Disusun Oleh :
KP A
Kelompok 6
Silvia Tria Apsari 160316195
Jerry Pesireron 160316068
1
BAB I
LATAR BELAKANG SKENARIO
Prabu Bakery adalah sebuah toko yang menjual berbagai macam jenis kue mulai dari
bolu gulung hingga kue ulang tahun. Toko kue ini bersifat homemade atau dibuat di rumah, dan
dijual di outlet-outlet toko. Pemasaran produk dilakukan di daerah Genteng, Banyuwangi
Hingga saat ini, Prabu Bakery memiliki dua toko yaitu yang berolakasi di Jalan Raya Genteng,
Kecamatan Genteng dan di Jalan Pekulo, Kepundungan, Kec. Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur 68471. Meskipun demikian, tempat produksi kue hanya dilakukan di 1 tempat, yaitu di
Jalan Raya Genteng yang merupakan rumah pemilik. Toko ini beroperasi dari jam 8.00 pagi
hingga jam 9 malam setiap hari. Toko kue ini menjual produk yang terbagi menjadi tiga kategori
besar yaitu kue ulang tahun, roti bolu gulung, dan donat.
Sebagai salah satu tempat usaha, Prabu Bakery memiliki tujuan. Tujuan utamanya yaitu
untuk meningkatkan profit toko. Untuk menunjang hal tersebut, maka diperlukan analisis
mengenai proses produksi yang berjalan di Prabu Bakery . Proses produksi mencakup mulai dari
bahan baku, adonan mentah, pengovenan, kue matang, hingga ke aktivitas packaging. Penelitian
ini difokuskan pada 1 jenis produk yaitu bolu vanila pandan. Alasan pemilihan produk tersebut
sebagai objek penelitian adalah karena jenis kue tersebut merupakan kue yang paling banyak
diminati oleh konsumen, dan produksi untuk roti bolu dilakukan setiap hari, tidak seperti jenis
kue tertentu yang hanya diproduksi saat ada permintaan konsumen atau orderan baru.
2
Analisis mengenai proses produksi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak bahan
baku yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Roti Bolu Vanila Pandan. Selain itu, analisis ini
juga diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak mesin dan peralatan yang dibutuhkan
sehingga pemilik toko dapat melakukan analisis perhitungan kapasitas produk Roti Bolu Vanila
Pandan yang dihasilkan, profit yang dihasilkan dari penjualan kue, jumlah karyawan yang
dibutuhkan untuk setiap mesin atau peralatan. Prabu Bakery ini juga menerapkan sistem pre-
order (PO) utuk produk kue tertentu seperti, kue ulang tahun sehingga ketika terdapat order atau
pesanan toko kue ini baru melakukan kegiatan produksi. Tetapi khusus untuk semua jenis roti
bolu, tidak menerapkan sistem PO. Hal yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara
mengatur proses produksi Roti Bolu Vanila Pandan, dengan tujuan untuk mengurangi produk
yang tertolak saat kedatangan bahan baku pada toko Prabu Bakery. Dalam tugas ini akan
dijelaskan mengenai proses produksi Roti Bolu Vanila Pandan menggunakan software Promodel
versi 7.
3
BAB II
PENGUMPULAN DATA
Hasil pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan metode wawancara dengan
pemilik Prabu Bakery. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan pengamatan ke
dalam proses produksi Roti Bolu Vanila Pandan, mulai dari proses persiapan alat dan bahan baku
untuk membuat adonan roti hingga proses packaging produk ke dalam box untuk dapat
dilakukan distribusi ke konsumen. Berikut adalah data-data yang diperoleh:
1. Data varian produk dan harga
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, Prabu Bakery menjual produk yang terbagi
menjadi tiga kategori besar yaitu kue ulang tahun, roti bolu gulung, dan donat. Harga
produk berkisar antara Rp5.000 hingga Rp200.000. Detail varian produk dan harga
ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Varian dan Harga Kategori Produk Cake tart
No Varian Produk Harga (Rp)
1 Cheese Lover Cake 180.000
2 Tiramisu Cake 150.000
3 Red Velvet Cake 180.000
4 Black Forest Cake 180.000
5 Cake Cinta 120.000
6 Mocca Cake 120.000
7 Choco Cake 140.000
8 Lemon Cake 150.000
9 Opera Cake 180.000
10 Doube Chocolate 200.000
4
9 Bolu Panda Durian 30.000
5
waktu proses, menggunakan software Easy Fit. Data mengenai waktu proses ditampilkan
melalui tabel berikut ini:
1 3.44 4.3
2 4.45 3.32
3 3.55 3.26
4 4.2 4.32
5 4.42 3.12
6 3.88 4.46
7 3.56 3.12
8 4.57 3.61
9 4.24 3.84
10 3.21 4.42
BAB III
ANALISIS KONDISI AWAL
6
Gambar 3.1 Layout kondisi awal
Kondisi awal produksi Roti Bolu Vanila Pandan di Prabu Bakery terdiri dari 8
locations dan 7 entities. Hingga saat ini, Prabu Bakery memiliki 3 pegawai yang bekerja di lantai
produksi. Tiga pegawai tersebut tidak termasuk dengan pemilik , kasir, dan kurir. Karena
termasuk dalam bisnis rumahan, Prabu Bakery tidak memiliki jumlah mesin yang terlalu banyak.
Mesin yang digunakan secara umum hanya 3 mesin yaitu kulkas, mixer, dan oven. Mesin-mesin
tersebut umum digunakan dalam membuat roti. Simulasi menggunakan satuan waktu menit dan
panjang dalam meter. Simulasi juga dijalankan dalam 8 jam. Penjelasan mengenai masing-
masing komponen yang menyangkut kondisi awal sistem produksi di Prabu Bakery dijelaskan
melalui sub-bab berikut ini.
7
Gambar 3.2 Pemodelan locations awalan
Pemodelan Locations yang terdapat di dalam proses produksi Prabu Bakery
memiliki 8 macam locations diantaranya kulkas, mixer, wadah_penyimpanan, oven, meja,
penyimpanan_kue, packaging, dan penyimpanan_akhir.
3.2 Pemodelan Entities
8
Secara keseluruhan, produksi Roti Bolu Vanila Pandan terdiri dari 9 proses. Proses
tersebut melibatkan seluruh locations dan entities yang tersedia. Penjelasan mengenai masing-
masing processing tersebut ditampilkan dalam tabel berikut:
Arrival kedua yaitu wadah datang dari tempat wadah_penyimpanan menuju ke mixer
dengan menggunakan operator_3. Wadah yang berada di mixer akan digabungkan
oleh operator_1 dengan menggunakan distribusi uniforrm (U(3.1101,4.7939) dan load
9
selama 1 menit kemudian akan dilakukan penggabungan antara bahan_baku dengan
wadah sehingga menghasilkan adonan_mentah.
10
Bahan baku yang berada diatas meja akan diproses oleh operator 1 selama 1 menit
dengan menggunakan perintah operator_1 for 1 yang kemudian menghasilkan
roti_siap_packing dengan tujuan penyimpanan_kue dengan perpindahan selama 1
menit, perintah yang digunakan adalah move for 1.
11
Arrival ketiga yaitu box datang dari tempat penyimpanan_Akhir menuju ke
packaging dengan menggunakan operator_2. Box akan digabung dengan
roti_siap_packing menggunakan perintah Join 1 roti_siap_packing. Selanjutnya
aktivitas pengemasan pun dilakukan dengan waktu yang mengikuti distribusi uniform
yaitu U(2.7928,4.7812). Dan akhirnya Roti Bolu Vanila Pandan pun sudah jadi
beserta dengan kemasannya.
12
Gambar 3.4 Path Network 1 (Net 1)
Net 1 terdiri dari 5 rincian from to dan 6 node dan location pada bagian interfaces. N1 ke N2
merupakan titik dari lokasi kulkas ke mixer, dan memiliki jarak 3 meter ; N2 ke N3 merupakan
titik dari lokasi mixer ke oven, dan memiliki jarak 3 meter ; N3 ke N4 merupakan titik dari
lokasi oven ke meja, dan memiliki jarak 2 meter ; N4 ke N5 merupakan titik dari lokasi meja ke
Penyipanan_kue, dan memiliki jarak 2 meter ; N5 ke N6 merupakan titik dari lokasi
penyimpanan_kue ke packaging, dan memiliki jarak 2 meter. Net 1 merupakan alur path network
untuk operator_1.
13
Gambar 3.5 Path Network 2 (Net 2)
Net 2 terdiri dari 1 rincian from to dan 2 node dan location pada bagian interfaces.
N1 ke N2 merupakan titik dari lokasi penyimpanan_akhir ke packaging, dan memiliki jarak 5
meter. Net 2 merupakan alur path network untuk operator_2.
C. Path Network 3 (Net 3)
Net 3 terdiri dari 2 rincian from to dan 3 node dan location pada bagian interfaces. N1 ke N2
merupakan titik dari lokasi penyimpanan_wadah ke mixer, dan memiliki jarak 5 meter ; N3 ke
N1 merupakan titik dari lokasi meja ke wadah_penyimpanan, dan memiliki jarak 4 meter. Net 3
merupakan alur path network untuk operator_3.
3.5 Pemodelan Arrival
14
Gambar 3.7 Pemodelan arrival awalan
Pemodelan arrival awalan terdiri dari 3 jenis material yang datang secara langsung
dari luar. Material tersebut terdiri dari bahan_baku yang berada di kulkas, wadah yang berada di
wadah_penyimpanan , dan box yang berada di penyimpanan_akhir. Frekuensi yang digunakan
untuk ketiga arrival ini adalah 60 menit. Keputusan tersebut didasarkan karena waktu apabila
dikalkulasikan, waktu proses keseluruhan proses mulai dari bahan_baku yang berasal dari
kulkas, hingga roti_gulung yang merupakan produk jadi, memerlukan waktu kurang lebih 40
menit. Apabila diasumsikan terdapat waktu istirahat selama 20 menit, maka total waktu produksi
adalah 60 menit. Maka dari itu, setiap 60 menit terjadi arrival ketiga material tersebut.
Pemodelan Resource yang digunakan dalam kondisi awalan menggunakan 3 operator yang
digunakan untuk membantu proses produksi antara lain operator_1 yang digunakan untuk
mengambil bahan baku dari kulkas sebagai tempat penyimpanan bahan baku hingga melakukan
proses packaging di meja packaging. Operator_2 digunakan untuk memindahkan wadah dari
meja yang kemudian dimasukkan kedalam tempat wadah penyimpanan dan mengantar wadah
dari tempat wadah_penyimpanan ke dalam mixer. Sementara itu, operator_3 digunakan untuk
mengantar box dari tempat penyimpanan_akhir.
3.7 Analisis Hasil Kondisi Awal
15
Bedasarkan kondisi awalan didapatkan hasil output awalan sebagai berikut:
16
Gambar 3.12 Output resources states awalan
17
Gambar 3.15 Output entity states awalan
18
BAB IV
ANALISIS KONDISI USULAN
Kondisi usulan produksi Roti Bolu Vanila Pandan di Prabu bakery terdiri dari 8 locations dan 7
entities. Namun dalam kondisi usulan, mixer ditambah menjadi 2 unit, dan tempat packaging
ditambah menjai 2 unit. Selain itu kami juga mengusulkan untuk menambah 1 operator. Pada bab
ini, hanya dijelaskan komponen-komponen yang berbeda dari kondisi awalan, sedangkan bagian
yang tidak dijelakan merupakan keadaan yang tetap atau sama pada kondisi awalan . Penjelasan
mengenai masing-masing komponen yang menyangkut kondisi usulan sistem produksi di Prabu
bakery dijelaskan melalui sub-bab – sub-bab berikut ini.
19
4.1 Usulan Pemodelan Locations
Pemodelan Locations kondisi usulan yang terdapat di dalam proses produksi Roti Bolu
Vanila Pandan memiliki 8 macam locations diantaranya kulkas 1 unit, mixer 2 unit
wadah_penyimpanan 1 unit, oven 1 unit, meja 1 unit, penyimpanan_akhir 1 unit, dan packaging
2 unit. Alasan penambahan unit pada kedua locations dikarena pada kondisi awalan, dua
locations ini memiliki utilisasi paling tinggi, yakni 84,34% untuk packaging dan 78,61% untuk
mixer.
Secara keseluruhan, kondisi usulan dalam produksi Roti Bolu Vanila Pandan tidak
mengubah atau menambah proses baru. Waktu yang digunakan untuk proses maupun
perpindahan pun sama seperti kondisi awalan. Tetapi untuk beberapa proses seperti proses dari
meja ke adonan_matang, dan dari adonan_matang ke packaging dilakukan oleh operator yang
berbeda. Hal ini disebabkan karena peneliti mengusulkan menambah 1 operator (yaitu
20
operator_4) untuk meringankan pekerjaan operator_1. Proses tersebut melibatkan seluruh
locations dan entities yang tersedia.
Net 1 terdiri dari 3 rincian from to dan 3 node dan location pada bagian interfaces. N1 ke N2
merupakan titik dari lokasi kulkas ke mixer, dan memiliki jarak 3 meter ; N2 ke N3 merupakan
titik dari lokasi mixer ke oven, dan memiliki jarak 2 meter ; N3 ke N4 merupakan titik dari
lokasi oven ke meja, dan memiliki jarak 2 meter. Net 1 merupakan alur path network untuk
operator_1.
21
B. Path Network 4 (Net 4)
Net 4 terdiri dari 2 rincian from to dan 3 node dan location pada bagian interfaces. N1 ke N2
merupakan titik dari lokasi meja ke adonan_matang, dan memiliki jarak 3 meter ; N2 ke N3
merupakan titik dari lokasi adonan_matang ke packaging, dan memiliki jarak 2 meter. Net 4
merupakan alur path network untuk operator_4.
Pemodelan Resource yang digunakan dalam kondisi usualan menggunakan 4 operator yang
digunakan untuk membantu proses produksi antara lain operator_1 yang digunakan untuk
mengambil bahan baku dari kulkas sebagai tempat penyimpanan bahan baku hingga melakukan
perpindanha ke meja, lalu dilanjutkan oleh operator_4 yang memindahkan kue matang dari meja
hingga ke packaging. Operator_2 digunakan untuk memindahkan wadah dari meja yang
kemudian dimasukkan kedalam tempat penyimpan wadah dan mengantar wadah dari tempat
wadah_penyimpanan ke dalam mixer. Sementara itu, operator_3 digunakan untuk mengantar box
dari tempat penyimpanan_box. Alasan menambah 1 operator yaitu karena operator_1 memiliki
utilitas yang sangat tinggi yaitu sebesar 100%. Sehingga, penambahan operator diharapkan dapat
22
membantu meringankan pekerjaan operator_1, dan dapat menghasilkan total output Roti Bolu
Vanila Pandan yang meningkat dari kondisi awalan.
23
Gambar 4.9 Output resources usulan
24
Gambar 4.12 Output entity activity usulan
25
BAB V
ANALISIS BIAYA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis biaya proses produksi di Prabu Bakery.
Tujuan utama analisis biaya ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan mesin dan
operator (sebagai usulan perbaikan) terhadap aliran biaya pada proses produksi. Dengan adanya
hasil simulasi, didapatkan kondisi usulan dengan menambah 1 operator, menambah 1 unit mixer,
dan menambah 1 unit packaging. Berikut adalah data awal mengenai harga mesin dan gaji
pegawai di Prabu Bakery:
Harga mixer :Rp160.000 (https://iprice.co.id/maspion/peralatan/mixer/tangan/)
Harga meja untuk packaging :Rp221.000
(https://www.tokopedia.com/nakasmejalesehan/meja-lipat-ukuran-80x60-untuk-cafe-
mejabazarmejajualan?trkid=f%3DCa0000L000P0W0S0Sh%2CCo0Po0Fr0Cb0_src
%3Dsearch_page%3D1_ob%3D1000_q%3Dmeja+lipat+untuk+jualan_bmexp%3D0_po
%3D8_catid%3D1042_bmexp%3D0&whid=0)
Gaji operator lantai produksi : Rp12.000/orang/jam x 8 jam kerja = Rp96.000
Penjualan Roti Bolu Vanila Pandan dalam 1 hari (kondisi awalan) : 9 kotak
Penjualan Roti Bolu Vanila Pandan 1 hari (kondisi usulan) : 16 kotak
Selanjutnya adalah membandingkan biaya antara kondisi awalan dengan kondisi usulan.
Perbandingan biaya tersebut dijabarkan dalam tabel berikut ini:
26
Kondisi Awalan Kondisi Usulan
PENGELUARAN
Total biaya pembelian mixer Rp1600.000 × 1 unit = Rp160.000 × 2 unit =
Rp160.000 Rp320.000
Total biaya pembelian meja Rp221.000 × 1 unit = Rp221.000 × 2 unit =
untuk packaging Rp221.000 Rp442.000
Total gaji operator (per bulan) Rp96.000 × 3 operator × 30 Rp96.000 × 4 operator × 30
hari = Rp8.640.000 hari = Rp11.520.000
PENDAPATAN
Total penjualan Roti Bolu Rp30.000 × 9 × 30 (asumsi Rp30.000 × 16 × 30 (asumsi
Vanila Pandan (per bulan) seluruh roti yang diproduksi seluruh roti yang diproduksi
terjual habis setiap hari) = terjual habis setiap hari) =
Rp 8.100.000 Rp 14.400.000
TOTAL BIAYA Rp9.021.000 Rp12.282.000
TOTAL SALES Rp10.200.000 Rp14.400.000
Keuntungan Rp1.179.000 Rp2.118.000
Persentase Pendapatan (Rp1.179.000 : Rp20.000.000) (Rp2.118.000: Rp20.000.000)
(asumsi modal yang dimiliki × 100% = 5,895% × 100% = 10.59%
oleh owner sebesar
Rp20.000.000)
Dari perbandingan biaya yang telah dilakukan antara kondisi awalan dengan
kondisi usulan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awalan, keuntungan yang
diperoleh sebesar Rp1.179.000 dengan persentase pendapatan sebesar 5.895%, sedangkan
keuntungan yang diperoleh pada kondisi usulan sebesar Rp2.118.000 dengan persentase
pendapatan sebesar 10.59%. Perhitungan biaya ini diasumsikan apabila Prabu Bakery
hanya berfokus pada produksi Roti Bolu Vanila Pandan saja. Dari hasil analisis biaya ini,
maka dapat disimpulkan bahwa merekrut 1 operator, menambah 1 unit mixer, dan
menambah 1 unit packaging dapat menambah profit Prabu Bakery.
BAB VI
KESIMPULAN
27
Berdasarkan kondisi awalan dan usulan dapat ditarik kesimpulan bahwa, kondisi
usulan produk Roti Bolu Vanila Pandan mempunyai usulan yang lebih baik dapat dibuktikan
dengan jumlah produk jadi mmeningkat dari 9 kotak menjadi 16 kotak, serta persentase
pendapatan yang awalnya 5,895% menjadi 10.59% dengan catatan Prabu Bakery melakukan
penambahan 1 operator/karyawan, 1 unit mixer, dan 1 unit meja untuk packaging dapat
meningkatkan proses produksi Roti Bolu Vanila Pandan di Prabu Bakery.
28