Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK DASAR DAN MODIFKASI


Makalah ini di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah

PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS


Dosen Pengampu : Dr.Ruslan, M.Pd

Rahmat Fitriansyah 1805105001


Ahmad Dwi Nurcahyo 1805105004
Akbar Gunawan 1805105009
Arif Siddiq 1805105019

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadiran Allah Swt. Kami telah dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Teknik dasar dan Modifikasi’’
ini. Makalah ini merupakan tugas bagi mahasiswa Universitas Mulawarman
Samarinda dalam mengikuti perkuliahan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(PENJASKESREK). Makalah ini berisikan informasi pengetahuan-pengetahuan yang
menyangkut tentang pengertian bulu tangkis, sejarah bulu tangkis, peraturan bulu
tangkis, dan Teknik dasar bulu tangkis dan modifikasinya.

Dengan demikin, apa yang dipaparkan dalam penulisan makalah ini semoga
bermanfaat bagi si pembaca pada umumnya dan para mahasiswa khususnya. Kami
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya
dan kesalahan, kami mohon maaf atas kesalahan dan kekeliruannya kami ucapkan
terimakasih.

Samarinda, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................

Daftar isi.............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang.................................................................................................................. 1

Rumusan masalah..............................................................................................................1

Tujuan dan Manfaat.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bulu Tangkis.......................................................................................3


B. Sejarah Bulu Tangkis............................................................................................ 3
C. Peraturan Bulu Tangkis.........................................................................................5
D. Teknik dasar Bulu Tangkis dan Modifikasinya.................................................... 5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11

i | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bulu tangkis atau badminton termasuk olahraga yang memiliki banyak
peminat. Di Indonesia, olahraga ini sangat populer dan para atletnya sering
mencetak prestasi membanggakan di pertandingan internasional.
Anda pun bisa seperti para atlet tersebut yang dapat mengharumkan nama
Indonesia. Namun tentu harus dimulai dari niat dan semangat tinggi untuk terus
berlatih dan berusaha.
Bulu tangkis harus dimainkan oleh sedikitnya dua orang. Tujuan dari
permainan ini adalah memukul kok hingga bisa melayang melewati net,
kemudian jatuh ke lantai di area lawan agar terhitung sebagai poin.

Bulu tangkis memang terlihat mudah dilakukan, tetapi olahraga ini butuh
latihan dan kerja keras tinggi untuk benar-benar bisa menguasainya. Belum
lagi ada sederet peraturan yang harus Anda pahami apabila berniat menekuni
olahraga yang satu ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Permainan Bulu Tangkis?
2. Bagaimana Sejarah Bulu Tangkis?
3. Bagaimana Peraturan Bulu Tangkis?

4. Apa saja Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis?

C. Manfaat dan Tujuan


1. Untuk mengetahui sejarah serta bagaimana permainan Bulu Tangkis
itu.
2. Untuk memudahkan mahasiswa/pembaca dalam mencari referensi
mengenai permainan Bulu Tangkis.

1 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
3. Untuk menjadikan bahan bacaan yang valid bagi mahasiswa dan
pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Bulu Tangkis


Permainan ini terdiri dari dua kata, yaitu bulu dan tangkis. Secara harfiah,
olahraga ini bisa diartikan sebagai permainan yang dilakukan dengan cara
menangkis bola bulu menggunakan raket. Bolanya sendiri merujuk pada kok yang
memang terbuat dari bulu-bulu hewan unggas.
Bulu tangkis harus dimainkan oleh sedikitnya dua orang. Tujuan dari
permainan ini adalah memukul kok hingga bisa melayang melewati net, kemudian
jatuh ke lantai di area lawan agar terhitung sebagai poin.
B. Prinsip Individual
Prinsip individual adalah salah satu syarat utama latihan sepanjang masa.
syarat individual yang harus dipertimbangkan oleh pelatih adalah kemampuan
atlet, potensi, dan karakteristik, pelatihan, dan kebutuhan kecabangan atlet.
setiap atlet memiliki ciri fisiologis dan psikologis yang dibutuhkan sebagai
pengembangan sebuah rencana latihan.
setiap atlet memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap beban latihan yang
diberikan oleh pelatih. ada yang menganggap beban latihan tersebut terlalu
ringan, ada yang melakukannya dengan susah payah sehingga harus mengerahkan
seluruh tenaganya untuk melakukan latihan tersebut, dan ada yang sama sekali
tidak mampu untuk melakukan latihan tersebut.
Artinya, dalam respon beban latihan untuk setiap atlet berbeda-beda sehingga
beban latihan bagi setiap atlet tidak sama. hal ini dipengaruhi oleh faktor
keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat, dan tidur, pengaruh lingkungan, rasa
sakit dan cedera, dan motivasi.
1. Keturunan

2 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
faktor yang berkaitan dengan keturunan adalah Keadaan fisik, jenis otot,dan
ukuran jantung dan paru. tingkat kebugaran aerobik dan ketahanan merupakan
faktor keturunan yang ±25%, sedangkan sisanya dapat ditingkatkan melalui
latihan
2. Kematangam
tingkat kematangan berpengaruh besar terhadap kemampuan dalam merespon
beban. kematangan berkaitan dengan umur/usia, pertumbuhan dan
perkembangan, mental, dan fisik. semakin matang kondisi seseorang maka
semakin mampu menerima intensitas beban latihan yang tinggi.
3. Gizi
latihan mengakibatkan perubahan dalam jaringan dan organ-organ tubuh di
mana Perubahan tersebut memerlukan protein, karbohidrat, lemak, dan nutrisi
lainnya. makanan atlet yang tidak mengandung gizi yang cukup akan
mengakibatkan kegagalan dari tujuan latihan. Oleh sebab itu pelatih perlu
mengetahui cara menyusun menu dan jenis makanan serta kandungan gizi
agar dapat memberikan saran mengenai menu makanan yang diperlukan.

4. waktu istirahat dan tidur


Atlet memerlukan waktu tidur ±8 jam dalam sehari semalam selebihnya
digunakan untuk kegiatan lain dan istirahat. waktu istirahat dan tidur
merupakan masa pemulihan organ tubuh untuk proses adaptasi agar Mencapai
proses superkompensasi.
5. tingkat kebugaran
Tingkat kebugaran pengaruhi oleh kebugaran energi dan otot. kebutuhan
energi meliputi sistem energi aerobik dan anaerobik, sedangkan kebugaran
otot meliputi komponen dasar biomotor yakni ketahanan, kekuatan,
kecepatan, kelentukan, dan koordinasi.
6. Pengaruh lingkungan

3 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Faktor lingkungan baik secara fisik maupun psikis akan berpengaruh terhadap
kemampuan atlet dalam respon beban latihan. keadaan dan cuaca tempat
latihan, sehingga dapat memperkirakan kemampuan atlet dalam menerima
beban latihan.
7. Rasa sakit dan cedera
Atlet yang mengalami rasa sakit dan akan kesulitan merespon beban latihan
Oleh sebab itu pelatih harus menyesuaikan beban latihan dengan melatih
tingkat sakit dan cedera atlet.
8. Motivasi
Atlet yang memiliki motivasi internal akan berlatih dan bertanding dengan
usaha yang keras dan mampu tampil lebih baik, selalu bersemangat pada saat
latihan atau bertanding .sebaliknya, atlet yang termotivasi dari orang lain
atau dari luar dirinya akan kurang dan mudah patah semangat. Oleh sebab itu,
seorang atlet harus memiliki tujuan dalam berolahrag (goal setting)

C. Prinsip Adaptasi
Organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi terhadap
perubahan lingkungannya. menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ
tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat
mengadaptasi seluruh beban selama proses berlatih. bila latihan beban
ditingkatkan secara progresif, maka organ tubuh akan menyesuaikan terhadap
perubahan tersebut dengan baik. tingkat kecepatan atlet dalam mengadaptasi
sisetiap beban latihan berbeda-beda, dari usia/umur, usia latihan, kualitas
kebugaran otot, kebugaran energi, dan kualitas latihannya. berikut ini terjadinya
proses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, antara lain:

4 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
1. kemampuan fisiologis ditandai dengan membaiknya sistem pernapasan, fungsi
jantung, paru, sirkulasi, dan volume darah
2. meningkatnya kemampuan fisik, ya itu ketahanan otot, kekuatan, dan Power
3. tulang, ligamen, tendon, dan hubungan otot menjadi lebih kuat
4. motivasi berarti menjadi lebih baik

D. Prinsip Beban Lebih (Overload)


Prinsip ini menyatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada anak
haruslah cukup berat dan harus diberikan berulang kali dengan intensitas yang
cukup tinggi. overload adalah penerapan pembebanan latihan an anne-marie
semakin meningkat, atau beban yang diberikan melebihi yang dapat dilakukan
saat itu. sehingga dapat disimpulkan, beban lebih artinya beban latihan yang harus
mencapai atau melampaui sedikit di atas batas ambang rangsang.
Adapun cara meningkatkan beban latihan adalah dengan cara diperbanyak,
diperberat, di dipercepat, dan diperlama. oleh sebab itu, penambahan beban lebih
berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi. penambahan frekuensi dapat
dilakukan dengan cara menambah sesi latihan, intensitas latihan dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kualitas pembebanan, dan durasi dapat dilakukan
dengan cara menambah jam latihan atau bila latihan tetap (tidak ditambah)
E. Prinsip Progresif
Latihan progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari yang
mudah ke yang sukar, sederhana ke Kompleks, umum ke khusus, bagian
keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan
secara ajeg, maju, dan berkelanjutan. prinsip progresif harus memperhatikan
frekuensi, intensitas, dan durasi baik pada setiap program latihan harian,
mingguan, bulanan, maupun tahunan. Selain itu, prinsip progressive tidak berarti
meningkatkan beban latihan secara terus-menerus tanpa memperhatikan waktu
recovery dan interval.

5 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
F. Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)
Setiap bentuk latihan yang dilakukan oleh atlet memiliki tujuan khusus
sehingga materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraganya. Adapun pertimbangan dalam menerapkan prinsip spesifikasi, antara
lain ditentukan oleh: (a)spesifikasi kebutuhan energi, (b) spesifikasi si bentuk dan
model latihan, (c) spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang digunakan, (d)
waktu periodisasi latihannya.
Prinsip spesifikasi tidak berarti bahwa dalam latihan menghindari
pembebanan pada otot yang berlawanan. artinya, tujuan latihan hanya melatih
otot yang digunakan dalam melakukan gerak saja, tetapi otot antagonisnya atau
yang berdekatan pun juga harus dilatihkan. otot yang berdekatan dan yang
antagonis akan membantu bila otot penggerak utama mengalami kelelahan.

G. Prinsip Variasi
Variasi Latihan adalah satu dari komponen kunci yang diperlukan untuk
merangsang penyesuaian pada respon latihan. Prinsip variasi bertujuan untuk
menghindari kejenuhan, keenganan, dan keresahan yang merupakan kelelahan
secara psikologis.
Cara untuk memvariasikan latihan dapat dengan mengubah bentuk, tempat
,saran dan prasarana latihan, atau teman berlatih tetapi tujuan utama latihan tidak
boleh berubah. Variasi latihan lebih menekankan pada pemeliharaan keadaan
secara psikologis atlet agar tetap bersemangat dalam latihan. Bentuk-bentuk
latihannya harus mengacu pada karakteristik cabang olahraga dan mengandung
komponen-komponen pembentukan yang memang dibutuhkan untuk suatu
cabang olahraga tertentu.
H. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warm-up and Cool Down)
Dalam satu tatap muka, latihan selalu terdiri atas: (a) pengantar/pengarah, (b)
pemanasan, (c) latihan inti, (d) latihan suplemen untuk kebugaran otot dan
kebugaran energy, dan (e) cooling down atau penutup.

6 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Tujuan dari pemanasan adalah untuk mempersiapkan fisik dan psikis atlet
memasuki latihan inti dan diharapkan dapat terhindar dari kemungkinan
terjadinya cedera dan rasa sakit. Adapun prinsip pemanasan adalah (a) aktivitas
yang bertujuan untuk menaikkan suhu badan, (b) aktivitas peregangan aktif dan
pasif, (c) aktivitas senam khusus cabang olahraga, dan (d) aktivitas gerak teknik
cabang olahraganya.
Aktivitas cooling down merupakan proses penurunan kondisi tubuh dari
latihan berat ke normal tidak terjadi secara mendadak. Dengan aktivitas jogging
dan dilanjutkan stretching pada saat pendinginan akan membantu kelancaran
peredaran darah, menurunkan ketegangan otot, dan memperlancar pengangkutan
sisa pembakaran. Pada umunya bentuk latihan pendinginan diawali dengan
jogging, skipping, dan diakhiri dengan stretching

I. Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training)


Untuk meraih prestasi terbaik diperlukan proses latihan dalam jangka waktu
yang lama. Pengaruh beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubub secara
mendadak, tetapi memerlukan waktu dan harus bertahap serta kontinyu.
Pencapaian prestasi maksimal harus didukung oleh berbagai kemampuan dan
keterampilan gerak. Persiapan yang dilakukan melalui proses latihan yang teratur,
intensif, dan progresif dan membutuhkan waktu 4-10 tahun).
Oleh karena itu, latihan jangka panjang selalu dipengaruhi oleh pertumbuhan
dan perkembangan anak, peletakan dasar dan gerak dasar teknik cabang olahraga,
penambahan keterampilan dan pengayaaan gerak, serta strategi pembelajaran.
Hindari pirnsip memperbanyak latihan dan pemaksaan beban latihan yang tidak
sesuai dengan tujuan latihan, karena akan menghasilakn atlet yang matang
sebelumnya.

J. Prinsip Berkebalikan (Reversbility)

7 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Prinsip berkebalikan artinya bila atlet berhenti dari latihan dalam waktu
tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya kaan
mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Sebab proses adaptasi dari latihan
akan menurun bahkan menghilang apabila tidak dipraktikan dan dipelihara
melalui latihan yang continue.
Atlet yang tidak latihan dan beristrirahat total tanpa ada aktivitas lain akan
mengalami penurunan tingkat kebugaran rata-rata 10% setiap minggunya.
Sedangkan pada komponen biomotor kekuatan (strength) akan mengalami
penurunan secara perlahan yang diawali dengan proses atropi (pengecilan) pada
otot).

K. Prinsip tidak berlebih (Moderat)


Keberhasilan jangka panjang sangat ditentukan oleh pembebanan yang tidak
berlebihan. Artinya, pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan,
pertumbuhan, dan perkembangan atler, sehingga beban latihan yang diberikan
benar-benar tepat (tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan).
Sebab, bila beban latihan terlalu ringan tidak akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas kemampuan fisik,psikis, dan keterampilan. Sebaliknya, bila
beban latihannya terlalu berat akan mengakibatkan cedera dan sakit. Keadaan itu
sering dinamakan overtraining. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tes dan
pengukuran kemampuan atlet pada setiap periode waktu tertentu
L. Prinsip Sistematik
Prestasi atlet sifatnya labil dan sementara, sehingga prinsip ini berkaitan
dengan ukuran (dosis) pembebanan dan skala prioritas sasaran latihan. Setiap
sasaran latihan memiliki aturan dosis pembebanan yang berbeda-beda. Skala
prioritas latihan berhubungan dengan urutan sasaran dan materi latihan utama
yang disesuaikan dengan periodisasi latihan.
Sebab pada setiap periodisasi latihan memiliki penekanan tujuan latihan yang
berbeda-beda baik dalam aspek fisik, teknik,taktik maupun psikologis. Namun

8 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
dalam satu kali tatap intensitas yang diberikan disesuaikan dengan waktu
periodisasi latihan yang sedang berlangsung.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas bahwa Prinsip-prinsip latihan terdapat 12 prinsip


yang harus ketahui orang seorang pelatihan yang berguna untuk memaksimalkan
latihan bagi seorang atlit untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pun berguna
untuk memudahkan pelatih dalam melatih seorang atlit serta pelatih mempunyai

9 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
dan berlandaskan prisip tersebut agar proses pelatihan berjalan dengan baik yaitu
dengan adanya peningkatan-peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Mylsidayu Apta, Kurniawan Febi. 2019 “Ilmu Kepelatihan Dasar”. Bandung:


ALFABETA, cv

10 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n

Anda mungkin juga menyukai