PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
GT. Suroso, azas-azas Good Governance dalam Pengelolaan Keuangan Negara,
http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20088-azas-azas-good-governance-dalam-pengelolaan-keuangan-negara
(7 April 2015)
2
Moh. Mahfud. MD, 2011, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, hal. 2
1
bingkai hukum yang diperkenankan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 19453.
Pengelolaan keuangan negara yang ditujukan agar bisa digunakan
penyelenggaraan pemerintahan secara rutin tersebut cukup banyak
menggunakan sumber dana. Sumber dana tersebut diperoleh baik dari dalam
maupun luar negeri yang dikelola secara ketat oleh pemerintah berdasarkan
konsepsional dan konstitusional ditetapkan dalam Pasal 23 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19454. Indonesia sebagai suatu
negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum, dan
menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi, sistem
pengelolaan keuangan negara harus sesuai dengan aturan pokok yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 Bab VIII Hal Keuangan, antara lain disebutkan bahwa anggaran
pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang, dan ketentuan mengenai pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara serta macam dan harga mata uang
ditetapkan dengan undang-undang.
Ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tersebut yang merupakan sumber hukum keuangan
negara yang memerlukan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk Undang-
Undang, yakni dalam hal ini Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Pertanggung Jawaban Keuangan Negara, Undang-Undang No 15 tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Undang-Undang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang di tetapkan setiap
tahun5.
3
Muhammad Djafar Saidi, 2008, Hukum Keuagan Negara, Jakarta, Rajawali Pers, hlm 8.
4
Arifin P. Soeria Atmadja, 1986, Mekanisme Pertanggung Jawaban Keuangan Negara
(Suatu Tinjauan Yuridis), Jakarta, Gramedia, hlm 3.
5
Op.Cit, Muhammad Djafar Saidi, hlm 10-11.
2
Pengertian keuangan negara menurut Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah sebagai berikut: 6
“Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara yang berkaitan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
6
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
7
Penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3
secara formal masih tetap berlaku, secara materiil sebagian dari ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dimaksud tidak lagi dilaksanakan.
Kelemahan perundang-undangan dalam bidang keuangan negara
menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan
dalam pengelolaan keuangan negara. Dalam upaya menghilangkan
penyimpangan tersebut dan mewujudkan sistem pengelolaan fiskal yang
berkesinambungan (sustainable) sesuai dengan aturan pokok yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar dan asas-asas umum yang berlaku
secara universal dalam penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan
suatu undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara.
Upaya untuk menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan
keuangan negara telah dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh
karena itu, penyelesaian Undang-undang tentang Keuangan Negara
merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan
selama ini dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asas-asas Umum Pengelolan Keuangan Negara dalam
Penyelenggaraan Negara di Indonesia?
2. Bagaimana Pengelolan Keuangan Negara yang baik demi terwujudnya
Good Governance?
4
BAB II
PEMBAHASAN
8
Harun Al Rasid, 2010, Pengertian Keuangan Negara (dalam Hubungannya dengan
Tugas Badan Pemeriksa Keuangan), Arifin P. Soeria Atmadja (Ed.), Keuangan Publik
dalam Perspektif Hukum: Teori, Praktik, dan Kritik, Rajawali Press, Jakarta, hlm 4.
5
negara dalam ketentuan Pasal 23 UUD 1945 dapat dibagi di dalam 2 (dua)
periode yaitu:9
1.) Periode Pra Amandemen III UUD 1945: hanya ditafsirkan secara
sempit yaitu terbatas pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(“APBN”), dipertegas oleh pendapat Jimly Asshiddiqie (Sengketa
Kewenangan Antarlembaga Negara, Jakarta, Konstitusi Press 2005)
yang mengatakan:
6
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh
pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas
yang diberikan pemerintah.
Lebih lanjut, Pasal 3 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan dan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
menyatakan bahwa pemeriksaan oleh BPK mencakup seluruh unsur
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.12
Keuangan negara sebagai substansi hukum keuangan negara dapat
ditinjau dari aspek keuangan negara dalam arti luas, dan keuangan negara
dalam arti sempit. Hal ini bertujuan untuk memberi pemahaman yuridis
yang didasarkan pada pendekatan sebagaimana yang tercantum dalam
undang-udang. Dalam arti luas, sebagaimana dalam UUKN , keuangan
negara adalah:
1.) Dari sisi objek, yang dimaksud keuangan negara meliputi semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kebijakan dsn kegiatan dalam bidang fiskal, moneter,
dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
milik negara sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
2.) Dari sisi subyek, yang dimaksud keuangan negara adalah meliputi
selruh objek sebagaimana tersebut yang dimiliki oleh negara,
dan/atau djjuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
12
Sehingga objek pemeriksaan keuangan negara tidak hanya sebatas APBN dan APBD
saja, melainkan juga meliputi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) dan Badan Usaha
Milik Daerah (“BUMD”) yang membawa konsekuensi pengertian keuangan negara
meliputi APBN, APBD, BUMN dan BUMD.
7
perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.
13
Muhammad Djafar Saidi, 2011, Hukum Keuangan Negara, Jakarta, Rajawali Pers, hal.
23
14
Ibid, hlm 21.
8
fact that the members of nation contribute the payments. This
right is based in a loftier idea. The idea of sovereignty.”
Jadi, dapat dipahami bahwa pada hakekatnya public revenue and
expenditure anggaran penerimaan dan belanja negara adalah kedaulatan.15
Pada dasarnya, substansi mengenai pengertian keuangan negara dapat
dilihat dari perspektif luas maupun sempit. Keuangan negara dalam arti luas
mencakup: pertama, anggaran pendapatan dan belanja negara. Kedua,
anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan terakhir keuangan negara pada
badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.
Pengelolaan uang negara dapat diperinci ke dalam (1) Pengelolaan kas
umum negara, (2) Pelaksanaan penerimaan negara oleh kementerian negara,
lembaga non kementerian dan lembaga Negara, dan (3) Pengelolaan uang
persediaan untuk keperluan kementerian negara, lembaga pemeritah non
kementerian dan lembaga negara.16 Perincian tersebut bertujuan untuk
membedakan fungsinya agar pengelolaan keuangan tetap terarah pada
sasaran yang hendak dicapai.
Pejabat yang ditugasi melakukan pengelolaan keuangan negara
seyogyanya memerhatikan dan menerapkan asas-asas hukum yang
mendasarinya. Asas-asas pengelolaan keuangan negara dibutuhkan agar
pengelolaan keuangan negara dapat berlangsung dengan baik dan mencapai
tujuan. Asas pengelolaan keuangan negara bukanlah merupakan aturan
hukum sehingga tidak mempunyai kekuatan mengikat melainkan secara
moral dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan keuangan negara.
Adapun asas-asas pengelolaan keuangan negara yang dimaksud adalah:
1.) Asas kesatuan, yaitu menghendaki agar semua pendapatan dan belanja
negara disajikan dalam satu dokumen anggaran;
2.) Asas universalitas, yaitu mengharuskan agar setiap transaksi keuangan
ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran;
3.) Asas tahunan membatasi masa berlakunya angaran untuk suatu tahun
tertentu;dan
15
Adrian Sutedi, 2010, Hukum Keuangan Negara, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.10.
16
Muh. Djafar Saidi, Op.Cit,hlm.33 juga dalam PP Nomor 1 tahun 2008 tentang
Invespem
9
4.) Asas spesialitas, yaitu mewajiban agar kredit anggaran yang disediakan
terinci secara jelas peruntukannya.17
17
Ibid, hlm 22.
18
Ibid.
10
langsung untuk memperoleh manfaat ekononi, sosial, dll. Investasi tidak
boleh diluar ranah hukum keuangan negara karena terkait dengan
kedaulatan rakyat yang dijelmakan dalam bentuk anggaran negara. Asas-
asas dalam pengelolaan investasi pemerintah antara lain:19
19
PP Nomor 1 tahun 2008 tentang Invespem
11
bukanlah merupakan aturan hukum sehingga tidak mempunyai kekuatan
mengikat melainkan secara moral dapat dijadikan pedoman dalam
pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, jangan diartikan bahwa
pengelolaan keuangan negara dapat serta merta menyimpangi asas-asas
pengelolaan keuangan negara tersebut sehingga tercipta pengelolaan
keuangan negara yang baik dan menghindari kerugian negara.
12
ditemukan ada manajer yang profesional dalam sektor publik. Bahkan
terdapat negasi yang tegas untuk memasukkan kerangka kerja sektor swasta
ke dalam sektor publik di mana nilai-nilai akuntabilitas, profesionalisme,
transparansi, dan economic of scale menjadi kerangka kerja utamanya.
Untuk berbagai permasalahan yang adan dan dalam upaya perwujudan
manajemen keuangan pemerintah yang baik, terdapat pula tuntutan yang
semakin aksentuatif untuk mengakomodasi, menginkorporasi, bahkan
mengedepankan nilai-nilai good governance.21 Beberapa nilai yang relevan
dan urgen untuk diperjuangkan adalah antara lain transparansi,
akuntabilitas, serta partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan
keuangan dimaksud, disamping nilai-nilai efektivitas dan efisiensi tentu
saja.
21
Ibid
22
W. Riawan Tjandra, 2008, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, hal. 76-77.
13
6.) Asas jangan mencampur adukkan kewenangan (principle of non misuse
of competence)
7.) Asas permainan yang layak (principle of fairplay)
8.) Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonableness or
prohibition of arbitrariness)
9.) Asas menanggapi pengahrapan yang wajar (principle of meeting raised
expectation)
10.) Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal (principle of
undoig the consequences of annulled decision)
11.) Asas perlindungan atas pandangan hidup (cara hidup) pribadi (principle
of protecting the personal way of life)
12.) Asas kebijaksanaan (sapientia)
13.) Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service)
14
Badan atau pejabat Tata Usaha Negara senantiasa harus bertindak
secara hati-hati agar tidak meimbulkan kerugian terhadap warga
masyarakat.
15
universalitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip peyelenggaraan
pemerintahan yang baik, dimana pada asas-asas good governance
dikehendaki adanya prinsip bertindak cermat, jangan mencampur adukkan
kewenangan dan prinsip penyelenggaraan kepentingan umum. Karena pada
dasarnya adanya asas-asas umum pengelolaan keuangan negara yang baik
bertujuan untuk mewujudkan kepentingan umum, mensejahterakan kehidupan
rakyat yang berlandaskan pada perbuatan yang dapat dipertanggung jawabkan
demi terciptanya pemerintahan yang baik. Oleh karena itu ketaatan pada asas-
asas yang telah ditentukan di atas perlu selalu dijaga dan disosialisasikan
terus di antara para aparatur pemerintah, para pengelola keuangan negara dan
pihak-pihak yang terkait.
Pengelolaan keuangan negara sebagaimana tertuang dalam penjelasan
Undang-Undang Keuangan Negara bahwa asas umum pengelolaan keuangan
negara dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan
secara tertib, taat, efektif, efisien, transparan, dan bertanggung jawab sesuai
dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sesuai dengan amanat Pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Keuangan Negara telah
menjabarkan aturan pokok yang ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut kedalam asas-asas umum dalam
pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas
kesatuan, dan asas spesialisasi maupn asas-asas sebagai pencerminan best
practice (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan
negara.
Anggaran pendapatan dan belanja negara merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya sekaligus alat pemerintah
untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, anggaran
penerimaan dan belanja negara bukan hanya menyangkut keputusan
ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
16
Dalam konteks ini, Dewan Perwakilan Rakyat dengan hak legislasi,
penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan
dalam mengawal anggaran penerimaan dan belanja negara, sehingga
anggaran penerimaan dan belanja negara benar-benar dapat secara efektif
menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola
perekonomian negara dengan baik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara diperlukan suatu undang-undang dan asas-asas umum yang berlaku
secara universal. Begitu juga dengan pengelolaan keuangan negara, dimana
sistem pengelolaan keuangan negara disusun secara berkesinambungan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ruang lingkup pengelolaan keuangan negara meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban keuangan negara.
Dalam pengelolaan keuangan negara tersebut terdapat asas-asas yang
menjadi pedoman yakni asas kesatuan, asas universalitas, asas tahunan,
asas spesialitas. Perkembangan selanjutnya dengan berlakunya Undang-
Undang Keuangan Negara terdapat penambahan asas baru dalam
pengelolaan keuangan negara. Adapun asas-asas pengelolaan keuangan
negara menurut Undang-Undang Keuangan Negara, yaitu: asas
akuntabilitas, asas proporsionalitas, asas profesioalitas, asas keterbukaan,
dan asas pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan
mandiri.
2. Asas-asas umum tersebut diperlukan guna menjamin terselenggaranya
pengelolaan keuangan negara dalam rangka mewujudkan good
governance. Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara pada
dasarnya dijiwai oleh asas-asas umum pemerintahan yang baik (good
governance). Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan
suatu undang-undang dan asas-asas umum yang berlaku secara universal.
Begitu juga dengan pengelolaan keuangan negara, dimana sistem
pengelolaan keuangan negara disusun secara berkesinambungan.
B. Saran
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara di negara Indonesia
hendaknya berdasar pada ketentuan-ketentuan yang telah ada, yakni
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945,
Pancasila, Asas-asas pengelolaan keuangan negara. Sehingga diharapkan
kedepannya, pengelolaan keuangan negara di Indonesia dapat berjalan
sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Moh. Mahfud. MD, 2011, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers.
Peraturan Perundang-Undangan
Internet
19
anggaran-dan-perbendaharaan/20088-azas-azas-good-governance-dalam-
pengelolaan-keuangan-negara (7 April 2015)
20