MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibina oleh
Bapak Marsudi
Oleh
Kelompok 6
Offering D
1. LarasSetyowati 160311600229
2. M.Sopian 160311600227
3. NatyaKiranaRahmawati 160311604720
4. SofiaFarraQurana 160311604638
JURUSAN MATEMATIKA
April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi Pendidikan
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari suatu generasi ke generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses
transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai
yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-
lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti
misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui
pendidikan formal.
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang
sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang
belum dewasa oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas
usaha sendiri. Yang terkhir disebut pendidikan diri sendiri.
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar
rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama
memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan
perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan
adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan
pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
dunia-pendidikan Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga
negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan.
Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar
merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini
dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh
pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut
jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis. Dalam propernas tahun
2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan
pendidikan pada poin pertama menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan
secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk
pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara. Dari penjelasan
tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan
diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum
dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan
sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Pernyataan World Development Report bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan,
menyerap, dan menyebarluaskan pengetahuan. Namun akses terhadap pendidikan tidak tersebar
secara merata dan golongan miskin paling sedikit mendapat bagian. Kasus ini dapat ditemukan di
Indonesia yang pendidikannya belum merata antara masyarakat miskin dan golongan masyarakat
menengah keatas. Oleh sebab itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak dan kewajiban
masyarakat dalam bidang pendidikan seperti yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD
1945 bahwa pemerintah mempunyai tugas yang penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Untuk itu, agenda penting yang harus menjadi prioritas dalam pemerataan pendidikan adalah
untuk masyarakat miskin. Masalah mereka adalah kemiskinan menjadi penghambat utama dalam
mendapatkan akses pendidikan. Selain itu juga, daerah Indonesia Timur yang masih tertinggal
dalam hal mutu dan kualitas pendidikan harus mendapat perhatian khusus guna mencegah
munculnya ketimpangan sosial. Perhatian serius dari berbagai pihak terutama dari pemerintah
mutlak diperlukan dalam rangka menaikan mutu dan kualitas pendidikan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Timur Indonesia.
Secara Geografis, wilayah Indonesia yang cukup luas dengan sebagai negara kepulauan ternyata
menjadi salah satu penghambat pemerataan pembangunan pendidikan. Hal tersebut berakibat
bahwa pembangunan pendidikan tidak dapat terlaksana dengan maksimal khususnya di daerah
Indonesia Timur . Ketimpangan pembangunan pendidikan antara satu wilayah dengan wilayah
yang lain sangat terlihat sekali, baik secara fisik maupun secara non-fisik.
Padahal pembangunan pendidikan di daerah terpencil tidak boleh tertinggal dengan wilayah yang
lain, mengingat bahwa semua wilayah itu adalah termasuk wilayah NKRI yang berarti berhak
atas pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945.
Sebagian besar pendirian lembaga pendidikan-lembaga pendidikan masih berada dan berorientasi
di wilayah perkotaan, sedangkan minat untuk membangun lembaga pendidikan di daerah
pedesaan masih sangat kurang. Kemudian pembangunan sekolah yang hanya terpusat di
Wilayah Barat khususnya Pulau Jawa membuat sebaran sekolah itu tidak merata. Padahal dengan
kebutuhan pendidikan yang sangat besar di Indonesia Timur seharusnya di prioritaskan
pembangunan yang cukup besar pula.
1. Pendidikan itu tidak harus dibangun dengan biaya yang mahal, tetapi sekolah bisa membuat
badan amal usaha yang menjadi ruh (biaya) operasional pendidikan, lebih-lebih tanpa
melibatkan pembiayaan dari siswa. Kalaupun siswa dikenai biaya itu pun harus disesuaikan
dengan tingkat pendapatan kemampuan orang tua. Hal ini karena tidak semua orang tua
dengan kemampuan finansial yang sama dan merata.Maka harus menyediakan beasiswa agar
masyarakat yang kurang mampu dapat mengenyam bangku sekolah.
2. Pemerintah harus memberikan reward yang menarik agar memotivasi para guru yang
professional untuk dapat berminat mengajar di daerah-daerah Indonesia Timur. Reward
sangat diperlukan mengingat akhir-akhir ini permasalahan pendidikan bukan karena tenaga
yang kurang akan tetapi sikap pemerintah yang kurang menghargai profesi guru apalagi yang
bertugas didaerah pedalaman yang serba mendapat keterbatasan dan kekurangan baik
fasilitas maupun keamanan
3. meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan
mutu serta kualitas pendidikan masyarakat Indonesia Timur. Akses dan fasilitas informasi
dengan sendirinya akan meningktkan mutu pendidikan dan kualitas pemikiran pada suatu
masyarakat.
4. pembangunan sekolah dengan sarana dan prasarana yang memadai tanpa membedakan lokasi
dan kemampuan daerah terutama wilayah Timur Indonesia. Ini merupakan hal yang wajib
dilaksanakan dalam upaya pemerataan pembangunan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia khususnya wilayah timur
Indonesia adalah perbaikan akses pendidikan dengan pemerataan pendidikan seperti :
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/
http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/
http://www.academia.edu/7310811/Pemerataan_Pendidikan_untuk_Wilayah_Timur_Indonesi
a
https://www.academia.edu/9300781/Pemerataan_pendidikan_2
http://yantikusumasmansa.blogspot.co.id/2015/01/arti-fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html
Tirtarahardja, Umar dan S. L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.