MINI RISET
Oleh
JURUSAN KIMIA
MEDAN
APRIL 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah membantu dengan memberi saran dalam pengambilan materi.
Dengan harapan yang besar, semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk
dijadikan pengetahuan ataupun sebagai pedoman untuk mencari atau sebagai pembanding.
Demikianlah pengantar tugas ini dan penulis berharap semoga tugas ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Kristen yang kita kenal sekarang ini masuk ke Indonesis melalui orang-orang
Eropa (Barat) mulai pada abad 16 yang lalu. Tetapi dalam penelitian sejarah belakangan ini,
telah ditemukan suatu bukti yang memberi petunjuk bahwa sekitar pertengahan abad ke tujuh
(kira-kira tahun 645 M) yang lalu kekristenan telah pernah masuk di Indonesia yakni di
daerah Barus, Tapanuli Tengah. Hal ini diketahui dari sebuah dokumen sejarah kuno di
Mesir yang melaporkan bahwa di sebuah tempat bernama Pancur (dekat Barus) telah pernah
berdiri beberapa biara Kristen. Kekristenan yang dijumpai di Barus itu dibawa oleh
pedagang-pedagang Kristen Nestorian dari Mesopotamia atau Persia. Pada waktu itu Barus
sudah merupakan sebuah kota pelabuhan yang ramai disinggahi oleh pedagang-pedagang
dari banyak negara dan bahkan menjadi sebuah kota perdagangan yang laris, karena daerah
sekitar Barus itu banyak menghasilkan kapur Barus yang pada waktu itu merupakan bahan
perdagangan yang sangat laris, terutama ke Mesopotamia dan Mesir. Tetapi tidak diketahui
dengan jelas sampai kapan kekristenan di sana bisa berlangsung. Dan kekristenan yang
pernah ada di sana itu tidak berkesinambungan, karena tidak ada orang-orang Kristen di
Indonesia sekarang yang berasal dari kalangan Kristen Nestorian tersebut. Rupanya
kekristenan yang di Barus itu sempat menjadi hilang lenyap, setelah pedagang-pedagang
orang-orang Portugis dari Eropa (mulai datang ke Indonesia tahun 1522). Ada tiga faktor
lainnya.
Faktor pertama ialah alasan ekonomi. Mereka mau mencari keuntungan yang besar
rempah-rempah sebagai bahan perdagangan yang sangat laris di Eropa pada waktu itu.
Faktor kedua ialah alasan politis. Mereka mau melumpuhkan kekuatan Turki (yang sudah
beragama Islam), yang sebelumnya telah menguasai perdagangan antara Asia dan Eropa.
Pada waktu itu dengan mengandalkan kekuatan ekonominya, bangsa Turki telah mencoba
Faktor ketiga ialah alasan agama. Sebagai penganut Kristen Roma Katolik (RK), mereaka
merasa bertanggungjawab untuk menyiarkan agama Kristen itu di negeri-negeri yang baru
menyenangkan bagi pimpinan gereja RK di Roma, sehingga Paus segera mendorong orang-
orang Portugis menyebarkan agama Kristen itu di daerah-daerah yang baru ditemukan
tersebut. Sebagai rangsangan untuk usaha ini, Paus memberi hak: “padroado” kepada raja
Portugis. Hak yang sama juga diberikan kepada raja Spanyol yang menemukan Filipina dan
Amerika Selatan. Padroado berarti raja sebagai majikan atau pelindung gereja di wilayah
yang dikuasainya. Itu berarti raja diberi hak atau wewenang untuk mengurus gereja dan
misi gereja di daerah kekuasaannya itu, antara lain hak untuk mengangkat uskup,
membangun gereja dan biara-biara, dan mengurus keperluan ibadah dan belanja pengurus
gereja. Dan juga diberi hak untuk mengutus penginjil-penginjil ke tengah-tengah bangsa-
bangsa yang dijumpai di daerah baru itu. Bagi pemikiran Eropa, pemberian hak seperti itu
adalah lumrah, karena pada waktu itu di Eropa berlaku suatu semboyan yang mengatakan:
“Cuuius Regio, Illius Religio”, yang artinya siapa punyai negeri dia juga punya agama.
Artinya siapa yang berkuasa di satu-satu daerah, maka agama dari rajanya itulah yang harus
dipeluk oleh rakyatnya. Missionaris RK yang sangat terkenal di Indonesia dan seluruh Asia
ialah Fransiscus Xaverius yang menginjili di Asia dari tahun 1542 sampai kematiannya tahun
1552. Di Indonesia (Maluku) dia bekerja dari tahun 1546-1547. Pada tahun 1622, gereja RK
Agama Kristen Protestan mula-mula masuk ke Indonesia oleh orang-orang Belanda yang
datang ke Indonesia mulai tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelius de Houtman. Alasan
yang mendorong kedatangan Belanda ke Indonesia yang paling menonjol ialah untuk
berdagang. Mereka ingin memonopoli perdagangan antara Asia dan Eropa. Dengan
di India Timur) yang disingkat dengan VOC, tahun 1602. VOC ini kemudian menjadi
pemerintah atau penguasa di Indonesia, karena kepadanya pemerintah Belanda memberi hak
dan kekuasaan untuk mengangkat militernya, membuat mata uang, dan mengadakan
hubungan diplomatik dengan negara-negara lain, dll. Dengan kekuasaan ini maka VOC bisa
Usaha penyebaran Injil kepada orang-orang pribumi hanya dilakukan apabila usaha itu
diperkirakan membawa keuntungan bagi usaha dagangnya. Apabila ada suatu suku tertentu
mau dikristenkan, adalah dengan maksud supaya suku itu dapat dengan mudah dikuasai dan
bisa setia kepada penguasa Belanda. Untuk daerah-daerah yang sudah Islam, VOC tidak
mengusahakan pekabaran Injil, karena mereka takut akan memperoleh perlawanan dari
masyarakat Islam tersebut. Di wilayah-wilayah yang sudah dikuasai oleh VOC gereja
didirikan, semua pendetanya digaji oleh VOC. Dan setelah VOC bubar tahun 1799, gereja-
gereja yang didirikan oleh VOC itu diambil-alih oleh pemerintah Belanda. Gereja-gereja
yang berada di tangan pemerintah Belanda ini disebut: Gereja Protestan di Indonesia.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah berdiri gereja misi injili Indonesia di subulussalam aceh
2. Untuk mengetahui kendala pelayanan gereja misi injili Indonesia di subulussalam aceh
3. Untuk mengetahui kelemahan pelayanan gereja misi injili Indonesia di subulussalam aceh
aceh
1.4 MANFAAT
ISI
Berdiri dari perintisan ibu Pdt DR Mirna Lumbanggaol. Beliau dulu mengadakan
sangat jauh dari kata pembinaan. Gereja sudah ada di daerah Subulussalam pada masa-masa
perintisan. Gereja itu adalah HKBP dan gereja Katolik. Tetapi tidak ada hamba Tuhan yang
ditempatkan di daerah ini. Banyak masyarakat terikat okulitsme/perdukunan dan jauh dari
persekutuan itu, dikatakan sesat dan lari dari ajaran gereja. Mereka-mereka yang ikut
persekutuan itu ditegur gereja dan pada akhirnya diputus sepihak oleh gereja. Gereja GKPPD
menuduh persekutuan itu aliran sesat tidak sesuai dengan kaidah ajaran Firman Tuhan. Memang
pada pergerakan persekutuan itu banyak mengumandangkan pembersihan orang atau keluarga-
keluarga dari semua okultisme. Ibu Mirna datang awalnya dengan kerinduan pembinaan bagi
Banyak yang menentang persekutuan itu, dikatakan sesat dan lari dari ajaran gereja. Mereka-
mereka yang ikut persekutuan itu ditegur gereja dan pada akhirnya diputus sepihak oleh gereja.
Gereja GKPPD menuduh persekutuan itu aliran sesat tidak sesuai dengan kaidah ajaran Firman
Tuhan. Memang pada pergerakan persekutuan itu banyak mengumandangkan pembersihan orang
atau keluarga-keluarga dari semua okultisme. Maka gereja GMII memutuskan daerah ini jadi
Kendala pelayanan gereja misi injili Indonesia di subulussalam aceh ada dua bagian, yaitu
pertambahan gereja di Aceh. Tetapi karena perlindungan dan pimpinan Tuhan para
pendiri gereja ini pada akhirnya mendapat ijin ibadah dari pemerintah. Pada saat
pendirian gereja ini masih dalam wilayah Aceh Singkil. Setelah pemekaran gereja ini
Dari sudut jemaat banyak juga tantangan, karena daerah ini adalah daerah perantau
dan terdiri dari beragam suku dan latar belakang kerohanian. Tempat tinggal seluruh jemaat
di Subulussalam juga tidak menetap dalam satu tempat saja. Semisal hanya dalam satu desa
atau dalam satu kecamatan saja. Mereka ada yang tinggal di kaki bukit, ada di perusahaan-
perusahaan sawit, bahkan ada yang tinggal jauh dari wilayah kota Subulussalam. Kondisi
yang jauh dari lokasi gereja ini membuat mereka terkendala hadir tiap minggu. Lokasi jauh
dari gereja mereka yang tidak punya kendaraan harus menyiapkan dana transport yang
cukup besar. Bagi yang punya kendaraan sepeda motor hanya satu juga terkendala, karena
bagi yang punya anak banyak atau yang sudah dewasa tidak bisa semua ke gereja tiap
minggu. Mereka-mereka ini bergiliran beribadah ke gereja tiap minggu oleh karena kondisi
itu. Pekerjaan mereka yang umumnya para pekerja di PT Sawit, kondisi keuangan gereja
tidak maksimal juga dalam pendanaan kehidupan seorang hamba Tuhan full time, banyak
ibu-ibu/istri-istri tidak bisa baca tulis, beberapa kepala rumah tangga juga tidak bisa baca,
satu kendala dalam pelayanan ini juga datang dari hampir setengah dari jemaat ini bergumul
Adapun kelemahan yang didapat dalam pelayanan di subulussalam aceh ini, yaitu :
2) Ibu-ibu hamil tidak familier minum susu ibu hamil dan juga tidak pergi ke posyandu
5) Anak-anak yang belum cukup umur sudah nikah yang disahkan oleh adat.
Adapun keunggulan yang didapat dalam pelayanan di subulussalam aceh ini, yaitu :
3) Kerinduan-kerinduan dari jemaat dalam ibadah jadi pemikat tersendiri bagi siapa saja
4) Gereja telah memiliki rumah hamba Tuhan, memiliki gedung sekolah minggu dan juga
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN