Anda di halaman 1dari 4

MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI

MANAJEMEN DESIGN

TUGAS MANAJEMEN DESIGN

NAMA : DEDE NOVIARDI

NRP : 09211950025020

DOSEN : Dr. Muh.Ali Berawi

JAKARTA

2020
An Alternative Theory of Idea Generation
1. Pendahuluan
Manajemen inovasi adalah ide – ide baru untuk research & development. Namun ternyata
”Idea Generation” tersebut masih dalam tahap penelitian. Evaluasi terhadap Idea Generation
tersebut masih seperti proses yang seperti “kebetulan” atau seperti mistis. Tulisan ini bertujuan
untuk mengatasi hal tersebut dengan memecahkan permasalahan utama dan memberikan
teori alternatif sehingga para manajer bisa memiliki proses “Idea Generation” yang lebih baik dan
berkualitas. Teori yang ada saat ini, menyatakan bahwa “Idea Generation” dimulai dari otak /
kreatifitas seseorang. Tulisan ini ingin menggambarkan bahwa teori tersebut tidak sepenuhnya
tepat.
2. Pembahasan
Asumsi yang umum dari teknik “Idea Generation” yang ada saat ini adalah hampir semua
teknik “Idea Generation” meyakini bahwa ide / gagasan / kreativitas muncul dari kepala /
pemikiran perseorangan atau bisa juga disebut ide itu muncul dari mencari inspirasi atau bersifat
mistis. “Seharusnya ada Teknik untuk membuat idea generation, bukan dari trial and error. Penulis
berpendapat bahwa Manajemen Inovasi membutuhkan sebuah teori tentang “Idea
Generation” yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kemampuan untuk
menghasilkan ide / gagasan secara sistematis dan mampu membuat ide baru serta mewujudkan
menjadi solusi dalam kehidupan nyata.
Teknik – teknik “Idea Generation” yang ada saat ini masih “mangandalkan” kreativitas
seseorang sebagaimana dijelaskan oleh Perkins, 1981; Vernon, 1975; Getzels and Jackson, 1962,
dll. Teknik ini diistilahkan oleh penulis “core cognitive theory”. Banyak dari teknik “Idea
Generation” mengarah pada pemahaman bahwa ide / gagasan baru berasal dari aspek
kognitif (Kreativitas, pemikiran) seseorang. Penulis menganggap justru sebaliknya. Penulis melihat
bahwa kombinasi antara ide – ide / gagasan – gagasan menghasilkan teori (1) apa yang terjadi
di dunia dan (2) ilmu pengetahuan (knowledge) adalah alat untuk mengukur sebaik apa
seseorang memahami dan mengembangkan sebuah mekanisme untuk pemecahan suatu
persoalan, misal “how to improve traffic flows”, “how to defeat a new virus” dan lain lain.
Cognitive theory memisahkan antara penemuan, inovasi, dan manajemen sehingga
memunculkan sistem trial-error. Sehingga jika teknik tersebut gagal menemukan sebuah inovasi
maka yang disalahkan adalah individunya. Penulis melihat bahwa sejatinya, “Idea Generation”
merupakan “pusat perhatian” dari Manajemen Inovasi, kita harus menggali lebih dalam, bukan
teknisnya namun bagaimana sebuah teknik “Idea Generation” dapat membantu manajer
meningkatkan cara / proses mendapatkan ide / gagasan yang luar biasa
Untuk itu penulis memisahkan pengertian ide / gagasan sebagai berikut :
I(dea) = P(urpose) v O(utcome) v Ps(rocess) v F(unction)
I sebagai P, O, Ps, F harus dijabarkan terpisah, tidak boleh satu I(dea) terdiri dari beberapa
jenis dalam waktu tertentu.
Pemisahan ini membantu untuk mengelola “idea Generation”. Pengelompokkan pengertian
Ide membantu kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan wawasan yang luas
serta memungkinkan solusi yang sudah ada untuk persoalan tertentu menjadi solusi untuk
persoalan yang baru. Pemahaman yang mendalam tersebut, akan membantu kita untuk untuk
mengantisipasi keluaran (outcomes) yang tidak ada / tidak diharapkan saat ini.
Inti dari pemahaman yang lebih luas (richer understanding) adalah untuk mendapatkan
sebuah hasil yang diinginkan (outcome) maka diperlukan sebuah fungsi esensial. Fungsi tidak
sama dengan proses, fungsi ada di ranah konseptual sedangkan proses adalah aktivitas di dunia
nyata. Fungsi dijalankan oleh sebuah proses. Sumber dari ide / gagasan baru dapat dihasilkan
dari 2 cara, yaitu 1. Pencarian fungsi tambahan yang membedakan antara produk dan jasa, 2.
Peningkatan proses yang sudah ada untuk melaksanakan sebuah fungsi yang diinginkan atau
menghilangkan produk sampingan yang tidak diinginkan dari sebuah proses.
3. Kesimpulan:
Makalah ini membahas mengenai pembentukan ide yang berhubungan dengan
manajemen inovasi. Penulis beranggapan bahwa situasi eksiting terjadi karena opini yang
dominan yang berkaitan dengan kognisi atau pola pikir dan pandangan bahwa ide itu masuk
dari inspirasi yang masuk ke seseorang. Ide dibagi menjadi empat jenis yang saling berkaitan satu
sama lain yaitu;
1. Ide sebagai purpose 3. Ide sebagai processes
2. Ide sebagai outcomes 4. Ide sebaga fungsi
Ide yang baik merupakan produk dari pengertian terhadap fungsi secara menyeluruh
pemilihan prosesyang optimal dan alignment keselarasan tujuan dan latar belakang. Mereka
mencoba menteorikan bagaimana caranya untuk menghitung probabilitas pembentukan ide
yang optimal dengan menggunakan parameter dalam jurnal. Meskipun teori ini masih dianggap
penulis sangat dasar namun ini merupkan sebuah titik awal yang baik yang mana mereka
mencoba sebuah praktek didunia nyata, dimana seorang manajer dihadapkan dengan sebuah
dilema untuk menilai sebuah ide dengan menggunakan probabilitas dengan menggunakan
input dari teori yang disebutkan diatas tadi. Meskipun input itu didapatkan dari sebuah opini
professional yang pada dasarnya subjektif namun hal ini bisa dikatakan sebagai dasar untuk
meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap sebuah ide dan juga dapat dijadikan sebuah
learning proses untuk proyek selanjutnya. Ide yang baik merupakan produk dari pengertian
terhadap fungsi secara menyeluruh pemilihan proses yang optimal dan alignment keselarasan
tujuan dan latar belakang.

Anda mungkin juga menyukai