Anda di halaman 1dari 6

JURNAL RUPARUPA

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA


Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

ANALISA PENERAPAN FOTOGRAFI DALAM MEDIA COFFEETABLE BOOK SEBAGAI PENGANGKAT


CITRA SUATU WILAYAH, STUDI KASUS: WILAYAH TELUK GONG

Shierly Everlin
Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia, severlin@bundamulia.ac.id

Abstract
Teluk Gong is an area located in North Jakarta, was among the region kapok and Pluit. The majority
of people living in Teluk Gong area are ethnic Chinese community. Chinese Town may be other titles
from the bay area gong, ranging from tradition, food, and lifestyle, almost largely influenced by
Chinese tradition in Teluk Gong. This place is not so considered by the public. This study aims to
determine aspects of aesthetic applied to the pictures in Teluk Gong coffeetable book. The Study will
analysis aesthetic aspects of the assessment that the composition, lighting, sharpness and rhythm in
photography. The method used is descriptive qualitative method. This is to determine the application
of the aesthetic aspects contained in the photos on the coffeetable book Teluk Gong.

Keywords: Teluk Gong, Cultur4e, Coffee Tablebook

LATAR BELAKANG diminati oleh mahasiswa. Namun, masih


Dewasa ini banyak sekali bermunculan buku – banyak pengguna kamera yang kurang
buku fotografi mengenai wisata ke luar kota, memahami aspek teknik dan komposisi
seperti Bandung, Bali dan lain sebagainya. sehingga hasil foto kurang maksimal untuk
Biasanya yang dibahas adalah wisata alam, mencapai karya foto yang mengandung nilai
wisata kuliner, dan hal – hal yang estetika.
berhubungan dengan daerah tersebut. Fotografi sebagai bentuk seni lebih
Namun, jarang sekali ada buku yang menitiberatkan nilai keindahan daripada nilai
membahas mengenai kehidupan di sebuah informasi, historis maupun ilmu pengetahuan.
daerah secara khusus seperti kehidupan sosial Nilai keindahan sebuah foto dapat dilihat dari
yang berhubungan dengan masyarakatnya. komposisi, keseimbangan, pencahayaan,
Fotografi merupakan salah satu media yang kekuatan warna, ketajaman, kedalaman, dan
digunakan untuk mendokumentasikan atau angle (Yuyung Abdi,2012:54)
mengabadikan suatu peristiwa dalam bentuk Teluk Gong adalah sebuah daerah yang
gambar, apalagi jika foto tersebut digunakan terletak di Jakarta Utara, berada di antara
untuk kepentingan peningkatan citra suatu wilayah kapuk dan Pluit. Mayoritas
wilayah, salah satu fotografi yang digunakan masyarakat yang tinggal di daerah Teluk Gong
adalah human interest photography adalah masyarakat etnis TiongHoa. Chinese
Dunia fotografi kian berkembang dan mulai Town mungkin dapat menjadi sebutan lain
banyak diminati oleh semua orang. Saat ini dari daerah teluk gong, mulai dari tradisi,
fotografi sudah tidak lagi dimonopoli oleh makanan, gaya hidup, hampir sebagian besar
fotografer profesional, namun sudah menjadi dipengaruhi oleh tradisi TiongHoa yang ada di
milik semua orang. Dalam dunia pendidikan Teluk Gong. Namun tetap bernuansakan
khususnya perguruan tinggi, fotografi Indonesia, karena akulturasi yang terjadi,
merupakan salah satu jurusan yang banyak

101
JURNAL RUPARUPA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA
Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

pengabungan tradisi orisinil dari Indonesia Fotografi juga mengajarkan pada kita untuk
dan etnis Tionghoa. melihat lebih dalam, mengali makna dan
Sekolah, pasar, kuliner, semuanya ada dalam memahaminya sehingga menumbuhkan rasa
Teluk Gong. Kampung halaman indah yang cinta yang dapat menciptakan inspirasi untuk
menyimpan banyak kenangan, menyimpan melangkah lebih jauh, melompat lebih tinggi,
banyak hiburan, makanan dan semua yang berlari lebih kencang, berbuat lebih banyak
pantas untuk diketahui. Berangkat dari dan melahirkan energi positif yang mampu
penulis yang ingin melihat apakah sebuah menjadi katalis perubahan ke arah yang lebih
pemanfaatan keilmuan fotografi dalam baik untuk semua. Fotografi memang
peningkatan citra suatu wilayah maka penulis merupakan sebuah jendela yang membuka
akan menganalisa rangkaian gambar foto cakrawala baru bagi kita, untuk menemukan
yang ada dalam coffeetable book Teluk Gong. kembali dunia yang ada di sekitar kita, untuk
melihat dan menikmati segala keajaiban yang
Pengertian Fotografi bisa membawa begitu banyak kegembiraan
Fotografi atau photography (dalam bahasa dan kebahagiaan pada hidup kita.
inggris) berasal dari dua kata yaitu photo yang Dalam seni rupa, fotografi adalah proses
berarti cahaya dan graph yang berarti tulisan melukis atau menulis dengan menggunakan
atau lukisan. Jadi, fotografi adalah proses media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi
melukis/menulis/perekam suatu gambar berarti proses atau metode untuk
dengan bantuan cahaya melalui sebuah media menghasilkan gambar atau foto dari suatu
perekam, baik film, sensor digital atau lainnya objek dengan merekam pantulan cahaya yang
(Nana Lesma na: 2011). mengenai objek tersebut pada media yang
Fotografi merupakan salah satu media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
digunakan untuk mendokumentasikan suatu menangkap cahaya ini adalah kamera.
momen penting. Fotografi secara umum baru Secara filosofis fotografi juga mempunyai
dikenal sekitar 150 tahun yang lalu. Fotografi banyak defenisi maupun pengertian, baik
juga merupakan perpaduan antara teknologi dipandang secara obyektif maupun subyektif.
dan seni. Untuk memperoleh foto-foto yang Secara obyektif, Philips Andrews mengatakan
menarik dibutuhkan kemahiran teknis yang fotografi adalah pencerminan kembali
memadai. realitas. Teknologi fotografi memang
Fotografi adalah sebuah seni melihat. Karena terlahirkan untuk memburu objektifitas
fotografi mengajarkan pada kita cara yang karena kemampuannya untuk
unik dalam melihat dunia dan sekaligus menggambarkan kembali realitas visual
memberikan penyadaran baru akan segala dengan tingkat presisi yang tinggi (Michael
keindahan yang ada di sekitar kita – dalam Longford,2009:5)
kehidupan sehari – hari manusia, pada Pada prinsipnya fotografi adalah
secercah senyum tulus dari anak desa, pada memfokuskan cahaya dengan bantuan
wajah – wajah yang bersimbah keringat di pembiasan sehingga mampu membakar
sawah atau ladang, dalam keagungan alam medium penangkap cahaya. Medium yang
semesta, pada sekuntum kembang rumput di telah dibakar degan ukuran luminitas cahaya
tepi lubuk, atau pada kerapuhan lingkungan yang tepat akan menghasilkan bayangan
hidup di bumi di mana kita semua menjadi identik dengan cahaya yang memasuki
bagian yang tidak terpisahkan ( Berdasarkan medium pembiasan (lensa). (Rangga
pendapat Deniek G. Sukarya. 2009 ). Aditiawan:2010:9)

102
JURNAL RUPARUPA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA
Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

dekat dengan reportasi, pada dasarnya foto


Foto Human Interest human interest juga reportasi, akan tetapi
Jika ditinjau dari asal-usul kata, arti human bukan untuk kepentingan pemberitaan
interest (bahasa Inggris) adalah human berarti sebagai news. Dalam reportasi human
manusia, bersifat manusia, demikian menurut interest, titik tolaknya adalah kemanusiaan
Echols dalam Kamus Inggris Indonesia dan “human relations”, sedangkan dalam
(1984:306), sedangkan interest berarti foto- foto berita (bukan foto human interest)
perhatian, minat; kepentingan; berminat yang dikemukakan lebih ditekankan pada
pada; menarik perhatian, Echols dalam Kamus aspek aktualitas, kehangatan dari suatu
Inggris Indonesia (1984:327). peristiwa. Sebagai contoh, dalam fotografi
Pengertian human interest dalam lingkup human interest dapat menampilkan aktivitas
fotografi menurut Soelarko (1975:9) adalah kehidupan dari salah satu kelompok
apabila suatu karya fotografi yang lebih masyarakat pedalaman yang tingkat
menekankan pada aspek ceritanya dari pada kehidupannya relatif tertinggal dengan
aspek keindahan visualnya. Sebuah cerita kelompok masyarakat lainnya di Indonesia.
yang mempunyai makna, menyampaikan Fotografer dapat merekam apa- apa yang ada
sebuah pesan kepada pengamat, sehingga pada kelompok masyarakat yang masih
bagi orang yang peka terhadap „amanahnya‟ tertinggal tersebut, antara lain yaitu
akan tersentuh hatinya atau merasa terharu. mengenai tata-cara atau adat istiadat dalam
Dari pendapat Soelarko tersebut, dapat kehidupan mereka dalam bermasyarakat,
diartikan bahwa, nilai foto human interest misalnya bagaimana tata-cara mereka dalam
lebih ditekankan pada aspek yang berada di berkomunikasi dengan sesamanya,
balik apa yang tampak (tersirat) dari pada bagaimana mereka menyelenggarakan
aspek yang tampak, dalam hal ini hasil upacara keagamaan/kepercayaan,
rekaman mengenai objek atau benda yang perkawinan dan sebagainya.
difoto (tersurat, visual).
Estetika Fotografi
Secara sederhana estetika adalah ilmu yang
Tujuan Foto Human Interest membahas tentang keindahan, bagaimana
Berdasarkan pengertian foto human interest, bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
yaitu suatu karya fotografi yang lebih merasakannya. Dalam kutipan buku estetika
menekankan pada aspek ceritanya terutama Dharsono, Herbet Read merumuskan
yang berkenaan dengan manusia, maka keindahan sebagai suatu kesatuan arti
tujuan foto human interest adalah berkarya hubungan bentuk yang terdapat diantara
fotografi yang lebih diarahkan untuk pencerapan-pencerapan inderawi (Dharsono,
menggambarkan adegan-adegan kehidupan 2004: 10).
manusia di dalam aktivitas hidupnya sehari- Fotografi memiliki bermacam-macam manfaat
hari. Dikemukakan Soelarso (1975:9) bahwa, dengan tujuan baik untuk dokumentasi
foto-foto yang menyajikan kehidupan penelitian, maupun sebagai media dalam
manusia sehari-hari, atau yang dapat ranah estetika. Estetika fotografi meliputi dua
menimbulkan asosiasi dengan kehidupan tataran, estetika pada tataran ideational dan
manusia, dapat dimasukkan ke dalam kategori estetika pada tataran technical. Tataran
foto human interest. ideational yaitu nilai estetika yang
Penyajian tentang aspek–aspek kehidupan berhubungan dengan gagasan, ide atau suatu
manusia dalam fotografi human interest lebih

103
JURNAL RUPARUPA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA
Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

konsep. Sedangkan tataran technical yaitu coffeetable book Teluk Gong ditinjau dari
penggalian nilai estetika melalui teknik aspek estetika.
pemotretan (Moch.Abdul Rahman,2008:180-
182). 2. Metode Wawancara dan Dokumentasi
Banyak unsur yang membuat foto tampil lebih Teknik pengumpulan data dengan cara
indah. Diantaranya, pilihan subjek (angle), mengadakan wawancara secara langsung
perpaduan warna, pencahayaan, teknik yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
exponsure (ketajaman), komposisi, jawab langsung antara pengumpul data
keseimbangan, proporsi dan skala. Foto yang maupun peneliti terhadap nara sumber atau
bagus dan indah memang berkaitan erat sumber data guna memperoleh data yang
dengan sisi kualitas yaitu, fokus, ketajaman, tepat dan akurat. Dokumentasi yang
dan komposisi. Foto menarik karena terdapat dilakukan adalah dengan menggunakan data
unsur keindahan didalamnya. Keindahan lebih berupa foto-foto.
mengarah ke unsur estetik dan artistik
sehingga sebuah foto menjadi menyenangkan 3. Studi Kepustakaan
dipandang (Yuyung Abdi, 2012:50). Studi kepustakaan adalah segala usaha yang
Pada dasarnya, foto yang indah memiliki dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun
pencahayaan dan ketajaman gambar yang informasi yang relevan dengan topik atau
seimbang. Ketajaman dihasilkan dari bidikan masalah yang akan atau sedang diteliti.
lensa yang fokus pada objek. Sedangkan Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku
pencahayaan harus disesuaikan dengan ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan
kondisi sekitar. Untuk menghasilkan foto-foto ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-
yang indah dan menarik yang perlu peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
diperhatikan adalah fokus yang tepat tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber
(ketajaman), Komposisi, Irama dan tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
pencahayaan yang tepat (Roy Darwis Studi Kepustakan yang dilakukan oleh peneliti
Pramana, 2011:63-72). antara lain melakukan kunjungan ke
perpustakaan.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berusaha Data Penelitian
mengumpulkan data-data pendukung. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Adapun beberapa metode yang akan adalah 8 foto yang terdapat dalam coffeetable
digunakan untuk memperoleh pengumpulan book Teluk Gong. Data penelitian diperoleh
data-data yang dibutuhkan sebagai berikut: dengan menggunakan teknik deskritif
1. Metode Observasi kualitatif, yaitu membuat deskripsi atau
Teknik pengumpulan data melalui gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai
pengamatan secara langsung yang disertai objek yang akan diteliti berdasarkan data yang
dengan pencatatan secara sistematik dan ada dan menerangkan data sesuai dengan
cermat. Teknik ini digunakan bila penelitian fakta yang ada dilapangan. Data yang
ditujukan untuk mempelajari perilaku diperoleh berupa foto-foto yang akan diambil
manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. sebagai sampel, peneliti menggunakan teknik
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini purposive sampel, yaitu pengambilan sampel
adalah dengan melakukan pengamatan disesuaikan dengan kriteria yang telah
langsung terhadap foto-foto dalam

104
JURNAL RUPARUPA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA
Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

ditentukan dan dianggap sesuai dengan interest menangkap kehidupan yang beragam
kebutuhan penelitian. yang terjadi di sekitar manusia. Artinya, tidak
cukup hanya menguasai teknik fotografi. Perlu
Analisis Hasil Penelitian kemampuan visual artistik, pemahaman
Data yang telah terkumpul selanjutnya akan pencahayaan, dan pengertian mengenai
dilakukan analisis yaitu dengan esensi foto. Fotografer juga harus
mendeskripsikan foto-foto berdasarkan aspek menerjemahkan makna dalam konteks
penilaian yaitu komposisi, pencahayaan, substansi sebuah foto. Tujuannya foto
ketajaman dan irama. Foto human-interest tersebut tidak hanya menyenangkan mata
dapat digolongkan berdasarkan subyek yang memandang karena warna dan bentuk
fotonya, foto-foto yang akan dianalisis geometrisnya yang menarik. Tetapi, foto juga
termasuk kedalam golongan foto stori. Foto punya makna yang menyentuh hati dan
stori juga dapat dikatakan berupa foto esai perasaan orang yang melihatnya. Jika, Foto
(photo essays). Foto esai memliki teks lebih human-interest memasukan unsur seni,
banyak,dan teks yang mengiringi foto esai boleh-boleh saja. Bahkan, foto tersebut akan
berupa narasi. tampil lebih menarik. Namun, tetap mengacu
Jadi, dalam penelitian ini foto yang akan di kepada tujuan Foto human-interest yaitu
analisis merupakan jenis foto human-interest menyajikan foto-foto yang mengandung unsur
yang termasuk ke dalam foto stori yang cerita.
berupa foto esai. Foto yang akan di analisis Dalam perkembangan fotografi human-
memiliki beberapa judul yang terdiri dari 8 interest unsur keindahan juga menjadi nilai
foto. tambah pada sebuah foto. Sesuai dengan
Karya foto jurnalistik tersebut diberikan tujuan estetika yaitu keindahan. Maka, di
penilaian berdasarkan aspek estetika dalam dalam fotografi ada tiga komponen yang
fotografi yang terdiri dari aspek komposisi, dapat menentukan keberhasilan sebuah foto.
aspek pencahayaan, aspek ketajaman (fokus), Komponen tersebut ialah Muatan, Komposisi
dan aspek irama yang ada pada foto tersebut. dan Teknik dalam fotografi.
Dari masing-masing karya tersebut diperoleh Pada dasarnya untuk menghasilkan foto-foto
hasil penelitian dari para penilai/pengamat yang indah yang perlu diperhatikan adalah
pada aspek komposisi (KMP), pencahayaan fokus yang tepat (ketajaman), komposisi,
(PCH), ketajaman (KTJ), dan irama (IRM) pada pencahayaan yang tepat dan irama. Jadi,
table. untuk menganalisis foto-foto human-interest
yang terdapat dalam coffeetable book Teluk
PEMBAHASAN Gong peneliti menggunakan empat indikator
Dalam foto human-interest yang penilaian aspek estetika yaitu komposisi,
dikedepankan dalam sebuah foto adalah pencahayaan, ketajaman dan irama. Data
momennya atau nilai cerita yang terkandung yang telah terkumpul yaitu sampel yang
didalamnya. Tetapi dalam perkembangan berupa foto-foto jurnalistik selanjutnya akan
fotografi unsur keindahan juga menjadi nilai dilakukan analisis yaitu dengan
tambah pada sebuah foto. mendeskripsikan foto-foto berdasarkan aspek
Foto human-interest membuka wawasan penilaian. Keseluruhan karya foto tersebut
dengan melihat kehidupan dalam berbagai yang akan di analisis oleh peneliti.
sisi.Tidak hanya terlihat indah seperti halnya Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu
foto seni. Sebab bagi fotografer, Foto human- berjumlah 8 foto maka setelah di analisis

105
JURNAL RUPARUPA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA
Volume 2 Nomor 1, Juni 2013

dengan mengambil nilai rata-rata maka foto mengedepankan sebuah moment atau nilai
yang mencapai kategori baik berjumlah 6 foto cerita yang terkandung didalmnya harus juga
= 82% dan yang mencapai kategori cukup baik memperlihatkan aspek estetika secara teknis
berjumlah 2 foto = 20%. Sebagian besar foto- untuk mneghadirkan unsur kindahan yang
foto yang berada dalam rubrik foto pada dapat menjadi nilai tambah pada sebuah foto.
coffeetable book Teluk Gong sudah mencapai Sebagian foto-foto yang berada dalam buku
kategori baik dengan mencapai nilai rata-rata Teluk Gong sudah mencapai kategori baik
keseluruhan karya foto 82,9. dengan mencapai nilai rata-rata keseluruhan
Dari keseluruhan analisis dapat ditarik satu foto 82,9. Dimana dari sampel yang diteliti
nilai penting, yaitu bagaimana foto-foto sebanyak 8 foto. Dengan perolehan nilai rata-
tersebut menjadikan daerah Teluk Gong rata yang ada, maka foto-foto human-interest
memiliki suatu warna tersendiri. Tentunya hal yang ada dalam buku Teluk Gong sudah
tersebut dinilai berdasarkan kehidupan yang mendapatkan sentuhan aspek estetika yaitu
tergambar dari sampel foto-foto yang setelah dilakukan analisis berdasarkan aspek
diangkat dalam penelitian ini. komposisi, pencahayaan, ketajaman, dan
irama.
SIMPULAN Dengan terpenuhi semua aspek secara
Berdasarkan pembahasan yang dilihat dari estetika, foto-foto tersebut dapat
penelitian yang kemudian dianalisis pada bab mengambarkan dengan baik citra yang ingin
terdahulu maka dapat diperoleh kesimpulan ditunjukkan oleh daerah Teluk Gong itu
bahwa foto human-interest disamping sendiri dari sudut pandang yang berbeda dan
menghadirkan sebuah foto yang tampak lebih berwarna di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Yuyun. 2012. Phot ography From My Eyes. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.
Aditiawan, Rangga. 2010. Belajar Fotografi. Jakarta: Niaga Swadaya.
Bamberg, Matthew. 2012. New Image Frontier: Defining the Future of Photography. Boston: Course
Technology.
Bate, David. 2009. Photography: The Key Concepts, Oxford: Oxford International Publisher Ltd.,
Dharsono. 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Goldman, Alan H., 20013. “Representation in Art”, The Oxford Handbook of Aesthetics, ed. Jerrold
Levinson. Oxford: Oxford University Press.
Hirsch, Robert. 2008. Light and Lens: Photography in the Digital Age. Oxford: Elsevier Inc.
Howe, Lawrence, 2010. “An Unholy Trinity”, Porn, Philosophy for Everyone, How to Think with Kink,
ed. Dave Monroe. Oxford: Wiley-Blackwell.
Meggs , Philip B, Alston W. Purvis. 2011. Meggs’ History of Graphic Design. New York : Wiley, John &
Sons, Incorporated.
Pramana Darwis, Roy. 2011. Fotografi Digital.Yoyakarta: Klik Publishing.
Safanayong, Yongki, 2006, Desain Komunikasi Visual Terpadu, Jakarta: Arte intermedia.
Supriyono, Rakhmat. 2012. Your Guide to Good Photography. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

106

Anda mungkin juga menyukai