Askep BBL Sepsis Neonatorum Andreas Yudistira 03
Askep BBL Sepsis Neonatorum Andreas Yudistira 03
Semester : IV
Tingkat : II B
Dosen mk : 1. Ns. Moudy Lombogia,M.Kep
2. Ns.Ester Tamunu,M.Kep
DI SUSUN OLEH :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.
Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan yang belum dapat ditanggulangi dalam
pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. Sampai saat ini, Sepsis Neonatorum merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Pada bulan pertama kehidupan,
infeksi yang terjadi berhubugan dengan angka kematian yang tinggi, yaitu 13%-15% (Hartanto et
al. 2016).
Di Negara berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai
masalah yang berkaitan dengan sepsis. Hal yang sama juga ditemukan di Negara maju pada bayi
yang dirawat di unit perawatan intensif bayi baru lahir. Di samping morbiditas dan mortalitas
yang tinggi ditemukan pula pada bayi baru lahir yang menderita Sepsis (Effendi & Indrasanto,
2008).
TUJUAN PENULISAN.
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan laporan kasus ini yaitu menggambarkan proses
Asuhan Keperawatan pada By. A dengan Sepsis.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan laporan kasus ini di harapkan penulis mampu:
a. Melakukan pengkajian pada By. A dengan Sepsis.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada By. A dengan sepsis.
c. Merumuskan rencana tindakan pada By. A dengan Sepsis.
d. Melakukan rencana tindakan keperawatan pada By. A Dengan Sepsis.
e. Melakukan Evaluasi pada By. A dengan Sepsis.
f. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada By. A Dengan Sepsis.
MANFAAT PENULISAN.
1. Bagi penulis
Menambah serta meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien Sepsis.
SISTEMATIKA PENULISAN.
Dalam asuhan keperaawatan pada By. A dengan Sepsis.
1. BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan Teori yang meliputi Definisi, Etiologi, Tanda dan gejala,
Pemeriksaan penunjang, pathway.
3. BAB III : Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluai.
4. BAB IV : Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
5. BAB V : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
6. DAFTAR PUSTAKA.
7. LAMPIRAN.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Definisi.
Sepsis Neonatorum adalah infeksi pada aliran darah bayi pada selama empat minggu
pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 sampai 500 atau 1 sampai 600
kelahiran hidup. (Bobak, 2005)
Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons sistemik terhadap
infeksi pada bayi baru lahir (Berhman, 2000). Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh
tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang kearah
septicemia dan syok septik (Dongoes, 2000) Sepsis dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Sepsis dini : terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada
saluran genital ibu dan atau cairan amnion, Biasanya fulminan dengan angka mortalitas
tinggi.
b. Sepsis Lanjutan/Nosokomial : terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari
lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung
dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi. Siring
mengalami komplikasi. (Vietha, 2008).
Etiologi.
Sepsis yang terjadi pada Neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis seperti
septicemia, Pneumonia dan meningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem imun dan
ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi. Penyebab neonatus Sepsis/Sepsis
Neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis
pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri: Bakteri Escherichia koli, Streptococus grup B,
Stophylococus aureus, Enterococus, Listeria Monocytogenes, Klepsiella, Enterrerobacter sp,
Pseudemonas aeruginosa, Proteus sp, Organism anaerobic.
Berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, Sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Early Onest : Gejala mulai tampak pada hari-hari pertama kehidupan (rata-rata 48
jam), biasanya infeksi berkaitan dengan factor ibu (infeksi transplasenta, dari cairan
amnion terinfeksi, waktu bayi melewati jalan lahir, dll).
Berkembangnya gejala pada early onset pada umumnya sangat cepat dan meningkat
menuju septik shock.
2. Late Onset : Timbul setelah 1 minggu pada awal kehidupan neonatus tanpa kelainan
perinatal, infeksi di dapat dari lingkungan atau dari rumah sakit (nosocomial) sering
terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat.
TANDA DAN GEJALA.
Tanda dan Gejala dari sepsis Neonatorum menurut Arief (2008), antara lain :
1. Umum : Panas (Hipertermi), malas minum, letargi, sklerema.
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegaly saluran
nafas : apnoe, dispnu, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis.
3. Sistem Kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit, lembab, hipotensi, takikardi,
bradikardi.
4. Sistem Syaraf pusat : iritabilitas, tremo, kejang, hiporefleksi, malas minum,
pernapasan tidak teratur, ubun-ubun menonjol.
5. Hematologi : Ikterus, splenomegaly, pucat, petekie, purpura, perdarahan,
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyenbarannya :
1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah dari pusar.
2. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,
opistotonus, (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun.
3. Infeksi pada Tulang (osteomyelitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada
lengan atau tungkai yang terkena.
4. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan
sendi yang terkena teraba hangat. Infeksi pada selaput perut (peritonitis)
menyebabkan pembengkakan perut dan diare (Asrining, 2007)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiakan terhadap contoh darah air kemih, jiks
diduga suatu meningitis, maka dilakukan fungsi lumbal.
2. Bila Sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu di lakukan evaluasi sepsis secara
menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin :
3. Leukositosis (>34.000 x 10 9/L)
4. Leukopenia (<4.000 x 10 9/L)
5. Netrofil muda 10%
6. Perbandingan Netrofil immature (stab) disbanding total (stb + segmen) atau I/T ratio
>0,27.
7. Trombositopenia (<100.000 x 109/L)
8. CRP > 10mg/dl atau 2 SD dari Normal.
KOMPLIKASI
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Asidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungdi Miokard
6. Perdarahan intra cranial
Pathway.
Infasi Kuman
↓
Pelepasan Indotoksin
↓
Disfungsi dan kerusakan endotel dan disfungsi organ multiple
SEPSIS
Perubahan Perubahan Ambilan Terhambatnya Terganggunya
Fungsi miokarium Dan penyerapan O2 Fungsi system pencernaan
Miktokondria
↓ ↓ ↓ ↓
Kontraksi jantung Suplai O2 terganggu Kerja sel Reflek ingin menurun
Menurun muntah
↓ ↓ ↓ ↓
Curah jantung sesak penurunan Nafsu makan
Turun system imun menurun
↓ ↓ ↓ ↓
Reduksi darah gangguan Resiko Infeksi gangguan
Terganggu pemenuhan O2 Pemenuhan
Kebutuhan
nutrisi
↓
Gangguan
Perfusi jaringan
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Kesadaran
Kesadaran :Composmentis
GCS : E4M6V5
Identitas Klien
Nama : By. A
Umur/TTL :2 hari Manado 25 April 2020
Suku / bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :Jln.Sea, Malalayang, Manado
Nomor RM : 01183101
Tanggal Masuk RS : 25 April 2020
DX. Medis : Sepsis
Primary Survey
a. Airway :Ada sumbatan jalan nafas berupa sputum
b. Breathing :Nafas spontan dengan support O2 5 Liter/Menit Head Box. Suara Nafas
ronchi, pengembangan dada kanan kiri simetris, RR 45x/Menit.
c. Circulation :HR : 165x/Menit, RR : 45x/Menit, SPO2 : 96%, S : 36,20C. Akral hangat.
Konjungtiva Anemis, Capillary refill 2 detik.
d. Disability :Keadaan umum lemah, kesadaran Composmentis, GCS E4M0V5
e. Exposure : tidak ada luka, terpasang infus D1/4 S 246cc + D40%cc + Kel 4 meq + ca
glukonas 10cc dengan kecepatan 10cc/jam di Exstremitas kanan bawah.
Secondary Survey
a. Ample.
1) Alergi : pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
2) Medikasi : pasien langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan saat sakit.
3) Post Illness: pasien lahir di RSUP Prof Kandouw Manado dengan operasi SC
4) Last Meal : pasien diberikan nutrisi ASI dari ibu melalui OGT
5) Environment: pasien merupakan bayi baru lahir dengan berat badan rendah, kelahiran
dengan sc atas indikasi eklampsia
b. Riwayat Kesehatan.
2) Riwayat Penyakit Sekarang : pagi hari sebelum masuk RS, ibu mengeluh
pusing, pandangan kabur, lemah. Oleh suami, ibu dibawa ke Puskesmas terdekat.
Karena tekanan darah ibu 180/100mmHg, kemudian di rujuk ke RS Bhayangkara. RS
tersebut menyarankan untuk di lakukan SC, tetapi karena keterbatasan alat kemudian
ibu di rujuk Ke RSUP Prof Kandouw Manado. Jam 17.40 WIT di OK IGD RS
Kandouw, dilakukan SC dengan BB bayi 2100gr, LK 31cm, PB 41cm, LD 28cm,
LILA 10cm. Anus ada, APGAR score 8-6-8. Advis oleh residen anak.
Data Tambahan
1) Pola aktifitas : Pasien sering menangis lemah.
2) Pemeriksaan tingkat perkembangan :
Bahasa : Pasien menangis lemah jika merasa haus.
Motorik Halus : Pasien menggerakan tangan dan kaki dengan lemah. Kadang
berusaha menggenggam sesuatu yang ada di dekatnya.
Motorik kasar : Gerakan pasien lemah.
3) Pengkajian laktasi : Ibu selalu mengirimkan ASInya ke ruang perawatan, kemudian
ASI diberikan kepada pasien lewat OGT.
Pemeriksaan Penunjang.
Hasil Laboratriun tanggal 29 April 2020
Terapi
a. Infus
D 1/4 S 246cc + D40% 40cc + kel 4 meq + ca glukonas 10cc dengan kecepatan
10cc/jam
b. Injeksi intravena
- Meropenem 40mg/8jam
- Amikacin 15mg/24jam
c. Transfusi TC (Trombocyt Concentrate 35cc selama 1x tanggal 29 Maret 2013
d. Diit
ASI / ASB 8x 20 – 30cc (dinaikkan secara bertahap)
e. O2 nasal kanul dengan head box 5liter/menit
Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
.
1. DS : Bersihan jalan nafas Penumpukan Sekret
DO : tidak Efektif
Keadaan umum Lemah
Ada sputum pada jalan Nafas.
Suara nafas ronchi
RR : 45x/menit
HR : 165x/menit
SPO2 : 96%
2. DS : Ketidakseimbangan Intake nutrisi tidak
DO : nutrisi : kurang dari adekuat
Keadaan umum lemah kebutuhan
Respon menghisap lemah
Pasien minum dengan OGT
Turgor kulit jelek
Konjungtiva Anemis
Hb : 11,8 g/dl
3. DS : - Infeksi Pertahanan sekunder
DO : tidak adekuat
Pasien terpasang infus D ¼ S
246cc + D40% 40cc + kcl 4
meq + ca glukonas 10cc
dengan kecepatan 10 cc/jam
di kaki kanan.
HR : 165 x/menit
RR : 45x/menit
SPO2 : 96%
S : 36,2 0C
Hb : 11,8 g/dl
Hematokrit : 38%
Leukosit : 20.2 ribu/ul
Trombosit : 36ribu/ul
Eritrosit : 3,56 juta/ul
C. Diagnosa Keperawatan.
1.Bersihan Jalan Nafas tidak efekstif berhubungan dengan penumpukan secret.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi tidak
adekuat.
3. Infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan a. Menjaga
tidak efektif b.d tindakan keperawatan ketepatan jalan
penumpukan secret selama 2 x 24 jam nafas
diharapkan pola nafas b. Berikan support
bayi efektif, dengan O2 sesuai
kriteria hasil : indikasi
Suara nafas c. Lakukan
vesikuler suction
RR 20-30x/menit d. Monitor suara
Sp02 95-100% nafas
Tidak terdapat e. Monitor TTV
sputum f. Amati
Tidak ada pengunaan otot
penggunaan otot bantu
bantu nafas pernapasan
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan a. Berikan
nutrisi : kurang dari tindakan Keperawatan ASI/ASB
kebutuhan b.d intake selama 2x24 jam 20-30cc per
nutrisi tidak adekuat diharapkan kebutuhan 2jam
nutrisi bayi terpenuhi, b. Timbang
dengan kriteria hasil : BB setiap
BB normal sesuai Hari
usia c. Kaji turgor
Turgor kulit baik kulit
Konjungtiva tidak d. Observasi
Anemis Konjungtiva
Balance cairan e. Observasi
seimbang Balance
cairan
3. Infeksi b.d pertahanan Setelah dilakukan a. Pantau suhu
sekunder tidak adekuat tindakan keperawatan tubuh
selama 2x24jam b. Kolaborasi
diharapkan kondisi infeksi melakkukan
mengalami perbaikan, pemeriksaan
dengan kriteria hasil : laboratorium
Leukosit 5.0 – secara rutin
19.5 ribu/ul c. Jaga prinsip
Suhu tubuh 36,5 – aseptic,
37,50C antiseptic setiap
melakukan
tindakan
kepada pasien.
Implementasi Keperawatan
No Tanggal/Jam Respon Implementasi
1. 30 april 2020 - Mengobservasi k/u DS :
Jam 10.00 pasien DO : - Pasien Lemah, tangis lemah.
Tangis lemah
- Memonitor TTV - Tanda-Tanda vital →
RR:64x/menit
N:166x/menit
Suhu:37,20C
Jam 11.00 - Memberikan terapi 02 DS :
sesuai kebutuhan DO : Pasien terpasang Nasal Kanul
Jam 15.00 - Memonitor TTV DS :
- Memonitor k/u pasien DO : k/u pasien lemah, tangis
- Memberikan lemah, nafas tersengal-senhal
lingkungan yang Tanda-Tanda Vital →
nyaman RR:62x/menit
- Menjaga keamanan N:164x/menit
pasien Suhu:36,80C
SPO2: 99%
Pasien dilakukan perawatan dalam
inkubator
Jam 16.00 - Memberikan terapi 02 DS :
sesuai kebutuhan DO : Pasien terpasang 02 nasal
- Melakukan nebulizer kanul (head box) 51pm/menit.
EVALUASI.
No Tanggal/Jam Evaluasi
1. 02 Mei 2020 S: Pasien sudah tidak terlihat Lemas lagi
O: Tidak ada sputum RR 40x/menit. Suara nafas vesikuler.
Nebulizer dihentikan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
2. S: Kebutuhan nutrisi pasien hampir terpenuhi
O: ASI masuk lewat OGT 25cc/3jam. Turgor kulit baik. BB
2300gr, Trombosit 273mg/dl (post TC)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
3. S:
O: Suhu 36,80C. Leukosit 12.4ribu/ul
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
Kesimpulan
Sepsis neonatorum adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan
gejala-gejala infeksi berat yang di derita neonatus dengan gejala sistematik dan terdapat bakteri
dalam darah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. Perjalanan penyakit
sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga sering sekali tidak terpantau, tanpa
pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24jam sampai 48jam
Saran
Dengan disusunnya Asuhan keperawatan ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat memahami serta menanggapi apa yang telah penulis susun untuk kemajuan penulisan
Asuhan Keperawatan selanjutnya dan umumnya untuk lebih dalam asuhan keperawatan dalam
kasus Sepsis Neonatorum.