Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyusun utama karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen (C, H, O) dengan rumus umum
Cn(H2O)n. Karena inilah maka nama karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata ‘karbon’ dan
‘hidrat’. Atom karbon yang mengikat hidrat (air).
Meskipun beberapa saat kemudian diketahui bahwa hidrogen dan oksigen berikatan bukan sebagai air,
namun kata karbohidrat sudah terlanjur meluas dan tetap digunakan sampai sekarang.
Terdapat beberapa cara uji kimia untuk mengenali dan mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada
makanan (sample).
1. Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa
fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat.
Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.
Cara kerja: sebanyak 5 ml larutan yang di uji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molish (5% a-naphtol dalam 95%
etanol), dicampur rata, kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui
dinding tabung, warna violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan reaksi
positif, sedangkan warna hijau menunjukan reaksi negatif.
2. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau
keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna
hijau, merah, atau orange.
Cara kerja: sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 8
tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata dan dididihkan selama 5 menit, biarkan sampai dingin
kemudian diamati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan merah bata
berarti positif.
3. Uji Seliwanof
Uji seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton).
Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil
furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah
pada larutannya.
Cara kerja: 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan percobaan dimasukkan ke dalam sebuah tabung
reaksi, lalu dididihkan selama 30 detik, kemudian diamati warna yang terjadi.
4. Uji Iod
Uji iodin digunakan untuk medeteksi adanya pati ( suatu polisakarida ). Pada percobaan masing – masing
larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes iodin, Iodin yang ditambahkan berfungsi sebagai indikator
suatu senyawa polisakarida.Uji Iodin dalam percobaan dilakukan dengan 3 kondisi yaitu
kondisi, netral,asamdan basa,yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes air pada tabung I
( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes NaOH pada tabung III ( basa ). Kemudian ketiga
tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan pada tabung I dengan kondisi netral diperoleh (+2 tetes
air) tidak terjadi perubahan warna, dengan basa (+ 2 tetes NaOH) tidak mengalami perubahan warna
(warna tetap keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan koordinasi antara ion iodida pada
heliks. Hal ini disebabkan karena dengan basa I2 akan mengalami reaksi sebagai berikut:
Sehingga pada larutan tidak terdapat I2 yang menyebabkan tidak terjadinya ikatan koordinasi sehingga
warna tetap keruh, sedangkan dengan kondisi asam (+ 2 tetes HCl) terjadi perubahan warna dari keruh
menjadi bening.
Pada kondisi asam NaI dan NaIO3 diubah menjadi I2 kembali oleh asam klorida . Jadi pada kondisi
asam-lah memberikan hasil uji terbaik. Dengan reaksi:
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan warna
yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan
membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen.
Cara kerja:
pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji, kemudian ditambahkan dengan satu tetes iodium
encer, dan dicampur merata.
5. Uji Tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan senyawa
keton.
Dalam percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat Pereaksi tollens yaitu dengan
Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi tetes) sehingga menghasilkan
pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat. Untuk mencegah pengendapan ion perak
sebagai oksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia, amonia
membentuk kompleks larut air dengan ion perak.
Pada praktikum ini menggunakan delapan jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam
senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lainLarutan Glukosa, Larutan
Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan
Susu.
Pada percobaan terhadap Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan
glukosa dan madu pada saat ditambahkan dengan pereaksi tollens terjadi perubahan warna larutan
menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna hitam. Kemudian dipanaskan terjadi lagi
perubahan yaitu warna larutan abu-abu keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding
tabung reaksi dan endapan berwarna kehitaman, setelah larutan di dinginkan warna larutan berubah
lagi menjadi bening kehijauan dan endapannya berwarna hitam. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan
bahwa keenam larutan ini merupakan senyawa aldehid, karena pada dasar tabung reaksi mengkilat yang
menunjukkan adanya endapan cermin perak.Endapan cermin perak ini berasal dari Gugus aktif pada
pereksi tollens yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini
akan menempel pada dinding tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Aldehid dioksidasi menjadi
anion karboksilat . ion Ag+ dalam reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi . reaksi dengan pereaksi tollens
mampu meng ubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.
Pada percobaan terhadap larutan susu dan amilum pada saat ditambahkan pereaksi tollens terjadi
perubahan warna pada susu yang awalnya berwarna putih susu berubah menjadi coklat dan terbentuk
endapan abu – abu sedangkan pada amilum yang awalnya bening berubah menjadi warna putih susu
dan terbentuk endapan abu –abu, kemudian pada saat dipanaskan warna larutan berubah lagi warna
larutan dan endapan hitam sedangkan pada larutan amilum larutan menjadi bening dan endapan ungu.
Pada kedua larutan ini tidak tebentuk endapan cermin perak yang terbentuk hanya endapan berwarna
hitam pada susu dan ungu pada amilum.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa kedua larutan ini termasuk kedalam senyawa keton
karena tidak menghasilkan endapan cermin perak. Susu dan amilum tidak dapat membentuk cermin
perak karena tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonnya. Kedua tangan gugus
karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah
pereaksi tollens dan dipanaskan. http://organiksmakma3a05.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat-
karbohidrat-adalah.html
KEGIATAN PRAKTIKUM
UJI KARBOHIDRAT
I. Teori
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk
hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Selain sebagai
sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di
dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang penting bagi proses tubuh
manusia. Proses katabolisme pada umumnya menggunakan glukosa untuk di pecah
menjadi energi yang berguna bagi keberlangsungan proses hidup makluk hidup.
II. Tujuan
Mengidentifikasi / mengetahui bahan yang mengandung korbohidrat dan yang tidak
mengandung karbohidrat
IV. Cara Kerja
1. Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja
yang diperuntukkan bagi percobaan ini
2. Susun semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang akan diuji diatas
piring plastic
3. Tetesi satu-persatu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes larutan yodium
dalam KI/lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan yang
ditetesi larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna
ungu-biru setelah ditetesi larutan yodium
4. Catat semua hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan buatlah kesimpulan tentang
zat-zat manakah yang mengandung amilum
V. Data Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Hasil Uji karbohidrat
Warna
No. Bahan makanan Keterangan
Sebelum diberi Sesudah diberi
yodium yodium
VI. Pembahasan
Pisang , nasi,biscuit,tepung terigu, kentang mengandung amilum walau pun kadar nya
berbeda – beda, sedangkan apel , telur, tahu, margarine, gula pasir tidak terditeksi
amilumnya.
VII. Kesimpulan
Benda yang mengandung amillum akan berubah warna, setelah ditetesi lugol (iodium).
Tetapi perubahan tidak sama karena kandungan amilum pada benda tersebut berbeda.
A. UJI MOLISCH
Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara
kualitatif. Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis
karbohidrat oleh asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menghasilkan
furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat pekat
menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu.
B. UJI IODIUM
Uji Iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum,
glikogen, dan dekstrin). Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan
kompleks adsorpsi berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan
iodium. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan berwarna biru,
dekstrin menghasilkan warna merah anggur sedangkan glikogen dan sebagian
pati terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
Prosedur Kerja
1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium
3. Amati warna spesifik yang muncul
C. UJI BENEDICT
Uji Benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian
ini berdasarkan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Prosedur Kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dengan 15 tetes pereaksi benedict.
Campulah dengan baik
2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas
air mendidih selama 2 menit
3. Dinginkan perlahan-lahan
4. Perhatikan warna yang terbentuk
(Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan,
kuning, atau merah bata terkandung kadar gula pereduksi yang ada. Uji
benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin
secara semikuantitatif)
Warna Penilaian Konsentrasi
Biru/ Hijau Keruh - -
Hijau/ Hijau Kekuningan +1 kurang dari 0,5%
Kuning Kehijauan/ Kuning Keruh +2 0,5 - 1,0%
Jingga +3 1,0 - 2,0%
Merah Bata +4 Lebih dari 2%
D. UJI BARFOED
Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan
disakarida. Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu 2+ dari pereaksi Barfoed
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu 2O berwarna
merah bata.
Prosedur Kerja
1. Masukan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes
pereaksi barfoed
2. Campurlah dengan baik dan panaskan di atas api kecil sampai mendidih
selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 3 menit
3. Perhatikan warna yang terbentuk
(Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu 2O berwarna
merah bata)
E. UJI BIAL
Uji Bial bertujuan membuktikan adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial
adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru.
Prosedur Kerja
1. Masukan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi
bial
2. tambahkan HCl pekat campurlah dengan baik
3. Panaskan dalam api kecil sampai timbul gelembung-gelembung gas ke
permukaan larutan
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk
(terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa)
F. UJI SELIWANOFF
Uji seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Dasar
teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
Prosedur Kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff ke dalam
tabung reaksi
2. Didihkan dalam api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
3. Hasil positif dengan ditandainya terbentuk warna merah oranye
G. UJI OSAZON
Uji Osazon bertujuan membedakan bermacam-macam karbohidrat dari
gambar kristalnya. Dasar teorinya adalah semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau
osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari
disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan.
Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton
yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon dari
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
Prosedur Kerja
1. Masukan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan seujung spatula fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat
3. Panaskan dalam penangas air selama beberapa menit
4. Dinginkan perlahan-lahan dalam air keran
5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop
Prosedur Kerja
1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes asam nitrat pekat
2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira
tersisa 2-3 tetes
3. Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya kristal-kristal
keras seperti pasir
4. Amatilah di bawah mikroskop
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunaniσάκχαρον,
sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan),
dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2O)n, yaitu senyawa-
senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat
pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen.
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus
hidroksil. Senyawa – seyawa ini menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran
multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan
bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah
polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk
pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA
dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi
genetika.
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton.
Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau
polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan
berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini,
yaitu, Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida) dan Polisakarida
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat
dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih
gugus hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur.
Rumus empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida
adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa. Jika gugus karbonil pada ujung
rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa. Monosakarida
yang paling kecil n = 3 adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2. Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10 monosakarida. Yang
termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2
monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan
melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus
molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda.
Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi
kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai
untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan
dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air
susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim
dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu
berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika
dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah.
Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat ini
lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi,
susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
3. Polisakarida
Polisakarida tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati
merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari
strukturnya, butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa yang merupakan rantai
lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri atas rantai bercabang polimer glukosa
jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul – molekul glukosa.
Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya mereduksi, yang
dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch dipergunakan untuk mengenal karbohidrat
yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun dihidrosifurfural yang lebih
lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol ataupun a-naftol. Reagen Seliwanof
dipergunakan untuk mengenal adanya karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid
seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya
monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida
amilum.
Uji tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan
senyawa keton.
Dalam percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat Pereaksi tollens yaitu dengan
Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi tetes) sehingga menghasilkan
pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat. Untuk mencegah pengendapan ion perak
sebagai oksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia, amonia
membentuk kompleks larut air dengan ion perak.
Pada praktikum ini menggunakan delapan jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam
senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lain Larutan Glukosa, Larutan
Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan
Susu.
Pada percobaan terhadap Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan
glukosa dan madu pada saat ditambahkan dengan pereaksi tollens terjadi perubahan warna larutan
menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna hitam. Kemudian dipanaskan terjadi lagi
perubahan yaitu warna larutan abu-abu keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding
tabung reaksi dan endapan berwarna kehitaman, setelah larutan di dinginkan warna larutan berubah
lagi menjadi bening kehijauan dan endapannya berwarna hitam. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan
bahwa keenam larutan ini merupakan senyawa aldehid, karena pada dasar tabung reaksi mengkilat yang
menunjukkan adanya endapan cermin perak.Endapan cermin perak ini berasal dari Gugus aktif pada
pereksi tollens yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini
akan menempel pada dinding tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Aldehid dioksidasi menjadi
anion karboksilat . ion Ag+ dalam reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi . reaksi dengan pereaksi tollens
mampu meng ubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.
Pada percobaan terhadap larutan susu dan amilum pada saat ditambahkan pereaksi tollens terjadi
perubahan warna pada susu yang awalnya berwarna putih susu berubah menjadi coklat dan terbentuk
endapan abu – abu sedangkan pada amilum yang awalnya bening berubah menjadi warna putih susu
dan terbentuk endapan abu –abu, kemudian pada saat dipanaskan warna larutan berubah lagi warna
larutan dan endapan hitam sedangkan pada larutan amilum larutan menjadi bening dan endapan ungu.
Pada kedua larutan ini tidak tebentuk endapan cermin perak yang terbentuk hanya endapan berwarna
hitam pada susu dan ungu pada amilum.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa kedua larutan ini termasuk kedalam senyawa keton
karena tidak menghasilkan endapan cermin perak. Susu dan amilum tidak dapat membentuk cermin
perak karena tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonnya. Kedua tangan gugus
karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah
pereaksi tollens dan dipanaskan.
2. Uji Iodin
Uji iodin digunakan untuk medeteksi adanya pati ( suatu polisakarida ). Pada percobaan masing –
masing larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes iodin, Iodin yang ditambahkan berfungsi
sebagai indikator suatu senyawa polisakarida. Uji Iodin dalam percobaan dilakukan dengan 3 kondisi
yaitu kondisi, netral,asam dan basa,yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes air pada
tabung I ( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes NaOH pada tabung III ( basa ).
Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan pada tabung I dengan kondisi
netral diperoleh (+2 tetes air) tidak terjadi perubahan warna, dengan basa (+ 2 tetes NaOH) tidak
mengalami perubahan warna (warna tetap keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan
koordinasi antara ion iodida pada heliks. Hal ini disebabkan karena dengan basa I2 akan mengalami
reaksi sebagai berikut:
Pada kondisi asam NaI dan NaIO 3 diubah menjadi I2 kembali oleh asam klorida . Jadi pada kondisi
asam-lah memberikan hasil uji terbaik. Dengan reaksi:
VIII. KESIMPULAN
1) Larutan
gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan glukosa dan madu termasuk ke
dalam senyawa aldehid.
3) Polisakarida
tidak mengalami reaksi oksidasi, sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid
(senyawa aldosa) mengalami reaksi oksidasi
4) Uji iodine baik dilakukan pada kondisi asam karena menghasilkan hasil yang optimal.
5) Seharusnya
pada uji iodin ini dapat dilihat bahwa dari glukosa , fruktosa, maltosa, laktosa ,madu,susu
dan amilum hanya amilum yang dapat dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil secara berurutan
hingga terbentuk glukosa.selain itu, sampel yang lain bukanlah polisakarida, tetapi monosakarida dan
disakarida yang tidak membentuk molekul kompleks misellet pati jika dihidrolisis.
IX. LAMPIRAN
Laporan sementara
X. DAFTAR PUSTAKA