Oleh :
Aisyah Marwah,drg 021918046312
Puspita Ayuningtyas,drg 021918046313
Dosen pembimbing :
Mega Moeharyono P.,drg.,Ph.D.,Sp.KGA(K)
TOPIK PEMBAHASAN
POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
CASE REPORT
2
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
1. Periode Natal
4
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
55
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
66
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
NONSPACED DENTITION
77 7
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
Relasi mesiodistal antara permukaan distal
TERMINAL PLANES
molar ke 2 sulung rahang atas & rahang
bawah
88
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
TERMINAL PLANES
99
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
TERMINAL PLANES
10
10
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
TERMINAL PLANES
1. Overbite • Merupakan jarak vertikal antara tepi insisal insisif rahang atas
dan tepi insisal insisif rahang bawah.
• Rata - rata overbite dalam pertumbuhan gigi sulung adalah 2 mm
2. Edge to edge • suatu kondisi dimana tepi insisal kedua gigi seri berada di bidang
yang sama atau disebut juga sebagai zero overbite.
3. Overjet • Jarak horizontal antara lingual insisif rahang atas dan aspek
labial gigi seri mandibula saat gigi berada dalam oklusi sentris.
Rata-rata dalam pertumbuhan gigi sulung adalah 1 sampai 2 mm
12
12
POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Periode Geligi Sulung
• hubungan caninus sulung rahang atas
RELASI CANINUS
dan rahang bawah
• merupakan salah satu relasi yang
paling stabil pada gigi sulung
Merupakan periode dimana fase geligi sulung dan geligi permanen terjadi secara
bersamaan. Fase ini dimulai sekitar 6 tahun dengan erupsi gigi molar 1 pertama dan
berlangsung hingga sekitar 12 tahun.
Relasi straight terminal plane pada molar kedua sulung sebanyak kurang lebih 76%,
mesial step 14%, dan distal step 10
14
14
3. Periode Mixed Dentition. POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
16
16
4. Periode Permanent Dentition POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
17
17
4. Periode Permanent Dentition POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
2. Angulasi mahkota
3. Inklinasi mahkota
4. Rotasi
5. Kotak gigi
6. Curve of Spee
18
18
4. Periode Permanent Dentition POLA OKLUSI STATIS
YANG IDEAL
1. Relasi Molar
21
21
POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
1. Tahapan Pola Pertumbuhan POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Lengkung Geligi.
23
23
1. Tahapan Pola Pertumbuhan POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Lengkung Geligi.
24
24
1. Tahapan Pola Pertumbuhan POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Lengkung Geligi.
25
25
2. Pola Pertumbuhan POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Lengkung Gigi yang Ideal.
26
26
3. Perbandingan Ukuran POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Gigi & Lengkung Gigi
Ukuran gigi dan ukuran alveolar adalah faktor utama yang menentukan status
lengkung gigi permanen.
Jika ukuran gigi dan ukuran lengkung tidak seimbang, maka efeknya pada
lengkung gigi permanen adalah crowding atau spacing.
Crowding adalah faktor utama penyebab terjadinya maloklusi pada lengkung
gigi.
Lengkung gigi yang ideal adalah ketika ukuran gigi dan ukuran lengkung
seimbang.
Ukuran gigi pada perkembangan lengkung gigi, mengacu pada dimensi mesial-
distal dari masing-masing gigi.
Menurut Garn and Potter ukuran gigi mesial-distal ditentukan terutama oleh
faktor genetik. Lokus keempat gen kromosom mempengaruhi ukuran gigi
rahang atas mesial – distal, sedangkan gigi – geligi pada rahang bawah
dipengaruhi oleh lokus ke enam.
27
27
3. Perbandingan Ukuran POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Gigi & Lengkung Gigi
29
29
5. Maintenance Pertumbuhan POLA PERTUMBUHAN
LENGKUNG GELIGI
Lengkung Geligi
Analisis
Ruang
30
30
6. Pengaruh F. Lingkungan
POLA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Lengkung LENGKUNG GELIGI
Geligi
Penyeban utama maloklusi lengkung geligi adalah ketidakseimbangan ukuran
lengkung.
Terdapat Faktor sekunder yang mempengaruhi disposisi lengkung gigi selama
masa anak – anak, yaitu :
• Tanggal prematur gigi sulung,
• Karies interproksimal,
• Patologi,
• Ankylosis gigi sulung,
• Oral habit,
• Trauma,
(McDonald, 2016).
Faktor lingkungan yang paling umum mempengaruhi status lengkung gigi
adalah karies dan tanggal prematur gigi sulung
Karies dan tanggal prematur molar pertama sulung, molar kedua, atau
keduanya menghasilkan penurunan panjang lengkung gigi.
31
31
6. Pengaruh F. Lingkungan
POLA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Lengkung LENGKUNG GELIGI
Geligi
32
32
CASE REPORT
JOURNAL 1
34
JOURNAL 1
CASE REPORT 1
CASE REPORT 1
CASE REPORT 1
37 37
JOURNAL 1
CASE REPORT 2
38 38
JOURNAL 1
CASE REPORT 2
39 39
JOURNAL 1
CASE REPORT 2
40 40
JOURNAL 1
CASE REPORT 3
CASE REPORT 3
42
42
JOURNAL 1
CASE REPORT 3
43 43
JOURNAL 1
KESIMPULAN
⊷ Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mengusahakan agar gigi erupsi
dan sejajar tanpa pemendekan lengkung .
⊷ Kurangnya perhatian terhadap mekanisme yang mendasar ini dapat
menyebabkan koreksi ortodontik yang berkepanjangan dan kurang
diinginkan di kemudian hari.
44 44
JOURNAL 2
45
JOURNAL 2
CASE REPORT 1
Seorang pasien perempuan berusia 9 tahun yang lahir dari orang tua Nonconsanguineous
datang ke Departemen Orthodontik dan Ortopedi Dentofacial, Subharti Dental College,
Meerut, dengan keluhan utama gigi depan atas dan bawah yang tidak teratur. Pasien ingin
giginya dilakukan perawatan.
CASE REPORT 1
Pemeriksaan intraoral:
• Tampak gigi dalam fase late
mixed dentition
• Relasi molar kelas I Angle di
kedua sisi.
• Garis median rahang atas
bergeser ke kanan sebesar
1,5 mm
• Garis median rahang bawah
bergeser ke kiri sebesar 1
mm.
• Molar kedua sulung (E) telah Intraoral photographs showing late mixed dentition and
erupsi. crowding in both the arches
47
47
JOURNAL 2
CASE REPORT 1
Pemeriksaan radiografis :
• Tampak benih gigi premolar kedua permanen pada rahang atas kanan dan kiri serta
rahang bawah kanan dan kiri di antara akar molar kedua sulung.
CASE REPORT 1
Tahapan perawatan :
1. Menyiapkan Orthodontic records
2. Analisis model kekurangan tempat 6.5 mm pada RA dan 7 mm pada RB.
3. Berdasarkan dental age, analisa model gigi dan analisis sefalometriknya, diputuskan
untuk menggunakan space E untuk koreksi crowding pada gigi anterior dan memandu
erupsi gigi premolar dua permanen.
4. Penggunaan Nance’s palatal arch dan lingual holding arch.
49
49 Occlusal photographs showing Nance’s palatal arch and lingual arch
JOURNAL 2
CASE REPORT 1
Tahapan perawatan :
5. Koreksi lengkung rahang dimulai dengan partial bonding pada kedua lengkungan.
6. Dilakukan pengurangan gigi molar ke dua sulung secara berurutan sebesar 1 mm
setiap bulan dari sisi mesial untuk distalisasi gigi premolar dan kaninus pertama dengan
tie back di keempat kuadran
CASE REPORT 1
Tahapan perawatan :
7. Koreksi pada kedua lengkung dilakukan sampai waktu pelepasan piranti orthodonti.
8. Koreksi pada kedua lengkung dilakukan tanpa proklinasi gigi sulung.
9. Relasi gigi molar dipertahankan dalam hubungan klas I, dan relasi gigi caninus diubah
menjadi relasi hubungan klas I.
CASE REPORT 1
52
52
JOURNAL 2
CASE REPORT 1
Pembahasan
memberikan ruang untuk premolar pertama dan caninus
• Pengurangan molar
kedua sulung secara
bertahap tetapi tidak menyebabkan nekrosis pulpa
menghilangkan crowding anterior.
53
53
JOURNAL 2
CASE REPORT 2
Seorang pasien laki – laki berusia 11 tahun datang ke Departemen Orthodontik dan
Ortopedi Dentofacial, Subharti Dental College, Meerut, dengan keluhan utama gigi depan
atas dan bawah yang tidak beraturan. Pasien ingin giginya dilakukan perawatan.
CASE REPORT 2
Pemeriksaan intraoral:
• Tampak gigi dalam fase late
mixed dentition
• Relasi molar kelas I Angle di
kedua sisi.
• Garis median rahang atas
bergeser ke kanan sebesar
2,5 mm.
• Kedua gigi insisif lateral
kanan dan kiri rahang atas Intraoral photographs showing late mixed dentition and
crossbite crowding in both the arches
• Gigi caninus kiri rahang atas
belum erupsi.
• Molar kedua sulung (E) telah
55
erupsi.
55
JOURNAL 2
CASE REPORT 2
Pemeriksaan radiografis :
• Tampak benih gigi premolar kedua permanen pada rahang atas kanan dan kiri serta
rahang bawah kanan dan kiri di antara akar molar kedua sulung.
Preteatment orthopentogram
56
JOURNAL 2
CASE REPORT 2
Tahapan perawatan :
1. Menyiapkan Orthodontic records
2. Analisis model kekurangan tempat 4 mm pada RA dan 2 mm pada RB.
3. Berdasarkan dental age, analisa model gigi dan analisis sefalometriknya, diputuskan
untuk menggunakan space E untuk koreksi crowding pada gigi anterior dan memandu
erupsi gigi premolar dua permanen.
4. Penggunaan Nance’s palatal arch dan lingual holding arch.
CASE REPORT 2
Tahapan perawatan :
5. Koreksi lengkung rahang dimulai dengan partial bonding pada kedua lengkungan.
6. Koreksi pada kedua lengkung dilakukan sampai waktu pelepasan piranti orthodonti.
7. Koreksi pada kedua lengkung dilakukan tanpa proklinasi gigi sulung.
8. Relasi gigi molar dipertahankan dalam hubungan klas I, dan relasi gigi caninus diubah
menjadi relasi hubungan klas I.
CASE REPORT 2
Intraoral photographs after treatment extraoral profile and frontal photographs after treatment
59
JOURNAL 2
CASE REPORT 2
Pembahasan
memberikan ruang untuk premolar pertama dan caninus
• Mempertahankan
space
60
JOURNAL 2
KESIMPULAN
61
62