Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019

“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era


Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

EFEKTIVITAS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SCIENCE,


TECNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS (STEM)
PADA PELAJARAN BIOLOGI

Rochmatika Awaliyah1, Abdur Rasyid2, Vitta Yaumul Hikmawati3


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universita Majalengka
rochmatika.blackberryid@gmail.com

ABSTRAK

Pada abad ke-21 ini kita memiliki beberapa tantangan mengenai skill industri masa
depan. Seperti Complex Problem Solving, Social Skill, Process Skill, System Skill, dan Cognitive Abilities.
Untuk merespon hal tersebut, pembelajaran sains memiliki beberapa strategi yang diusulkan,
salah satunya adalah pembelajaran berbasis Science, Tecnology, Engineering, and Mathematics
(STEM). STEM merupakan pendekatan yang di dalamnya menggunakan sains, teknologi,
enjinering, dan matematik dalam kehidupan nyata yang mengaitkan antara sekolah, dunia kerja,
dan dunia global. Diprediksi bahwa struktur lapangan pekerjaan STEM akan meningkat lebih
tinggi dibandingan lapangan pekerjaan non-STEM pada beberapa tahun kedepan. Indonesia
merupaka salah satu negara yang memiliki kendala kesenjangan antara kebutuhan dan
ketersediaan SDM. Untuk menanggapi hal tersebut STEM mampu dijadikan sebagai salah satu
solusi untuk menghindari kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDM. Lembar Kerja
Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang sering digunakan siswa, dengan bantuan
LKS berbasis STEM diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik dan memiliki
keterampilan STEM.
Kata Kunci: Science Tecnology Engineering Mathematics (STEM), LKS, Pembelajaran Biologi

PENDAHULUAN

Paradigma kurikulum 2013 merupakan pola berpikir integratif dan mendalam tentang
perkembangan kurikulum yang didasarkan pada Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pembelajaran yang berbasis kompetensi dengan tiga
kompetensi dasar yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Muh. Nuh. Kompas).
Menurut M. Musfiqon dan Nurdyansyah (2015,) paradigma baru yang terdapat dalam
kurikulum 2013 secara umum dapat digolongkan kedalam 8 paradigma baru pembelajaran,
salah satunya adalah fokus pembelajaran yang paradigmanya ke “materi/isi” bergeser ke
“proses”. Paradigma ini meminta setiap pembelajaran di kelas agar dapat menghasilkan
peserta didik yang berkompetensi. Bukan seperti yang terjadi saat ini, ketuntasan
pembelajaran siswa di kelas lebih diukur dari penyelesaian materi yang di ajarkan.
Rudi s. & Heli I (2014) mengungkapkan bahwa salah satu hal yang banyak ditekankan
pada implementasi kurikulum 2013 adalah penggunaan pendekatan saintifik dalam

158
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

pembelajaran. Pada implementasi Kurikulum 2013, guru diwajibkan untuk melaksanakan


kegiatan yang ada dalam pendekatan saintifik, sehingga dapat dikatakan jika guru tidak
menerapkan kegiatan kegiatan dalam pendekatan saintifik, berarti guru tersebut tidak
melaksanakan kurikulum 2013.
Lembar Kerja Siswa (LKS) dikatakan sebagai lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan siswa. Tugas yang diberikan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar
yang hendak dicapainya (Direktorat Pembina SMA, 2004, Hal. 13). Andi Prastowo (2014)
juga mengungkapkan bahwa LKS biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Tugas tersebut harus jelas Kompetensi Dasar yang harus
dicapainya.
LKS merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan
sumber belajar atau media pembelajaran lainnya. LKS menjadi sumber belajar dan media
pembelajaran tergantung pada pembelajaran yang dirancang. Selain sebagai media
pembelajaran LKS juga mempunya berberapa fungsi yang lain, (Endang Widjajanti:2008)
yaitu:
1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan
suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.
2. Dapat digumakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu
penyajian suatu topik.
3. Mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuawasai oleh siswa.
4. Mengoptimalkan alat bantu yang terbatas.
5. Membantu siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
6. Dapat membangkitkan minat siswa.
7. Menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa
dan rasa ingin tahunya.
8. Mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok, ataupun klasikal.
9. Digunakan untuk melatih siswa menggunakaan waktu seefektif mungkin.
10. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa paparan para ahli sebelumnya, peneliti memahami bahwa LKS
merupakan media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Di dalamnya terdapat materi dan beberapa arahan yang mampu mengarahkan siswa selama
proses belajar. Hal ini mampu membantu siswa dalam mengalami pembelajaran bermakna
yang menjadi salah satu keterbaruan dalam Kurikulum 2013.

STEM adalah akronim dari science, technology, engineering, dan mathematics Kata STEM
diluncurkan oleh National Science Foundation AS pada tahun 1990-an sebagai sebagai

159
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

tema gerakan reformasi pendidikan dalam keempat bidang disiplin tersebut untuk
menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta mengembangkan warga negara
yang melek STEM, serta meningkatkan daya saing global AS dalam inovasi iptek (Hanover
Research, 2011).
Pembelajaran STEM merupakan integrasi dari pembelajaran sains, teknologi, teknik,
dan matematika yang disarankan untuk membantu kesuksesan keterampilan abad ke-21
(Beers, 2011). Tujuan dari pendidikan STEM adalah untuk menghasilkan siswa yang
kelak pada saat mereka terjun di masyarakat, mereka akan mampu mengembangkan
kompetensi yang telah dimilikinya untuk mengaplikasikannya pada berbagai situasi dan
permasalahan yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari (Mayasari et al, 2014).
Berdasarkan beberapa pemaparan ahli sebelumnya, dapat kita ketahui bahwa STEM
merupakan kolaborasi antara empat keilmuan, mulai dari Science, Tecnology, Engineering,
and Mathematics. Sesuai dengan tujuan pembelajaran STEM yang dikemukakan oleh
Mayasari dapat kita artikan bahwa pembelajaran STEM ini lebih mengarah kepada
penerapan praktik yang mampu membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, berpendapat bahwa pemikiran siswa
masih berorientasi hanya sebatas pembelajaran semata yang tidak dikaitkan dengan
keseharian. Hal ini terbukti dengan penggunaan LKS yang sebatas diisi untuk penilaian,
sehingga siswa hanya berpikir untuk menyelesaikan tugas tersebut tanpa berusaha untuk
memahaminya. Terdapat beberapa percobaan dalam LKS yang digunakan siswa akan tetapi
tidak dipraktikkan.

PEMBAHASAN
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan
ajar yang mampu mendukung dalam proses pembelajaran peserta didik. Dengan adanya
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat secara menarik dan sistematis dapat mendorong
peserta didik untuk belajar lebih aktiv baik secara mandiri ataupun kelompok. Dalam
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004), Lebar Kerja Siswa (student
work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik.
Lembar Kerja Siswa (LKS) biasa berupa petunjuk atau langkah - langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Dan tugas tersebut harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang
hendak dicapainya.
Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat diartikan sebagai lembaran-lembaran yang berisi tugas
yang harus diselesaikan peserta didik. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja harus
jelas Kompetensi Dasar yang hendak dicapainya. (Direktorat Pembinaan SMA. 2008.).

160
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Menurut Prastowo (2012) Lembar Kerja Siswa (LKS) suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu kepada kompetensi
dasar yang harus dicapai. Selain hal tersebut, Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan
sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik, baik berupa teoritis
maupun praktis untuk memaksimalkan pemahaman dan pencapaian pemahaman yang
dikuasai oleh peserta didik.
Konsep Pendidikan Science, Tecnology, Engineering, and Mathematics (STEM)
Pembelajaran STEM merupakan pembelajaran yang didalam mencakup 4 pengetahuan,
sains, teknologi, enjinering, dan matematika dalam konteks nyata yang mengkoneksikan
antara sekolah, dunia kerja, dan dunia global, sehingga mengembangkan literasi STEM
yang memampukan peserta didik bersaing dalam era ekonomi baru yang berbasis
pengetahuan.
Pengalaman belajar sains berbasis STEM diharapkan sekaligus dapat mengembangkan
pemahaman peserta didik terhadap konten SAINS, kemampuan inovasi dan pemecahan
masalah, softskills (antara lain komunikasi, kerjasama, kepemimpinan). Dampak lebih
lanjut yang diharapkan dari pembelajaran sains berbais STEM adalah meningkatknya minat
dan motivasi peserta didik untuk melanjutkan studi dan berkarir dalam bidang profesi iptek,
sebagaimana yang dibutuhkan saat ini dan di masa datang di era Industri 4.0.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Science, Tecnology, Engineering, and Mathematics
(STEM)
Salah satu karakteristik Pendidikan STEM adalah mengintegrasikan sains, teknonogi,
engineering, dan matematika dalam memecahkan masalah nyata. Namun demikian,
terdapat beragam cara digunakan dalam praktik untuk mengintegrasikan disiplin-disiplin
STEM, dan pola dan derajad keterpaduannya bergantung pada banyak faktor (Roberts,
2012). Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis STEM ini akan memuat beberapa hal mengenai
pembelajaran STEM. Mulai dari tahapan pembelajaran, penyajian materi, hingga soal-soal
yang menggabungkan 4 komponen ilmu yang tergabung dalam STEM
Pembelajaran sains berbasis STEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang bagi
peserta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik dalam dunia nyata. Peneliti hendak
menyajikan LKS yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan
mampu menemukan konsep dari pembelajaran tersebut.

Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Science, Tecnology, Engineering, and Mathematics
(STEM) Pada Pelajaran Biologi

161
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Biologi merupakan salah satu bidang sains yang dimana sangat berkemungkinan untuk
disampaikan dengan pendekatan STEM. Denga pendekatan STEM yang disajikan dalam
bentuk LKS diharapkan mampu memberi pengalaman belajar bermakna bagi siswa dan
memberikan kemampuan STEM terhadap siswa sebagaimana dipaparkan pada tujuan awal
STEM.
Pada pelajaran Biologi LKS Berbasis STEM mampu dilakukan dengan jenis projek agar
siswa mampu ditantang secara kritis, kreatif, dan inovatif untuk memecahkan masalah
nyata, yang melibatkan kegiatan kelompok (tim) secara kolaboratif. Hal ini sesuai dengan
kurikulum 2013 (K-13) yang digunakan, bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

DAFTAR PUSTAKA
Beers, S. (2011). 21st Century Skill. Preparing Students For Their Future. Online [Tersedia]:
http://www.yinghuaacademy.org/wp_content/_uploads_/2014/10/21st century
skills.pdf [15 Maret 2019]
Bybee, R. W. (2013). The case for STEM education: Challenges and opportunity. Arlington,
VI: National Science Teachers Association (NSTA) Press.
Bybee, R. W., Powell, J. C., & Trowbridge, L. W. (2014). Teaching secondary school
science strategies for developing scientific literacy. Harlow, UK: Pearson.
Direktorat Pembina SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Firman, Harry,. (2018). Penerapan Pembelajaran Berbasis Stem Untuk Materi
Penanggulangan Limbah Polimer. Makalah pada Seminar Nasional Peran Penelitian
dan Pendidikan Kimia dalam Penanggulangan Limbah Polimer
Hanover Research. (2011). K-12 STEM education overview. Online [Tersedia]:
https://www.yumpu.com/en/ [17 Mei 2019]
Mayasari, T., Kadorahman, A., & Rusdiana D., (2014). Pengaruh pembelajaran terintegrasi
science, tecnology, engineering, and mathematics (STEM) pada hasil belajar peserta didik:
studi meta analisis, Prosiding Semnas Pensa VI “Peran Literasi Sains” (p.371-377).
Surabaya: UNESA.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

162
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Roberts, A. (2012). A justification for STEM education. Technology and Engineering Teacher,
74(8), 1-5.
Reeve, E. M. (2013) Implementing science, technology, mathematics and engineering
(STEM) education in Thailand and in ASEAN. Bangkok: Institute for the Promotion
of Teaching Science and Technology (IPST).
Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah yang Disampaikan dalam
Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata
Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK”
Jurusan Kimia, FMIPA UNY.
.

163

Anda mungkin juga menyukai