Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN

Stabilitas adalah faktor penting kualitas, keamanan, dan kemanjuran dari produk obat.
sebuah produk obat yang tidak cukup stabil dapat mengakibatkan perubahan fisik (seperti
kekerasan, pemisahan fase, dan lain-lain) serta karakteristik kimia (pembentukan risiko tinggi
dekomposisi obat). Stabilitas obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempertahankan sifat
dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas,
kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan sehingga mampu memberikan efek terapi yang baik dan menghindari efek
toksik. Hal-hal yang paling diperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu zat dengan cara
kinetika kimia adalah : Kecepatan reaksi, suhu, kekuatan ion, pH (Christin, 2010).
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara penentuan
kestabilan paracetamol dengan menggunakan spektofotometri serta menerangkan faktor apa
saja yang mempengaruhi kestabilan suatu bahan obat namun pada praktikum kali ini yang
diamati adalah pengaruh suhu pada kestabibilan paracetamol.
Spektrofotometer yang dapat digunakan untuk stabilitas parasetamol diantaranya
adalah spektrofotometer UV-VIS. Dalam stabilitas menggunakan spektrofotometri perlu
diperhatikan terutama untuk nilai absorbansi (Gandjar ,2007).
Langkah pertama yaitu membuat kurva baku dengan cara pengenceran, ditimbang
parasetamol sebanyak 25 gram, kemudian di larutkan dalam 25 ml etanol sebagai larutan stok
untuk konsentrasi 1000 ppm lalu divortex dan dimasukkan dalam vial. Selanjutnya dilakukan
untuk pengenceran 100 PPM dengan mengambil 1 ml dari larutan stok kemudian divortex
dan di masukan kedalam vial, kemudian dilanjutkan dengan pengenceran 1 sampai 4 dengan
menggunakan cara yang sama.
Setelah pengenceran selesai maka langkah yang selanjutnya yaitu membaca
absorbansi dari pengenceran 1 PPM, 2 PPM,3 PPM dan 4 PPM dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS dan mendapatkan hasil masing-masing adalah 0,2788, 0,382,
0,502, dan 0,752.
Setelah membaca absorbansinya maka langkah selanjutnya yaitu memanaskan
pengenceran 1 ppm, 2 ppm,3 ppm dan 4 ppm pada suhu 60 dan 70 oC menggunakan oven.
Pada suhu 600 diambil 1 vial pada waktu 10, 15, dan 20 menit kemudian didinginkan. Setelah
dingin dilakukan uji absorbansi menggunakan spektrofotometri UV-VIS dan di dapatkan
hasil 0,392, 0,348, dan 0,432 dan pada suhu 70o dilakukan pula hal yang sama dan
mendapatkan hasil 0,404, 0,447, dan 0,408.
Setelah dibaca absorbansinya, dihitung kadar obat yang terdegradasi dengan
persamaan kurva baku y = bx.a, dengan memasukkan hasil absorbansi parasetamol sebagai y,
sedangkan x adalah kadar atau konsentrasi parasetamol yang dicari.
Untuk mencari nilai x maka langkah yang dilakukan selanjutnya yaitu pembuatan
larutan sampel. Untuk pembuatan larutan sampel kami mengambil konsentrasi 3 ppm karena
konsentrasi tersebut berada pada nilai antara absorbansi yang baik dimana absorbansi pada
konsentrasi 3 ppm nilainya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Pada pembuatan
larutan sampel kami menggunakan 2 suhu yaitu suhu 600C dan 700C masing-masing
menggunakan 3 vial. Alasan menggunakan 3 vial untuk mengetahui perbandingan suhu pada
menit ke 10, 15, dan 20. Suhu normal paracetamol yaitu pada suhu 450C namun pada
percobaan ini paracetamol diuji pada suhu600C dan 700C adapun alasan digunakan suhu
tinggi karena uji kestabilan obat dapat dipercepat dengan menggunakan perubahan suhu atau
menggunakan suhu yang tinggi. Semakin tinggi suhunya maka akan semakin cepat bahan
obat tersebut untuk terurai. Metode ini dikenal sebagai studi stabilitas yang dipercepat
(Anonim, 2012).

Setelah dilakukan pemanasan pada suhu 600C dan 700C maka pada menit ke10
dikeluarkan 1 vial, begitu seterusnya untuk menit ke 15 dan 20. Kemudian dibaca
absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 244 nm.
Hasil yang diperoleh pada menit ke 10, 15 dan 20 untuk suhu 60 0C masing-masing
0,392, 0,348, dan 0,432, dengan konsentrasi masing-masing 1,939, 2,237, dan 2,198. Untuk
suhu 700C masing-masing 0,404, 0,447, dan 0,408 dengan konsentrasi masing-masing 2,016,
2,295, dan 2,042. Waktu yang dibutuhkan obat untuk mencapai konsentrasi setengahnya pada
suhu 600C yaitu 11,74 menit-1 dan pada suhu 700C yaitu -1,526 menit -1. Sehingga waktu
paruh yang paling baik berada pada suhu 600C karena semakin besar waktu paruh maka
semakin baik obat untuk mencapai konsentrasi setengahnya.

Anda mungkin juga menyukai