Anda di halaman 1dari 79

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH II

“Anatomi Fisiologi Sistem Integumen”

DOSEN PEMBIMBING

Hamdana, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH

Kelompok 3

1. Reski Nurul Afifah (A.18.10.052)


2. Sarmila (A.18.10.055)
3. Tasya Faradiba Zainal (A.18.10.061)
4. Nurasni Wulandari (A.18.10.046)
5. Khaerul Mukrimin (A.18.10.038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas

rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Anatomi Fisiologi Sistem Integumen” tepat pada waktunya. Dalam

penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan

terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada:

1. Ibu Hamdana, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing kami.

2.Orangtua dan teman-teman anggota kelompok

3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis

sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Bulukumba, Mei 2020

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI…....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................3

C. Tujuan Penulisan..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kulit ………………..........................................................4

B. Fungsi Kulit …....................................................................................5

C. Lapisan Kulit dan Bagian-Bagian Pelengkapnya ..............................10

D. Pelengkap Kulit (derivative kulit) ......................................................22

E. Persarafan Kulit …………..................................................................30

F. Pembuluh Darah ………….................................................................32

G. Warna Kulit ………………………………........................................32

H. Garis dan Sidik ………………………………..................................33

I. Hubungan Kulit dengan Faktor Psikologi ..........................................34

J. Gangguan Pada Kulit dan Kuku ........................................................34

ii
BAB III DIAGNOSA DAN INTERVENSI PADA SISTEM INTEGUMEN

A. Diagnosa ..............................................................................................38

B. Intervensi dan Luaran Keperawatan ....................................................43

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................72

B. Saran....................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,

memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan dan manusia

terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian

sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku,

kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal

dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup"

(https://www.academia.edu/6424987/MAKALAH_SISTEM_INTEGUME

N).

Sistem Integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh,

kulit. Ini sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh

dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan

vitamin dan hormone. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan

homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh

dan keseimbangan air. Sistem integument adalah garis pertama pertahanan

tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu

untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya,

misalnya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu

kulit meningkat. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki

reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.

1
Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan

epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan

lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subeutis)

(https://www.scribd.com/doc/230020033/MAKALAH-ANATOMI-

INTEGUMEN ).

Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk ke

dalam sistem integument. Rambut adalah organ seperti benang yang

tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar),

walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.

Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras

dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit jari pada

pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku

adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta

mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang

antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur

(https://www.scribd.com/doc/230020033/MAKALAH-ANATOMI-

INTEGUMEN ).

Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau

perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah

akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah

(https://www.academia.edu/6424987/MAKALAH_SISTEM_INTEGUME

N).

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem integument (kulit)?

2. Bagaimana intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk

mengatasi kelainan pada sistem integument?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem integume (kulit).

2. Untuk mengetahui intervensi keperawatan yang dapat diberikan

untuk mengatasi kelainan pada sistem integument.

3
BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

A. Pengertian Kulit

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin"integumentum", yang berarti

"penutup". Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang

membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap

lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang dewasa

luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm [ CITATION Wau14 \l 1033 ].

Sistem integumen meliputi kulit dan derivatnya. Kulit merupakan organ

tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus

daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia

rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan

lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 15% dan berat

badan seseorang. Daerah yang paling tebal (66 mm) pada telapak tangan

dan telapak kaki dan paling tipis (0,5) mm pada daerah penis [ CITATION

Set166 \l 1033 ].

Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit

terluka sel-sel dalam dermis melawan infeksi local kapiler dan jaringan

ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka

menutupi jaringan ikat yang bergenerasi sehingga terbentuk jaringan perut

yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah

4
kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang

terlihat melalui epitel [ CITATION Set166 \l 1033 ].

B. Fungsi Kulit menurut [ CITATION Pea09 \l 1033 ]

Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung

dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai

berikut:

1. Sebagai Pelindung (proteksi)

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi

jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari

pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan

paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang

menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan

luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh

serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari

matahari.

Secara spesifik ada beberapa kemampuan perlindungan dari kulit

yaitu:

- Kulit adalah relative tak tertembus air, dalam arti bahwa ia

menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga

menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan

dan kehilangan cairan.

- Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma

dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan.

5
Sebagian besar organism mengalami kesulitan untuk

berpenetrasi pada kulit yang utuh tetapi dapat masuk melalui

kulit yang terpotong atau mengalami abrasi (lecet).

- Selain itu pula sebagai alat pelindung diberikan oleh lapisan zat

tanduk, tambahan pula perlindungan diberikan oleh keasaman

dari keringat dan terdapatnya asam lemak pada sebum, yang

dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan oleh aksi

dari mikroorganisme yang membahayakan dari

mikroorganisme yang kurang membahayakan, secara normal

terdapat pada permukaan kulit.

- Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap

sinar ultraviolet sinar matahari.

2. Sebagai Peraba atau Alat Komunikasi

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang

berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan,

dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung

saraf sensasi. Kulit merupakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu

dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan di transmisikan melalui

saraf sensoris ke medulla spinalis dan Otak, juga rasa sentuhan yang

disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-

beda menurut ujung saraf yang dirangsang.

6
- Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit

berbeda menurut ujung saraf yang dirangsang (panas, dingin,

dan lain-lain)

- Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang dalam dan rasa

yang berat dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang

atau sendi.

- Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima

rangsangan dari luar diteruskan ke pusat saraf otak.

- Kulit merupakan media ekspresi wajah dan reflex vaskuler

yang penting dalam komunikasi.

3. Sebagai Alat Pengatur Panas (termoregulasi)

Suhu tubuh seorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu

lingkungan. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan

otak ialah 360C sampai 37,50C, suhu kulit sedikit lebih rendah. Ketika

terjadi perubahan pada suhu luar darah dan kelenjar keringat kulit

mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.

Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara

tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

7
Pengaturan ini dapat berlangsung melalui mekanisme adanya

persarafan motorik yang mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara

yaitu :

- Vasodilatasi, kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan

panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi

penguapan cairan pada permukaan tubuh.

- Vasokonstriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan

dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak

dikeluarkan.

Panas dapat dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara yaitu :

- Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung

dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam

kulit.

- Dengan pemancaran, dengan melepas panas pada udara

sekitarnya

- Dengan konduksi, yaitu panas dialihkan ke benda yang

disentuh seperti pakaian

- Dengan konveksi (Pengaliran), yaitu mengalirnya udara yang

panas, menyebabkan pengurangan panas pada tubuh sehingga

tubuh menjadi lebih dingin

4. Sebagai Tempat Penyimpanan

Kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat

melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan dibawahnya

8
bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adiposa dibawah

kulit merupakan tempat penimpanan lemak yang utama pada tubuh.

5. Sebagai Alat Absorpsi

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut

dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada

krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit

pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara

kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea),

merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah

kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya. Kulit juga dapat

mengabsorpsi sinar Ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D

yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang.

6. Sebagai Ekskresi

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-

kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan

membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan

melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui

penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang

tidak disadari. Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+, diekskresi

melalui kulit. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit

menyebabkan keasaman kulit pada pH 5-6,5.

9
7. Penunjang Penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang

tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.

Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi

seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot

penegak rambut.

C. Lapisan Kulit dan Bagian-Bagian Pelengkapnya

Lapisan kulit dari lapisan luar kedalam terdiri dari epidermis,

dermis, sub dermis dengan susunan sebagai berikut.

Gambar Lapisan Kulit

Sumber: https://materibelajar.co.id/fungsi-kulit/

1. Lapisan Epidermis/Kutikula

Epidermis merupakan bagian kulit yang paling luar. Ketebalan

epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal

berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki,

dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak

mata, pipi, dahi dan perut . sel-sel epidermis disebut karatinosit.

10
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional

epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari

plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke

dalam epidermis. Pigementasi dari kulit sebagian besar karena

melanin (suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam

epidermis). Pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormone

adrenalin dan pitiutari [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Lapisan epidermis terdiri dari :

Gambar Lapisan epidermis kulit

Sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kulit_manusia#/media/Berkas

%3ASkin.png.

a. Lapisan tanduk (stratum korneum)

Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan

menutupi semua lapisan. Epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk

terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak

11
mengalamim proses metabolism, tidak berwarna dari sangat sedikit

mengandung air.Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris

keratinosit jauh banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh

lebih tebal [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu

sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten

terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan

horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan

digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap

sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan

terasa seidkit kasar sampai muncul lapisan baru [ CITATION Set166 \l

1033 ].

Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung

sepanjang hidup, menjadikan kulit aari memiliki self repairing

capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia

dapat menyebabkan proses ketatinisasi berjalan lebih lambat.

Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi

membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk

yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul

brcak-bercak putih karena melasonit lambat bekerja dan

penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat

digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada

lapisan ini sangat kecil dan lpisan ini sangta efektif untuk

12
mencegah terjadinya penguapan air dari tipis lapis kulit lebih

dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit. Tetapi

lapisan tanduk memiliki daya serap air yng cukup besar [ CITATION

Set166 \l 1033 ].

Gambar Lapisan dalam kulit

Sumber: http://teachmeanatomy.info/the-basics/ultrastructure/skin/.

b. Lapisan bening (stratum lusidum)

Disebut juga lapisan borrier, terletak tepat dibawah lapisan

tanduk dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan

lapisan bebrutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel

jerniih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat transfuton sehingga dapat

dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas

pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula

dari lapisan bening [ CITATION Set166 \l 1033 ].

c. Lapisan berbutir (strutun grumnulosum)

Merupakan sel gepeng berkulit kasar dan berinti, sel-sel

tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan

kulit. Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang

13
mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya. Berbutir kasar

dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jela spade kulit

tepak tangan dan telapak kaki [ CITATION Set166 \l 1033 ].

d. Lapisan bertaju ( stratum spinosum- stratum akuntosum)

Lapisan yang paling tebal dan terdiri dari sel yang

bentuknya polygonal atau banyak spinosum karena sel-selnya

terdiri dari sel yang bentuknya polygonal atau banyak sudut dan

mempunyai banyak tanduk (spina) dan disebut akantosum sebab

sel-selnya berduri [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Disebut juga lapisan malphigt, terdiri atas sel-sel yang

saling berhubungan dengan perantaan jembatan-jembatan

protplasma berbentuk kubus . jika sel-sel lapisan saling berlepasan,

maka seaka-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filament-fileman

kecil yang terdiri dari atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju

normal tersusun menjadi beberapa baris [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak

(polygonal), dan makin ke arah sel halus y7ang berguna untuk

peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir

melanin. Sel-sel bagian lapis taju yang lebih dalam banyak yang

berada dala salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan

taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam

bagian basal lapis taju mengandung kolestrol dan asam amino

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

14
e. Lapisan benih ( stratum basale-erminatfum)

Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu

baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus

terhadappermukaan dermis. Bentuknya silindris dengan inti yang

lonjong, didalmnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir

melanin warna. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan

lamina bersalis dibawahnya. Lamina bersalis yaitu struktur halus

yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis

cukup besar tehadap pengaturan metabolism demo-epidermal dan

fungsi-fungsi vital kulit. Didalam lapisan ini sel-sel epidermal

bertambah banyak melalui mitosis dal sel-sel tadi bergeser ke

lapisan-lapisan atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan

beih tedapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas, atau

mrlasnitosis) prmbuat pigmen melanin kulit [ CITATION Set166 \l

1033 ].

2. Tipe-Tipe Sel Epidermis

a. Keratinocytes

Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena

keratinocytes selalu mengelupas, pada permukaan epidermis, maka

harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis

dari lapisan basal ( di malam hari). Selama perjalanannnya ke luar

(menuju permukaan) keratinocytes berdeferenssiasi menjadi

15
keratin filament dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai

korneum selama 20-3- haari, karena proses cytomorhose dari

kerarinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan

dapat didentifikasi, yaitu bsala, spimosum, granulosum, losidum

dan kornium [ CITATION Set166 \l 1033 ].

b. Melanocytes

Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin

yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris,

bulat dan panjang mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh

REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh operates golgi

menjadi oval granules ( melanosomes). Ketika asam amino tirosin

berpindah ke dalam melanosomes, maka melanosomes berubah

menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh ultra

violet, kemduian melanin meninggalkan badan melanicytes dan

menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum.

Dan pada akhirnya pigmen melanin didegenerasi oleh

keratinocytes [ CITATION Set166 \l 1033 ].

c. Merkel cells

Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut

(fingertips,oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar

dilapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

d. Langerhans cells

16
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja didaerah

lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung

antibody. Banyaknya 2%-4% dari keseluruhan sel epidermis.

Selain itu, juga banyak terdapat bagian dermis pada lubang mulut,

esophagus dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk

responisasi terhadap imun karena mempunyai antibody [ CITATION

Set166 \l 1033 ].

Gambar Struktur kulit

Sumber: https://pengajar.co.id/struktur-kulit/

3. Lapisan Dermis (Korium)

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan

epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah batasan dengan

subkutis. Didalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh

limfe dan saraf dan juga lapisan elastik, fibrosanya padat dan terdapat

folikel rambut, kelenjar-kelenjar falit (sebacea) atau kelenjar minyak,

17
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut

(muskulus arektor pili) [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Dermis terbagi 2 lapisan :

a. Bagian atas, pars papilare (stratum papilar)

Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf dan

pemuluh darah yang memberikan nutrisi pada epidermis yang

diatasnya [ CITATION Set166 \l 1033 ].

b. Bagian bawah, pars retikulare (stratum retikulare)

Menonjol kearah sub kutan, serabut penunjang yaitu

serabut kologen, elastis dan serabut retikulus. Serabut kologen

tugasnya memberikan kekuatan pada kulit, dam serabut elastis

tugasnya memberikan kelenturan pada kulit dan retilukus serta

memberikan kekuatan pada alat sekitar kelenjar dan folikel rambut.

Sejalan dengan penambahan usia, deteriosasi normal pada simpul

kologen dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

Pada dasarnya dermis terrdiri dari kumpulan serat-serat elastis

yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan

serat protein ini akan disebut kologen. Serat-serat kologen ini disebut

juga dengan jaringan penunjang. Karena fungsinya dalam membentuk

jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

18
Berkurangnya protein menyebabkan kulit menjadi kurang elastis

dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang

menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia dan kekurangan gizi.

Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi dikulit jagat dapat

menimbulkan cacat permanen. Hal ini disebabkan oleh kulit jangat

tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang

dimiliki kulit ari [ CITATION Set166 \l 1033 ].

Dalam lapisan kulit jangat terdapat 2 lapisan kelenjar, yaitu :

a. Kelenjar keringat (sudorifera)

Kelenjar keringat terrdiri atas fundus (bagian yang

melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara

pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagia

tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat lebih banyak terdapat

dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan dibawah

ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu

membuang sisa-sisa jasmani, emosi dan obat-obatan tertentu

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

Ada dua jenis keringat, yaitu :

1) Kelenjar keringat ekrin

Kelenjar keringat ini mengekresi cairan jernih, yaitu

keringat yang mengandung 95-97% air dan mengandung

beberapa mineral, seperti garam,sodium klorida, granula

minyak, glusida dan sampingan dari metabolisme seluler.

19
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari

telapak tangan, kaki sampai kulit kepala. Jumlahnya diseluruh

badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat

dalam 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat

ekrin langsing. Bergulung-gulung dan salurannya bermuara

langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

2) Kelenjar keringat apokrin.

Hanya terdapat didaerah ketiak, puting susu, pusar, daerah

kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan

cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau

khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan

sifatnya alkali sehingg dapat menimbulkan bau. Muaranya

berdekatan dengan muara kelenjar subasea pada saluran folikel

rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu

banyak dan hanya sedikit cairan yang dieksressikan dari

kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia alkali

balig dan aktifitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

b. Kelenjar palit (subacea)

Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat

berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-

gelembung kecil yang bermuara kedalam kaandung rambut

20
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki

kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjat palit membentuk

sebum atau urap kulit. Terkecuali telapak kaki,tangan. Kelenjar

palit terdapat disemua bagian tubuh terutama pada bagian muka

[ CITATION Set166 \l 1033 ].

Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai 1

batang kelenjar palit atau kelenjar subacea yang bermuara pada

satu saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit

menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala.

Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit

membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan

termasuk bagian wajah, jika memproduksi minyak dari kelenjar

palit berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga

memudahkan menimbulnya jerawat [ CITATION Set166 \l 1033 ].

4. Subkatis atau Hipodermis

Subkatis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan

diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat demis. Lapisan

lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama.

Kagunaan dari penikulus adiposus yaitu sebagai shokbreker atau pegas

bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit dan sebagai

tempat penimbunan kalori tambahan untuk kecantikn tubuh, dibawah

subkutis terrdapat selabur otot kemudian baru terdapat otot [ CITATION

Set166 \l 1033 ].

21
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang

kontur tubuh paling tebal didaerah patat dan paling tipis terdapat

dikelopak mata. Jika usia menjadi tuam kinerja liposit dalam jaringan

ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi

minyak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta

semakin kehilangan kontur [ CITATION Set166 \l 1033 ].

D. Pelengkap Kulit (derivative kulit) menurut [ CITATION Set166 \l 1033 ]

1. Rambut

Rambut pada bagian seluruh tubuh, tetapi bagian besar

merupakan rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna atau samar.

Rambut tumbuh dari folikel rambut didalam epidermis. Folikel rambut

dibatasi oleh epidermis,sebelah atas dasarnya terdapat rambut, akar

berada didalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian luar

disebut batang rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak

rambut.

Ada bagian bentuk rambut antara lain adalah :

a. Rambut panjang dikepala, pubis dan janggot

b. Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis

c. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh

d. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak).

22
Gambar Anatomi kulit

Sumber: https://sekolahsd.com/2018/03/11/anatomi-kulit-manusia/?amp

Bagian-bagian rambut ada beberapa yaitu akar yang merupakan

bagian yang tertanam didalam folikel dan batang yang merupakan

bagian yang ada diatas permukaan kulit.

Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan yaitu:

a. Kuartel, yaitu lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang

bersisik

b. Korteks , yaitu merupakan lapisan tengah yang terkeratiisasi, yang

membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung

jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.

c. Medula atau aksis Sentral yang tersusun dari dua sampai tiga

lapisan sel, pertumbuhan medula buruk bahkan seringkali tidak

terjadi terutama pada rambut pirang.

23
Gambar Folikel Rambut

Sumber: https://www.pngflow.com/id/free-transparent-png-hjilg

Fungsi Rambut

a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk seperti alis mata melindungi

mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata bulu hidung atau

vibrissae untuk menyaring udara

b. Pengatur suhu

c. Pendorong penguapan keringat

d. Indra peraba yang sensitif.

Pertumbuhan rambut melewati 2 fase, yaitu:

a. Pertumbuhan anagen kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi

rambut janggut tercepat diikuti kulit kepala berlangsung sampai

dengan usia 6 tahun. 90% dari Rp100.000 folikel rambut kulit

kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada suatu saat

b. Fase istirahat atau telogen berlangsung 4 bulan rambut mengalami

kerontokan 50-100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya gerak

merinding jika terjadi trauma stress disebut reaksi warna rambut

24
ditentukan oleh jumlah melanin pertumbuhan rambut pada daerah

tertentu dikontrol oleh hormon seks atau rambut wajah janggut

kumis dada dan dikontrol oleh h androgen kuantitas dan kualitas

distribusi rambut ditentukan oleh kondisi endokrin atau

pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing (wanita).

2. Kuku

Kuku adalah Sel epidermis kulit yang mengalami keratinisasi

yang telah berubah tertanam dalam palungku menutup garis lekukan

pada kulit mendapatkan persarafan dan pembuluh darah yang banyak

bagian proximal terletak dalam lipatan Kulit merupakan awal kuku

tumbuh badan kuku bagian yang tidak ditutupi kulit dengan terikat

dalam Palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas.

Bagian dari kuku, terdiri dari:

a. Ujung kuku atas

b. Badan kuku yang merupakan bagian yang besar

c. Akar kuku atau radix

d. Matriks kuku adalah daerah sel germinal yang merupakan tempat

tumbuhnya akar kuku

e. Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis

f. Pulpa jari di bawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat

vaskular longgar.

25
Gambar Kulit Kuku

Sumber: https://dokumen.tips/documents/struktur-asesoris-

kulit.html

Fungsi kuku sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki

lempeng kuku berbentuk empat persegi panjang keras cembung ke

arah lateral dan dorsal transparan terletak di dorsal paling distal. LK

terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu

yang tidak terbatas kecepatan tumbuh kuku dari tangan lebih kurang

0,1 mm per hari, kuku jari kaki 1/3 sampai 1/2 kecepatan kuku jari

tangan.

Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm sampai 0,75 mm dan pada kaki

dapat mencapai 1,0 mm LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang

masing-masing adalah :

a. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal

(1/3 bagian)

26
b. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3

bagian).

c. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan

yang mengandung keratin lunak.

Gambar Anatomi Kulit Kuku

Sumber : http://irnawatimalik.blogspot.com/2016/06/anatomi-fisiologi-sistim-

integumen.html?m=1

3. Kelenjar Kulit

Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung

dengan saluran Keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari

bahan atau kelenjar keringat.

Ada dua kelenjar yang terdapat pada kulit yaitu :

a. Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorifera

b. Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea, kelenjar ini terdiri

dari :

1) Badan kelenjar

27
2) Saluran saluran kelenjar

3) Muara kelenjar

a. Kelenjar Sebasea

Kelenjar sebasea kelenjar sebasea berasal dari rambut yang

bermuara pada saluran folikel rambut untuk melumasi rambut dan

kulit yang berdekatan.

Gambar Kelenjar Keringat

Sumber: https://www.medkes.com/2018/01/penyebab-cara-mengatasi-

bromhidrosis-bau-badan.html?m=1

1. Kelenjar ini kantongnya didalam kulit bentuk seperti botol dan

bermuara dalam folikel rambut paling banyak terdapat pada

kepala dan muka sekitar hidung mulut dan telinga tidak

terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan.

2. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yaitu campuran lemak

zat lilin minyak dan pecahan-pecahan sel yang berfungsi

28
sebagai emolien atau pelembut kulit dan merupakan suatu

barang terhadap evaporasi.

3. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida kelenjar sebasea

dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel atau bisul.

b. Kelenjar keringat

Kelenjat keringat adalah tube tunggal yang tergulung dan

terletak pada jaringan subkutan dan dengan saluran panjang yang

terbuka pada permukaan kulit. Sekresi aktif dari kelenjar keringat

di bawah pengendalian saraf simpatis keringat berisi air dan

sedikit garam,melalui difusi secara sederhana ±500 cc/hari.

Kelenjar keringat merupakan alat utama untuk mengendalikan

suhu tubuh, berkurang pada iklim dingin,meningkat pada suhu

panas.

Kelenjar ini terbagi menjadi dua yaitu:

1) Kelenjar keringat ekrin

Yaitu kelenjar tubular simple dan berpilin serta tidak

berhubungan dengan kelenjar rambut. Kelenjar ini

penyebarannya meluas keseluruh tubuh,terutama pada telapak

tangan,telapak kaki,dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini

mengandung air dan membantu pendinginan evaporative

tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.

29
2) Kelenjar keringat apokrin

Kelenjar ini terspesialisasi yang besar dan bercabang

dengan penyebaran yang terbatas sehingga mungkin hanya di

temukan pada ketiak,vulva dan putting susu dan region

anogenital.

a) Kelenjar apokrin yang di temukan di lipatan ketiak dan

area anogenital memiliki duktus yang membuka kebagian

atasfolikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa

pubertas untuk merespon stress atau kegembiraan dan

mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau yang

kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri.

b) Kelenjar seruminosa, terdapat pada saluran telinga yang

menghasilkan serumen atau getah telinga

c) Kelenjar siliaris moll,terdapat pada kelopak mata

d) Kelenjar mammae ,adalah kelenjar apokrin termodifikasi

yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.

E. Persarafan Kulit menurut [ CITATION Wau14 \l 1033 ]

Kulit dipersarafi oleh saraf sensorif dan simpatis. Serat saraf

sensorif berakhir pada kulit dalam berbagai bentuk yaitu antara lain:

1. Ujung saraf bebas

2. Fleksus saraf di sekitar folikel rambut

30
3. Korpuskel meissnerian,suatu strukrur kecil yang tertutup di temukan di

sekitar ufung saraf pada papilla

4. Korpuskel paccinian,suatu struktur besar tertutup di temukan di

sebelah dalam Dermis.

Gambar Persarafan Kulit

Sumber: https://www.ayoksinau.com/fungsi-kulit/

Serat saraf simpatis mensarafi arteriole,kelenjar keringat, dan pili

arektor otot. Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf

spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motoric berguna untuk

menggerakan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,sedangkan saraf

mensorik berguna untuk menerima ransangan yang terdapat dari luar atau

kulit.

Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini membentuk

macam-macam kegiatan untuk menerima ransangan. Ujung-ujung saraf

yang bebas menerima ransangan sakit atau nyeri banyak terdapat di

31
epidermis,di sini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang

sudah merupakan suatu organ.

F. Pembuluh Darah menurut [ CITATION Set166 \l 1033 ]

Pleksus kupiler terdapat di bawah epidermis,di bawah

dermis,pada pupila,dan di sekitar kelenjar keringat,sebasra,folikel rambut.

Terdapat cabang utama pembuluhdarah pada dermis yaitu arteriol dan

vena tanpa melewati kapiler.

G. Warna Kulit menurut [ CITATION Pea09 \l 1033 ]

Warna kulit di pengaruhi oleh pembuluh darah pada

kulit,banyak sedikitnya lemak,dan pigmen kulit yang di sebut melanin.

Tetapi secara penyebab maka perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor

sebagai berikut :

1. Melanosit, terletak pada stracum baxalis yang memproduksi pigmen

yang bertanggung jawab terhadap pewarnaan kulit dari coklat sampai

hitam peningkatan produksi melamin berlangsung jika terpajan sinar

matahari. Area tempat terjadinya pigmentasi yang besar adalah putting

susu,areola dan sirkumanol, skrotum,penis dan labia mayura.

Sedangkan yang mengandung sedikit pigmen adalah telapak tangan

dan telapak kaki

32
2. Darah terdapat dalam pembulu dermal di bawah lapisan epidermis

yang dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan

merah muda terutama terlihat pada orang kulit putih

3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning (karotin) hanya di temukan

stratum kracum dan dalam sel lemak dermis dan hypodermis yang

menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

H. Garis dan Sidik menurut [ CITATION Set166 \l 1033 ]

Sidik adalah identifikasi dasar pada sidik jari,telapak tangan

kaki. Garis bentuk pada minggu ke-12 masa embrio. Garis utama

cenderung terjadi pada tempat telapak tangan dan kaki kemudian akan

melakukan fleksi. Garis bervariasi pada posisi, serang dan kedalaman. Rigi

sempit tersusun dalam sekelompok garis pararel dalam hamparan atau pola

lain dan muncul pada waktu yang sama dengan garis tapi tetap sama

seumur hidup dan tidak berubah pada kerusakan superficial.

Gambar Sidik Jari

Sumber: https://batam.tribunnews.com/2017/02/18/bingung-mengasuh-

anak-coba-saja-tes-sidik-jari-anak-rahasia-pengasuhan-di-genggaman-

anda.

33
I. Hubungan Kulit dengan Faktor Psikologis menurut [ CITATION Set166 \l

1033 ]

Kulit erat hubungannya dengan keadaan emosional. Seeorang

dalam keadaan marah atau gembira terlihat wajahnya kemerahan dan

berkeringat dingin apabila dalam ketakutan.

J. Gangguan Pada Kulit dan Kuku menurut [ CITATION Set166 \l 1033 ]

Kulit merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan langsung dengan

lingkungan luar. Oleh karena itu sangat mungkin mengalami gangguan dan mengalami

kerusakan. Gangguan tersebut terutama berupa ganggauan mekanis, zat-zat kimia, dan

mikroorganisme.

Beberapa gangguan pada kulit dan kuku antara lain: jerawat, impetigo, dermatitis, dan

onikomikosis:

1. Jerawat

Adalah suatu peradangan kelenjar minyak, terjadi biasanya mulai pada saat

pubertas. Jerawat yang umum disebut acne vulgari (jerawat vulgaris). Jerawat

ini umumnya terjadi pada individu berumur antara 14 – 25 tahun, diderita oleh

hamper 80% anak muda. Namun tidak sedikit orang dewasa yang menderita

jerawat tersebut. Jenis jerawat yang lain adalah acne cosmetika (jerawat

kosmetik) yang disebabkanoleh pengguanaan make-up dan bahan kosmetik

lain dalam jangka lama.Pada masa pubertas kelenjar minyak pada kulit di bawah

pengaruh hormonandrogen tumbuh membesar dan meningkatkan produksi sebum,

yaitu berupa produk lipid kompleks. Di samping hormon androgen, ovarium dapat

34
menstimulus sekresi minyak kulit sama baiknya dengan hormon androgen. Jerawat

terjadi terutama padakelenjar minyak folikel, dimana kelenjar minyak membesar

dan rambutnya mengalami rudimenter. Folikel-folikel secara cepat ditempati koloni

mikroorganismeyang tumbuh dengan subur, karena lingkungan folikel kaya akan

lipid. Bila ini terjadi, maka kantung sel-sel jaringan ikat dapat rusak dan memindah

sel-sel epidermal sehingga terbentuk bekas luka yang tetap. Menghadapi jerawat

harus hati-hati, perlu menghindari memijat atau menggaruknya supaya tidak terjadi

luka.

2. Impetigo

Adalah suatu infeksi permukaan atas kulit, disebabkan oleh stafilokoki atau

streptokoki, dan ditandai oleh binntil-bintil terisolasi yang mengeras kemudian

pecah.Terjadi biasanya di sekitar mulut, hidung, dan tangan. Peradangan terisolasi

pada lapisan papila kulit, melibatkan jaringan kapiler dan stratum korneum.

Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, dan dapat epidemik serius pada

taman kanak-kanak.

3. Dermatitis

Adalah suatu peradangan kulit, ada beberapa jenis dengan penyebab

yangberbeda-beda, antara lain:

a. Dermatitis kronik, sering terjadi pada tangan atau kaki, dan terjadi karena

iritasiyang terus menerus. Ditandai oleh penebalan kulit, peradangan, dan

pengelupasan. Kadang-kadang disebabkan oleh pencucian tangan yang

berlebihan atau oleh sisa sabun atau deterjen yang berada di bawah cincin.

Kadang-kadang disebabkan oleh infeksi jamur.

35
b. Dermatitis kontak, adalah jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat

kimiayang bersinggungan dengan kulit. Misalnya zat kimia yang keras,

deterjen, atausabun yang mengiritasi secara langsung. Dapat pula oleh suatu

zat yang menyebabkan reaksi alergi yang baru muncul setelah 5 – 6 hari

setelah kontak. Penyebab utama dermatitis kontak adalah racun sejenis

tumbuhan menjalar, bahan kimia pada sepatu dan baju, rantai arloji dari

logam, salep antibiotik, dan bahan kosmetik.

c. Eksem, merupakan peradangan yang ditandai oleh melepuhnya kulit,

kemerah-merahan, keluar cairan dari peradangan ini, kerak, keropeng, rasa

gatal, dankadang-kadang mongering. Umumnya eksem terdapat pada tempat

lekukan kulit,misalnya bagian belakang lutut, dan ujung dari siku. Terdapat

beberapa macameksem, salah satu jenis yang umum dermatitis atopik, yaitu

peradangan kulit yangdisertai rasa gatal disebabkan oleh alergi.

d. Dermatitis eksfoliatif, merupakan  jenis dermatitis yang ditandai dengan

adanya pengelupasan kulit di seluruh tubuh disertai dengan rontoknya rambut.

Seluruh

e. permukaan kulit berwarna merah, berkerak, dan menebal. Pada banyak

kasustidak diketahui penyebabnya, tetapi kadang-kadang terjadi mengikuti

suatu efek samping dari obat.

f. Dermatitis seboreik, merupakan jenis dermatitis yang ditandai oleh

pengerakandan peradangan kulit kepala dan kadang-kadang kulit muka dan

bagian tubuhyang lain. Pada umumnya penyebabnya adalah ketombe.

36
g. Onikomikosis, merupakan peradangan kuku yang disebabkan oleh infeksi

jamur.Onikomikosis umumnya terdapat pada orang yang memiliki daya

tahan rendah terhadap  infeksi, misalnya  penderita  diabetes

atau pasien yang menggunakan kortikosteroid atau obat hormonal yang lain.

Onikomikosis disebabkan oleh sejumlah jamur dan sering dihubungkan

dengan paronisia.

37
BAB III

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

PADA SISTEM INTEGUMEN

A. Diagnosis

1. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan pigmentasi

a. Definisi : kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau

jaringan, (membaran mukosa, kornea, otot, tendon, tulang,

kartilago, kapsul sendi dan/atau ligament)

b. Penyebab :

1) Bahan kimia iritatif

2) Perubahan pigmentasi

3) Kurang terpapar informasi tentang upaya

mempertahankan.melindungi integritas jaringan

c. Gejala dan tanda (mayor dan minor)

DS : Tidak terdedia

DO :

1) Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit

2) Nyeri

3) Perdarahan

4) Kemerahan

5) Hematoma

d. Kondisi klinis terkait

1) Diabetes militus

38
2) Imunodefisiensi (mis. AIDS).

2. Risiko Infeksi b.d kerusakan integritas kulit

a. Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme

patogenik.

b. Faktor resiko

1) Penyakit kronis(mis. Diabetes mellitus)

2) Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

3) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer: Kerusakan

integritas kulit

4) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :

a) Supresi respon inflamasi

b) Vaksinisasi tidak adekuat

c. Kondisi klinis terkait

1) AIDS

2) Luka bakar

3) Diabetes mellitus

3. Nyeri Akut b.d agen pencedera kimiawi

a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan.

b. Penyebab :

1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

39
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan

fisik berlebihan).

c. Gejala dan tanda (mayor dan minor)

DS :

1) Mengeluh nyeri

DO :

1) Tampak meringis

2) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)

3) Gelisah

4) Frekuensi nadi meningkat

5) Sulit tidur

6) Tekanan darah meningkat

7) Pola napas berubah

8) Nafsu makan berubah

9) Proses berpikir terganggu

10) Menarik diri

11) Berfokus pada diri sendiri

12) Diaphoresis

d. Kondisi klinis terkait

1) Kondisi pembedahan

2) Cedera traumatis

40
3) Infeksi

4. Hipertermia b.d terpapar lingkungan panas

a. Definisi : Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh

b. Penyebab :

1) Terpapar lingkungan panas

2) Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

c. Gejala dan tanda (mayor dan minor)

DS : -

DO :

1) Suhu tubuh diatas nilai normal

2) Kulit merah

3) Kejang

4) Takikardia

5) Takipnea

6) Kulit terasa hangat

d. Kondisi klinis terkait : Proses infeksi.

5. Gangguan Citra Tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh

a. Definisi : Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan

fungsi fisik individu.

b. Penyebab :

1) Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis.amputasi, trauma, luka

bakar, obesitas, jerawat)

41
2) Perubahan fungsi tubuh (mis. Proses penyakit, kehamilan,

kelumpuhan)

3) Efek tindakan/pengobatan (mis. Pembedahan, kemoterapi,

terapi radiasi).

c. Gejala dan Tanda (mayor dan minor) :

Ds:

1) Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

2) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

3) Mengungkapkan perasaan negative tentang perubahan tubuh

4) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang

lain

5) Mengungkapkan perubahan gaya hidup.

Do:

1) Kehilangan bagian tubuh

2) Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang

3) Menyembunyikan/ menunjukkan bagian tubuh secara

berlebihan

4) Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh

5) Focus berlebihan pada perubahan tubuh

6) Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh

7) Focus pada penampilan dan kekuatan masa lalu

8) Hubungan sosial berubah.

42
d. Kondisi Klinis Terkait:

1) Mastektomi

2) Amputasi

3) Jerawat

4) Parut atau luka bakar yang terlihat

5) Hiperpigmentasi pada kehamilan.

B. Intervensi dan Luaran Keperawatan

No Dx Tujuan/luaran Intervensi

Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi 1. Perawatan integritas kulit

integritas selama ... (waktunya,contoh a. Definisi : mengidentifikasi dan merawat

kulit/jaringan 1x 24 jam atau 8 jam), maka kukit untuk menjaga keutuhan,

integritas kulit dan jaringan kelembapan dan mencegah perkembangan

Meningkat, dengan kriteria mikroorganisme

hasil : b. Tindakan :

- Elastisitas meningkat Observasi

(5) - identifikasi penyebab gangguan

- Kerusakan jaringan integritas kulit (mis. Perubhan

menurun (5) sirkulasi perubahan status nutrisi,

- Kerusakan lapisan penurunan kelembapan, suhu

kulit menurun (5) lingkingkan ekstrem,penurunan

- Nyeri menurun (5) mobilisasi)

43
- Perdarahan menurun Terapeutik

(5) - ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

- Kemerahan menurun - Lakukan pemijatan pada area

(5) penonjolan tulang, jika perlu

- Pigmentasi abnormal - Bersihkan perineal dengan air hangat,

menurun (5) terutama selama periode diare

- Jaringan parut - Gunakan produk berbahan patrolium

menurun (5) atatu minyak pada kulit sensitive

- Nekrosis menurun - Hindari produk berbahan dasar

(5) alcohol pada kukit kering

- Suhu kulit membaik Edukasi

(5) - anjurkan menggunakan pelembab

- Sensasi membaik (5) (mis. Lotion, serum)

- Tekstur membaik (5) - Anjurkan minum air yang cukup

- Pertumbuhan rambut - Anjurkan meningkatkan asupan

membaik (5) nutrisi

- Anjurkan meingkatkan asupan buah

dan sayur

- Anjurkan menghindari terpapar suhu

ekstrem

- Anjurkan menggunakan tabir surya

SPF minimal 30 saat berada di luar

rumah

44
- Anjurkan mandi dan menggunakan

sabun secukupnya

2. Perawatan luka

a. Definisi : mengedentifikasi dan

meningkatkan penyembuhan luka serta

mencegah terjadinya komplikasi luka

b. Tindakan

Observasi

- Monitor karakteristik luka (mis

drainase, warna, ukuran, bau)

- Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

- Lepaskan balutan dan plester secara

perlahan

- Cukur rambut di sekitar daerah luka,

jika perlu

- Bersihkan dengan cairan NaCl atau

pembersih nontoksik, sesuai

kebutuhan

- Bersihkan jaringan nekrotik

- Berikan salep yang sesuai kulit/lesi,

jika perlu

- Pertahankan teknik steril saat

45
melakukan perawatan luka

- Ganti balutan sesuai jumlah eksudat

dan drainase

- Jadwalkan perubahan posisi setia 2

jam atau sesuai kondisi pasien

- Berikan diet dengan kalori 30-35

kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5

g/kgBB/hari

- Berikan suplemen vitamin dan ineral

( mis. Enzimatik, biologis, mekanis,

autolitik)

- Berikan terapi TENS (stimulasi saraf

transcutaneous) jika perlu

Edukasi

- Kolaborasi prosedur debridement

(mis. Enzimatik, biologis, mekanis,

autolitik) jika perlu

- Kolaborasi pemberian antibiotic, jika

perlu

3. Perawatn kuku

a. Definisi : mengidentifikasin dan merawat

kuku agar bersih dari sehat serta tidak

46
mengalami kesi kulit akibat perawatan

kuku yang tidak tepat

b. Tindakan

Observasi

- Monitor kebersihan dan kesehatan

kuku

- Monitor perubuhan yang terjadi pada

kuku

Terapeutik

- Rendam kuku dengan air hangat

- Fasilitasi pemotongan dan pemberian

kuku, sesuai kebutuhan

- Bersihkan kuku dengan bahan alami

(mis. Air putih, lemon, belimbing

wuluh)

- Oleskan minyak zaitun hangat pada

kuku

- Lembab daerah sekitar kuku untuk

mencegah kekeringan

- Fasilitas mengoleskan cat kuku, jika

perlu

Edukasi

- Anjurkan memotong dan

47
membersihkan kuku secara rutin

- Anjurkan mengkonsumsi makanan

kaya biotin (mis. Susu, telur, kacang-

kacangan)
2. Risiko Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen imunisasi /Vaksinisasi

infeksi selama ... (waktunya,contoh a. Definisi

1x 24 jam atau 8 jam), maka Mengidentifikasi dan mengelola

tingkat infeksi menurun, pemberian-pemberian kekebalan tubuh

dengan kriteria hasil : secara katif dan pasif

- Kebersihan tangan b. Tindakan

meningkat (5) Observasi

- Kebersihan badan - Identifikasi riwayat kesehatan dan

meningkat (5) riwayat alergi

- Kemerahan menurun - Identifikasi kontra indikasi pemberian

(5) imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis

- Bengkak menurun terhafdap vaksin sebelumnya dan atau

(5) sakit parah dengan atau tanpa demam)

- Kultur area luka - Identifikasi status imunisasi setiap

membaik (5) kunjungan e pelayanan kesehatan

Terapeutik

- Berikan suntikan pada bayi di bagian

paha anterolateral

- Dokumentasikan informasi

48
vaksinisasi(mis. Nama

produsen,tanggal kedaluwarsa)

- Jadwalkan imunisasi pada interval

waktu yang tepat

Edukasi

- Jelaskan tujuan,manfaat,reaksi yang

terjadi,jadwal,dan efek samping

- Informasikan imunisasi yang di

wajibkan pemerintah(mis. Hepatitis

B,BCG,difteri,tetanus,pertussis,H,infl

uenza,polio,campak,measles,rubella)

- Informasikan imunisasi yang

melindungi terhadap penyakit namun

saat ini tidak di wajibkan pemerintah

(mis. Influenza,pneumokokus)

- Informasikan vaksinisasi untuk

kejadian khusus(mis. Rabies, tetanus)

- Informasikan penundaan pemberian

imunisasi tidak berarti mengulang

jadwal imunisasi kembali

- Informasikan penyedia layanan Pekan

Imunisasi Nasional yang menyediakan

vaksin gratis

49
- Kolaborasi pemberian intubasi jalan

napas,jika perlu

- Kolaborasi pemberian cairan,jika

perlu

2. Pencegahan infeksi

a. Definisi

Mengidentifikasi dan menurunkanresiko

terserang organisme patogenik

b. Tindakan

Observasi

- Monitor tanda dan gejala infeksi local

dan sistemik

Terapeutik

- Batasi jumlah pengunjung

- Berikan perawatan kulit pada area

edema

- Cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien dan lingkungan

pasien

- Pertahankan tekhnik aseptic pada

pasien berisiko tinggi

Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi

50
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan

benar

- Ajarkan etika batuk

- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka

atau luka operasi

- Anjurkan meningkatkan asupan

nutrisi

- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian imunisasi,jika

perlu

3. Perawatan luka bakar

a. Definisi

Mengidentifikasi dan merawat luka akut

dan luka kronik akibat trauma termal

b. Tindakan

Observasi

- Identifikasi penyebab luka bakar

- Identifikasi durasi terkena luka bakar

dan riwayat penanganan luka

sebelumnya

- Monitor kondisi luka(mis, peresentasi

ukuran luka,derajat

51
luka,perdarahan,warna dasar

luka,infeksi,eksudat,bau luka,kondisi

tepi luka)

Terapeutik

- Gunakan teknik aseptic selama

merawat luka

- Lepaskan balutan lama dengan

menghindari nyeri dan pendarahan

- Rendam dengan air steril jika balutan

lengket pada luka

- Bersihkan luka dengan cairan

steril(mis, NaCl 0,9% cairan

antiseptic)

- Lakukan terapi relaksasi untuk

mengurangi nyeri

- Jadwalkan frekuensi perawatan lua

berdasarkan ada atau tidaknya

infeksi,jumlah eksudat dan jenis

balutan yang di gunakan

- Gunakan modem dressing sesuai

dengan kondisi luka(mis,

hyrocolloid,polymer,crystalline

cellulose)

52
- Berikan diet dengan kalori 30-35

kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5

g/kgBB/hari

- Berikan suplemen vitamin dan

mineral(mis, vitamin A,vitamin

C,Zinc,asam amino),sesuai indikasi

Edukasi

- jelaskan tanda dan gejala infeksi

- anjurkan mengkomsumsi makanan

tinggi kalori dan protein

kolaborasi

- kolaborasi prosedur debridement (mis,

enzimatik,biologis,mekanis,autolitik),j

ika perlu

- kolaborasi pemberian antibiotic,jika

perlu
3. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Nyeri

selama ... (waktunya,contoh a. Definisi :

1x 24 jam atau 8 jam), maka Mengidentifikasi dan mengelola

tingkat nyeri menurun, pengalaman sensorik atau emosional yang

dengan kriteria hasil : berkaitan dengan kerusakan jaringan atau

- Keluhan nyeri fungsional dengan onset mendadak atau

menurun (5) lambat dan berintensitas ringan hingga

- Meringis menurun berat dan konstan.

53
(5) b. Tindakan:

- Gelisah menurun (5) Observasi :

- Sikap protektif - Identifikasi lokasi, karakteristik,

menurun (5) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

- Perasaan takut nyeri.

mengalami cedera - Identifikasi skala nyeri

berulang menurun (5) - Identifikasi respons nyeri non verbal

- Identifikasi faktor yang memperberat

dan memperingan nyeri

- Identifikasi pengetahuan dan

keyakinan tentang nyeri

- Identifikasi pengaruh budaya terhadap

respon nyeri

- Identifikasi pengaruh nyeri pada

kualitas hidup

- Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah diberikan

- Monitor efek samping penggunaan

analgetik.

Terapeutik :

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

- Control lingkungan yang

54
memperberat rasa nyeri

- Fasilitasi istirahat dan tidur

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri

dalam pemilihan strategi meredakan

nyeri.

Edukasi :

- Jelaskan penyebab, periode, dan

pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara

mandiri

- Anjurkan menggunakan analgetik

secara tepat

- Ajarkan teknik nonfarmakologis

untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika

perlu.

2. Pemberian analgesic

a. Definisi :

Menyiapkan dan memberikan agen

farmakologis untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa sakit.

55
b. Tindakan :

Observasi :

- Identifikasi karakteristik nyeri

- Identifikasi riwayat alergi obat

- Identifikasi kesesuaian jenis analgesic

dengan tingkat keparahan nyeri

- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan

sesudah pemberian analgesic

- Monitor efektifitas analgesic

Terapeutik :

- Diskusikan jenis analgesic yang

disukai untuk mencapai analgesic

optimal, jika perlu

- Pertimbangkan penggunaan infuse

kontinu, atau bolus opioid untuk

mempertahankan kadar dalam serum

- Tetapkan target efektifitas analgesic

untuk mengoptimalkan respons pasien

- Dokumentasikan respons terhadap

efek analgesic dan efek yang tidak

diinginkan.

Edukasi :

- Jelaskan efek terapi dan efek samping

56
obat

Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis

analgesic, sesuai indikasi.

3. Pemberian obat topical

a. Definisi :

Menyiapkan dan memberikan agen

farmakologis ke permukaan kulit.

b. Tindakan :

Observasi :

- Identifikasi kemungkinan alergi,

interaksi, dan kontraindikasi obat

- Verifikasi order obat sesuai dengan

indikasi

- Periksa tanggal kedaluwarsa obat

- Monitor efek terapeutik obat

- Monitor efek local, efek sistemik dan

efek samping obat.

Terapeutik :

- Lakukan prinsip enam benar

- Cuci tangan dan pasang sarung tangan

- Berikan privasi

- Bersihkan kulit

57
- Oleskan obat topical pada kulit atau

selaput lendir yang utuh

Edukasi :

- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,

tindakan yang diharapkan, dan efek

samping sebelum pemberian

- Ajarkan pasien dan keluarga tentang

cara pemberian obat secara mandiri.


4. Hipertermia Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen hipertermia

selama ... (waktunya,contoh a. Defenisi :

1x 24 jam atau 8 jam), maka Mengidentifikasi dan mengelolah

termoregulasi membaik, suhu tubuh dibawah rentang normal

dengan kriteria hasil : b. Tindakan :

- Kulit merah menurun Obeservasi :

(5)  Monitor suhu tubuh

- Kutis memorata  Mengidentifikasi penyebab

menurun (5) hipertermia (mis.terpapar suhu

- Dasar kuku sianotik lingkungan rendah, pakaian

menurun (5) tipis , kerusahan hipotalamus,

- Suhu tubuh membaik penurunan laju metabolisme ,

(5) kekurangan lemak subkutan)

- Suhu kulit membaik  Monitor tanda dan gejala

(5) terjadinya hipertermia (mis.

Hipertermia ringan : takipnea,

58
distrasia, mengigil, hipertensi,

diuresis: hipertermia sedang :

aritmia, hipotensi,apatis,

koagulopati, refleks menurun.

Hipertermia berat : oliguria,

refleks menghilang, adema

paru, asam-basa abnormal)

Terapiutik

 Sediakan lingkungan yang

hangat (misal. Atur suhu

ruangan , inkhubator)

 Ganti pakaian dan atau

linen yang basah

 Lakukan penghangatan

pasif (mis. Selimut,

menutup kepala, dan

pakaian tebal)

 Lakukan penghangatan aktf

eksternal (mis. Kompres

hangat, botol hangat ,

selimut hangat, perawatan

mode kangguru)

 Lakukan penghangatan aktf

59
internal (mis. Infus cairan

hangat, oksigen hangat,

lavase peritorial dengan

cairan hangat)

Edukasi

 Anjurkan makan atau minum

hangat

2. Regulasi temperatur

a. Definisi :

Mempertahankan suhu tubuh dalam

rentang normal.

b. Tindakan :

Observasi

 Monitor suhu bayi sampai stabil

(36,5’C-37,5’C)

 Monitor subu badan anak setia dua

jam, jika perlu

 Monitor tekanan darah, frekuensi

pernapasan, dan nadi

 Monitor warna dan suhu kulit

 Monitor dan catat tanda dan gejala

hipotermia atau hipertermia

Terapeutik

60
 Pasang alat pemantau suhu kontinu,

jika perlu

 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi

yang adekuat

 Bendong bayi segera setelah lahir

untuk mencegah kehilangan panas

 Masukan bayi BBLR kedalam plastik

segera setelah lahir (mis. Bayan

polyethylene polyurethane)

 Gunakan topi bayi untuk mencegah

kehilangan panas pada bayi baru lahir

 Tempatkan bayi baru lahir di bawah

radiant warmar

 Perhatankan kelembapan inhubator

50% atau lebih untuk mengurahi

kehilangan panas karena proses

evaporasi

 Atur suhu inhubator sesuai dengan

kebutuhan

 Hangatkan terlebih dahulu alat-alat

yang akan kontak dengan bayi (mis.

Selimut, kain bendongan, stetoskop)

 Hindari meletakkan bayi didekat

61
jendela terbuka atau didaerah ruangan

pendingin ruangan atau kipas angin

 Gunakan matras penghangat, selimut

hangat, dan penghangat ruangan untuk

menaikkan suhu tubuh, jika perlu

 Gunakan kasur pendingin, water

circulating blankets, ice pack, atau gel

pad dan intravascular cooling

catheterization untuk menurunkan suhu

tubuh.

 Sesuaikan suhu lingkunagan dengan

kebutuhan pasien

Edukasi

 Jelaskan cara pencegahan heat

exhaustion dan heat stroke

 Jelaskan cara pencegahan

hipertermi karena udara dinginn

 Demonstrasikan teknik perawatan

mode kangguru (PMK) untuk bayi

BBLR

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian antipiretik,

jika perlu.

62
3. Kompres dingim

a. Definisi :

Melakukan stimulasi kulit dan jaringan

dingin untuk mengurangi nyeri,

peradangan dan mendapatkan efek

terapiutik lainnya melalui paparan dingin

b. Tindakan :

Observasi

 Indektifikasi kontraindikasi kompres

dingin (mis. Penurunan sensasi,

penurunan silkurasi)

 Identifikasi kondisi kulit yang akan

dilakukan kompres dingin

 Pemeriksaan suhu alat kompres

 Monitor iritasi kulit atau kerusakan

jarinagnn 5 menit pertama

Terapeutik

 Pilih mode kompres yang nyaman dan

mudah didapat (mis. Kantong plasti

tahan air, kemasan gel beku kain atau

handuk)

 Pilih lokasi kompres

 Balut alat kompres dingin dengan alat

63
pelindung, jika perlu

 Lakukan kompres dingin pada daerah

yang cedera

 Hindari kompres dingin pada daerah

yang terpapar terapi radiasi

Edukasi

 Jelaskan prosedur penggunaan

kompres dingin

 Anjurkan tidak menyesuaikan

pengaturan suhu secraa mandiri tanpa

pemberitahuan sebelumnya

 Ajarkan cara menghindari kerusakan

jaringan akibat dingin

4. Promosi teknik kulit ke kulit

a. Defenisi :

Meningkatkan kontak kulit antara ibu dan

bayi secara langsung agar bayi dapat

menyusui.

b. Tindakan :

Observasi

 Monitor pernapasan bayi

 Monitor tanda vital dan perdarahan

setelah melahirkan

64
Terapiutik

 Berikan ibu kesempatan untuk rawat

gabung atau rooming in ‘

 Berikan posisi semi fowler setelah

berada diruangan rawat pastpartum

 Buka pakaian bayi, pasang popok dan

topi bayi

 Berikan kesempatan pada bayi untuk

menyusu sampai selesai tanpa intrupsi

 Letakkan bayi disamping ibu atau

letakkan tempat tidur bayi disamping

tempat tidur ibu

Edukasi

 Anjurkan ibu membuka pakaian bagian

atas

 Anjurkan ibu menghindari untuk

membersihkan keringat didada

 Anjurkan memberikan kesempatan

menyusu lebih dari 1 jam atau sampai

bayi menunjukkan tanda-tanda bayi

siap menyusui.
5. Gangguan Setelah dilakukan intervensi 1. Promosi citra tubuh

citra tubuh selama ... (waktunya,contoh a. Definisi : meningkatkan perbaikan

65
1x 24 jam atau 8 jam), maka perubahan presepsi terhadap fisik pasien

citra tubuh Meningkat, b. Tindakan :

dengan kriteria hasil : Observasi

- Verbalisasi perasaan - Identifikasi harapan citra tubuh

negative tentang berdasarkan tahap perkembangan

perubahan tubuh - Identifikasi budaya, agama, jenis

menurun (5) kelamin, dan umur terkait citra tubuh

- Menyembunyikan - Identifikasi perubahan citra tubuh

bagian tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial

berlebihan menurun - Monitor frekuensi pernyataan kritik

(5) terhadap diri sendiri

- Focus pada bagian - Monitor apakah pasien bisa melihat

tubuh menurun (5) bagian tubuh yang berubah

- Melihat bagian tubuh Terapeutik

membaik (5) - Diskusikan perubahan tubuh dan

- Menyentuh bagian fungsinya

tubuh membaik (5) - Diskusikan perbedaan akibat pubertas,

- Verbalisasi kecacatan kehamilan dan penuaan

bagian tubuh - Diskusikan akibat stres yang

membaik (5) mempngaruhi citra tubuh (mis. Luka,

- Verbalisasi penyakit, pembedahan)

kehilangan bagian - Diskusikan cara mengembangkan

tubuh membaik (5) harapan citra tubuh secara realistis

66
- Respon nonverbal - Diskusikan presepsi pasien dan

pada perubahan keluarga tentang perubahan citra

tubuh membaik (5) tubuh

Edukasi

- Jelaskan kepada keluarga tentang

perawatan perubahan citra tubuh

- Anjurkan mengungkapkan gambaran

diri terhadap citra tubuh

- Anjurkan menggunakan alat bantu

(mis. Pakaian dan kosmetik)

- Anjurkan mengikuti kelompok

pendukung (mis. Kelompok sebaya)

- Latih fungsi tubuh yang dimiliki

- Latih peningkatan penampilan diri

(mis. Berdandan)

- Latih pengungkapan kemampuan diri

kepada orang lain maupun kelompok

2. Promosi koping

a. Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan

perilaku untuk menilai dan merespon

stressor dan/atau kemampuan

menggunakan sumber-sumber yang ada

67
b. Tindakan

Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek

dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang di

miliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia

untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses

penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap

peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian

masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan

terhadap dukungan sosial.

Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang di

alami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri

sendiri

68
- Diskusikan untuk mengklarisifikasi

kesalahpahaman dan mengevaluasi

perilaku sendiri

- Diskusikan konsekuensi tidak

menggunakan rasa bersalah dan rasa

malu

- Diskusikan resiko yang menimbulkan

bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh

informasi yang di butuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai

aspek-aspek tertentu dalam perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan

yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam

pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat

pasien berada di bawah tekanan

- Motivasi mengidentifikasi system

pendukung yang tersedia

- Damping saat berduka (mis,penyakit

kronis,kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau

69
kelompok yang berhasil mengalami

pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme

pertahanan yang tepat

- Kurangi ransangan lingkungan yang

mengancam

Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang

memiliki kepentingan dan tujuan yang

sama

- Anjurkan penggunaan sumber

spiritual,jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan

dan persepsi

- Amjurkan keluarga terlibat

- Amjurkan membuat tujuan yang lebih

spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah

secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih keterampila social,sesuai

kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian

70
objektif

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin"integumentum", yang berarti

"penutup". Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang

membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap

lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang dewasa

71
luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm. Sistem integumen meliputi kulit dan

derivatnya. Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh

bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya.

Intervensi yang bisa diberikan untuk mengatasi kelainan pada sistem

integument yaitu : perawatan integritas kulit, perawatan kuku, pencegahan

infeksi, pemberian obat topical, kompres dingin, promosi citra tubuh, dll.

Adapun fungsi kulit, yaitu:

1. Sebagai Pelindung (proteksi)

2. Sebagai Peraba atau Alat Komunikasi

3. Sebagai Alat Pengatur Panas (termoregulasi)

4. Sebagai Tempat Penyimpanan

5. Sebagai Alat Absorpsi

6. Sebagai Ekskresi

7. Penunjang Penampilan

B. Saran

Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah

membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan

dapat mengetahui tentang “anatomi fisiologi sistem integument”, sehingga

mampu menjadi bekal ataupun referensi bagi mahasiswa kelak, dan kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman teman

sekalian.

72
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6424987/MAKALAH_SISTEM_INTEGUMEN (di
akses pada tanggal 05 mei 2020)
https://www.academia.edu/6798954/Makalah_SISTEM_INTEGUMEN (di akses
pada tanggal 05 mei 2020)
https://www.scribd.com/doc/230020033/MAKALAH-ANATOMI-INTEGUMEN
(di akses pada tanggal 10 mei 2020)

Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.

73
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II.
Jakarta Selatan : DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta
Selatan: DPP PPNI.
Setiadi. (2016). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
Waugh, A., & Grant, A. (2014). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:
Elsevier.

LAMPIRAN

SUMBER GAMBAR

https://materibelajar.co.id/fungsi-kulit/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kulit_manusia#/media/Berkas%3ASkin.png

http://teachmeanatomy.info/the-basics/ultrastructure/skin/

74
https://pengajar.co.id/struktur-kulit/

https://sekolahsd.com/2018/03/11/anatomi-kulit-manusia/?amp

https://www.pngflow.com/id/free-transparent-png-hjilg

https://dokumen.tips/documents/struktur-asesoris-kulit.html

http://irnawatimalik.blogspot.com/2016/06/anatomi-fisiologi-sistim-
integumen.html?m=1
https://www.medkes.com/2018/01/penyebab-cara-mengatasi-bromhidrosis-bau-
badan.html?m=1
https://www.ayoksinau.com/fungsi-kulit/

https://batam.tribunnews.com/2017/02/18/bingung-mengasuh-anak-coba-saja-tes-
sidik-jari-anak-rahasia-pengasuhan-di-genggaman-anda

75

Anda mungkin juga menyukai