Anda di halaman 1dari 4

Sakit Jantung Bisa Dilihat Dari Telapak Tangan

Oleh
Wiriatul hasanah
Bahasa indonesia fakultas kedokteran
Universitas islam Al-Azhar mataram
wiriatulhasanah@gmail.com

Abstrak : secara medis, ada dua jenis kelainan yang menyebabkan seseorang memiliki
produksi keringat yang berlebihan pada tubuh. Pertama, terjadi pada telapak tangan (palm
sweating) dan kedua pada telapak kaki (plantar sweating). Kondisi ini terjadi karena tubuh
seseorang memiliki kelebihan hormon tiroid dalam darah (hipertiroid). Tidak hanya itu,
kondisi telapak tangan dan kaki yang kerap dibasahi oleh keringat menandakan seseorang
mengalami pembakaran berlebih pada sel-sel tubuh. Hal yang menyebabkan hiperhidrosis
dihubungkan oleh penyakit jantung karena keduanya sama-sama membuat detak jantung
berdetak lebih cepat.

Kata kunci : hiperhidrosis, sakit jantung.

Pendahuluan

Telapak tangan yang berkeringat akibat melakukan aktivitas berat, kepanasan, atau ketika
sedang tegang merupakan hal wajar yang terjadi pada setiap orang. Namun, telapak tangan
berkeringat yang terjadi meskipun sedang bersantai, sering dikaitkan orang dengan gejala
penyakit jantung. Tangan yang sering berkeringat dapat berkaitan dengan hiperhidrosis, yakni
kondisi di mana seseorang mengeluarkan keringat secara berlebihan meskipun tidak sedang
beraktivitas atau kepanasan.

Dalam dunia kedokteran dikenal istilah hyperhidrosis. Hiperhidrosis merupakan salah satu
bentuk keringat berlebihan pada tubuh yang berlangsung dalam kadar sering dan konstan.
Pada umumnya berkeringat adalah hal yang alami dan menyehatkan. Namun demikian,
beberapa orang justru berkeringat dalam jumlah yang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
mendinginkan tubuh. Hiperhidrosis biasanya terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan
juga ketiak. Penyebab kondisi tersebut belum bisa dipastikan sampai saat ini. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut, seperti gangguan inervasi saraf simpatis,
gangguan jantung, gangguan tiroid, cemas, dan hipoglikemia.

Mengenal pentingnya penyebab keringat berlebihan yaitu diketahui bahwa keringat yang
berlebihan tidak selalu menandakan adanya penyakit. Salah satu penyebab paling umumnya
adalah kondisi psikologis, seperti rasa cemas atau stres. Hal ini normal terjadi pada setiap
orang. Stres dan cemas dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta
merangsang saraf tubuh yang dapat meningkatkan produksi keringat. Lokasi paling umum
dari keringat berlebihan ini adalah telapak tangan, telapak kaki, ketiak, dan wajah, karena
area-area tersebut memiliki kelenjar keringat paling banyak. Namun, tidak ada salahnya
untuk waspada. Keringat berlebihan kadang juga dapat menandakan adanya gangguan di
dalam tubuh, dan salah satunya adalah penyakit jantung, seperti yang dikhawatirkan banyak
orang.

Hiperhidrosis secara umum dibagi menjadi hiperhidrosis primer dan sekunder. Penyebab
hiperhidrosis primer belum diketahui secara pasti, tetapi faktor genetik memiliki peranan
penting. Hiperhidrosis primer umumnya terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan
terkadang di wajah. Penyebab hiperhidrosis sekunder adalah kondisi medis tertentu, seperti
penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit jantung, gangguan kelenjar tiroid monopous dan
diabetes. Hiperhidrosis sekunder timbul hampir di seluruh tubuh.

Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang dapat menjadi penyebab keringat
berlebihan:

1. Penyakit jantung

Ketika seseorang menderita penyakit jantung, kemampuan jantung untuk menjaga


suplai darah di dalam tubuhnya akan berkurang. Akibatnya, tubuh akan mencoba
beradaptasi dengan membuat jantung memompa lebih kuat. Hal ini akan
mengaktifkan sistem saraf tertentu yang berujung pada munculnya keringat
berlebihan.

2. Gangguan kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi menghasilkan


hormon tiroid. Gangguan pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan kelenjar
tersebut memproduksi hormon secara berlebihan, sehingga memicu peningkatan
detak jantung dan produksi keringat berlebih.

3. Menopause

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi pada wanita. Biasanya,


menopause mulai terjadi pada saat wanita berusia 45 tahun. Akibat adanya
perubahan hormon dalam tubuh, kebanyakan wanita menopause mengalami
peningkatan suhu tubuh yang menyebabkan produksi keringat meningkat.
Biasanya, keadaan ini terjadi terutama di malam hari.

4. Diabetes

Penderita diabetes dapat mengalami keringat berlebih di tangan atau bagian tubuh
lain, jika sudah terjadi gangguan saraf yang mengatur fungsi kelenjar keringat.
Selain itu, bila gula darah turun drastis akibat efek samping obat-obatan untuk
diabetes, tubuh juga akan mengeluarkan keringat dingin.

Jika penyebabnya adalah hiperhidrosis, maka beberapa langkah yang bisa dilakukan
sebagai upaya untuk mengatasi hiperhidrosis primer antara lain:

 Menggunakan obat antikolinergik. Obat ini bekerja memengaruhi sinyal saraf ke


kelenjar keringat. Obat ini belum tentu cocok digunakan oleh semua orang, jadi perlu
didiskusikan dengan dokter. 

 Memakai obat antiperspirant. Obat ini bekerja membantu mengendalikan keringat


berlebih berkat kandungan alumunium. Namun, perlu diingat bahwa antiperspirant
dapat menimbulkan iritasi kulit dan tidak dapat membatasi produksi keringat.

 Perawatan iontophoresis. Perawatan iontophoresis menggunakan arus listrik ringan


agar kelenjar keringat berhenti bekerja untuk sementara waktu. Terapi ini biasanya
berlangsung selama 10-30 menit. 

 Suntik Botox. Suntik botox menjadi metode penanganan alternatif untuk mengatasi
hiperhidrosis primer. Pada prosedur ini, dokter menyuntik botox di beberapa bagian
tubuh tertentu dengan kelenjar keringat yang dianggap terlalu aktif, misalnya di area
sekitar ketiak, telapak tangan, atau di telapak kaki.

Kesimpulan

Jadi, jika keringat berlebih yang hanya terjadi sesekali dan bersifat sementara bukanlah
disebabkan oleh kondisi medis yang berbahaya. Namun, perlu berhati-hati jika kondisi
tersebut terjadi terus-menerus atau disertai dengan beberapa keluhan lainnya. Apabila
keringat berlebih, baik di telapak tangan atau bagian tubuh lain, disertai dengan adanya nyeri
dada, pusing, sesak napas, pingsan, sering berdebar, penurunan berat badan, atau adanya
riwayat penyakit jantung sebelumnya, maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala
ini mungkin menandakan adanya kondisi medis, seperti penyakit jantung dan gangguan
tiroid.

Refrensi

Ali, MK. 2017. Penyebab Hiperhidrosis . Yogyakarta : Fakultas Seni Indonesia


Yogyakarta.

Wahab, Siswanto. 2017. Kesehatan Kulit dan Kelamin. Makassar : Universitas


Hassanudin.

Tabri, Farida. 2016. Hiperhidrosis Anak. Jakarta : Al Hayaatun Mufidah.

Siskawati, Y. 2016. Kelebihsn Keringat Menyebabkan Bau Badan. Makassar :


Universitas Hassanudin.

Anda mungkin juga menyukai