Anda di halaman 1dari 12

KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA SERTA CARA

MENYIKAPI PERBEDAAN BUDAYA DI MASYARAKAT


MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibina
oleh Bapak Marsudi

Oleh :
Abdillah Tri Putra 160513609605
Khalisa Naura Imanda 160311604625
Serlin Olivia Ga'a Gade 160311600218

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

Maret 2017
A.    KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

1.      Pengertian budaya

       Budaya merupakan suatu hal yang di hasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan


yang  akhirnya mengkristal atau mendarah daging.

             Dalam perspektif antropologi “kebudayaan” adalah seluruh sistem gagasan tindakan


dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik dari
manusia dengan belajar. Dalam buku kebudayaan mentalitas dan pembangunan juga di
sebutkan konsep budaya dalam arti luas yaitu seluruh total pikiran, karya, dan hasil karya
manusia yang tidak berakar pada nalurinya, dan karena itu hanya di cetuskan oleh manusia
yang sesudah mengalami suatu proses belajar.

2.       Faktor-faktor Penyebab Keberagaman Budaya

Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13
ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-
beda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan
sebagainya.

Keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

a.         Keragaman suku bangsa

Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Yunan, Cina Selatan.Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk
migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/
pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan. Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van
Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsan, yaitu:

       Aceh
       Gayo-alas dan Batak  Nias dan Batu
       Minangkabau Mentawi
       Sumatera Selatan
       Melayu
       Bangka dan Belitung
       Kalimantan
       Minahasa Sangir-Talaud
       Gorontalo
       Toraja
       Sulawesi Selatan
       Ternate
       Ambon Kepulauan Barat Daya
       Irian
       Timor
       Bali dan Lombok
       Jawa Tengah dan Jawa Timur
       Surakarta dan Yogyakarta
       Jawa Barat

b.       Keberagaman bahasa

Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf


membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:

1)       Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia Melayu yang meliputi:

 Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa , Aceh, gayo,


Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa,
Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima,
Manggarai, Sumba, Sabu.
 Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan,
Halmahera Selatan-Irian Barat.

 2)       Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:

 Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian)


Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang
memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut arafuru, utara dan timur laut Australia.
 Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)
c.        Keberagaman religi

Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat


enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Buddha dan Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di
masyarakat. Sistem religi dan upacara keagamaan sangat lambat untuk di ubah tidak seperti
sistem teknologi dan peralatan yang sangat cepat  dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
manusia.

d.       Keberagaman seni dan budaya

Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang


beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik,
seni drama, seni rupa dan sebagainya.

3.      Manfaat Keberagaman Budaya

Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa,
kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan
istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman
budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan
devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat
pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.

4.      Masalah Akibat Keberagaman Budaya

Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat
istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya
berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut.

Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalah pahaman dan
membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi
serta empati.

1)   Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya
(multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem,
budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi


perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya
dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada
budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu
komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik.
Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek
kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan
cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun peradapan
bangsanya yang lebih baik.

2)   Toleransi dan empati

Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan
orang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran
dan perasaan orang lain.

Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak
memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.

5.      Integrasi Nasional

Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat.
Integrasi bisa terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.

Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional:

1.    Higgins

Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial
pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.

2.    Dr. Nazaruddin Sjamsuddin


Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu
aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.

3.    J. Soedjati Djiwandono

Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan
dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu.
Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.

Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:

1.    Homogenitas kelompok

Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil,
sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.

2.    Mobilitas geografis

Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang


berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.

Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan
antarbudaya.

  Peranan pemerintah

1.  Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

2.  Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.

3. Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga
negara.

 Peranan masyarakat

1. Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan


yang    dimiliki oleh setiap budaya daerah.

2.  Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada


B.      MENYIKAPI PERBEDAAN BUDAYA DI MASYARAKAT

Menyikapi perbedaan bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang susah bila
kita mau berusaha. Perbedaan budaya adalah bukan pemicu pertengkaran dan perpisahan atau
perselisihan tapi perbedaan budaya sesungguhnya kekayaan bila kita mau berfikir positif.

Kesadaran budaya sangatlah di butuhkan dalam mengelola perbedaan-perbedaan


budaya yang ada. Hal ini di karenakan oleh seringnya perbedaan budaya yang menimbulkan
konflik-konflik yang ada didalam masyarakat.masyarakat terkadang lupa pada dasarnya
setiap masyarakat memiliki pola dan corak kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Sehingga mereka cenderung memperlakukan sama pada setiap bentuk kebudayaan. Padahal
budaya itu sendiri berbentuk sesuai dengan corak masyarakat yang bersangkutan. Sikap
seperti inilah sering kali memicu kesalahpahaman yang berujung konflik etnis. Dengan
kesadaran yang di terapkan anggota masyarakat hendaknya integrasi sosial akan tetap terjaga.

Budaya yang berkembang di masyarakat sejak dahulu membuat masyarakat di


indonesia pada saat ini harus sadar bahwa mereka mempunyai budaya yang berbeda-beda dan
kaya. Dan masyarakat juga harus menyadari bahwa tidak selamanya budaya yang mereka
miliki itu baik, seperti budaya korupsi dan sebagainya.

  Beberapa cara agar kita bisa menerima perbedaan budaya:

1.      Sadar bahwa setiap manusia di ciptakan berbeda .

2.      Sadar bahwa semua manusia tidak bisa menentukan akan terlahir sebagai suku apa dan
bangsa apa.

3.      Menjadikan perbedaan sebagai kekayaan bukan kekurangan .

4.      Membicarakan baik-baik jika ada perselisihan

Menyikapi perbedaan budaya di masyarakat berdasarkan ‘BHINNEKA TUNGGAL IKA'


      Banyaknya perbedaan kebudayaan dalam suku bangsa bisa menjadi sunber-sunber untuk
dapat menyebabkan terjadinya konflik antara suku-suku bangsa dan golongan pada umumnya
dalam negara-negara yang berkembang seperti negara Indonesia, ada paling sedikit lima
macam:

1.      Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku-bangsa masing-masing bersaing dalam
hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.

2.      Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku-bangsa mencoba memaksakan unsur-
unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku-bangsa lain.

3.       Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau
warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap
warga dari suku-bangsa lain yang berbeda agama.

4.     Konflik terang akan terjadi kalau satu suku-bangsa berusaha mendominasi suatu suku-
bangsa lain secara politis.

5.    Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah
bermusuhan secara adat.

Potensi untuk bersatu atau paling sedikit untuk bekerjasama tentu ada dalam tiap-tiap
hubungan antara suku bangsa dan golongan. Potensi itu ada dua, yaitu:

1.   Warga dari dua suku-bangsa yang berbeda dapat saling bekerjasama secara sosial-
ekonomis, kalu mereka masing-masing bisa mendapatkan lapangan-lapangan mata
pencaharian hidup yang berbeda-beda dan yang saling lenglap-melengkapi. Dalam keadaan
saling butuh-membutuhkan itu, akan berkembang suatu hubungan , yang di dalam ilmu
antropologi sering disebut dengan hubungan simbiotik. Dalam hal itu sikap warga dari satu
suku-bangsa terhadap yang lain dijiwai oleh suasana toleransi.

2.      Warga dari dua suku-bangsa yang berbeda dapat juga hidup berdampingan tanpa
konflik, kalau ada orientasi ke arah suatu golongan ketiga, yang dapat menetralisasi
hubungan antara kedua suku-bangsa tadi.
            Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman budaya,
mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikultu-
ralisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak
komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan prinsip tidak ada kebudayaan yang
tinggi dan tidak ada kebudayaan yang rendah di antara keragaman budaya tersebut. Semua
kebudayaan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam
konteks duduk sama rendah dan berdiri  sama tinggi. 

Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam
semboyan yaitu “bhineka tunggal ika”.

“Bhinneka Tunggal Ika” merupakan alat pemersatu bangsa.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan


persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas
berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia,
memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia.
Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita
bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.

            Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara


keragaman budaya yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu
sebagai akar bahasa persatuan yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.
Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa menyepakati sebuah konsensus
bersama untuk menjadikan bahasa Melayu yang kemudian disempurnakan menjadi bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan yang dapat mengatasi sekaligus menjembatani jalinan
antarkomponen bangsa.

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh
suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-
suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan
kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan
pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan
terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah
Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di
Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di
lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan
kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah.

Dalam pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara plural
terlengkap  di dunia di samping negara Amerika. Di Amerika dikenal semboyan et pluribus
unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika, yang berarti  banyak namun hakikatnya satu.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah


beragamnya adat dan budaya Indonesia. Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh
makna tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias dinding. Bhineka Tunggal
Ika bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil
menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi, menjadi sebuah
bangsa yang utuh dan merdeka.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-
benar memahami maknanya.

Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman
antara lain:

1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain

2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik

3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak
ternilai harganya.   

4. Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing.


Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan
budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Bangsa asing saja
banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan,
budaya asli daerah kita diklaim atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-
karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
KESIMPULAN

Bahkan di anjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan. Budaya


merupakan suatu hal yang dihasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya
mengkristal atau mendarah daging.

Faktor penyebab keberagaman budaya yaitu keragaman suku bangsa, keragaman


bahasa, dan keragaman religi. Indonesia memilki keberagaman agama terdapat enam agama
di indonesia yaitu: islam, katolik, protestan, hindu, budha, dan konghucu.

Untuk menyikapi perbedaan budaya di masyarakat bukanlah hal yang mudah dan
bukan pula hal yang sulit. Kesadaran budaya sangatlah di butuhkan dalam mengelola
perbedaan-perbedaan budaya yang ada.

Semboyan ‘BHINNEKA TUNGGAL IKA’ merupakan semboyan bangsa kita yang


mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita
terdiri atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa
indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan tanah air
indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Koentajaningrat. 2004, Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia, Jakarta : Jembatan

Koentajaningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta

Soekarno, Soerjono. 1996, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo

http// Sosiologi Budaya.wordpres.com

Koentaja Ningrat. 2000, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai