Anda di halaman 1dari 1

1: Memberikan informasi Klien diberi informasi dasar tentang pengobatan ARV, rencana terapi,

kemungkinan timbulnya efek samping dan konsekuensi ketidakpatuhan. Perlu diberikan


informasi yang mengutamakan aspek positif dari pengobatan sehingga dapat membangkitkan
komitmen kepatuhan berobat.
Langkah 2: Konseling perorangan Petugas kesehatan perlu membantu klien untuk
mengeksplorasi kesiapan pengobatannya. Sebagian klien sudah jenuh dengan beban keluarga
atau rumah tangga, pekerjaan dan tidak dapat menjamin kepatuhan berobat. Sebagian klien tidak
siap untuk membuka status nya kepada orang lain. Hal ini sering mengganggu kepatuhan minum
ARV, sehingga Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa 24
sering menjadi hambatan dalam menjaga kepatuhan. Ketidak siapan pasien bukan merupakan
dasar untuk tidak memberikan ARV, untuk itu klien perlu didukung agar mampu menghadapi
kenyataan dan menentukan siapa yang perlu mengetahui statusnya.
Langkah 3: Mencari penyelesaian masalah praktis dan membuat rencana terapi. Setelah
memahami keadaan dan masalah klien, perlu dilanjutkan dengan diskusi untuk mencari
penyelesaian masalah tersebut secara bersama dan membuat perencanaan praktis. Hal-hal praktis
yang perlu didiskusikan antara lain:

Di mana obat ARV akan disimpan? Pada jam berapa akan diminum? Siapa yang akan
mengingatkan setiap hari untuk minum obat? Apa yang akan diperbuat bila terjadi
penyimpangan kebiasaan sehari-hari? Harus direncanakan mekanisme untuk mengingatkan klien
berkunjung dan mengambil obat secara teratur sesuai dengan kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai