Anda di halaman 1dari 1

Dengan sifatnya yang dinamis, bahasa selalu mengalami perubahan dari masa ke masa.

Begitu
juga halnya dengan bahasa Minangkabau (BM), salah satu bahasa daerah/lokal yang ada di
Indonesia digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Sumatera Barat. Perubahan-
perubahan yang terjadi dapat melibatkan bunyi, kata, gramatikal, maupun makna. Makalah ini
bertujuan untuk menemukan bentuk, jenis, dan arah perubahan yang terjadi pada bunyi *ə, *t,
*p, *k, dan *q yang terdapat pada BM dengan merujuk ke bahasa protonya, yaitu proto
Austronesia (PAN). Data dalam makalah ini merupakan kata dalam BM yang berjumlah 400
kata; dimana 200 kata diperoleh dari daftar Swadesh, dan 200 kata lainnya diperoleh melalui
teknik pancingan dan libat cakap dengan penutur asli BM. Hasil temuan penelitian
mengungkapkan 2 bentuk perubahan, 3 jenis perubahan, dan 3 arah perubahan yang terjadi
dalam perubahan bunyi bahasa PAN ke BM.

Bahasa merupakan warisan yang diturunkan oleh para leluhur kepada generasi-generasi
berikutnya. Dalam proses pewarisan tersebut, tidak dapat dipungkiri, bahwa bahasa selalu
mengalami perubahan, dan hal ini merupakan sifat eksklusif yang dimiliki bahasa, yaitu dinamis.
Perubahan-perubahan yang terjadi dapat melibatkan bunyi, kata, gramatikal, maupun makna.

Perubahan yang sangat signifikan dialami oleh banyak bahasa-bahasa lokal yang ada di
Indonesia, termasuk bahasa Minangkabau (BM).Salah satu yang mengakselerasi perubahan
tersebut adalah semakin banyaknya penutur bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan
bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.Banyak kata BM yang tidak diketahui lagi oleh
generasi muda penutur BM.Perubahan ini tidak terjadi secara instan, melainkan berevolusi secara
bertahap.Meskipun demikian, di samping adanya perubahan, banyak juga kata-kata yang tidak
mengalami perubahan (dipertahankan).

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan, bahasa daerah memiliki lima fungsi, yaitu sebagai (1) lambang
kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan
masyarakat daerah, (4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, serta (5)
pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

Meskipun demikian, melihat kenyataan yang terjadi pada saat ini, fungsi bahasa daerah
sebagaimana yang terdapat di dalam UU No. 24 Tahun 2009 tersebut sudah mulai bergeser.
Banyak masyarakat di daerah tertentu.terutama para generasi muda, tidak lagi merasa bangga
menggunakan bahasa daerah mereka. Terlebih lagi dengan semakin majunya teknologi dunia
pada saat ini dimana fitur-fiturnya lebih banyak menggunakan bahasa Inggris.

BM berasal dari bahasa proto Austronesia, sebagaimana kebanyakan bahasa-bahasa daerah


lainnya yang ada di Indonesia, yang selama ribuan tahun telah berevolusi secara terus menerus
sehingga banyak bunyi-bunyi proto yang tetlah berubah di dalam BM. Perubahan-perubahan
yang terjadi dapat bersifat reguler maupun tidak reguler. Salah satu perubahan yang reguler
adalah perubahan fonem proto Austronesia *ə, *p, *t, *k, dan *qdi dalam BM.

Anda mungkin juga menyukai