Anda di halaman 1dari 11

Nama : Amien Hafiffudin

NIM : 20170430020

Kelas : Ekonomi Manajerial ( C )

A. CAPTER : TEORI PERMINTAAN DAN PERKIRAAN PERIMINTAAN


a. Permintaan Pasar
Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan jumlah suatu barang
yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga suatu periode tertentu.
Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang
tersebut. Apabila harga barang naik sedang pendapatan tidak berubah maka
permintaan barang tersebut akan turun. Sebaliknya, jika harga barang turun, sedang
pendapatan tidak berubah maka permintaan barang akan mengalami kenaikan atau
bertambah (Soekirno, 1985 dalam Firdaus dan Arianti, 2013).

Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
barang yang diminta yaitu harga produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera,
pendapatan dan faktor diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah).
Dengan demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang diminta dan
tingkat harga tersebut (Sudarsono, 1983 dalam Hentiani, 2012). Hukum permintaan
menyatakan bahwa, bila harga suatu barang naik sedangkan faktor-faktor lain
dianggap ceteris paribus maka jumlah barang yang diminta konsumen akan
mengalami penurunan.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan


a. Harga Barang itu Sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah
permintaan barang akan menurun.
b. Harga Barang Komplementer (Pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda
motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka
kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga
sebaliknya.
c. Harga Barang Subtitusi (Pengganti)
Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada
barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang
akan tetap menggunakan barang yang semula.

d. Selera Konsumen
Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang
mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera
konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang
dilengkapi musik dan game akan meningkat.

e. Pendapatan
Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga
semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.

f. Intensitas Kebutuhan Konsumen


Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika
kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat.

g. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.

h. Perkiraan Harga di Masa Depan


Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan
turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli.

Perkiraan Permintaan Pasar


Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk
atau sekelompok produk di masa yang lalu dan di masa yang sekarang dalam kendala
satu asset kondisi tertentu. Sedangkan, Perkiraan permintaan merupakan usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam
kendala satu asset kondisi tertentu.
Dasar penentuan ukuran pasar:
1. Pasar potensial
kumpulan konsumen yang memiliki tingkat minat cukupbesar terhadap penawaran
pasar.
2. Pasar yang tersedia
Kumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan serta akses terhadap
penawaran pasar.
3. Pasar sasaran
bagian pasar yang diputuskan oleh perusahaan untuk dilayani
4. Pasar terpenetrasi
kumpulan konsumen yang membeli produk perusahaan.

Untuk memperkirakan permintaan pasar saat ini, perusahaan perlu


mengetahui:
a. Total potensi pasar
Merupakan jumlah penjualan maksimum bagi semua perusahaan dalam industri
sepanjang periode tertentu dibawah usaha pemasaran industri serta kondisi
lingkungan tertentu.
Cara menentukan potensi pasar:
PP: Jumlah pembeli potensial X Harga
Contoh: diketahui terdapat 100 pembeli buku setiap tahun, rata-rata pembelian
sebanyak 5, harga buku rata-rata Rp.50.000,00
Tentukan berapa potensi pasar buku tersebut?
PP=100x5x50.000
=250.000.000
b. Potensi pasar suatu wilayah
Karena perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran secara optimal
terhadap wilayah-wilayah terbaiknya perusahaan harus memperkirakan potensi pasar
berbagai kota, negara atau wilayah tertentu.
Terdapat 2 (dua) metode untuk menentukan potensi pasar suatu wilayah:

 Metode pembentukan pasar


Dilakukan dengan cara mengidentifikasi semua pembeli potensial di setiap
pasar serta memperkirakan pembelian potensial mereka. Metode ini akurat bila
perusahaan memiliki daftar semua pembeli potensial serta perkiraan yang
akurat tentang apa yang akan dibeli masing-masing pembeli, namun
Kelemahan metode ini adalah sulit untuk mendapatkan data pelanggan
potensial.

 Metode indeks multi faktor


Metode ini digunakan dikarenakan kelemahan metode satu faktor dalam
meramalkan potensi pasar. Metode ini berusaha mengakomodasikan beragam
faktor yang ikut berkontribusi dalam pembentukan pasar potensial, dimana
masing-masing faktor di beri bobot tertentu. Faktor tersebut mencakup
kehadiran pesaing, biaya promosi lokal, faktor musiman, dll.

c. Total penjualan industri


Penjualan industri diketahui dengan cara mengidentifikasi pesaing serta
memperkirakan penjualan pesaing.
d. Total pangsa pasar
Data ini bisa diperoleh dari Asosiasi dagang industri ataupun dari lembaga riset
penyedia jasa tersebut.

Memperkirakan permintaan pasar di masa depan.


Perusahaan pada umumnya mempersiapkan ramalan ekonomi makro terlebih dahulu,
seperti inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran, suku bunga, pengeluaran
konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor bersih, dll, dimana
hasilnya adalah PDB yang akan digunakan dengan indikator lain oleh perusahaan
untuk meramalkan penjualan industri.
Peramalan dibuat dengan mendasarkan tiga basis informasi:
1. Apa yang dikatakan orang. digunakan survey, Survey dimaksudkan untuk
mengetahui apa yang ingin dilakukan pembeli dalam periode waktu tertentu. Survey
menyangkut persepsi konsumen terhadap produk, keinginan pembelian, dll
2. Apa yang dilakukan orang, digunakan uji coba produk di pasar
3. Apa yang telah dilakukan orang, digunakan analisis perilaku atau runtun waktu.

Daftar Pustaka
Hentiani Tri L, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Informal di Pasar Sentral Medan. Tesis Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara.

Firdausa dan Arianti, 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam
KerjaTerhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintaro Demak. Diponegoro
Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.Halaman 1-6.

B. CAPTER : TEORI PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau
suatu organisasi berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati,
mengevaluasi serta melepas produk yang telah mereka pakai atau nikmati
(dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi memenuhi kebutuhannya. Perilaku
konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu pada tahap awal sebelum pembelian,
saat pembelian dan setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian para konsumen
menggali informasi tentang produk yang mereka inginkan.sedangkan pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan transaksi dengan produsen, membayar
produknya. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen menggunakan dan
menikmati produk yang dibelinya, melakukan evaluasi serta melepas atau membuang
produknya ketika mereka sudah bosan.
Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dibedakan menjadi
dua, yaitu :
Perilaku konsumen rasional
Suatu kegiatan konsumsi bisa dikatakan rasional jika beberapa hal di bawah ini
diperhatikan :

 Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
 Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
 Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin atau baik.
 Harga suatu produk sesuai dan setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh
konsumen.
Perilaku konsumen irasional
Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang
dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan
pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk tersebut, contoh
perilaku irasional antara lain :

 Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan dari suatu produk baik melalui
media cetak, elektronik atupun sosial.
 Merk yang dimiliki hanya merk terkenal
 Mengutamakan gengsi atau prestise

Pendekatan Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen bisa dilihat dari beberapa pendekatan, dimana pendekatan tersebut
akan memberi jawaban tentang maksud dari perilaku konsumen. Ada dua pendekatan
terkait hal tersebut, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai
guna (utility) ordinal.

1. Pendekatan nilai guna kardinal


Pendekatan kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan
satuan uang atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan
subjek yang menilainya. Pendekatan memiliki asumsi bahwa sebuah produk yang
memiliki kegunaan lebih bagi konsumen maka itulah yang paling diminati. Untuk itu
pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan dengan penilaian yang subjektif.

Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.

Hukum Gossen I : menyatakan bahwasannya kepuasan konsumen akan menurun


ketika kebutuhan mereka dipenuhi terus-menerus.

Hukum Gossen II : menyatakan bahwasannya seorang konsumen akan terus menerus


memnuhi kebutuhannya sampai mencapai intensitas yang sama. Maksud dari
intensitas yang sama adalah rasio antara marginal utility dan harga dari produk yang
satu dengan rasio marginal utility dan harga produk yang lainnya.

Hipotesisi uatama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang
semakin turun, menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akan
semakin menurun ketika mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk
tersebut. Berbicara tentang nilai guna marginal pasti ada kaitannya dengan bagimana
pemaksimuman nilai guna ayang dirasakan oleh konsumen. Ada beberapa syarat
pemaksimuman bisa terjadi yaitu ketika konsumen berada dalam keadaan-keadaan
sebagai berikut :

 Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang


dkonsumsinya jika perbandingan antara nilai guna marginal berbagai produk
tersebut sama dengan perbandingan harga-harga produk tersebut.
 Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang mereka
konsumsi jika terdapat kesamaan diantara setiap rupiah yang dikeluarkan
dengan setiap produk yang dikonsumsi.

Dalam pendekatan kardinal ini terdapat beberapa asumsi,antara lain :

 Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter satuan harga atau utilitas.
 Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan
hidupnya sesuai dengan batas kemampuan pendapatannya.
 Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus
melakukan konsumsi terhadap produk tersebut (diminishing marginal utility).
 Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
 Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
 Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri
(independent).
 Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.

Dengan berbagai asumsi tersebut pendekatan kardinal mampu menyusun sebuah


formulasi fungsi permintaan secara baik. Namun meski begitu pendekatan ini
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :

o Daya guna yang dipandang hanya dari segi subjektif membuat tidak adanya
alat ukur yang tepat dan sesuai dengannya.
o Memiliki konsep constan marginal utility of money, yang membuat anggapan
nilai uang akan menurun ketika jumlang uang semakin banyak.
o Konsep diminishing marginal utility merupakan permasalah yang sangat sukar
dari segi psikologis dan sulit diterima sebagai aksioma.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Berbeda dengan pendekatan karinal yang memfokuskan kajian pada daya atau nilai
guna suatu barang, namun dalam pendektan ordinal daya guna tidak seratus persen
diperhatikan cukup diketahui dan konsumen mampu menyusun urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh ketika mengkonsumsi sebuah produk. Dasar
pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak produk yang dikonsumsi maka
semakin besar kepuasan yang didapat oleh konsumen. Dalam menganalisa tingkat
kepuasan pendekatan ini menggunakan kurva indefferen yang menunjukkan
kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan
tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara
duua macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan
yang terbatas.
Perpaduan antara dua kurva ini akan menunjukkan kepuasan yang dicapai oleh
konsumen. Dengan demikian pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah
kepuasan yang maksimum dari melakukan konsumsi terhadap dua macam produk
dengan tingkat pendapatan tertentu. Berbicara tentang pendekatan ordinal pasti tak
terlepas dari kurva indeferens yang memiliki beberapa ciri diantaranya :

 Memiliki garis miring yang negatif, artinya konsumen akan mengurangi


jumlah konsumsinya terhadap suatu produk yang satu jika mereka melakukan
konsumsi terhadap produk yang lainnya.
 Kurva cenderung menuju ke arah titik origin, artinya hal ini menunjukkan
adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia keluarkan atau korbankan
dalam upaya mengubah kombinasi antara jumlah masing-masing produk yang
dikonsumsi.
 Tidak akan ada saling berpotongan, sehingga konsumen tidak mungkin akan
mendapatkan kepuasaan yang sama pada suatu kurva indeferens yang berbeda.
Sama halnya dengan pendekatan kardinal, pendekatan ordinal juga memiliki beberapa
asumsi penting di dalamnya, antara lain :

 Konsumen yang bersifat rasional


 Konsumen memiliki skala prioritas dalam menyusun produk yang akan
dikonsumsi mulai dari yang memiliki daya guna kecil hingga pada yang
memiliki daya guna tinggi.
 Konsumen memiliki sejumlah uang
 Konsumen selalu berupaya untuk mendapatkan kepuasan maksimal.
 Konsumen selalu konsisten
 Hukum yang berlaku adalah hukum transitif.

Prinsip dalam Analisa Perilaku Konsumen

Setelah membahas tentang macam-macam perilaku konsumen, selanjutnya kita akan


membahas tentang prinsip-prinsip dasar apa saja yang ada dalam analisis perilaku
konsumen.

a. Pendapatan terbatas dan kelangkaan


Pendapatan yang terbatas dan kelangkaan merupakan suatu masalah yang harus
disiasati dengan tepat oleh para konsumen. Dengan adanya dua masalah ini memaksa
seorang konsumen untuk berfikir dua kali dalam menentukan pengeluaran atau
konsumsi yang harus dilakukan namun tetap dalam anggaran yang telah diteteapkan
sebelumnya. Harus adanya keseimbangan dalam mengkoinsumsi suatu produk. Jika
ingin meningkatkan konsumsi terhadap suatu produk b aik barang atau jasa harus
disertai dengan pengurangan konsumsi terhadap produk lainnya. (Baca juga : faktoor
penyebab kelangkaan)

b. Konsumen mampu membedakan antara biaya dan manfaat

Biaya dan manfaat merupakan dua aspek yang selalu difikirkan oleh seorang
konsumen dalam melakukan konsumsi. Jika dalam suatu kondisi dimana dua produk
yang sama memberikan manfaat atau daya guna yang sama maka konsumen dengan
otomatis akan melihat harga dan memlih yang lebih murah. Di sisi lain jika dalam
kondisi dimana ada dua produk yang harganya sama, maka konsumen akan melihat
dan memperhatikan manfaat serta nilai gunanya bagi masyarakat dan memilih yang
memiliki manfaat lebih besar.

c. Konsistensi konsumen dalam memperkirakan manfaat yang tepat

Konsistensi seorang konsumen dipengaruhi oleh pengalaman dan orang sekitar.


Konsistensi konsumen terhadap suatu produk akan mudah goyah ketika ada produk
yang memiliki manfaat lebih baik dengan harga yang murah atau setara. Dengan
begitu konsumen akan mampu memberikan suatu perkiraan terhadap produk yang
akan dikonsumsi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa konsistensi konsumen
akan tetap bertahan jika produk yang dikonsumsi telah memnuhi syarat dan memiliki
nilai guna yang baik.

d. Distribusi produk satu dengan yang lainnya.


Distribsusi terhadap suatu produk dengan produk yang lainnya merupakan cara tepat
untuk memnuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen yang tek pernah selesai.
Selain itu dengan adanya distribusi ini konsumen akan lebih mudah mendapatkan
kepuasan dari berbagai sisi.

e. Konsumen patuh pada hukum berkurangnya tambahan kepuasan yang berlaku.

Dalam hukum ini berlaku tentang semakin banyaknya jumlah barang yang
dikonsumsi, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang dihasilkan. Artinya
dengan adanya tambahan biaya maka konsumen akan menghentikan konsumsinya
terhadap barang tersebut.

1. JAWABAN DIKETIK ATAU TULIS TANGAN LALU DI FOTO, MASUKKAN


DALAM FILE PDF
2. FORMAT PENAMAAN FILE JAWABAN : NIM_NAMA_KELAS, CTH:
20180430054_NAMA_KELAS/A
3. KEMUDIAN FILE DIKUMPULKAN KE KETUA KELAS DAN DIJADIKAN
SATU DALAM FILE ZIP/ RAR,
4. KETUA MENGIRIM FILE DI LINE GROUP KELAS MASING-MASING
5. BATAS AKHIR PENGUMPULAN TUGAS 1 : TGL 25 MARET 2020 JAM 00.00
WIB

Anda mungkin juga menyukai