Anda di halaman 1dari 22

MK : Kep.

Maternitas
SEMESTER : IV
TINGKAT : II B
DOSEN : 1. Ns. Moudy Lombogia,M.Kep
2. Ns. Ester Tamunu, M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN NY. H DENGAN DIAGNOSA POST OPERASI SECTIO


CAESAREA HARI KE-3DI RUANG PERAWATAN LONTARA 4 BAWAH BELAKANG
(NIFAS)

Disusun Oleh :

YULIANTI KAHEMBAU

711440118096

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan merupakan fase terakhir dalam kehamilan. kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil di
sebutdengan masa nifas. Masa nifas berlangsung selama 6-8 minggu. Selma masa nifas
perlu diperhatikan ibu, karena angka kematian pada ibu 359 per 100.000 kelahiran terjadi
padamasa nifas (kementrian kesehatan RI, 2014). Perawatan pada ibu postpartum perlu
diperhatikan. Perawatan Perawatan masanifas mencakup berbagai aspek mulai dari
pengaturan dalam mobilisasi, anjuran untukkebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan
miksi dan defekasi, perawatan payudara(mammae) yang ditujukan terutama untuk
kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, serta kondisi psikologis
ibu. Perawatan pada post partum ini sangat berfungsi untuk peningkatan kesehatan pada
ibu sehingga lebih mudah dalam merawat anaknya. Post partum atau nifas merupakan
keadaan dimana masa pemulihan alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil. Dalam masa
nifas perlu melakukan perawatan untukmembantu proses involusi misalnya mobilisasi,
diet, miksi, defekasi, laktasi, perawatan payudara dan dan perawatan perineum.
Perawatan pada ibu postpartum perlu diperhatikan.
Perawatan Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan
dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan
defekasi, perawatan payudara(mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran
pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, serta kondisi psikologis ibu.
Perawatan pada post partum ini sangat berfungsi untuk peningkatan kesehatan pada ibu
sehingga lebih mudah dalam merawat anaknya
WHO (2015) operasi Caesar atau seksio sesarea (SC) sering diperlukan ketika
persalinan per vaginam akan membahayakan bayi atau ibu. Persalinan SC
dilakukankarena adanya permasalahan saat persalinan atau ada masalah pada ibu maupun
bayi,seperti kehamilan kembar, tekanan darah tinggi pada ibu, kelahiran sungsang, atau
masalah dengan plasenta atau tali pusat. Persalinan caesar dapat dilakukan berdasarkan
bentuk panggul ibu atau riwayat riwayat operasi caesar sebelumnya, kelahiran pervagina
setelah bedah caesar dimungkinkan. SC dilakukan hanya ketika diperlukan secara medis.
Namun saat ini, SC dilakukan tanpa alasan medis atas permintaan oleh seseorang
biasanya ibu.
B. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu postpartum P1A0
C. Manfaat
Manfaat sejalan dengan tujuan yaitu dapat digunakan untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada ibu postpartum P1A0.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkanmelalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syaratrahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).Sectio Caesaria adalah
tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahanabdomen dan dinding uterus Sectio
Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram
melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh. Sectio caesaria atau bedah sesar adalah
sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang
menembus abdomen seorangibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan
satu bayi atau lebih.
B. FAKTOR PREDISPOSISI/PENYEBAB
Menurut Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan Sectio caesaria adalah ruptur
uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin
adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4000 gram.Dari beberapa faktor Sectio
caesaria diatas dapat diuraikan beberapa penyebab Sectio caesaria sebagai berikut:
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion)
adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala
janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami.Tulang-tulang
panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami.Bentuk
panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan
kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan
operasi.Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi
asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b.PEB ( Pre-Eklamsia Berat)
Pre eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsungdisebabkan oleh kehamilan,
sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan
eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu
kebidanan.Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsia.
c. KPD ( Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil
aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
d.Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar
memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggidaripada kelahiran satu bayi. Selain
itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit
untuk dilahirkan secara normal.
e.Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan
adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek
dan ibu sulit bernapas.
f. Kelainan Letak Janin
 Kelainan pada letak kepala
Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB
yang paling rendah. etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar,
anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling
rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira0,27-0,5 % .
Presentasi dahi
Posisi kepala antara Fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan
tetap paling depan. ada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak belakang kepala.

Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin,
2002).
C. PATOFISIOLOGI
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul
sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partustidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin.Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea( SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami
imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.Adanya kelumpuhan
sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas
perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.Kurangnya
informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan
dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehinggamenyebabkan terputusnya
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri
akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka
post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan
mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
4. Urinalisis/kultur urine.
5. Pemeriksaan elektrolit.
E. KOMPLIKASI
1. Infeksi Puerpuralisa
a. Ringan: dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b. Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dengan dehidrasi atau perut sedikit
kembung.
c. berat : dengan peritonitis,sepsis,dan ileus paralitik. Hal ini serig kita jumpai pada partus
terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi Intrapartum karena ketuban yang telah pecah
terlalu lama.
2. Pendarahan disebabkan karena :
a. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b. Atonia Uteri
c. Pendarahan pada plasenta bled
3. Luka pada kandung kemih emboli paru,dan keluhan kandung kemih bila reperitonalisasi
terlalu tingg
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding
uterus,sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi reptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih
banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
F. PATHWAY
ETIOLOGI SC

ADAPTASI POST PARTUM LUKA POST OPERASI

FISIOLOGIS JARINGAN JARINGAN


PSIKOLOGIS
TERPUTUS TERBUKA

LAKTASI
PROTEKSI
MERANGSANG AREA
SENSORIK MOTORIK KURANG

PROGESTERON DAN
ESTEROGEN

MENURUN
RESIKO INFEKSI
NYERI

PROLAKTIN
MENINGKAT

GANGGUAN
POLA TIDUR
ISAPAN BAYI

EJEKSI ASI
GANGGUAN RASA
NYAMAN

ASI TIDAK KELUAR


MENYUSUI TIDAK
EFEKTIF
ASKEP TEORI
1. Pengkajian
a. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.

b. Alasan Dirawat
Kaji adanya sakit perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak

c. Riwayat Masuk Rumah Sakit


Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga .

2. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia


1) Pola Pemeliharan/ Manajemen Kesehatan

2) Pola nutrisi dan metabolisme

3) Pola eliminasi

4) Pola aktivitas dan latihan

5) Pola tidur dan istirahat

6) Pola kognitif/perseptual.

7) Pola persepsi dan konsep diri

8) Pola peran dan hubungan

9) Pola mekanisme koping dan toleransi stress

10) Pola seksual dan reproduksi

11) pola Pola nilai kepercayaan


3. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Suhu

c) Nadi

d)Pernafasan
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah konjungtiva
pucat, apakah skelera ikterus, dan lain-lain

b) Leher
kaji pembesaran kelejar tiroid,

c) Abdomen
Kaji bissing usus
d) Genetalia
- Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.
- Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi mukus normal.

e) Perinium dan Anus


kaji ada tidaknya hemoroid.

f) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat, adanya nyeri
dan kemerahan

4. pemeriksaan penunjang

 Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi
dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
 Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
 Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
 Pemeriksaan elektrolit

5. Analisa Data

Adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut bisa di pahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan terutama masalah yang
berkaitan dengan penelitian .

6. Diagnosa keperawatan

Adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang di alami nya baik berlangsung actual maupun potensial

7. Intervensi

Tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingat kesehatan saat ini ke
tingkat yang di inginkan dalam hasill yang diharapkan

8. Implementasi

Serangkaian kegiatan pada intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memantu klien dari
masalah status kegiatan yang di hadapi ke status kegiatan yang lebih baik.

9.Evaluasi

Tindakan untuk melengkapi proses keperawatan. Untuk melihat seberapa jauh keberhasilan atau
kesembuhan pada klien
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN NY. H DENGAN DIAGNOSA POST OPERASI SECTIO
CAESAREA DI RUANG PERAWATAN LONTARA 4 BAWAH BELAKANG (NIFAS)
A. Pengkajian

Data Umum Klien


a. Nama Pasien : Ny. H
b. Umur : 14 Tahun
c. Status Perkawinan : kawin
d. Pekerjaan : IRT
e. Pendidikan terakhir: SD
f. Diagnosa : post partum Sectio Caesarea
Data Penanggung jawab
a. Nama : Tn M
b. Umur : 22 tahun
c. Status perkawinan : kawin
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Pendidikan terakhir: SMA
Riwayat Persalinan yang dulu
N Tahun Tipe penolo Jenis Berat Keadaan bayi baru Masalah
O Persalinan ng kelamin badan lahir kehamilan
lahir
1 2018 Sectio dokter Perempuan 2540 Menangis spontan -
Caesarea dan tidak ada trauma
persalinan

Pengalaman menyusui : tidak pernah


Berapa lama : tidak pernah
Riwayat kehamilan saat ini
1. Berapa kali pemeriksaan kehamilan : 6 kali yaitu 2 kali di trimester pertama, 3 kali di
trimester kedua dan 1 kali di trimester ketiga.
2. Masalah kehamilan : klien mengatakan muntah mual,sering pusing pada
trimester I dan sering buang air kecil pada trimester ke III
Riwayat Persalinan
1. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea
2. BB,PB Bayi : 2540 gram , 48 cm
3. Perdarahan : 800 cc
4. Masalah dalam persalinan : tidak ada
Data Umum Klien saat ini
Status Obstetrik : P1 A0 H3
Keadaan Umum : baik
BB saat hamil/TB : 55 kg/ 145 cm
BB sebelum hamil : 62 kg
Kesadaran : Composmentis
TTV
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,5
Nadi : 78 x/ menit
Pernafasan : 19 x/menit

Keluhan saat pengkajian: Klien mengatakan nyeri pada area post operasi. Selain itu,klien juga
mengeluh bahwa puting susunya masuk kedalam sehingga pada saat menyusui, bayinya selalu
menolak dan menangis. Klien mengatakan sudah BAB sejak 1 hari post operasi dan klien tampak
BAK lancar. Klien juga mengatakan sering terbangun tengah malam akibat bayi yang menangis.
Klien juga mengatakan ini merupakan kelahiran pertama dan klien mengatakan ingin mengetahui
cara merawat bayi yang benar.
kepala dan Leher
Kepala : Tidak ada rambut rontok, tidak ada benjolan maupun luka dan tidak ada nyeri tekan
Mata : Tidak ada ikterus, konjungtiva anemis, dan tidak terasa nyeri
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret yang menghambat pernapasan
dan tidak ada nyeri tekan
Mulut : Bibir tampak sedikit kering dan lidah tampak bersih
Telinga : Telinga tampak simetris, tidak ada benjolan dan tidak adanyeri tekan
Leher : Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tiroid maupun pembesaran
kelenjar getah bening
Masalah khusus : Tidak ada
Dada
Jantung : Bentuk dada tampak simetris dan bunyi jantung normal
Paru : Pengembangan dada simetris dan tidak terdengar suara tambahan
Payudara : Payudara tampak simetris, areola menghitam dan tidakada nyeri tekan
Puting susu : Puting masuk ke dalam
Pengeluaran ASI : Produksi ASI banyak
Masalah khusus : Ketidakefektifan pemberian ASI
Abdomen
Involusi uterus
Fundus uteri : 1 jari di bawah umbilikus(10 cm darisimpisis pubis)
Kontraksi : Kuat
Posisi : Tengah
Kandung kemih : Tidak ada distensi kandung kemih
Diastasis rectus abdominis : 10 cm × 3 cm
Fungsi pencernaan : Klien BAB 1x sehari sejak post operasi/peristaltic usus terdengar (5
kali/menit)
Masalah khusus : Tampak luka bekas operasi pada bagian abdomen klien. Klien mengatakan
terkadang merasa nyeri pada bagian luka operasi.Terkadang klien menunjukkan ekspresi
meringis. Hasil pengkajian nyeri menggunakan NRS, meliputi:
P= luka jahitan bekas operasi dan sangat dirasakan saat berjalan
Q= seperti teriris
R= bagian abdomen, tidak menjalar
S= skala 3
T= 1-2 menit
TANDA REEDA
R : Reedness : ada kemerahan
E : Edema : tidak ada
E : Ekimosis : tidak ada
D : Discharge : darah
A : Approximate : tertutup
Perineum dan Genitalia
Vagina : Integritas kulit = baik/tidak, edema/memar/hematoma
Perineum : Utuh / episiotomi / rupture
Kebersihan : BersihLokiaJumlah : 2 kali ganti pembalut (25-50ml/pembalut)
Jenis/warna : Rubra/merah kecoklatan
Konsistensi : Cair dan terdapat stosel (seperti saat haid)
Bau : AmisHemoroid : Tidak ada
Derajat : -
Lokasi : -
Berapa lama : -
Nyeri : tidak
Masalah khusus : Tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas Atas :
Edema : tidak
Varises : tidak
Ekstremitas Bawah :
Edema : tidak
Varises : tidak
Masalah khusus : Tidak ada
Eliminasi
Urine : Kebiasaan BAK : 3-4 x/hari ,
BAK saat ini : 3-4 x/hari Nyeri / tidak
Fekal : Kebiasaan BAB : 1 x/hari,
BAB saat ini : 1vx/hari Konstipasi / tidak
Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur : Kebiasaan, tidur 6-7 jam, tidak pernah terbangun pada malam hari.
Pola tidur saat ini :Klien tidak merasa puas karena sering merasaterbangun tengah malam dan
tidurnya hanya 3-4 jam.Pada saat dikaji, klien tampak mengantuk
.Keluhan ketidaknyamanan: Ya
Sifat : nyeri saat berjalan, terbangun saat tengah malam danruangan panas
Lokasi : Luka post op bagian abdomen
Intensitas Hilang timbul.
Mobilisasi dan Latihan
Tingkat mobilisasi : Miring kanan dan kiri, duduk, berjalan
Latihan/senam : Tidak ada
Masalah khusus : Tidak ada
Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi : Sesuai diet
Nafsu makan : Meningkat
Asupan cairan :
Masalah khusus : Tidak ada
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : Taking hold
Penerimaan terhadap bayi : Kehadiran bayi sangat diharapkan
Masalah khusus : Tidak ada
Kemampuan menyusui: Saat ini belum mampu menyusui dengan baikkarena putting susu masuk
ke dalam.
Obat-obatan yang Dikonsumsi Saat Ini :
1.Ketorolac 30 mg/8 jam/Intravena( meredahkan Nyeri dan peradangan)
2.Ranitidine 50 mg/8 jam/Intravena( menurunkan sekresi asam lambung berlebih)
3.Asam Traneksamat 500 mg/8 jam/intravena( mengurangi atau menghentikan pendarahan)
4.Cefotaxine 90 mg/24 jam/intravena( obat antibiotic untuk membunuh bakteri akibat infeksi)
5.Fetrosus sulfat 200 mg/24 jam oral( mengobati atau mencegah kadar zat besi rendah dalam
darah)
6.Asam mefenamat 500 mg/8 jam/oral(untuk meredahkan nyeri)
Hasil Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Interpretasi
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
WBC 7,31 (103/uL 4,00-10,00 (103/uL) Normal
RBC 2,93 (106/uL) 4,00-6,00 (106/uL) Menurun
HGB 8,9gr/dl 12,0-16,0 gr/dl Menurun
HCT 26,8 % 37,0-48,0 % Menurun
MCV 91,5 fl 80,0-97,0 fl Normal
MCH 91,5pg 26,5-33,5 pg Meningkat
MCHC 30,4 gr/dl 31,5-35,0 gr/dl Menurun
PCL 169 (103/uL) 150-400 (103/uL) Meningkat
TRDW-CV 15,2 10,0-15,0 Meningkat
PDW 12,1fl 10,0-18,0 fl Normal
MPV 10,7 fl 6,50-11,0 fl Normal
PCT 0,18 % 0,15-0,50 % Normal
NEUT 4,99 % 52,0-75,0 % Menurun
LYMPH 24,6 % 20,0-40,0 % Normal
MONO 5,7 % 2,00-8,00 % Normal
EO 0,09 % 1,00-3,00 % Menurun
BASO 0,03% 0,00-0,10 %
Koagulasi
7 menit 4-10 menit Normal
Waktu Bekuan 2menit 1-7 menit Normal
Waktu Perdarahan
KIMIA DARAH
Glukosa 150mg/dl 140 mg/dl
GDS
Fungsi Ginjal 10mg/dl 10-50 mg/dl Normal
Ureum 0,48 mg/dl L(<1,3),P(<1,1) mg/dl Normal
Kreatinin
Fungsi Hati 16 U/L < 38 U/L Normal
SGOT 5U/L < 41 Normal
SGPT
Kimia Lain 139 mmol/ U/L136-145 mmol/l Menurun
Elektrolit Natrium l3,9 mmol/ 3,5-5,1 mmol/l Normal
Kalium l104 mmol/l 97-111 mmol/l Normal
Klorida
IMUNOSEROLOGI Non Reactive Non Reactive negativ
Penanda HepatitisHBs
Ag (ICT)
B. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Ketidakadekuatan suplai ASI Menyusui tidak efektif
 Klien mengatakan
puting susu masuk ke
dalam
DO: Anomali payudara( putting
 Puting susu tampak susu yang masuk ke dalam)
inferted

Factor resiko Jaringan terbuka Resiko infeksi


 Terpajan pada wabah :
terdapat luka post SC
 Perban luka tampak Proteksi kurang
berdarah

DS: Hambatan lingkungan Gangguan pola tidur


 Klien mengatakan
tidak puas dengan
pola tidurnya karena
sering terbangun pada Kurangnya control tidur
malam hari
 Kebiasaan tidur 6-7
jam dan saat ini
berubah menjadi 3-4
jam
DO :
 Tampak mengantuk

DS: Pencederaan fisik Nyeri Akut


 Klien mengatakan
nyeri pada area post
operasi
DO: MERANGSANG AREA SENSORIK
 Klien tampak MOTORIK
meringgis
Diagnosa keperawatan
1. Menyusui tidak efektif b/d Ketidakadekuatan suplai ASI ditandai dengan putting susu
masuk ke dalam
2. Resiko infeksi b/d jaringan terbuka ditandai dengan terdapatnya luka post SC
3. Gangguan pola tidur b/d kurangnya control tidur ditandai dengan Klien tampak
mengantuk
4. Nyeri akut b/d agen pencedaraan fisik ditandai dengan klien tampak meringgis
Intervensi
Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
1. Menyusui tidak Setelah di lakukan Tindakan  Ajarkan perawatan payudara
efektif b/d selama 3 x 24 jam diharapkan: post partum( misalnya pijat
Ketidakadekuatan Tujuan: untuk memperlancar payudara,memerah ASI)
suplai ASI ditandai suplai ASI  Ajarkan posisi menyusui dan
dengan putting susu KH : membaik perlekatan(lacth on)dengan
masuk ke dalam benar
 Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
2. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan Tindakan  Monitor daerah luka post sc
jaringan terbuka selama 3 x 24 jam diharapkan:  anjurkan meningkatkan asupan
ditandai dengan Tujuan :untuk menurunkan nutrisi
terdapatnya luka resiko infeksi pada luka SC  monitor tanda dan gejala infeksi
post SC KH: menurun

3. Gangguan pola Setelah di lakukan Tindakan  Anjurkan meningkatkan asupan


tidur b/d kurangnya selama 3 x 24 jam diharapkan: nutrisi
control tidur Tujuan :agar memperbaiki pola  Anjurkan pola tidur yang baik
ditandai dengan tidur  Anjurkan menepati kebiasaan
Klien tampak KH: membaik waktu tidur
mengantuk  Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur.

4. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi skala nyeri
pencedaraan fisik selama 3x 24 jam diharapkan:  Anjurkan untuk istirahat
ditandai dengan Tujuan : nyeri berkurang  Kolaborasi dengan dokter dalam
klien tampak KH: menurun pemberian obat
meringgis
Implementasi
Hari/tangga implementasi Jam evaluasi
l
Senin,23 1. Menganjarkan klien cara 21:00 S : klien mengatakan ASI
Juli2018 merawat payudara dengan mulai lancar tapi bayi menolak
Dinas Teknik perawatan payudara ibu untuk menyusui secara
siang(Hari nifas langsung
pertama) 2. Mengajarkan posisi saat
14:00 menyusui yang benar dengan O : Puting susu ibu inverted
Teknik menyusui A : masalah belum teratasi
3. Memberikan edukasi kepada P : lanjut intervensi
klien tentang manfaat menyusui
pada bayi

14:30 1. Memonitor tanda dan gejala S : klien mengetahui tanda-


infeksi seperti mengecek daerah tanda infeksi seperti terdapat
luka cairan yang bau yang keluar
2. Membersihkan dan mengganti pada luka post SC, kemerahan
perban luka dan demam.
3. Menganjurkan pasien makan-
makanan yang bergizi dan O : Tidak ada pus, cairan
berserat tinggi berbau dan kemerahan pada
luka
A : ,masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

16:00 1. Menjelaskan pentingnya tidur S : Klien mengatakan masih


yang cukup pada klien sering terbangun di malam hari
2. Menganjurkan makan-makanan
yang bergizi dan memiliki serat O : Klien tampak mengantuk
dan minum yang cukup A : masalah belum teratasi
3. Memberikan himbauan kepada P : lanjutkan intervensi
klien untuk tidak minum kopi

1. Mengidentifikasi Skala nyeri S: Pasien mengatakan nyeri


2. H= berkurang
P= luka jahitan bekas operasi dan O: Skala nyeri 4
sangat dirasakan saat berjalan A:Masalah belum teratasi
Q= seperti teriris P:Intervensi dilanjutkan
R=bagianabdomen,tidak menjalar
S= skala 4(1-10)
3. menganjurkan untuk istirahat
H=Istirahat yang cukup
4. berkoolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat(Analgetik)
H=Memberikan obat Asam
mefenamat 500mg setiap 8 jam
seara oral

Hari/tangga Implementasi Jam Evaluasi


l
Selasa, 24  Menganjarkan klien cara merawat 13:30 S : Klien mengatakan ASI Lancar
Juli2018Di payudara dengan Teknik perawatan tapi bayi masih menanggis untuk
nas payudara ibu nifas menyusui
Pagi(Hari  Mengajarkan posisi saat menyusui
kedua) yang benar dengan O : klien tampak nyaman
08:00 Teknik menyusui A : masalah belum teratasi
 Memberikan edukasi kepada klien P : lanjutkan intervensi
tentang manfaat menyusui pada bayi

09:10  Memonitor tanda dan gejala infeksi S : Klien mengatakan tidak ada
seperti mengecek daerah luka tanda-tanda infeksi
 Membersihkan dan mengganti perban
luka O : Klien tampak nyaman
 Menganjurkan pasien makan-makanan A : masalah teratasi
yang bergizi dan berserat tinggi P :hentikan intervensi

10:00  Menjelaskan pentingnya tidur yang S :Klien mengatakan pola tidur


cukup pada klien ibu mulai teratur
 Menganjurkan makan-makanan yang
bergizi dan memiliki serat dan minum O:Klien tampak nyaman
yang cukup A : masalah belum teratasi
 Memberikan himbauan kepada klien P : hentikan lanjutkan intervensi
untuk tidak minum kopi

10:20 1. Mengidentifikasi Skala nyeri S: Pasien mengatakan nyeri


2. Hasil: S= skala 3(1-10) berkurang
3. menganjurkan untuk istirahat O: Skala nyeri 3
H=Istirahat yang cukup A:Masalah teratasi
4. berkoolaborasi dengan dokter dalam P:Intervensi dihentikan
pemberian obat(Analgetik)
H=Memberikan obat Asam
mefenamat 500mg setiap 8 jam oral
Hari/tangga Implementasi Jam Evaluasi
l
Rabu,25  Menganjarkan klien cara merawat 13:30 S : Klien mengatakan menyusui
Juli2018Di payudara dengan Teknik perawatan bayi dengan lancar
nas payudara ibu nifas
Pagi(Hari  Mengajarkan posisi saat menyusui O : klien tampak nyaman
ketiga) yang benar dengan A : masalah teratasi
09:10 Teknik menyusui P : hentikan intervensi
 Memberikan edukasi kepada klien
tentang manfaat menyusui pada bayi

09:30  Memonitor tanda dan gejala infeksi S : Klien mengatakan tidak ada
seperti mengecek daerah luka tanda-tanda infeksi
 Membersihkan dan mengganti perban
luka O : Klien tampak nyaman
 Menganjurkan pasien makan-makanan A : masalah teratasi
yang bergizi dan berserat tinggi P :hentikan intervensi

10:00  Menjelaskan pentingnya tidur yang S :Klien mengatakan pola tidur


cukup pada klien ibu terkontrol
 Menganjurkan makan-makanan yang
bergizi dan memiliki serat dan minum O:Klien tampak nyaman
yang cukup A : masalah teratasi
 Memberikan himbauan kepada klien P : hentikan intervensi
untuk tidak minum kopi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Masalah yang dialami oleh klien yaitu puting susu inverted, risiko infeksi, nyeri pada area
operasi skala 3 NRS, dan gangguan pola tidur. Klien juga tampak senang dengankelahiran anak
pertamanya. Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi ketidakefektifan pemberian ASI,
risiko infeksi, nyeri akut, gangguan pola tidur serta kesiapan peningkatan peran menjadi orang
tua. Masalah keperawatan yang berhasil diatasi yaitu ketidakefektifan pemberian ASI, dan nyeri
akut. Intervensi yang diberikan yaitu perawatan payudara (putingsusu), pengajaran pemberian
makan dengan sendok, serta pengajaran nutrisi pada orang tua:0-3 bulan. Selain itu juga
dilakukan perawatn luka, mengajarkan untuk menjagalingkungan tetap bersih. Pada nyeri
dilakukan teknik relaksasi dan pemberian obatketorolac. Pada gangguan pola tidur dilakukan
peningkatan tidur dengan menerapkankenyamanan serti pijat, pemberian posisi serta sentuhan
efektif. Pada kesiapan peningkatan peran menjadi orang tua yaitu dengan memberikan
pendidikan orang tua tentang perawatan pada bayi.
B. Saran
Diharapkan perawat memberikan edukasi pada ibu primipara tentang cara merawat bayi dan
pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA

American Congress of Obstetricians and Gynecologists, "Five Things Physicians and PatientsShould
Question", Choosing Wisely: an initiative of the ABIM Foundation, AmericanCongress of Obstetricians
and Gynecologists, archived from the original on 1September 2013, retrieved 1 August 2013

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).

Nursing Interventions Classification (NIC).

United States of America: Elsevier.Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015).

Nanda International Nursing Diagnoses: Definitionsand Classification 2015-2017.

Jakarta: EGC.5Lowdermilk, D.L., Perry, S.E. & Cashion.(2013 ). Keperawatan Maternitas Edisi 8 Buku 2.
Singapore: ElseiverLowdermilk, D.L., Perry, S.E. & Cashion.(2014 ). Maternity Nursing 8th
Edition.USA:Elseiver Mayo Clinic staff (30 July 2015). "Labor and delivery, postpartum care". Mayo Clinic.
Retrieved 15 August 2015.

McGuire E (July 2013). "Maternal and infant sleep postpartum". Breastfeeding Review 21 (2): 38 – 41.
PMID 23957180. Murray, S.S. & McKinney, E.s. (2007). Foundations of maternal — Newborn
nursing.Singapore: Saunders Elsevier.Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013).

https://www.academia.edu/37249289/ASUHAN_KEPERAWATAN_NY._H_DENGAN_DIAGNOSA_POST_O
PERASI_SECTIO_CAESAREA_HARI_KE-
3_DI_RUANG_PERAWATAN_LONTARA_4_BAWAH_BELAKANG_NIFAS

Anda mungkin juga menyukai