kuliah 1
Indra T. maulana
DOSEN PENGAJAR
• Indra T. Maulana, M.Si., Apt
• Dr. As’ari nawawi, M.Si., Apt
KONTRAK BELAJAR
Indra T. Maulana
Periode Topik
Indra T. Maulana
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Indra T. Maulana
PUSTAKA ACUAN
• WHO, Quality Control
Methods For Herbal
Materials, 1998
• WHO, Guidelines on Good
Agricultural and Collecting
Practices (GACP) For
Medicinal plant
• Depkes RI, 2008, Tingkat
Manfaat, keamanan dan
efektifitas tanaman obat
dan Obat tradisional
Indra T. Maulana
PUSTAKA ACUAN
• CPOB
• Barnes, et al, 2007, Herbal
medicine, 3rd ed.
Pharmaceutical press
• Farmakope Herbal
indonesia
• Ebadi, M. 2007
Pharmacodynamic of
Basis of Herbal Medicine,
2nd ed. Taylor And Francis
Indra T. Maulana
PUSTAKA ACUAN
• Owais, M et all, 2006,
Modern Phytomedicine,
Turning Medicinal Plants
into Drugs, Wiley VCH.
• Pathak, Y. 2010,
Handbook of
Nutraceuticals Vol 1.
Ingredient, formulation,
and application, CRC
press
Indra T. Maulana
FITOFARMAKA
Indra T. Maulana
INDONESIA DAN FITOFARMAKA
• Indonesia yang merupakan negara kedua
terkaya dalam keanekaragaman hayatinya
ternyata masih tertinggal khusus dalam
pengembangan fitofarmaka.
• Saat ini produk fitofarmaka asli Indonesia baru
berjumlah 5 produk
Indra T. Maulana
INDONESIA DAN INDUSTRI BAHAN ALAM
• Menurut data International Trade Center NCTAD/WTO,
Cina merupakan negara pengekspor tumbuhan obat
terbesar, disusul Amerika Serikat dan India.
• Indonesia menduduki peringkat ke 31 dalam industri
bahan alam bahkan tertinggal dari Singapura yang bisa
dikatakan tidak memiliki sumber daya alam. Singapura
menduduki peringkat 5 (2002) terkait ekspor bahan
alam
• Tahun 2000, pendapatan Indonesia dari sektor obat
tradisional adalah Rp 1,5 triliun (US $150 juta), sangat
kecil bila dibandingkan perolehan pasar internasional.
• Tahun 2000, pendapatan pasar dunia dari obat-obatan
US $20 triliun. Cina mendapatkanUS$ 6 triliun dan
Amerika Serikat mendapat US$ 4,4 triliun
Indra T. Maulana
• Hal yang perlu diperhatikan terkait
diterimanya produk-produk herbal dari Eropa
oleh masyarakat karena produsen Eropa telah
mendukung produk-produknya dengan
penelitian klinis dan multicenter. Hal ini
semestinya mampu memotivasi kita sebagai
penduduk Indonesia, untuk lebih
memperhatikan produk herbal dalam negeri,
hingga dapat diterima negara-negara lain (Ita).
Indra T. Maulana
MACAM – MACAM OBAT BAHAN ALAM MENURUT BPOM
Indra T. Maulana
• Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku
dan produk jadinya telah di standarisasi.
Indra T. Maulana
• Obat tradisional lisensi adalah obat tradisional
yang dibuat di Indonesia atas dasar lisensi.
Indra T. Maulana
KRITERIA FITOFARMAKA
Indra T. Maulana
HAMBATAN PENGEMBANGAN FITOFARMAKA
• Kendala standardisasi bahan simplisia seperti penyediaan bahan
pembanding
• Kurangnya sarana dan keahlian untuk uji klinis Fase 1 dan 2 di
Indonesia
• Keharusan melakukan uji klinis fase 1,2 dan 3 akan menimbulkan
kendala waktu dan biaya yang harus disediakan
• Penerapan secara mutlak seperti obat sintetis akan menghambat
perkembangan obat tradisional
• Resep obat tradisional seringkali dirahasiakan produsen, sehingga
sulit bagi peneliti untuk memberikan obat yang tidak diketahui
komposisinya untuk dicobakan pada relawan
• Peran pemerintah khususnya dalam menyediakan dana penelitian
sangat kurang
• Bila semua obat tradisional diharuskan uji farmakokinetika,
farmakodinamika, dan toksisitasnya sebelum uji klinis maka penjualan
obat tradisional akan berhenti, sementara obat ini sudah lama
digunakan untuk pengobatan tanpa menimbulkan efek samping yang
serius.
Indra T. Maulana