Rangkuman PLBG
Rangkuman PLBG
NIM : C1051181019
3. Jenis-jenis Gambut
Gambut yang masih dipengaruhi oleh luapan air sungai disebut gambut topogen. Gambut ini
masih bercampur dengan bahan-bahan sedimen akibat luapan sungai pada saat proses awal
pembentukan gambut. Gambut Topogen memiliki ciri – ciri yaitu kedalaman tanahnya yang
tidak tebal. Bisa saja tebal namun tebal kebawah karena substratum pada gambut tidak rata
serta tercampur dengan tanah mineral. Gambut topogen lebih subur karena masih
mengandung bahan-bahan dari sungai (bahan-bahan yg membawa nutrisi) sehingga daya
pegang nutrisi lebih baik. Gambut ombrogen selalu terbentuk setelah gambut topogen.
Karena terjadinya gambut pada daerah yang tidak terlibat proses gesekan lempeng (stabil
min 10 tahun terakhir). Rawa akan terisi dahulu dengan bahan mineral.
Gambut yang sudah tidak dipengaruhi oleh luapan air sungai disebut gambut ombrogen.
Sumber air gambut ombrogen berasal dari air hujan. Gambut ombrogen terjadi karena sisa-
sisa tanaman yang terus menumpuk semakin meninggi atau membentuk kubah sehingga
luapan air sungai tidak dapat mempengaruhinya kembali.
Semakin tebal membentuk gambut ombrogen maka tanah semakin miskin nutrisi dan dapat
membentuk tasik. Tasik adalah danau diatas kubah karena adanya pencucian oleh air hujan
terus-menerus sehingga tanaman tidak mampu tumbuh.
5. Gambut Kepulauan
Gambut kepulauan terbentuk bukan karena air laut melainkan akibat dari perubahan iklim
(bukan manusia). Gambut di daratan akibat perubahan iklim ini membuat gerusan yang
membuat selat sehingga gambut terpisah dari daratan. Selat-selat pemisah akan semakin
lebar sehingga perlu konservasi. Bila gambut masuk kedalam laut akan terdispersi melalui
abrasi atau rob dan menyebabkan gambut pulau ini hilang. Daerah yang banyak terdapat
gambut kepulauan yaitu Pantai Timur Riau.
6. Tanaman yang hidup awalnya ditanah mineral yg kaya nutrisi akan tumbuh baik secara
perlahan seiring berjalannya waktu tanah tersebut berubah menjadi gambut maka nutrisi
pada tanah akan semakin sedikit karena gambut lebih banyak terisi sisa-sisa tanaman
(serasah atau kayu). Hal ini akan menunjukkan kesuburan gambutnya serta dimensi dari
batang tubuh tanaman yang semakin rendah sehingga tidak menguntungkan bagi tanaman.
7. Kesatuan hidrologi Gambut adalah ekosistem yang berada di antara dua sungai atau anatara
sungai dengan laut.
8. Klasifikasi gambut
Terdapat 4 klasifikasi gambut yaitu :
1. Folist (sangat mentah ) yaitu bahan dasar masih terlihat, tumpukkan dedaunan atau
ranting relative segar bila diperas maka warna air masih relatuf jernih
2. Fibrists (mentah) yaitu sebagian terdekomposisi namun 2/3 nya masih berbentuk
jaringan(bila dikepal tangan )
3. Hemists (setengah matang) yaitu < 2/3 sudah terdekomposisi tetapi> 1/6 masih berupa
jaringan (kayu)
4. Saprist (matang) yaitu hampir sebagian besar terdekomposisi, sangat merapuh dan
masih mengandung < 1/6 jaringan. Jaringan ini berupa kayu seperti kayu besi yang
tahan terhadap pelapukan.
8. Gambut mempunyai daya sangga,namun bila diluar kemampuan daya sangganya gambut
akan berubah dan bereaksi (kebakaran).
9. Fungsi Hidrologis (Pencadangan Air) Ekosistem Gambut ditentukan oleh letak kawasan
gambut terhadap DASnya, luas kawasan gambut dalam satu satuan hidrologis, Tipe Gambut,
Kualitas Gambut( ketebalan dan tngkat perombakan), Potensi retensi air di kawasan gambut
(air hujan, air limpasan, air pasang-surut, pola drainase dll)
10. Pada lahan gambut pada prinsipnya dapat dikelola hanya saja perlu dilakukan pengkondisian
agar tanah dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Hal yang harus memperhatikan yaitu udara,
air dan unsur hara.
Udara untuk respirasi akar, air sebagai sirkulasi yang mempengaruhi Ph , DHL dan Eh tanah
serta unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Setiap tanaman kebutuhannya berbeda
antara tanaman satu dengan lainnya namun tetap memerlukan 16 hingga 17 macam unsur
hara ( 3 dari udara dan air). Jumlah dan waktu kebutuhan setiap tanaman berbeda-beda dari
fase generatif hingga vegetatif. Selama kebutuhan unsur hara (input) yang dibutuhkan oleh
jenis tanaman yang ditanam terpenuhi dari dalam tanah, air serta udaranya maka tanaman
akan tumbuh dengan baik.
13. Cara pengelolaan kawasan gambut secara ekonomi harus menguntungkan, secara
lingkungan harus baik, serta secara aturan harus mendukung dapat dilakukan dengan cara
konservasi kubah gambut, pembukaan lahan tidak dengan pembakaran, tidak dilakukan
pengapuran, pemanfaatan tanaman tahunan toleran terhadap muka air tanah yang dangkal.
14. Air Sungai berhulu di upland warnanya coklat kekuningan mengaandung koloid mineral
,pHya lebih netral dan gambut yang terkena air ini adalah gambut topogen.
Air saluran yang berhulu dikubah gambut akan berwarna hitam mengandung koloid dan
organik aromatik dengan Ph lebih masam.
15. 3 alat penting uji secara kualitatif tanah air yaitu Ph mter untuk uji kemasaman tanah dan air,
TDS/EC meter untuk uji kandugan ion (nutrisi + unsur toksik terlarut dlm tanah/air) dan
Eh/ORP meter untuk uji aerasi.
16. Pembukaan gambut untuk lahan pertanian (cetak sawah) harus mempertimbangkan beberapa
hal penting yaitu:
Kondisi hamparan lahan (rawa) yang tidak seragam sehingga pengelolaannya
berbeda serta kualitasnya tentu akan berbeda
Sistem tata air makro,meso dan mikro yang harus terhubung
Status lahan (hukum)
Aksesbilitas yang mudah
17. Tidak dapat mengatur muka air tanah tetapi yang dapat diatur adalah muka air saluran
18. Cara menentukan gambut topogen dan ombrogen yaitu dengan cara mengabukan gambut
tersebut. Jika kandungan abu < 1% adalah gambut ombrogen. Semakin besar kandungan abu
adalah gambut topogen. Hal ini karena terdapat campuran mineralnya,mineral ini tidak ikut
terbakar menjadi abu.
19. Pengolahan lahan gambut untuk pertanian harus memperhatikan unsur hara tanah, konsep
pendekatan pengolahan lahan tanpa bakar dan konsep yang ramah gambut.