Dengan mengucapkan rasa syukur kehadiran Allah Swt. Kami telah dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Teknik dasar dan Modifikasi’’
ini. Makalah ini merupakan tugas bagi mahasiswa Universitas Mulawarman
Samarinda dalam mengikuti perkuliahan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(PENJASKESREK). Makalah ini berisikan informasi pengetahuan-pengetahuan yang
menyangkut tentang pengertian bulu tangkis, sejarah bulu tangkis, peraturan bulu
tangkis, dan Teknik dasar bulu tangkis dan modifikasinya.
Dengan demikin, apa yang dipaparkan dalam penulisan makalah ini semoga
bermanfaat bagi si pembaca pada umumnya dan para mahasiswa khususnya. Kami
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya
dan kesalahan, kami mohon maaf atas kesalahan dan kekeliruannya kami ucapkan
terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.................................................................................................................. 1
Rumusan masalah..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11
i | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulu tangkis atau badminton termasuk olahraga yang memiliki banyak
peminat. Di Indonesia, olahraga ini sangat populer dan para atletnya sering
mencetak prestasi membanggakan di pertandingan internasional.
Anda pun bisa seperti para atlet tersebut yang dapat mengharumkan nama
Indonesia. Namun tentu harus dimulai dari niat dan semangat tinggi untuk terus
berlatih dan berusaha.
Bulu tangkis harus dimainkan oleh sedikitnya dua orang. Tujuan dari
permainan ini adalah memukul kok hingga bisa melayang melewati net,
kemudian jatuh ke lantai di area lawan agar terhitung sebagai poin.
Bulu tangkis memang terlihat mudah dilakukan, tetapi olahraga ini butuh
latihan dan kerja keras tinggi untuk benar-benar bisa menguasainya. Belum
lagi ada sederet peraturan yang harus Anda pahami apabila berniat menekuni
olahraga yang satu ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Permainan Bulu Tangkis?
2. Bagaimana Sejarah Bulu Tangkis?
3. Bagaimana Peraturan Bulu Tangkis?
1 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
3. Untuk menjadikan bahan bacaan yang valid bagi mahasiswa dan
pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
faktor yang berkaitan dengan keturunan adalah Keadaan fisik, jenis otot,dan
ukuran jantung dan paru. tingkat kebugaran aerobik dan ketahanan merupakan
faktor keturunan yang ±25%, sedangkan sisanya dapat ditingkatkan melalui
latihan
2. Kematangam
tingkat kematangan berpengaruh besar terhadap kemampuan dalam merespon
beban. kematangan berkaitan dengan umur/usia, pertumbuhan dan
perkembangan, mental, dan fisik. semakin matang kondisi seseorang maka
semakin mampu menerima intensitas beban latihan yang tinggi.
3. Gizi
latihan mengakibatkan perubahan dalam jaringan dan organ-organ tubuh di
mana Perubahan tersebut memerlukan protein, karbohidrat, lemak, dan nutrisi
lainnya. makanan atlet yang tidak mengandung gizi yang cukup akan
mengakibatkan kegagalan dari tujuan latihan. Oleh sebab itu pelatih perlu
mengetahui cara menyusun menu dan jenis makanan serta kandungan gizi
agar dapat memberikan saran mengenai menu makanan yang diperlukan.
3 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Faktor lingkungan baik secara fisik maupun psikis akan berpengaruh terhadap
kemampuan atlet dalam respon beban latihan. keadaan dan cuaca tempat
latihan, sehingga dapat memperkirakan kemampuan atlet dalam menerima
beban latihan.
7. Rasa sakit dan cedera
Atlet yang mengalami rasa sakit dan akan kesulitan merespon beban latihan
Oleh sebab itu pelatih harus menyesuaikan beban latihan dengan melatih
tingkat sakit dan cedera atlet.
8. Motivasi
Atlet yang memiliki motivasi internal akan berlatih dan bertanding dengan
usaha yang keras dan mampu tampil lebih baik, selalu bersemangat pada saat
latihan atau bertanding .sebaliknya, atlet yang termotivasi dari orang lain
atau dari luar dirinya akan kurang dan mudah patah semangat. Oleh sebab itu,
seorang atlet harus memiliki tujuan dalam berolahrag (goal setting)
C. Prinsip Adaptasi
Organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi terhadap
perubahan lingkungannya. menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ
tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat
mengadaptasi seluruh beban selama proses berlatih. bila latihan beban
ditingkatkan secara progresif, maka organ tubuh akan menyesuaikan terhadap
perubahan tersebut dengan baik. tingkat kecepatan atlet dalam mengadaptasi
sisetiap beban latihan berbeda-beda, dari usia/umur, usia latihan, kualitas
kebugaran otot, kebugaran energi, dan kualitas latihannya. berikut ini terjadinya
proses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, antara lain:
4 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
1. kemampuan fisiologis ditandai dengan membaiknya sistem pernapasan, fungsi
jantung, paru, sirkulasi, dan volume darah
2. meningkatnya kemampuan fisik, ya itu ketahanan otot, kekuatan, dan Power
3. tulang, ligamen, tendon, dan hubungan otot menjadi lebih kuat
4. motivasi berarti menjadi lebih baik
5 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
F. Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)
Setiap bentuk latihan yang dilakukan oleh atlet memiliki tujuan khusus
sehingga materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraganya. Adapun pertimbangan dalam menerapkan prinsip spesifikasi, antara
lain ditentukan oleh: (a)spesifikasi kebutuhan energi, (b) spesifikasi si bentuk dan
model latihan, (c) spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang digunakan, (d)
waktu periodisasi latihannya.
Prinsip spesifikasi tidak berarti bahwa dalam latihan menghindari
pembebanan pada otot yang berlawanan. artinya, tujuan latihan hanya melatih
otot yang digunakan dalam melakukan gerak saja, tetapi otot antagonisnya atau
yang berdekatan pun juga harus dilatihkan. otot yang berdekatan dan yang
antagonis akan membantu bila otot penggerak utama mengalami kelelahan.
G. Prinsip Variasi
Variasi Latihan adalah satu dari komponen kunci yang diperlukan untuk
merangsang penyesuaian pada respon latihan. Prinsip variasi bertujuan untuk
menghindari kejenuhan, keenganan, dan keresahan yang merupakan kelelahan
secara psikologis.
Cara untuk memvariasikan latihan dapat dengan mengubah bentuk, tempat
,saran dan prasarana latihan, atau teman berlatih tetapi tujuan utama latihan tidak
boleh berubah. Variasi latihan lebih menekankan pada pemeliharaan keadaan
secara psikologis atlet agar tetap bersemangat dalam latihan. Bentuk-bentuk
latihannya harus mengacu pada karakteristik cabang olahraga dan mengandung
komponen-komponen pembentukan yang memang dibutuhkan untuk suatu
cabang olahraga tertentu.
H. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warm-up and Cool Down)
Dalam satu tatap muka, latihan selalu terdiri atas: (a) pengantar/pengarah, (b)
pemanasan, (c) latihan inti, (d) latihan suplemen untuk kebugaran otot dan
kebugaran energy, dan (e) cooling down atau penutup.
6 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Tujuan dari pemanasan adalah untuk mempersiapkan fisik dan psikis atlet
memasuki latihan inti dan diharapkan dapat terhindar dari kemungkinan
terjadinya cedera dan rasa sakit. Adapun prinsip pemanasan adalah (a) aktivitas
yang bertujuan untuk menaikkan suhu badan, (b) aktivitas peregangan aktif dan
pasif, (c) aktivitas senam khusus cabang olahraga, dan (d) aktivitas gerak teknik
cabang olahraganya.
Aktivitas cooling down merupakan proses penurunan kondisi tubuh dari
latihan berat ke normal tidak terjadi secara mendadak. Dengan aktivitas jogging
dan dilanjutkan stretching pada saat pendinginan akan membantu kelancaran
peredaran darah, menurunkan ketegangan otot, dan memperlancar pengangkutan
sisa pembakaran. Pada umunya bentuk latihan pendinginan diawali dengan
jogging, skipping, dan diakhiri dengan stretching
7 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
Prinsip berkebalikan artinya bila atlet berhenti dari latihan dalam waktu
tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya kaan
mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Sebab proses adaptasi dari latihan
akan menurun bahkan menghilang apabila tidak dipraktikan dan dipelihara
melalui latihan yang continue.
Atlet yang tidak latihan dan beristrirahat total tanpa ada aktivitas lain akan
mengalami penurunan tingkat kebugaran rata-rata 10% setiap minggunya.
Sedangkan pada komponen biomotor kekuatan (strength) akan mengalami
penurunan secara perlahan yang diawali dengan proses atropi (pengecilan) pada
otot).
8 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
dalam satu kali tatap intensitas yang diberikan disesuaikan dengan waktu
periodisasi latihan yang sedang berlangsung.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n
dan berlandaskan prisip tersebut agar proses pelatihan berjalan dengan baik yaitu
dengan adanya peningkatan-peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
10 | D a s a r I l m u K e p a l a ti h a n