Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar belakang

 Bumi memiliki banyak fenomena geologi yang perlu diketahui oleh manusia seperti rongga bawah
permukaan, patahan, retakan, penentuan kedalaman batuan dasar dan tahanan jenis ( resistifitas ).
Untuk memberikan informasi tentang struktur geologi dibawah pemukaan bumi yang akurat diperlukan
metodologi yang dapat digunakan dalam ekplorasi geofisika.

 Metode ini dilakukan melalui pengukuran beda potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus listrik
kedalam bu mi. Sifat – sifat suatu formasi dapat digambarkan dalam oleh tiga parameter dasar yaitu
konduktivitas listrik, permeabilitas magnet, dan permitivitas dielektrik. Sifat konduktivitas batuan
berpori dihasilkan oleh sifat konduktifitas dari fluida yang mengisi pori, interkoneksi ruang i pori dan
sifat konduktifitas dari interfase butiran dan fluida pori. Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya,
suatu struktur dibawah permukaan bumi  dapat diketahui material penyusunnya. Metode geolistrik
cukup sederhana,murah dan sangat rentan terhadap gangguan sehingga cocok digunakan dalam
eksplorasi dangkal( Ngadiman,2001).

            Indonesia adalah Negara agraris, dimana Indonesia mempunyai kekayaan yang sangat berlimpah
ruah baik yang ada didalam maupun permukaan bumi ataupun diluar permukaan bumi. Untuk
mengetahui kandungan yang ada dibawah permukaan tanah maupun struktur tanah kita gunakan
metode geolistrik.

            Geofisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang merupakan gambungan atara
geologi dengan fisika. Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang men gkaji bumi padat, interiornya dan
sejarhnya, ( Danelson dan Deneck, 1986). Fisika adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
mempelajari komponen – komponen zat dan iteraksinya, menjelaskan sifat – sifat serta gejala – gejala
alam yang teramati, ( Alonso dan Finn, 1980). Jadi dapat dikatakan bahwa geofika adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji bumi dengan menggunakan pengukuran – pengukuran fisika pada atau atas
permukaan bumi,

( Sumardi,1997.).

Metode resistivitas dengan konfigurasiSchlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensialadalah tetap sedangkan spasi antar elektrode
arusberubah secara bertahap (Sheriff, 2002).

Prinsip kerja pendugaan geolistrik adalah mengukurtahanan jenis (resistivity) dengan mengalirkan
aruslistrik kedalam batuan atau tanah melalui elektroda

arus (current electrode), kemudian arus diterimaoleh elektroda potensial. Beda potensial antara
duaelektroda tersebut diukur dengan volt meter dan dari

harga pengukuran tersebut dapat dihitung tahananjenis semua batuan dengan menggunakan
rumussebagai berikut.

ρ = 2.π . a . V ............................................... [1]


ρ adalah tahanan jenis, 2π konstanta, V bedapotensial, I kuat arus dan a adalah jarak elektroda
( Bisri,1991)

Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untukmemperoleh gambaran mengenai lapisan tanah dibawah
permukaan dan kemungkinan terdapatnya airtanah dan mineral pada kedalaman tertentu.Pendugaan
geolistrik ini didasarkan pada kenyataanbahwa material yang berbeda akan mempunyaitahanan jenis
yang berbeda apabila dialiri aruslistrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang

lebih rendah daripada batuan mineral. Beberapapenelitian yang terkait dengan pendugaan geolistrikini
diantaranya : penyelidikan untuk mengetahuisebaran mineral batu bara (Azhar, dkk., 2003)

1.2     Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diambil ialah :

1.      Untuk mengetahui struktur geologi, morfoligi dan statigrafi khususnya     didesa pancuran


kecamatan suwawa selatan kabupaten bonebolano yang menjadi lokasi praktikum.

2.      Untuk mengetahui litologi material batuan berdasarkan tahanan jenis  

1.3     Manfaat

Adapun manfaat yang diambil ialah :

1.      Untuk mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara menggunakan DAN mengoperasikan alat


geolistrik

2.      Bisa memberikan informasi atau penjelasan kepada masyarakat mengenai potensi atau kandungan
yang ada dibawah tanah ngan menggunakan metode geolistrik

3.      Bisa memberikan informasi mengenai lapisan  batuan dan  kepada pemerintah daerah ataupun


pemerintah pusat mengenai eksplorasi dengan menggunakan metode geolistrik
BAB II

GEOLOGI LOKASI PRAKTIKUM

2.1 Geomorfologi

            Pada daerah praktikum yang berada di desa pancuran kecamatan suwawa kabupaten
bonebolango terdapat 2 satuan dataran yaitu :

2.1.1 Satuan Dataran Alluvial

Gambar 2.1.1 satuan dataran aluvial


Morfologi Lahan di desa suwawa yaitu,dataran alluvial dan, dimana di desa suwawa tersebut terdapat
sungai yang masih aktif dan sungai mati, atau biasa di sebut dengan sungai tapal kuda. Kondisi lahan di
desa suwawa tersebut dataran alluvial, dimana dataran rendah ini terbentuk karena adanya proses
sedimentasi sungai dan akibat proses geomorfologi yang di dominasi oleh tenaga eksogen tanah yang
pejal yang tergolong liat atau tanah berpasir dengan kandungan pasir kira – kira 50%.

Singkapan satu berwarna abu- abu, terdiri dari sedimen (endapan) berlapis-lapis. Fragmen halus,agak
kasar, batuanya agak besar, lapisan horizon (tanahnya) horizon A dan C. morfologi alluvial , dan satuan
geomorfologi perbukitan dan dataran alluvial.

Di singkapan Titik Koordinat ke dua yaitu, N = 00̊   31’ 26,0”, E = 123̊  08’ 07,2”,Elevasi = 15 m. Di mana
singkapan berwarna coklat, terdiri dari batuan sedimen (endapan) berlapis-lapis pragmen agak kasar,
dan bahanya agak besar. Kerapatan vegetasinya agak jarang, singkapan ini terdiri dari dua horizon tanah
yaitu horizon A dan horizon C. terdapat diteras sungai, morfologi lahan dataran alluvial . satuan
morfologinya adalah dataran, singkapan ini terjadi karena erosi dari air sungai.

Singkapan Titik koordinat ke tiga yaitu,  N = 00̊  31’ 19,3”,  E = 123̊ 08’ 16,2”. Singkapan berwarna
kehitaman adanya berbagai sedimen.  terdiri dari beberapa sedimen agak besar. Banyak terdapat
vegetasi adanya horizon O, A, dan C. singkapan ini berada pada sungai musiman. ketika musim kemarau
sungai ini kering dan ketika musim hujan sungai tersebut terdapat air. Disamping sungai ada endapan,
ditengah sunagi yang biasa disebut tapal kuda dan adanya teras sungai.

Singkapan Titik koordinat ke empat N = 00̊ 31’ 19,1”, E = 123̊ 08’ 15,6” Elevasi = 15 m. Adanya Singkapan
yang terjadi karena adanya aktivitas manusia seperti adanya penggalian lahan, pembuatan jalan.
Kerapatan vegetasinya cukup rapat, horizon tanah terdiri dari horizon O dan A. sedimen atau endapan
yang terdapat berwarna coklat ke kuning-kuningan

2.1.2        Satuan Perbukitan Vulkanik

Dengan melihat lokasi praktikum satuan perbukitan terdapat tanah longsor yang diakibatkan oleh
erosi,tidak hanya longsor terdapat juga singkapan yang diakibatkan oleh erosi.Erosi merupakan proses
alamiah yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah.

           
Gambar 2.2 Satuan Perbukitan

2.2 Stratigrafi

Gambar 2.2 kolom stratigrafi

Berdasarkan peta geologi lokasi praktikum stratigrafi tersusun batuan dari tua ke muda,diantaranya
adalah sebagai berikut:

2.2.1 BATUAN GUNUNG API BILUNGALA (Tmbv) ,

 terdiri dari  breksi, tuf dan lava yan bersusunan andesit, desit dan riolit. Zeolit dan kalsit sering dijumpai
pada kepingan batuan penyusunan breksi. Tuf umumnya bersifat dasitan, agak dan berlapis buru
dibeberapa tempat. Satuan di daerah pantai selatan dekat Bilngala, dikuasai oleh lava dan breksi yang
mineralisasi pirit, perekahan yang intensif serta banyak dijumpai batuan terobosan deorit.

2.2.2   DIORIT BONE (), ( Tmb )

yaitu diorit kwarsa, diorit, grano dan granit. Diorit kwarsa banyak dijumpaidi daerah sungai Bone. Satuan
ini menerobos satuan gunung api Bilungala. Satuan ini umurnya diperkirakan sekitar miosen akhir.
2.2.3        BATU GUNUNG API PINOGU (), ( Tmbv )

yaitu tuf, lavili, breksi dan lava. Tuf tersingkap di gunung lemibut dan gunung lolong bulan. Umumnya
berbatu apung, kuning mudah, berbutir sedang sampai kasar dan diselingi oleh lava bersusunan
menengah sampai basa. Lavili disekitar sungai Bone bersusunan dasitan. Lava berwarna kelabu mudah
hingga kelabu tua dan pejal. Umumnya bersusunan andesit piroksin. Satuan ini secara umum
termampatkan lemah sampai sedang, umurnya diduga pliosen – plistosen. Breksi gunung api di
pegunungan Bone, gunung Mongadalia dan Pusian bersusun andesit dan dasit.

2.2.4        ALLUVIUM DAN ENDAPAN PANTAI ( Qal )_

 seperti pasir, lempeng, kerikil dan kerakal.

2.2.5        ENDAPAN DANAU (), ( Qpl )

yaitu satuan ini dikuasai oleh batu lempung kelabu yang mengandung lignit dan sisa tumbuhan. Batu
pasir berbutir halus sampai kasar serta kerikil dijumpai di beberapa tempat.

2.2.6        BATU GAMPING TERUMBU (), ( Qi )

yaitu batu gamping terumbu terangkat dan batu gamping klastik dengan komponen utama koral.

2.3 StrukturGeologi

Gamabar 2.3 Peta geologi lokasi praktikum

Berdasarkan peta geologi lokasi praktikum terdapat dua sesar yaitu sesar normal dan sesar jurus
mendatar:

 Sesar normal dan sesar jurus mendatar. Dilihat dari peta geologi regional daerah penelitian kabupaten
bonebolango bahwa di lokasi praktikum terdapat 3 (tiga) sesar jurus mendatar dan 2 (dua) sesar normal.
Berikut ini adalah dekskripsi letak dari masing – masing sesar tersebut.

Sesar normal yang pertama terletak di bagian barat laut dari lokasi praktikum, sesar normal yang ke dua
terdapat pada bagian utara barat laut membentang sampai selatan menenggara, tepatnya berada di
bagian barat dari lokasi praktikum.

            Sesar jurus mendatar yang pertama terletak pada bagian utara lokasi praktikum, sesar jurus
mendatar yang  kedua berada di sebelah Selatan barat daya dari lokasi praktikum, sesar jurus mendatar
yang ke tiga terletak dibagian selatan menenggara dari lokasi praktikum.
BAB III

 METODOLOGI
No Nama alat Gamabar Alat Fungsi  Alat  3.1 Alat

6 Palu Palu disini digunakan untuk memukul


elektroda kebawah
1 Resistifity Digunakanuntukmengetahui
struktur dibawah tanah

            Parang digunakan untuk membuka


jalur atau lintasan
7 Parang
2 Kompas Digunakan untuk
mengetahui arah mata angin

Kabel digunakan sebagai penghantar


listrik keelektroda
8 Kabel

3 GPS Digunakan untuk


mengetahui
Digunakanatau Menentukan titik
untuk menjepit kertas
koordinat, ketinggian, jalan,
supaya tidak terbang terbawa angin
Papan dll.
9 melamin

4 Meter Digunakan untuk mengukur


Atm digunakan untuk mencatat hasil
lintasan atau jalur
yang telah diperoleh
10 Alat tulis
menulis

11 Obeng Obeng digunakan untuk menahan


5 Elektroda Elektroda
meteran saat digunakan
mengukur panjanguntuk
lintasan mengalirkan listrik dibawah
tanah
3.2 Bahan

No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi bahan

1 Peta geologi regional

2 Peta lokasi
praktikum

3 Papan melamin Digunakan untuk


menjepitkertassupaya
tidak terbang terbawa
angin

payung digunakan
untuk melindungi dari
4 Payung
sengatan sinar
matahari

5 Baterai Untuk menghidupkan


GPS
3.3 Prosedur kerja

3.3.1   Tahap Persiapan

Awal pengambilan data praktikum ini kami menentukan arah lintasaan pengukuran geolistrik. Pada
penentuan arah lintasan ditentukan berdasarkan Topografi dan Peta Geologi dengan syarat penentuan
arah lintasan searah dip topografi atau searah dengan arah gerakan tanah, penentuan arah lintasan
searah dip lapisan atau tegak lurus dengan strike lapisan. Ini bertujuan agar dapat mendapat profil
dengan jenis batuan yang seragam, penentuan arah lintasan harus tegak lurus dengan struktur geologi
daerah yang diteliti. Untuk lokasi penelitian di daera Suwawa selatan dengan alasan di daerah tersebut
adanya panas bumi yang memungkinkan pengamabilan data geolistrik.

3.3.2   Prinsip kerja alat

Alat yang digunakan pada pengambilan data Geolisrik ini adalah Resistivity meterType IPMGEO 410
dengan sumber listrik aki berukuran 12 volt dengan ukuran alat 50 cm x 10, dilengkapi 4 elektroda dari
bahan stainlees, 4 buah kabel roll. Elektroda A,B sebagai arus dan M,N sebagai tegangan kemudian
ditancapkan pada permukaan tanah berdasarkan konfigurasi yang digunakan.

3.3.3   Pengoperasian alat

Pastikan selektor putar ampere meter menunjuk pada mA dan selektor putar volt meter menunjuk pada
V lalu diaktifkan masing-masing sector putar dengan menekan tombol power. Selanjutnya memasang
keempat elektroda menurut konfigurasi dan metoda pengukuran yang digunakan. Lakukan pengujian
kontak dengan conecction test untuk setiap pasangan elektroda (A-B dan M-N). untuk menghasilkan
arus injeksi tekan inject Proses injeksi akan terjadi jika Inject ditekan sampai selama 4 sampai 6 detik lalu
berhenti otomatis. Pencuplikan data dilakukan dengan menekan masing-masing HOLD sebelum proses
injeksi berhenti. Data tegangan VMN dan arus IAB dilihat pada meter dan mencatat dat yang diperoleh,
kemudian tekan kembali masing- masing HOLD untuk mengembalikan status mode pengukuran. Pada
pengambilan data konvigurasi jarak MN 1 – 30 meter, AB 3 – 200 meter

3.3.4        pengolahan data

pada tahap pengolahan data dilakukan diruangan laboratorium geografi dengan menggunakan aplikasi
IPI2Win. Pada aplikasi ini dimasukan data – data hasil praktikum. Kemudian hasil ditampilkan oleh
aplikasi IPI2Win di gambar kembali pada aplikasi correl draw sebagai bentuk penampang resistivitas.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Model inversi

            Pada grafik dibawah garis yang berwarna biru memberikan  informasi mengenai banyaknya
lapisan yang telah didapat dan juga memberikan informasi kuat arus yang berbeda – beda dan untuk
garis yang warna merah dan hitam memberikan nilai kuat arus.

           

4.1.1 Grafik dan table hasil interpretasi

           

Dari table diatas didapat dari hasil lapisan Lapisan yang didapat berdasarkan informasi dari tabel di atas
adalah tiga lapisan dengan nilai daya hambat (resistivitas) yang berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan oleh
kolom N..

Untuk yang pertama nilai tahanan jenisnya  yaitu 1247 ohm dengan litologinya yaitu pasir lepas yang
warnanya yaitu kuning dengan  ketebalan lapisannya yaitu 0,299 meter sedangkan untuk kedalamanya
nilainya sama dengan ketebalan lapisan yaitu 0,299,dan untuk Altnya  0 – 0.29,

Untuk yang kedua nilai tahanan jenis sebesar 209 ohm dengan litologinya  tanah pasiran yang berwarna
hijau  dengan ketebalan lapisannya yaitu 3.61 meter dan  kedalaman yang didapat ialah 3.91 dengan
kedalamn dan ketebalanya yaitu 0.30 – 3,90. Sedangkan untuk ketiga nilai tahanan jenis yang diperoleh
ialah 51.2 ohm dengan dengan litoginya yaitu lempung dan  ketebalan lapisan yang didapat adalah 17.8
dengan kedalaman 21.7 meter  sementara itu untuk Altnya adalah 3.91- 21,7

Gamabar 4.1.2 tabel tahanan jenis dan litologi

Tahanan jenis Litologi Kedalaman Dari data


diatas dapat
Titik 2 ( Ω m ) diketahui
1247 Pasir Lepas -0,29

209 Tanah Pasiran -3,90

51.2 Lempung -21,7


lapisan dibawah tanah dengan tahanan jenis sebesar 1247 (Ω m) dan litologi yang didapat ialah pasir
lepas dengan kedalaman -0,29 sedangkan untuk tahanan jenis yang kedua yaitu 209 dengan litogi nya
yaitu tanah pasiran dengan kedalaman -3,90. Dan untuk tahanan jenis yang ketiga yaitu 51,2 dengan
litologi yang didapat yaitu lempung dengan kedalaman -21,7

           

Gamabar 4.1.3 Citra Penampang Resistivitas

Dari citra yang diatas dapat diketahui bahwa untuk lapisan yang pertama didominasi warna kuning
dengan resistivitas sebesar 1247 denga litologi yang mendominasi ialah pasir lepas dengan kedalaman
0,29. Sementara untuk yang lapisan yang kedua didominasi dengan warna biru yang memiliki
resistivitasnya yaitu 209 dengan litologi yang mendominasi atau litologi yang terdapat adalah tanah
pasiran dengan kedalam pada pada lapisan kedua yaitu 3.90.

            Sementara itu untuk yang ketiga warna yang mendominasi adalah warna biru dengan resistivitas
sebesar 512 dengan litoginya yaitu lempung dengan kedalaman 21,7 meter. Citra diatas menjelaskan
mengenai lapisan – lapisan yang berada dibawah tanah dengan dan juga untuk mengetahui lapisan yang
diperoleh berdasarkan table dengan resistivitas yang berbeda – beda.

Gambar 4.14 Penampang Litologi

4.2 Penampang resistivitas sebenarnya

LPG 2

LPG 4
  

Gambar 4.2.1 Citra Penampang Gabungan

Untuk yang citra gabungan antara LPG2 dengan LPG4 dapat dijelaskan bahwa tahanan jenis pada LPG2
dengan elevasi 27 mdpl untuk lapisan yang pertama didapat warna biru menunjukan nilai tahanan jenis
yaitu 1247 dengan litologi pasir lepas dengan hasil kedalamannya yaitu 27 – 0, 299 = 26, 701, dengan
litologi yang didapat ialah pasir lepas. Sedangkan untuk lapisan yang kedua didapat warna hitam dengan
litoginya yang didapat yaitu tanah pasiran dengan tahanan jenisnya yaitu 209 dengan kedalamannya
yaitu dari 26, 701 – 3,61 = 22, 791. Sementara itu untuk yang ketiga dengan tahanan jenisnya yaitu
warna merah kecoklatan menunjukkan nilai tahanan jenis dari 22,791 – 21,7 = 1, 091.

            Sementara itu untuk LPG4 dengan elevasi 21 mdpl didapat tiga lapisan lapisan pertama dengan
tahanan jenisnya 1191 dengan litologinya yaitu pasir lepas dengan warna yang mendominasi yaitu
kuning. Lapisan yang kedua dengan tahanan jenis sebesar 3140 dengan litologinya yaitu pasir dengan
yang berwarna biru, dari  kedalaman dari 19, 97 – 1,73 = 18, 24. Pada lapisan yang ketiga dengan
tahanan jenis sebesar 266 dengan litologinya hijau dengan hasil kedalaman dari 18,24 – 24,7= -6,46.

BAB V  

 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a)      Geomorfologi terdapat dua satuan yaitu perbukitan dan satuan pedataran dalam metode geolistrik
bisa mengetahui dan lapisan – lapisan yang berada dibawah tanah.

b)      Stratigrafi tersusun batuan dari tua ke muda

c)      Struktur geologi terdapat dua sesar yaitu sesar normal dan sesar jurus mendatar.

d)     Pada citra penampang sesistivitas  terdapat tiga lapisan, lapisan yang pertama memiliki tahanan
jenis 1247 dengan litologi pasir lepas dengan kedalaman -0,29,untuk lapisan kedua dengan tahanan jenis
209 dengan litologi nya yaitu Tanah Pasiran dengan kedalaman -3,90 sedangkan untuk lapisan ketiga
dengan tahanan jenis 51.2 dengan litologinya yaitu Lempung dengan kedalamannaya -21,7

e)      Pada citra gabungan , untuk LPG 2 terdapat 3 lapisan dengan elevasi 27 mdpl untuk lapisan yang
pertama didapat warna biru menunjukan nilai tahanan jenis yaitu 1247 dengan litologi pasir lepas
dengan hasil kedalamannya yaitu 27 – 0, 299 = 26, 701, dengan litologi yang didapat ialah pasir lepas.
Sedangkan untuk lapisan yang kedua didapat warna hitam dengan litoginya yang didapat yaitu tanah
pasiran dengan tahanan jenisnya yaitu 209 dengan kedalamannya yaitu dari 26, 701 – 3,61 = 22, 791.
Sementara itu untuk yang ketiga dengan tahanan jenisnya yaitu warna merah kecoklatan menunjukkan
nilai tahanan jenis dari 22,791 – 21,7 = 1, 091.

f)       Dan untuk LPG4 terdapat 3 lapisan dengan elevasi 21 mdpl didapat tiga lapisan lapisan pertama
dengan tahanan jenisnya 1191 dengan litologinya yaitu pasir lepas dengan warna yang mendominasi
yaitu kuning. Lapisan yang kedua dengan tahanan jenis sebesar 3140 dengan litologinya yaitu pasir
dengan yang berwarna biru, dari  kedalaman dari 19, 97 – 1,73 = 18, 24. Pada lapisan yang ketiga dengan
tahanan jenis sebesar 266 dengan litologinya hijau dengan hasil kedalaman dari 18,24 – 24,7= -6,46.

5.2 Saran

a)      Diharapkan praktikan bisa mengikuti atau bisa mendengarkan asisten dengan baik

b)      Semoga untuk praktikan yang akan datang bisa lebih dari tahun ini
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992. “Standar Metode Eskplorasi AirTanah dengan Geolistrik Susunan

Bisri, Mohammad, 1991. “Aliran Air Tanah.Malang“, Fakultas Teknik UniversitasBrawijaya.

Sheriff, R E., 2002, "ensiklopedis Kamus Terapan Geofisika, edisi 4", SEG Tulsa, Oklahoma

Sumardi Y. 1997. Peranan Geofisika Dalam Eksplorasi Minyak Bumi Dan

      Mineral. Fakultas PMIPA IKIP Yogyakarta.

Telford, W., Geldart, L, P., dan Sherif, R. E., 1990. Applied Geophysics,

    Canbridge University Press, New York

Anda mungkin juga menyukai