NIM : 20170430020
Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
barang yang diminta yaitu harga produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera,
pendapatan dan faktor diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah).
Dengan demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang diminta dan
tingkat harga tersebut (Sudarsono, 1983 dalam Hentiani, 2012). Hukum permintaan
menyatakan bahwa, bila harga suatu barang naik sedangkan faktor-faktor lain
dianggap ceteris paribus maka jumlah barang yang diminta konsumen akan
mengalami penurunan.
d. Selera Konsumen
Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang
mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera
konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang
dilengkapi musik dan game akan meningkat.
e. Pendapatan
Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga
semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.
g. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.
Daftar Pustaka
Hentiani Tri L, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Informal di Pasar Sentral Medan. Tesis Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara.
Firdausa dan Arianti, 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam
KerjaTerhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintaro Demak. Diponegoro
Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.Halaman 1-6.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau
suatu organisasi berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati,
mengevaluasi serta melepas produk yang telah mereka pakai atau nikmati
(dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi memenuhi kebutuhannya. Perilaku
konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu pada tahap awal sebelum pembelian,
saat pembelian dan setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian para konsumen
menggali informasi tentang produk yang mereka inginkan.sedangkan pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan transaksi dengan produsen, membayar
produknya. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen menggunakan dan
menikmati produk yang dibelinya, melakukan evaluasi serta melepas atau membuang
produknya ketika mereka sudah bosan.
Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dibedakan menjadi
dua, yaitu :
Perilaku konsumen rasional
Suatu kegiatan konsumsi bisa dikatakan rasional jika beberapa hal di bawah ini
diperhatikan :
Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin atau baik.
Harga suatu produk sesuai dan setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh
konsumen.
Perilaku konsumen irasional
Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang
dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan
pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk tersebut, contoh
perilaku irasional antara lain :
Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan dari suatu produk baik melalui
media cetak, elektronik atupun sosial.
Merk yang dimiliki hanya merk terkenal
Mengutamakan gengsi atau prestise
Perilaku konsumen bisa dilihat dari beberapa pendekatan, dimana pendekatan tersebut
akan memberi jawaban tentang maksud dari perilaku konsumen. Ada dua pendekatan
terkait hal tersebut, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai
guna (utility) ordinal.
Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
Hipotesisi uatama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang
semakin turun, menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akan
semakin menurun ketika mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk
tersebut. Berbicara tentang nilai guna marginal pasti ada kaitannya dengan bagimana
pemaksimuman nilai guna ayang dirasakan oleh konsumen. Ada beberapa syarat
pemaksimuman bisa terjadi yaitu ketika konsumen berada dalam keadaan-keadaan
sebagai berikut :
Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter satuan harga atau utilitas.
Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan
hidupnya sesuai dengan batas kemampuan pendapatannya.
Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus
melakukan konsumsi terhadap produk tersebut (diminishing marginal utility).
Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri
(independent).
Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.
o Daya guna yang dipandang hanya dari segi subjektif membuat tidak adanya
alat ukur yang tepat dan sesuai dengannya.
o Memiliki konsep constan marginal utility of money, yang membuat anggapan
nilai uang akan menurun ketika jumlang uang semakin banyak.
o Konsep diminishing marginal utility merupakan permasalah yang sangat sukar
dari segi psikologis dan sulit diterima sebagai aksioma.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Berbeda dengan pendekatan karinal yang memfokuskan kajian pada daya atau nilai
guna suatu barang, namun dalam pendektan ordinal daya guna tidak seratus persen
diperhatikan cukup diketahui dan konsumen mampu menyusun urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh ketika mengkonsumsi sebuah produk. Dasar
pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak produk yang dikonsumsi maka
semakin besar kepuasan yang didapat oleh konsumen. Dalam menganalisa tingkat
kepuasan pendekatan ini menggunakan kurva indefferen yang menunjukkan
kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan
tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara
duua macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan
yang terbatas.
Perpaduan antara dua kurva ini akan menunjukkan kepuasan yang dicapai oleh
konsumen. Dengan demikian pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah
kepuasan yang maksimum dari melakukan konsumsi terhadap dua macam produk
dengan tingkat pendapatan tertentu. Berbicara tentang pendekatan ordinal pasti tak
terlepas dari kurva indeferens yang memiliki beberapa ciri diantaranya :
Biaya dan manfaat merupakan dua aspek yang selalu difikirkan oleh seorang
konsumen dalam melakukan konsumsi. Jika dalam suatu kondisi dimana dua produk
yang sama memberikan manfaat atau daya guna yang sama maka konsumen dengan
otomatis akan melihat harga dan memlih yang lebih murah. Di sisi lain jika dalam
kondisi dimana ada dua produk yang harganya sama, maka konsumen akan melihat
dan memperhatikan manfaat serta nilai gunanya bagi masyarakat dan memilih yang
memiliki manfaat lebih besar.
Dalam hukum ini berlaku tentang semakin banyaknya jumlah barang yang
dikonsumsi, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang dihasilkan. Artinya
dengan adanya tambahan biaya maka konsumen akan menghentikan konsumsinya
terhadap barang tersebut.