Anda di halaman 1dari 16

Tugas individu

MAKALAH BIOLOGI DASAR


”Jaringan hewan dan jaringan tumbuhan”

Oleh :
Nama : Alung Magfira Aulia
Nim : Q1A1 19 066
Kelas : ITP-B 2019

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada saat
itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai
fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk
jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi
yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun
dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam
jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan yang terdapat pada
tumbuhan dan hewan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
2. Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu agar mahasiswa mampu memahami materi tentang
jaringan hewan dan jaringan tumbuhan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Jaringan Hewan
Terdapat beberapa jaringan hewan di antaranya yaitu jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, jaringan syaraf.
1. Jaringan epitel
Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik
permukaan tubuh bagian dalam maupun permukaan tubuh bagian luar.Contoh
permukaan bagian luar aalah kulit sedangkan bagian dalam tubuh yang mengandung
epitelium adalah permukaan paru-paru, usus, rongga, tubuh, dan kapiler darah. Sel-sel
epitelium terikat satu dengan lainnya oleh zat pengikat (semen), sehingga hampir
tidak ada ruangan antar sel.
Dengan demikian, jaringan epitelium ini dapat melindungi jaringan yang berada
di bawahnya dari pengaruh lingkungan dari luar. Karena proses pengeluaran atau
pemasukan zat dari dalam atau luar tubuh banyak melalui epitelium, maka sifat
permeabilitas dari sel-sel epitel memegang peranan penting dalam pertukaran zat
antara lingkungan di luar tubuh dan di dalam tubuh ( Campbell et al., 2008).
Terdapat sebagai lembaran-lembaran sel, jaringan epitel (epithelial tissue)
menutupi bagian luar tubuh serta melapisi organ-organ dan rongga-rogga di dalam
tubuh. Sel-sel epitel yang tersusun rapat, seringkali melibatkansambungan ketat,
memungkinkanjaringan epitel berfungsi sebagai penghalang melawan cedera
mekanis, patogen dan kehilangan cairan. Sel-sel jaringan wpitel atau epitelium
(epithelium,jamak,epitelia), juga membentuk amtarmuka aktif dengan lingungan.
Misalnya, epitelium yang melapisi saluran hidung memiliki fungsi yang sangat
penting dalam olfaksi, indra penciuman.
Bentuk sel epitel mungkin kubus (seperti dadu), kolumnar (seperti batu bata
yang ditegakkan), atau skuomosa (seperti ubin lantai). Selain itu sel-sel mungkin
tersusun dalam suatu epitelium sederhana (lapisan sel tunggal), epitelium berlapis
(sel-sel yang tersusun bertingkat-tingkat), atau epitelium berlapis semu (selapis
tunggal sel-sel dengan tinggi yang berbeda-beda). Bentuk dan susunan sel yang
berbeda-beda berkolerasi dengan fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, epitel
kolumnar, yang memiliki sel-sel dengan volume sitoplasma relatif besar, sering kali
terletak di tempat sekresi atau absorpsi aktif menjadi hal yang penting ( Campbell et
al., 2010 ).
Jaringan epitel
- Epitelium kubus, dengan sel-sel yang berbentuk dadu yang terspesialisasi untuk
sekresi, menyusun epitelium tubulus ginjal dan banyak kelenjar, termasuk
kelenjartiroiddan kelenjar ludah.

- Epitelium kolumnar sederhana melapisi usus. Epitelium ini menyekresikan getah


pencarnaan dan menyerap nutrien.

- Epitelium kolumnar bersillia dan berlapis-semu membentuk membran mukus


yang melapisi bagian saluran respirasi banyak veterbrata. Silia yang berdenyut
menggerakkan lapisan mukus di sepanjang permukaan. Epitelium ini sebenarnya
tersusun atas selapis sel epitelium tetapi ketinggian sel yang menyusunnya tidak
sama. Sehingga terlihat seperti berlapis. Epitelium berlapis semu terdapat pada
trakea.
- Epitelium skuamosa berlapis beregenerasi dengan cepat melalui pembelahan sel
di dekat lamina basal ( lihat bawah ), sel-sel baru terdorong ke luar, menggantikan
sel-sel terkikis lepas. Epitelium ini umum dijumpai pada permukaan yang
mengalami abrasi, misalnya kulit terluar serta lapisan-lapisan esofagus, anus, dan
vagina.

- Epitelium skuomosa sederhana, yang tipis dan mudah ditembus, berfungsi dalam
pertukaran material melalui difusi. Tipe epitelium ini melapisi pembuluh darah
dan kantong udara paru-paru, tempat difusi nutrien dan gas-gas mejadi sangat
penting.
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang selalu berhubungan dengan jaringan lainnya
atau organ-organ.Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat (connective tissue)
adalah untuk mengikat danmendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh.
Jaringan ikat terdiri dari populasi sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks
ekstraselular. Matriks umumnya terdiri dari jejaring serat yang tertanam dalam
fondasi seragam yang munkin cair, serupa jel, atau padat. Variasi pada struktur
matriks ini tercermin pada keenam tipe utama jaringan ikat pada veterbrata : jaringan
ikat longgar, kartilago, jaringan ikat serat, jaringan adiposa, darah dan tulang.
Jaringan ikat serat, yang tersusun atas protein, terdiri dari tiga macam : kolagen,
elastik, dan retikular. Serat berkol.agen memberikan kekuatan sekaligus flesibilitas.
Serat ini tersusun dari kolagen, yang mungkin merupakan protein paling melimpah
dalam kingdom hewan. Serat berkolagen tidak elastik dan tdak mudah robek ketika
ditarik memanjang. Serat elastik mudah terentang namun juga liat , meleset kembali
sepanjang semula ketiga tegangan dilepaskan. Serat elastik, yang berbentuk benang
panjang, terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat retikular sangat tipis dan
bercabang-cabang. Tersusun atas kolagen dan bersambung dengan serat berkolagen,
serat retikular membentuk anyaman rapat yang menggabungkan jaringan ikat ke
jaringan-jaringan di sekitarnya.
Jaringan ikat yang menahan banyak jaringan dan organ secara bersamaan di
posisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan fungasi yang bervariasi. Di
antara sel-sel tersebut, terdapat dua tipe sel yang mendominasi : fibroblas dan
makrofag. Fibroblas menyekresikan bahan-bahan protein dari serat-serat ekstraslular.
Makrofak adalah sel-sel yang menjelajahi jaringan serat, menelan partikel asing
maupun sisa-sisa sel mati melalui fagositosis.
Komponen jaringan ikat
Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama yaitu
1) Sel
Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya
berasal dari sel mesenkim yang merupakan jaringan pengikat embrional. Macam sel
penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas, makrofag, sel maks, sel lemak, sel
adiposa, dan leukosit.
a) Fibrolas adalah sel yang mensintesis dan mensekresikan protein pada
serabut.
b) Makrofak adalah sel yang bentuknya tidak beraturan.
c) Sel mast adalah sel yang memproduksi heparin yan berfungsi mencegah
pembentukan darah dan histamine yang dapat mengatur
permeabilitaskapiler darah.
d) Sel lemak adalah sel yang terspelialsasi untuk menimpan lemak.
e) Leukosit adalah sel darah putih.
2) Serabut
Serabut penyusun jaringan ikat terdiri atas 3macam, yaitu serabut kolagen,
serabut elastis danserabut retikulum.
a) Serabut kolagen (serabut putih)
Kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat
fleksibel (lentur). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam
jumlah banyak berwarna putih, misalnya tendon.
b) Serabut elastin (serabut kuning)
Serabut elastis ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis
(kenyal). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah
banyak berwarna kuning, misalnya pada bantalan lemak, pembuluh darah,
dan ligamen.
c) Serabut reticulum
d) Retikulum merupakan serabut paling halus dan bercabang membentuk
seperti jala. Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat
dengan jaringan lain, misalnya pada sistem saraf.
3) Zat dasar
Zat dasar jaringan ikat merupakan zat yang amorf (tidak berbentuk), tidak
berwarna dan homogen. Zat dasar berperan mengisi ruang antarsel dan serabut
dari jaringan ikat.
Jaringan ikat

Jaringan ikat yang paling tersebar luas di dalam tubuh vertebrata adalah jaringan
ikat longgar. Serat-serat yang berkolagen, elastic, dan reticular dalam tipe jaringan ini
mengikat epitelium ke jaringan-jaringan di bawahnya dan menahan organ di posisinya.

Jaringan ikat berserat memiliki struktur rapat berkat jaringan berkolagen. Serat-
serat itu membentuk seranut parallel, yang memaksimalkan kekuatan nonelastik.
Jaringan ikat berserat ditemukan pada tendom, yang melekatkan otot ke tulang, dan
ligament, yang menghubungkan dua tulang pada persendian.

Jaringan adipose adalah jaringan ikat longgar terspesialisasi yang menyimpan


lemak di dalam sel-sel adipose yang didistribusikan di seluru matriks jaringan tersebut.
Jaringan adipose membantali dan menginsulasi tubuh serta menyimpan bahan bakar
sebagai molekul-molekul lemak. Setiap sel adipose mengandung tetes lemak besar
yang mengembang ketika tunuh menggunakan lemak tersebut sebagai bahan bakar.
3. Jaringan otot
Jaringan yang hamper bertanggung jawab terhadap hamper semua tipe gerakan
tubuh adalah jaringan otot (muscle tissue). Emua sel-sel otot terdiri atas filament-
filamen yang mengandung protein aktin dan myosin, yang bersama-
samamemungkinkan otot berkontraksi. Otot adalah jaringan yang paling melimpah
pada kebanyakan hewan, dan aktivitas otot menyusun sebagian besar kerja selular
yang mengomsumsi energy pada hewan yang aktif. Ketiga jenis jaringan ototpada
tubuh vertebrata : otot rangka. Otot jantung, dan otot polos.
Jaringan otot
a) Otot rangka (skeletal muscle)

Otot rangka, yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab untuk
pergerakan sadar. Otot rangka terdiri dari berkas-berkas sel panjang yang disebut
serat otot. Susunan unit-unit kontraktil atau sarkomer, di sepanjang serat otot
menyebabkan sel-sel terlihat belang-belang (lurik) di bawah mikroskop. Untuk alas
an ini, otot rangka disebut juga otot lurik.
b) Otot jantung

Otot jantung membentuk dinding kontrakti jantung. Otot ini lurik seperti otot
rangka dan memiliki sifat-sifat kontraktil yang mirip dengan otot rangka. Akan tetapi,
tidak seperti otot rangka, otot jantung melakukan tugas tak-sadar : kontraksi jantung.
Serat otot jantung bercabang-cabang dan saling berhubungan melalui cakram
interkalar, yang merelai sinyal-sinyal dari sel ke sel dan membantu menyinkronisasi
detak jantung.
c) Otot polos

Otot polos, dinamakan demikian karena tidak berlurik, ditemukan pada


dinding saluran pencarnaan, kandung kemih, arteri, dan organ-organ internal lain.
Sel-selnya berbentuk seperti gelendong. Dikontrol oleh jenis-jenis saraf yang
berbeda-beda dibandingkan saraf-saraf yang mengontrol otot rangka, otot polos
bertanggung jawab terhadap aktifitas tubuh tak sadar, seperti pengadukan
makanan di lambung atau konstriksi arteri.

4. Jaringan saraf
Fungsi jaringan saraf (nervous tissue) adalah untuk mengindra ransangan
dan menstransmisikan sinyal-sinyal dalam bentuk impuls-impuls saraf dari satu
bagian hewan ke bagian yang lain. Jaringan saraf mengandung neuron, atau sel saraf,
yang memiliki penjuluran bernama akson yang terspesialisasi secara unik untuk
menstransmisikan impuls-impulss saraf. Jaringan saraf juga mencakup berbagai
bentuk sel glial (glial cells), atau glia, yang membantu menyediakan makanan,
menginsulasi, dan menyegarkan kembali neuron.
Jaringan syaraf
B. Jaringan tumbuhan
Tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Banyaknya pengetahuan tentang
struktur jaringan menyebabkan kesulitan dalam membari definisi yang suatu jaringan.
Jaringan pada tubuh tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan,
tipe sel, fungsi, asal-ususl, dan tahap perkembangannya. Berdasarkan jumlah tipe sel
penyusunannya jaringan di bedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit.
Jaringan sederhana bersifat homogen, hanya terdiri atas satu tipe sel, sedangkan jaringan
rumit bersifat heterogen, hanya tediri atas dua atau lebih tipe sel. Parenkim, kolenkim,
dan sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xylem, floem, dan epidermis
adalah jaringan rumit.
Struktur jaringan tumbuhan tersebut yaitu kesulitan misalnya dalam
membedakan ciri-ciri antara jaringan dewasa dan jaringan meristem; membedakan jenis-
jenis jaringan meristem berdasarkan letaknya pada tumbuhan; menunjukkan letak
ditemukannya jenis-jenis jaringan meristem berdasarkan letaknya; mengenali bentuk dari
aktifitas atau pembelahan kambium; membedakan jenis-jenis jaringan meristem
berdasarkan asalnya pada tumbuhan; membedakan ciri-ciri struktur antara meristem
primer dan meristem sekunder; mengenali ciri jaringan promeristem; membedakan jenis-
jenis jaringan dewasa berdasarkan struktur dan fungsinya; mengenali bentuk-bentuk
modifikasi jaringan epidermis; membedakan ciri-ciri antara trikomata non-glanduler dan
trikomata glanduler; mengenali tipe-tipe maupun bagian-bagian stomata; membedakan
struktur jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim; membedakan ciri-ciri Identifikasi
Kesulitan Belajar (Mega Utami Kusumawati) 23 antara parenkim palisade dan parenkim
bunga karang; mengenali trakeida; mengenali tipe-tipe ikatan pembuluh angkut;
membedakan antara ikatan pembuluh tipe kolateral tertutup dan ikatan pembuluh tipe
kolateral terbuka; mengenali ikatan pembuluh tipe konsentris; membedakan antara ikatan
pembuluh tipe bikolateral dan ikatan pembuluh tipe kolateral; dan mengenali ciri-ciri
struktur dan fungsi floem dan xylem ( Kusumawati, 2016).
1. Jaringan meristem
Pada tahap perkembangan embrio, semua sel mengalami pembelahan.
Pertumbuhan dan perkembangan sel lebih lanjut menunjukkan adanya diferensiasi
menjadi bagian khusus tumbuhan dan juga masih ada sel yang tetap bersifat embrio
(embrional), yaitu mampu mengadakan pembelahan terus menurus. Jaringan yang
bersifat embrio dalam tubuh tumbuhan dewasa ini disebut meristem. Pertumbuhan
dan pengkhususan secara morfofisiologi sel yang di hasilkan oleh meristem di sebut
diferensiasi. Secara teori, jaringan yang mengalami diferensiasi sedikit kehilangan
sifat embrionalnya dan pendapat status dewasa. Jaringan nya disebut jaringan dewasa
atau jaringan permanen (Mulyani, 2006).
Pengelompokan meristem
Pengelompokan meristem didasarkan pada berbagai kriteria, yaitu tempatnya
dalam tubuh tumbuhan, asal-usul dan jaringan yang di hasilkan, struktur, thap
perkembangan, dan fungsinya. Menurut tempatnya, meristem dalam tubuh tmbuhan
dibedaan menjadi tiga yaitu :
a) Meristem pucuk yang terdapat pada bagian pucuk akar dan batang.
b) Meristem interkalar, yang terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada buku
Gramineae.
c) Meristem lateral, yang letaknya sejajar dengan permukaan organ, misalnya
cambium dan felogen.
Di samping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang
didasarkan pada asal usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang
berkembang secara langsung dari sel bersifat embrio dan tetap bersifat embrio.
Meristem sekunder adalah jaringan yang berkembang dari jaringan dewasayang
masih tetap dapat berdiferensiasi.
2. Jaringan perenkim
Perenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat di seluruh tubuh tumbuhan
Istilah perenkim umumnya menunjuk pada suatu jaringan yang kekhususanna relative
kecil dan mempunyai fungsi fisiologi yang sangat beragam dalam tumbuhan. Sel
perenkim masih mampu membelah, bahakan pada sel dewasa. Mereka memainkan
peranan penting dalam proses menutup luka dan regenerasi. Sel perenkim dewasa
dapat menghasilkan keaktifan merestematis jika lingkungannya sengaja di ubah.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sekelompok kecil sel perenkim, atau
bahkan sel perenkim, atau bahkan suatu sel, jika ditumbuhkan pada biarkan media
yang benar, dapat menghasilkan tumbuhan yang akan berbunga dan menghasilkan
biji.
Berdasarkan fungsinya, ada beberapa macam parenkim, antara lain sebagai
berikut :
a) Klorenkim (Perenkim Asimilasi) adalah sel prenkim yang berisi kloroplas dan
berfungsi untuk fotosintesis.
b) Perenkim Penimbun adalah sel perenkim yang biasanya berisi leukoplas
(cadangan makanan) seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
c) Aerenkim (Perenkim Udara), sel-sel aerenkim mempunyai banyak ruang antar sel
yang berkembang maksimum.
3. Jaringan penyokong
Jaringan penyokong pada tumbuhan yaitu kolenkim dan sklerenkim, berdasarkan
fungsinya diberi istilah stereo (Haberlandt, 1918). Jaringan tersebut berfungsi untuk
memberi kekuatan dan melindungi secara mekanik jaringan-jaringan.
a) Kolenkim
Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada
organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan menerima (herbaceous), dan
bhakan pada organ dewasa.
Menurut tipe penebalan didndingnya, kolenkim dibedakanmenjadi beberapa
macam, sebagai berikut :
 Kolenkim sudut (angular kolenkim)
 Komenkin lamela (lamelar kolenkim)
 Kolenkim lacuna (lacunar kolenkim)
 Kolenkim cincin (anular kolenkim)
b) Sklerenkim
Sklerenkim adalah sel dengan dinding sekunder tebal yang mengandung
lignin atau tidak. Tidak seperti kolenkim yang bersifat plastis, sklerenkim bersifat
elastis. Sel sklerenkim beraga dalam hal bentuk, struktur, asal ususl, dan
perkembangannya. Banyak bentuk peralihan terdapat di antara sel sehingga sukar
untuk mengelompokkan tipe sklerenkim.
4. Jaringan penutup
Jaringan penutup terdiri atas sel epidermis dan turunannya. Fungsi jaringan penutup
adalah
 Melindungi tumbuhan terhadap pengeluaran air yang berlebihan,
 Melindungi tumbuhan terhadap kerusakan mekanis,dan
 Menjaga atau mengatur suhu tumbuhan.
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, bij, batang,
dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan morfologi,
sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi semacam rambut,
sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. Secara topografi dan ontogeny,
epidermis merupakan jaringan yang seragam.
a) Struktur jaringan epidermis
Tahap awal perkembangan ontogeny epidermis berbeda pada akar dan batang.
Kenyataan ini ditunjukkan adanya peneliti yang menggunakan istilah epiblem
dan rhizodermis untuk lapisan akar terluar. Perkembangan epidermis berawal
dari protoderm yang berasal dari jaringan meristematis.
b) Senyawa-senyawa dalam jaringan epidermis
Di dalamsel dan jaringan epidermis terdapat berbagai senyawa, antara lain
kutin, lilin, garam, lignin, getah, dan senyawa-senyawa lainnya.
5. Jaringan pengangkut
Sistem pembuluh dari tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas xilem yang fungsi
utamanya untuk pengangkutan air dan floem yang terutama untuk pengangkutan
hasil fotosintesis.
a) Xilem
Xilem adalah jaringan rumit yang terdiri atas berbagai tipe sel. Sel yang
terpenting adalah unsur pembuluh, yang terdiri atas sel tidak hidup yang fungsi
utamanya untuk pengangkutan air, dan pada tahap tertentu berfungsi untuk
penguat. Pada xilem terdapat serabut dan sering kali juga sklereida.
Xilem berkembang dengan diferensiasi secara terus menerusdari unsur baru
yang dihasilkan oleh prokambium. Prokambium ini terus menerus dibentuk oleh
promerstem pucuk. Xilem yang dihasilkan oleh prokambium pada tubuh primer
disebut xylem primer. Xilem primer terdiri atas dua bagian yang mudah dikenali,
yaitu protoxilem dan metaxilem.
b) Floem
Floem bersama xylem membentuk system pengangkutan dalam tumbuhan
berpembuluh. Baik xylem maupun floem merupakan jaringan rumit. Penyusun
floem adalah unsur tapisan yang membantu pengangkutan hasil fotosintesis.
Selain itu ada sel parenkim khusus, yaitu sel pengiring dan sel beralbumin, yang
berkaitan fungsinya dengan unsur tapisan. Serabut sklereida sering kali berupa
pembuluh getah. Dalam jaringan floem juga dapat ditemukan resin.

.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et al. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Campbell, et al. 2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mulyani Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit PT Kanisius.
Syamsuri, Istamar, et al. 2007. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kusumawati Mega Utami. 2016. Identifikasi Kesulitan Belajar Materi Struktur-Fungsi Jaringan
Tumbuhan pada Siswa SMA NEGERI 3 KLATEN Kelas XI Tahun Ajaran 2015/2016.
Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 5 (7).

Anda mungkin juga menyukai