-0151-x
 PENGARUH PELAPISAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC DENGAN OKSIDA
METAL TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC . (2008,
November 2). Retrieved May 4, 2020, from
http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/science/article/viewFile/504/500
 Electroless Deposition of metal oxide on SiC particles Reinforced for
Producing Al-Si /SiC Metal Matrix Composites. (2011, July 4). Retrieved
May 4, 2020, from
https://www.researchgate.net/publication/272597817_Electroless_Depo
sition_of_Metal_Oxide_on_SiC_Particles_Reinforced_for_Producing_Al-
Si_SiC_Metal_Matrix_Composites

Anda mungkin juga menyukai