misalkan penderita hipertensi pastinya mengalami efek sulit tidur dan pusing. maka
apabila ada 3 bahan A,B dan C dimana A bersifat vasodilator, B sedatif dan C analgesik.
maka ketiganya bersifat komplementer dimana efek berbeda namun saling melengkapi
2. interaksi sinergi, yaitu interaksi antara dua senyawa(bahan) atau lebih dimana
keduanya memberikan efek utama yang sama meskipun terkadang melalui cara atau
mekanisme berbeda. Misalkan bahan A bersifat diuresis dan bahan B bersifat
vasodilator, keduanya sama - sama menurunkan tekanan darah
3. interaksi antagonis, interaksi antara dua senyawa(bahan) atau lebih dimana keduanya
memberikan efek yang saling berlawanan. misalkan ada bahan A yang mampu
meningkatkan kadar gula, namun ada bahan B yang mampu meningkatkan produksi
insulin sehingga kadar gula didalam darah tidak jadi meningkat.
5. interaksi peningkat ketersediaan hayati, efek ini kebalikan dari efek poin 4 dimana
interaksi antara dua senyawa(bahan) atau lebih dimana bahan tersebut mampu
meningkatkan kandungan senyawa kimia didalam darah
hal pertama yang perlu kita pahami terkait dengan materi ini adalah bahwa obat
tradisional beberapa waktu terakhir ini trend nya mulai naik. hal ini tidak lepas dari
beberapa kelebihan yang dimiliki oleh obat tradisional dibandingkan dengan obat kimia,
yakni :
§Efek samping obat tradisional relatif lebih rendah dibandingkan obat kimia
§Adanya kombinasi efek kandungan kimia dalam bahan obat tradisional
§Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif
seledri kita ketahui merupakan sayuran yang biasa digunakan, namun apabila seledri
digunakan secara berlebihan maka akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan
darah secara drastis. begitu pula dengan penggunaan bahan - bahan lainnya,
selebihnya mangga dibaca di materi kuliah
tepat waktu penggunaan disini maksudnya bukan pagi, siang atau sore melainkan
dasarnya adalah kondisi pengguna..
misalkan cabe jawa yang kaya akan piperin, dimana piperin memiliki khasiat
merelaksasi otot polos. Kita tahu otot polos diperlukan untuk beraktivitas, dan supaya
dapat aktif maka harus diaktivasi bukan direlaksasi.
penggunaan jamu cabe jawa yang mengandung piperin tentunya akan bermasalah
terkhusus bagi para ibu - ibu yang akan melahirkan. Bisa dibayangkan ya, apa jadinya
apabila ada ibu - ibu mau melahirkan namun tidak bisa "ngeden" karena otot polosnya
terelaksasi..
penggunaan jamu cabe jawa justru akan sangat baik terkhusus bagi para ibu yang
sedang hamil, namun rentan keguguran karena adanya kontraksi pada rahim..
tidak semua bahan kita ketahui dapat direbus. Adanya metabolit sekunder yang
berbahaya akan mudah terekstraksi apabila direbus, sehingga akan menjadikan
rebusan bahan berbahaya. contoh kecubung
SAINTIFIKASI JAMU
Pengembangan obat tradisional itu melalui dua jalur yaitu jalur empiri dan jalur non
empiri. Sebelumnya sudah saya posting terkait hal ini dan saya melihat jawaban dari
sebagian mahasiswa sudah benar. jadi saya tidak menjelaskan hal ini.
Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan
kesehatan. apa artinya pelayanan kesehatan ? ini poin yang membedakan antara
saintifikasi jamu dengan penelitian bahan alam dilaboratorium.
Penelitian terkait manfaat dari bahan herbal pada saintifikasi jamu dilakukan dengan
cara diberikan langsung kepada pasien (manusia sakit). Inilah maksud dari peneltian
berbasis pelayanan kesehatan. Adapun pelaksanaan penelitiannya adalah di fasilitas
kesehatan yaitu klinik jamu, sentra penelitian jamu, dan rumah sakit.
Catatan : pada penelitian saintifikasi jamu, bahan yang digunakan adalah berupa
ramuan herbal bukan berupa sediaan fitofarmasetika. Adapun ramuan herbal diberikan
kepada pasien berdasarkan resep dari dokter praktek.
berdasarkan poin tujuan tersebut, sangat jelas terlihat bahwa saintifikasi jamu ini
memang ditujukan untuk membuktikan kepada para dokter bahwa penggunaan
ramuan herbal sangat memungkinkan untuk diaplikasikan mengobati pasien.
ruang lingkup dari saintifikasi jamu adalah preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif.
Namun apakah bisa kuratif ? jawabannya adalah bisa asal ada syaratnya. cek di materi
kuliah saintifikasi jamu ya
Saat melakukan saintifikasi jamu, para dokter akan dibekali pedoman tanaman yang
digunakan sebagai obat. kumpulan daftar tanaman tersebut tercantum dalam buku saku
saintifikasi jamu.
EFEK SAMPING
poin 2. Sinergi berlebihan akan menyebabkan munculnya efek yang sangat kuat
dari suatu bahan obat. arti dari efek sinergi berlebih adalah misalkan adanya
kondisi menggunakan beberapa bahan obat yang dapat menghasilkan efek utama
yang sama.
berikut contohnya
1. pemilihan simplisia
2. skirning senyawa aktif
3. penanganan paska panen
4. skrining aktivitas farmakologi
5. uji farmakodinamika
6. uji toksisitas pada hewan
7. pengembangan formula
8. uji klinis pada manusia
Poin 1 saya rasa sudah pada tahu ya.. pemilihan simplisia antara tanaman yang
dibudidaya atau tumbuhan liar tentunya pilihan terbaik adalah metode yang mampu
menjamin keseragaman kandungan dari bahan.
poin 2 : skrining fitokimia penting dilakukan pada saat kita akan masuk ke tahapan
skrining aktivitas farmakologi. kita tahu bahwa golongan kimia metabolit sekunder
memiliki aktivitas farmakologi yang berbeda - beda. oleh karena itu skrining fitokimia
dapat dijadikan panduan pada saat penentuan aktivitas bahan di skrining farmakologi
poin 4 : meskipun sudah ada riwayat pemakaian empiris, namun skrining farmakologi
tetap harus dilakukan. Apabila bahan herbal tidak memiliki riwayat empiris, maka
skrining didasarkan pada kandungan metabolit sekundernya (poin 2)
poin 5 : uji farmakodinamika penting dilakukan untuk melihat pengaruh bahan herbal
terhadap organ tubuh maupun fungsinya. biasanya organ yang paling berat melakukan
pekerjaannya saat bahan asing masuk adalah hati dan ginjal. Makanya biasanya
beberapa bahan diujikan pengaruhnya terhadap kerusakan organ
poin 6 : uji toksisitas berbeda dengan skrining aktivitas. Uji toksisitas lebih fokus pada
level keamanan bahan obat terhadap keselamatan jiwa.
selain itu, perlu juga dilakukan uji mutagenik, teratogenik, karsinogenik, serta iritasi
pertanyaannya, menurut anda, apakah pada uji praklinis bahan herbal dibuat menjadi
sediaan fitofarmasetika atau masih dalam bentuk bahan simplisia/ekstrak