Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi Gastritis


Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang
berarti perut/lambung dan itis yang bebrarti inflamasi/peradangan.Gastritis adalah inflamasi dari
mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).Gastritis adalah segala
radang mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price & Wilson 2006).
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan
dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung
sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):
a) Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua gartis besar yaitu:
1) Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti
bahan kimia misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi
bakterial obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin(aspirin yang dosis rendah
sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
2) Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.)

b) Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).Gastritis kronik
dikelompokan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis

4
tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemi pernisiosa berkembang pada proses ini.
Gastritis kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

1.2 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong terletak pada bagian kiri atas perut
tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi
dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila
lambung dalam keadaan kosong, makan ia akan meliputi, mirip seperti sebuah akordion. Ketika
lambung mulai terisi dan mengembang lipatan- lipatan tersebut secara bertahap membuka
lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara betahap melepaskannya ke dalam usus
kecil.
Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada
sambungan antara esophagus dan lambung (esophagus sphincter) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk kelambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup.Dinding
lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama , kelenjar-kelenjar
yang berada di mukosa pada dinding lambung akan mulai mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim-enzim dan asam lambung), untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.Asam ini sangat korosif
sehingga paku besi dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-
mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara
regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat
korosif asam hidroklorida.Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan
dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain:
1) Infeksi bakteri .
Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri H.Pylori yang hidup di bagian
lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Walaupun tidak sepenuhnya

5
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.Infeksi H.Pylori sering terjadi pada
masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan.Infeksi H.Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu
yang lama akan menjadi peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan
perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah
atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak.Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang
rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat
dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan
resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagaian besar orang yang
terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala
gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian
orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

2) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.


Obat analgesic anti inflamasi nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxendapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostalglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemaikaian pbat-obat
tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaian dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan
dapat mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.

3) Penggunaan alcohol secara berlebihan.


Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap aam lambung walaupun pada kondisi normal.
4) Penggunaan kokain.
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
5) Stress fisik.

6
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6) Kelainan aoutoimune.
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika system kekebalan tubuh menyerang sel-
sel sehat yang berada dalam dinding lambung.Hal ini mengakibatkan peradangan dan
secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12).Kekurangan B-12, akhirnya,
dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat
mempengaruhi seluruh system dalam tubuh.Autoimmune atrophic gastritis terjadi
terutama pada orang tua.
7) Crohn’s disease.
Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding
saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung.Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s
disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari
pada gejala-gejala gastritis.
8) Radiasi dan Kemoterapi.
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan
peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi
gastritis dan peptic ulcer.ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
9) Penyakit bile refluk.
Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian
saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter
yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik
ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke dalam

7
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk
ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10) Faktor-faktor lain.


Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS,
infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

1.3 Manisfestasi Klinis


1. Gastritis akut :
a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c. Muntah serta cegukan
d. Dapat terjadi kolik dan diare
e. Peningkatan Suhu Tubuh
f. Takikardi
2. Gastritis kronis :
a. Tipe A : Asimtomatis
b. Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa, Rasa pahit
dalam mulut, Mual dan muntah
1.4 Komplikasi
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemoragik.Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90
% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12.

8
1.5 Pathway

Obat-obatan H. phylori Kafein


(NISAD,aspirin,sulfano
mida,steroid,digitalis)
Melekat pada epitel Me produksi bikarbonat
lambung (HCO₃₋)

Mengganggu
pembentukan sawat Melancarkan lapisan
mukosa lambung mukosa lambung Me kemampuan protektif
terhadap asam

Me barrier lambung terhadap


asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali


asam lambung dan pepsin

Inflamasi Erosi mukosa lambung

Mukosa lambung kehilangan


Me tonus dan peristaltic
integrasi jaringan
lambung
Nyeri akut

Refluk isi duodenum ke


lambung
Me sensori untuk makan

Anoreksia
Mual

Dorongan ekspulsi isi


lambung ke mulut
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Muntah
9
pendarahan

Kekuranagan volume cairan


1.6 Penatalaksanaan Gastritis

1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Berikan posisi semi fowler setelah makan untuk menghindari refluks asam lambung
b. Monitoring TTV pasien
c. Sarankan kepada pasien untuk menghentikan asupan makanan iritatif seperti
rokok,alcohol,kopi dan sejenisnya.
d. Lakukan pemasangan naso gastric tube (NGT) analgetik sedatip,antacid dan terapi
intravena perlu dilakukan bila ada indikasi terjadi kondisi yang lebih buruk seperti
dehidrasi,pendarahan hebat,dan syok.
2. Penaktalaksanaan medis
Delegatif pemberian obat sesuai yang dianjurkan .

obat yang diberikan : pemberian antibiotic (seperti tetracycline atau amocxilin,dikombinasi


clarithromycin)dan proton pump inhibitor (seperti lansoprazole,garam bismuth (Pepto-
Bismol)

1.7 Asuhan Keperawatan pada Gastritis


1. Pengkajian

a. Pemeriksaan fisik
B 1 (breath)                : takhipnea
B 2 (blood)                : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit   pucat
B 3 (brain)                  : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadarandapat terganggu,
disorientasi, nyeriepigastrum.
B 4 (bladder)               : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
B 5 (bowel)                 : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
B 6 (bone)                   : kelelahan, kelemahan
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00)
2. RBC (eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)

10
3. HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0)
4. HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0)
5. MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0)
6. MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0)
7. MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)
8. RDW : 12,9% (1,5 – 36,0)
9. PLT : 207 . 103m/l (150 – 450)
10. MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0)
11. PDW : 16,1 (15,0 – 17,0)
c. Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana
perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap
penyakit.

2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan.
d. Kurangannya kepengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang
pengetahun tentang informasi dari penyakit tersebut.

3) Rencana Keperawatan

1 Nyeri Akut NOC NIC


Definisi: pengalaman -       Pain level Pain management
sensori dan emosional -       Pain control         Lakukan pengkajian
yang tidak menyenangkan-       Comfort level nyeri secara
yang muncul akibat Kriteria hasil: komperehensif
kerusakan jaringan yang -       Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
actual atau potensial atau (tahu penyebab nyeri, karakteristik, durasi,
digambarkan dalam hal mampu menggunakan frekuensi, kualitas,
kerusakan sedemikian teknik nonfarmakologi dan faktor presipitasi.
rupa (International untuk mengurangi nyeri,         Observasi reaksi

11
Association for the study mencari bantuan) nonverbal dari
of Pain): awitan yang -       Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan.
tiba-tiba atau lambat dari berkurang dengan         Gunakan teknik
intensitas ringan hingga menggunakan manajemen komunikasi terapiutik
berat dengan akhir yang nyeri untuk mengetahui
dapat diantisipasi atau -       Mampu mengurangi nyeri pengalaman nyeri
diprediksi dan (skala intensitas, frekuensi pasien.
berlangsung <6 bulan. dan tanda nyeri)         Kaji kultur yang
Batasan karakteristik: -       Menyatakan rasa nyaman mempengaruhi respon
        Perubahan selera makan setelah nyeri berkurang nyeri.
        Perubahan tekanan darah         Evaluasi pengalaman
        Perubahan frekuensi nyeri masa lampau.
jantung         Evaluasi bersama
        Perubahan frekuensi pasien dan tim
pernafasan kesehatan lain tentang
        Diaphoresis ketidakefektifan
        Perilaku distraksi (mis; control nyeri masa
berjalan mondar-mandir lampau.
mencari orang lain dan         Bantu pasien dan
aktivitas yang berulang) keluarga untuk
        Mengekspresikan mencari dan
perilaku, mis; gelisah, menemukan
merengek, dan menangis. dukungan.
        Masker wajah, mis; mata         Kontrol lingkungan
kurang bercahaya, tampak yang dapat
kacau, dan gerakan mata mempengaruhi nyeri
berpencar. seperti suhu ruangan,
        Sikap melindungi area pencahayaan, dan
nyeri kebisingan.
        Fokus menyempit         Kurangi faktor
        Indikasi nyeri yang dapat presipitasi nyeri

12
diamati         Pilih dan lakukan
        Perubahan posisi untuk penanganan nyeri
menghindari nyeri (farmakologi,
        Dilatasi pupil nonfarmakologi, dan
        Melaporkan nyeri secara interpersonal)
verbal         Kaji tipe dan sumber
        Gangguan tidur nyeri untuk
Faktor yang berhubungan menentukan intervensi
Agen cedera (mis;         Ajarkan tentang
biologis, zat kimia, fisik, teknik nonfarmakologi
psikologis)         Berikan anlgetik
untuk mengurangi
nyeri
        Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
        Tingkatkan istirahat
kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
        Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic
administration
        Tentukan lokasi
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
        Cek intruksi dokter

13
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
        Cek riwayat alergi
        Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
        Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya nyeri
        Tentukan analgesic
pilihan, rute,
pemberian, dan dosis
optimal
        Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
        Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
        Berikan anlgesik
tepat waktu, terutama
saat nyeri hebay
        Evaluasi efektivitas
analgesic tanda dan
gejala
2 Ketidakseimbangan NOC NIC

14
nutrisi kurang dari         Nutritional status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh         Nutritional status : food         Kaji adanya alergi
Definisi : Asuhan nutrisi and fluid intake makanan
tidak cukup untuk         Nutritional status : nutrient         Kolaborasi dengan
memenuhi kebutuhan intake ahli gizi untuk
metabolic         Weight control menentukan jumlah
Batasan karakteristik : Kreteria Hasil kalori dan nutrisi yang
        Kram abdomen         Adanya peningkatan berat dibutuhkan pasien.
        Nyeri abdomen badan sesuai dengan tujuan         Anjurkan pasien
        Menghindari makanan         Berat badan ideal sesuai untuk meningkatkan
        Berat badan 20% atau dengan tinggi badan intake Fe.
lebih dibawah berat          Mampumengidentifikasi         Anjurkan pasien
badan ideal kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan
        Kerapuahan kapiler         Tidak ada tanda-tanda protein dan vitamin C
        Diare malnutrisi         Berikan substansi
        Kehilangan rambut         Menunjukan peningkatan gula
berlebihan fungsi pengecapan dari         Yakinkan diet yang
        Bising usus hiperaktif menelan dimakan mengandung
        Kurang makanan         Tidak terjadi penurunan tinggi serat untuk
        Kurang informasi berat badan yang berarti mencegah konstipasi
        Membrane mukosa pucat         Berikan makanan
        Ketidakmampuan yang erpilih (sudah
memakan makanan dkonsltasikan dengan
        Tonus otot menurun ahli gizi
        Mengeluh gangguan         Ajarkan pasien
sensasi rasa bagaimana membuat
        Mengeluh asupan catatan makanan
makanan kurang harian.
RDA (recormmended         Monitor jumlah
daily allowance) nutrisi dan kandungan
        Cepat kenyang setelah kalori

15
makan         Berikan informasi
        Sariawan rongga mlut tentang kebutuhan
        Steatorea nutrisi
        Kelemahan otot         Kaji kemampan
pengunyah pasien untuk
        Kelemahan otot untuk mendapatkan nutrisi
menelan yang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang Nutrision monitoring
berhubungan :         BB pasien dalam
        Faktor biologis batas normal
        Faktor ekonomi         Monitor adanya berat
        Ketidak mampuan untuk badan
mengabsorbsi nutrient          Monitor tipe dan
        Ketidakmampuan untuk jumlah aktivitas yang
mencerna makanan biasa dilakukan
        Ketidakmampuan         Monitor interaksi
menelan makanan anak atau orang tua
        Faktor psikologis selama makan.
        Monitor lingkungan
selama makan
        Jadwalkan
pengobatan tidak
selama jam makan
        Monitor kulit kering
dan perubahan
monitor turgor kulit
        Monitor kekeringan
rambut kusam dan
mudah patah
        Monitor mual dan
muntah

16
        Monitor total protein
Hb dan kadar Ht
        Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
        Monitor pucat,
kemerahan, jaringan
konjungtiva
        Monitor kalori dan
intake nutrisi
        Catat adanya edema,
hiperemi,hipertonik,
papilla lidah,cavitas
oral.
        Catat jika lidah
berwarna magenta
scarlet.

3 Kekurangan volume NOC NIC


cairan         Fluid balance Fluid management
Definisi: penurunan         Hydration         Timbang popok atau
cairan intravaskuler,         Nutritional status : food pembalut jika
intertistisal dan atau and fluid intake diperlukan
intraseluler ini mengacu Kriteria hasil         Pertahankan catatan
pada dehidrasi kehilangan         Mempertahankan urine intake dan output yang
cairan tanpa perubahan output sesuai dengan usia, akurat
pada natrium BB, Bj urine normal, Ht         Monitor status hidrasi
Batasan karakteristik: normal jika diperlukan
        Perubahan status mental         Tekanan darah, nadi, suhu         Monitor vital sign
        Penurunan tekanan darah tubuh dalam batas normal.         Monitor masukan
        Penurunan tekanan nadi         Tidak ada tanda-tanda makanan atau cairan
        Penurunan volume nadi dehidrasi, elastisitas turgor dan hitung intake

17
        Penurunan turgor kulit kulit baik, membram kalori harian
        Penurunan turgor lidah mukosa lembab, tidak ada         Kolaborasikan
        Penurunan pengeluaran rasa haus yang belebihan. pemberian cairan IV
urine         Monitor status nutrisi
        Penurunan pengisian         Berikan cairan IV
vena pada suhu ruangan
        Membran mukosa kering         Dorong masukan oral
        Kulit kering         Berikan penggantian
        Peningkatan hematokrit nesogratik sesuai
        Peningkatan suhu tubuh output
        Peningkatan frekuensi         Dorong keluarga
nadi untuk membantu
        Peningkatan konsentrasi pasien makan
urine         Tawarkan snack
        Penurunan berat badan         Kolaborasikan
        Haus dengan dokter atau
        Kelemahan kemungkinan
Faktor yang berhubungan: transfuse
        Kehilangan cairan aktif         Persiapkan untuk
        Kegagalan mekanisme transfuse
regulasi Hipovolemia
management
        Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
        Pelihara IV line
        Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
        Monitor tanda vital
        Monitor respon
pasien terhadap

18
penambahan cairan
        Monitor berat badan
        Dorong pemberian
untuk menambah
pemberian IV monitor
adanya tanda dan
gejala kelebihan
volume cairan
        Monitor adanya tanda
gagal ginjal

4) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien disesuaikan dengan
prioritas masalah yang telah disusun.Yang paling penting pelaksanaan mengacu pada
intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara
optimal.

19
5) Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
b. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
c. Urine output sesuai dengn usia dan BB, vital sign normal, tidak ada tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab.

20

Anda mungkin juga menyukai