Anda di halaman 1dari 2

Fosil jejak

Fosil jejak merupakan struktur sedimen biologi yang dapat digunakan untuk menganalisis proses
sedimentasi meliputi energi pengendapan, batimetri atau kedalaman dan menentukan lingkungan
pengendapan purba. Formasi Oyo pada jalur stratigrafi Kali Ngalang berada di bagian selatan
dari jembatan Kali Ngalang sampai muara sungai, memiliki ketebalan 146,28 meter, dapat
dikelompokkan menjadi 4 unit litologi. Unit litologi ini (dari tua ke muda), yaitu : unit litologi
breksi – batupasir karbonatan, unit litologi batupasir karbonatan – batupasir karbonatan tufan,
unit litologi batupasir karbonatan, unit litologi batupasir karbonatan tufan, unit litologi batulanau
karbonatan tufan – batugamping.
Secara umum keberadaan fosil jejak di daerah ini, baik kualitas maupun kuantitasnya cukup
representatif untuk dianalisis dalam menentukan lingkungan pengendapan purba. Fosil jejak
ditemukan hampir di setiap lapisan batuan yang sebagian besar sejajar perlapisan dan berrelief
semi relief dengan kenampakkan negatif dan positif epirelif. Fosil jejak dengan kedudukan full
relief jarang dijumpai. Berdasarkan klasifikasi ethologi atau tingkah laku, fosil jejak di daerah
penelitian terdiri dari grazing traces (Pascichnia), crawling traces (Rapichnia), feeding structures
(Fodinichnia), dan resting traces (Cubichnia). Pola-pola fosil jejak di lapangan menunjukkan 13
jenis ichnogenera yang dihasilkan dari organisme pencari makanan dalam bentuk deposit dan
suspensi. Ichnogenera tersebut termasuk dalam ichnofasies Cruziana, Zoophycos dan Nereites.
Berdasarkan keterdapatan ichnogeneranya, ichnofasies di daerah penelitian terdiri dari Cruziana,
Nereites dan Zoophycos. Ichnofasies Cruziana umumnya terbentuk pada daerah offshore shelf
dimana energi pengendapan relatif tenang. Sedangkan ichnofasies Nereites mencirikan
lingkungan pengendapan deep marine (batial – abisal) dengan energi pengendapan lemah.
Diantara kedua ichnofasies ini, terdapat Zoophycos yang merupakan bentuk transisi, dapat
sebagai penciri lingkungan pengendapan offshore shelf sampai deep marine (batial –abisal).
Dari analisis ichnofasies ini maka lingkungan pengendapan purba di daerah penelitian berubah
secara fluktuatif dari deep marine menjadi offshore shelf secara berselang-seling.

Description Alternative :

Fosil jejak merupakan struktur sedimen biologi yang dapat digunakan untuk menganalisis
proses sedimentasi meliputi energi pengendapan, batimetri atau kedalaman dan menentukan
lingkungan pengendapan purba. Formasi Oyo pada jalur stratigrafi Kali Ngalang berada di
bagian selatan dari jembatan Kali Ngalang sampai muara sungai, memiliki ketebalan 146,28
meter, dapat dikelompokkan menjadi 4 unit litologi. Unit litologi ini (dari tua ke muda), yaitu :
unit litologi breksi – batupasir karbonatan, unit litologi batupasir karbonatan – batupasir
karbonatan tufan, unit litologi batupasir karbonatan, unit litologi batupasir karbonatan tufan,
unit litologi batulanau karbonatan tufan – batugamping.
Secara umum keberadaan fosil jejak di daerah ini, baik kualitas maupun kuantitasnya cukup
representatif untuk dianalisis dalam menentukan lingkungan pengendapan purba. Fosil jejak
ditemukan hampir di setiap lapisan batuan yang sebagian besar sejajar perlapisan dan berrelief
semi relief dengan kenampakkan negatif dan positif epirelif. Fosil jejak dengan kedudukan full
relief jarang dijumpai. Berdasarkan klasifikasi ethologi atau tingkah laku, fosil jejak di daerah
penelitian terdiri dari grazing traces (Pascichnia), crawling traces (Rapichnia), feeding
structures (Fodinichnia), dan resting traces (Cubichnia). Pola-pola fosil jejak di lapangan
menunjukkan 13 jenis ichnogenera yang dihasilkan dari organisme pencari makanan dalam
bentuk deposit dan suspensi. Ichnogenera tersebut termasuk dalam ichnofasies Cruziana,
Zoophycos dan Nereites.
Berdasarkan keterdapatan ichnogeneranya, ichnofasies di daerah penelitian terdiri dari
Cruziana, Nereites dan Zoophycos. Ichnofasies Cruziana umumnya terbentuk pada daerah
offshore shelf dimana energi pengendapan relatif tenang. Sedangkan ichnofasies Nereites
mencirikan lingkungan pengendapan deep marine (batial – abisal) dengan energi
pengendapan lemah. Diantara kedua ichnofasies ini, terdapat Zoophycos yang merupakan
bentuk transisi, dapat sebagai penciri lingkungan pengendapan offshore shelf sampai deep
marine (batial –abisal). Dari analisis ichnofasies ini maka lingkungan pengendapan purba di
daerah penelitian berubah secara fluktuatif dari deep marine menjadi offshore shelf secara
berselang-seling.

Anda mungkin juga menyukai