Jtptunimus GDL Kurniawana 6179 3 Babii
Jtptunimus GDL Kurniawana 6179 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan individu yang mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998).
Menurut UU No. 10 tahun 1992 keluarga didefinisikan sebagai unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak. Menurut
Perry dan Potter (2005), keluarga adalah sebagai unit yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja
menurut jenis kelamin.
2. Tipe Keluarga
Menurut Setyowati dan Murwani (2007), keluarga yang memerlukan
pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai
dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai
tipe keluarga.
6) Cohibitang couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa mengunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
10) Homesless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupan.
B. Kecemasan Keluarga
1. Pengertian
Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh
penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak
nyaman dan merasa terancam (Stuart dan Sundeen, 2007).
2. Faktor Predisposisi
a. Teori Psikoanalitik
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
atau aku, berfungsi menengahi dua tuntutan dari elemen yang
bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa
ada bahaya (Stuart dan Sundeen, 2007).
b. Teori Perilaku
Pandangan perilaku kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, pakar perilaku menganggap kecemasan
sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari
dalam untuk menghindari kepedihan (Stuart dan Sundeen, 2007)
Menurut Kaplan dan Saddock (1997) teori perilaku atau belajar tentang
kecemasan telanh menghasilkan suatu pengobatan yang paling efektif
untuk gangguan kecemasan.teori prilaku menyatakan bahwa
kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli
lingkungan spesifik.
c. Teori Interpersonal
Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
12
d. Teori Eksistensial
Menurut Kaplan dan Saddock (1997) teori eksistensial tentang
kecemasan memberikan model untuk gangguan kecemasan umum
(generalized anxiety disorder), dimana tidak terdapat stimulus yang
dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan
yang kronik. Konsep inti dari teori eksistensional adalah bahwa
seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di
dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih menggangu dari pada
penerimaan kematian atas mereka yang tidak dapat dihindari.
Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistansi
dan arti yang berat tersebut. Permasalahan eksistansional telah semakin
banyak sejak pekembangan senjata nuklir.
e. Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan
kecemasan, antara gangguan kecemasan dengan depresi (Stuart dan
Sundeen, 2007)
f. Teori Biologi
Menurut Kaplan dan Saddock (1997) teori biologi tentang kecemasan
telah dikembangkan dari penelitian praklinis dengan model kecemasan
pada pasien yang faktor biologisnya dipastikan, berkembangnya
pengetahuan tentang neurologi dasar, dan kerja obat psikoterapetik.
Suatu kutub pikiran menyatakan bahwa perubahan biologis yang dapat
diukur pada pasien dengan gangguan kecemasan mencerminkan akibat
konflik psikologis; kutub yang berlawanan menyatakan bahwa
13
3. Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (2007), faktor presipitasi kecemasan dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas biologi
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti
kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini
merupakan faktor umum penyebab kecemasan.
4. Manifestasi Kecemasan
a. Respon Fisik
Peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, nafsu, gemetar, mual
muntah, sering berkemih, diare, insomnia, kelelahan dan kelemahan,
kemerahan atau pucat pada wajah, mulut kering, nyeri (dada,
punggung dan leher), gelisah, pingsan dan pusing (Carpenito, 2001).
14
b. Respon Perilaku
Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik
diri, menghindar.
c. Respon Kognitif
Tidak mampu berkonsentrasi, kurang orientasi lingkungan, pelupa
(tidak mampu untuk mengingat) dan perhatian yang berlebihan
(Carpenito, 2001).
d. Respon Afektif
Respons afektif akibat dari kecemasan antara lain; mudah terganggu,
tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian,
kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, malu.
5. Tingkat Kecemasan
Menurut Hamilton klasifikasi tingkat kecemsan dibagi menjadi 3 tingkatan
yaitu :
a. Kecemasan Ringan (mild anxiety)
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsi. Tanda dan gejala antara lain : persepsi dan perhatian
meningkat, waspada, mampu mengatasi situasi bermasalah dapat
mengintegrasikan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang.
15
C. Dukungan Sosial
1. Pengertian
Friedman (1985) dalam Friedman (1998) Dukungan sosial keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan; sifat dan jenis
dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus
kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan,
dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan
kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998). Kane (1988) dalam
Friedman (1998) mendefinisikan dukungan sosial keluarga sebagai suatu
proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya.
D. Kerangka Teori
Sumber Dukungan
1. Suami/Istri
2. Saudara kandung
3. Teman
4. Asosiasi kerja
5. Tetangga Faktor Predisposisi
1. Psikoanalitik
6. Dokter 2. Perilaku
7. Perawat 3. Interpersonal
8. Ahli gizi 4. Eksistensial
5. Keluarga
6. Biologi
Faktor presipitasi
Dukungan sosial
1. Ancaman
1. Materi
terhadap
2. Informasi Kecemasan
integritas biologi
3. Penilaian Keluarga
2. Ancaman
4. Emosi
terhadap rasa
5. Spiritual
aman
Tingkat kecemasan
1. Kecemasan ringan
2. Kecemasan sedang
3. Kecemasan berat
E. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
F. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah dukungan sosial dan kecemasan
keluarga pasien di ruang HND RSUP Dr. Kariadi Semarang.
G. Hipotesa
Hipotesa penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan keluarga
pasien di ruang HND.
2. Ada hubungan antara dukungan materi dengan kecemasan keluarga
pasien di ruang HND.
3. Ada hubungan antara dukungan informasi dengan kecemasan keluarga
pasien di ruang HND.
4. Ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan kecemasan
keluarga pasien di ruang HND.
5. Ada hubungan antara dukungan emosi dengan kecemasan keluarga
pasien di ruang HND.
6. Ada hubungan antara dukungan spiritual dengan kecemasan keluarga
pasien di ruang HND.