Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas rekayasa ide dari mata kuliah Filsafat Pendidikan
Matematika

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan 28-11-2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Sejarah Kalkulator dari Masa Kemasa 3
2.2. Cara Menggunakan Kalkulator Pada Pembelajaran Matematika 7
2.3. Proses Pembuatan Kalkulator dengan Menggunakan Visual Basic 13
2.4. Dampak Positif dan Negatif Kalkulator 14

BAB III PENUTUP 16


3.1. Kesimpulan 16

DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Tak dapat di pungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini.
Dari yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia.
Kalkulator adalah alat portable, kecil, dan umumnya tidak mahal. untuk melakukan
operasi aritmatik sederhana maupun kompleks. Kalkulator modern jaman sekarang lebih
portable atau mudah dibawa dibandingkan komputer. Namun, PDA dan telepon genggam
setara dengan ukuran kalkulator dan kemungkinan akan menggantikan mereka.
Pada umumnya dalam proses pembelajaran masih terbatas penggunaannya pada
proses perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan (x, :, +, -). Suatu kenyataan saat
ini belum banyak siswa maupun guru yang mampu menggunakan kalkulator untuk
penyelesaian berbagai perhitungan dalam matematika. Padahal dengan menggunakan
scientific calculator dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai perhitungan-perhitungan
baik dalam operasi hitung maupun lainnya misalnya statistik, keuangan, aljabar, kalkulus dan
sebagainya. Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui penggunaan kalkulator tersebut
untuk pembelajaran matematika.
Kalkulator yang kita gunakan sekarang ini tidak serta merta muncul begitu saja,
melainkan melalui proses yang panjang dalam pembuatannya. munculnya komputer mungkin
dapat dilihat dalam kilas balik sejarah sejak digunakannya Abacus – ditemukan di Babilonia
(Irak) sekitar 5000 tahun yang lalu – sebagai alat perhitungan manual yang pertama. Aplikasi
kalkulator sederhana ini dari dulu hingga sekarang tetap digunakan. Dalam peradaban zaman
kalkulator terus berkembang mulai dari kalkulator kuno yang dibuat dari kayu dengan
sederatan manik manik hingga kalkulator modern dengan software software populer.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah Kalkulaor dari Masa Kemasa ?
b. Bagaimana cara menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika?
c. Bagaimana proses pembuatan Kalkulator dengan software Visual Basic?
d. Apakah dampak positif dan negatif Kalkulator

1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan rekayasa ide ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan memahami sejarah kalkulator
b. Untuk mengetahui cara menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika
c. Untuk mengetahui cara membuat kalkulator dengan software visual basic
d. Untuk mengetahui dampak positif dan negative kalkulator

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Kalkulator dari Masa Kemasa


2.1.1. Sejarah Kalkulator Ke-1
ALAT HITUNG TRADISIONAL dan KALKULATOR MEKANIK ABACUS, yang
muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat
hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi. Alat ini memungkinkan
penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada
sebuah rak. Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi
perdagangan. Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa, abacus
kehilangan popularitasnya.
Gambar 2.1.1. Kalkulator Mekanik Abacus

2.1.2. Sejarah Kalkulator Ke-2


Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada
tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan
apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numerik (numerical wheel calculator) untuk
membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak. Kotak persegi kuningan ini yang
dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan
bilangan hingga delapan digit. Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh.
Kelemahan alat ini adalah hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan.

3
Gambar 2.1.2. Kalkulator Roda Numerik

2.1.3. Sejarah Kalkulator Ke-3


Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz
(1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan. Sama
seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi.
Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat
menyempurnakan alatnya.
Gambar 2.1.3. Kalkulator Pascaline

2.1.4. Sejarah Kalkulator Ke-4


Barulah pada tahun 1820, kalkulator mekanik mulai populer. Charles Xavier Thomas
de Colmar menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatik dasar.
Kalkulator mekanik Colmar, arithometer, mempresentasikan pendekatan yang lebih praktis
dalam kalkulasi karena alat tersebut dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Dengan kemampuannya, arithometer banyak dipergunakan hingga masa
Perang Dunia Bersama-sama dengan Pascal dan Leibniz, Colmar membantu membangun era
komputasi mekanikal.
Awal mula komputer yang sebenarnya dibentuk oleh seorang profesor matematik
Inggris, Charles Babbage (1791-1871). Tahun 1812, Babbage memperhatikan kesesuaian

4
alam antara mesin mekanik dan matematika yaitu mesin mekanik sangat baik dalam
mengerjakan tugas yang sama berulangkali tanpa kesalahan; sedang matematika
membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah-langkah tertenu. Masalah tersebut
kemudain berkembang hingga menempatkan mesin mekanik sebagai alat untuk menjawab
kebutuhan mekanik. Usaha Babbage yang pertama untuk menjawab masalah ini muncul pada
tahun 1822 ketika ia mengusulkan suatu mesin untuk melakukan perhitungan persamaan
differensial..
            Dengan menggunakan tenaga uap, mesin tersebut dapat menyimpan program dan
dapat melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis. Setelah bekerja dengan
Mesin Differensial selama sepuluh tahun, Babbage tiba-tiba terinspirasi untuk memulai
membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine. Asisten
Babbage, Augusta Ada King (1815-1842) memiliki peran penting dalam pembuatan mesin
ini. Ia membantu merevisi rencana, mencari pendanaan dari pemerintah Inggris, dan
mengkomunikasikan spesifikasi Analytical Engine kepada publik. Selain itu, pemahaman
Augusta yang baik tentang mesin ini memungkinkannya membuat instruksi untuk
dimasukkan ke dalam mesin dan juga membuatnya menjadi programmer wanita yang
pertama. Pada tahun 1980, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menamakan sebuah
bahasa pemrograman dengan nama ADA sebagai penghormatan kepadanya.

Gambar 2.1.4. Kalkulator Mekanik Colmar

2.1.5. Sejarah Kalkulator Ke-5


Pada 1889, Herman Hollerith (1860-1929) juga menerapkan prinsip kartu perforasi
untuk melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat

5
untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat. Sensus sebelumnya yang
dilakukan di tahun 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan.
Dengan berkembangnya populasi, Biro tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu
sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus. Hollerith menggunakan kartu
perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara
mekanik. Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel.       
Dengan menggunakan alat tersebut, hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu
nam minggu. Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi
sebagai media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan secara
drastis. Hollerith kemudian mengembangkan alat tersebut dan menjualnya ke masyarakat
luas. Ia mendirikan Tabulating Machine Company pada tahun 1896 yang kemudian menjadi
International Business Machine (1924) setelah mengalami beberapa kali merger. Perusahaan
lain seperti Remington Rand and Burroghs juga memproduksi alat pembaca kartu perforasi
untuk usaha bisnis. Kartu perforasi digunakan oleh kalangan bisnis dn pemerintahan untuk
permrosesan data hingga tahun 1960.

Gambar 2.1.5. Kalkulator Pembaca Kartu Perforasi

2.1.6. Sejarah Kalkulator Ke-6


Pada masa berikutnya, beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya. Vannevar
Bush (18901974) membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di
tahun 1931. Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang
selama ini dianggap rumit oleh kalangan akademisi. Mesin tersebut sangat besar dan berat
karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.
Pada tahun 1903, John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat komputer
elektrik yang menerapkan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik. Pendekatan ini didasarkan
pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner aljabar, yang menyatakan

6
bahwa setiap persamaan matematik dapat dinyatakan sebagai benar atau salah. Dengan
mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam sirkuit listrik dalam bentuk terhubung
terputus, Atanasoff dan Berry membuat komputer elektrik pertama di tahun 1940. Namun
proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.

Gambar 2.1.5. Kalkulator Ke-6

2.2. Cara Menggunakan Kalkulator (Kalkulator “Scientific Calculator Type 3600 P”)
Saat ini telah dikenal beberapa macam kalkulator dari berbagai merek dan type, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua jenis kalkulator yaitu :
1. Kalkulator yang tidak dapat diprogram.
Kalkulator jenis ini hanya dapat digunakan untuk suatu kalkulasi sederhana, yang hanya
menggunakan operasi hitung biasa misalnya perkalian, pembagian, penjumlahan,
pengurangan, logaritma, nilai fungsi trigonometri.
2. Kalkulator yang dapat diprogram (Programmable Calculator).
Pada kalkulator jenis ini dapat dibedakan menjadi dua jenis pemrograman yaitu:
a. Program aplikasi yang telah dirancang oleh pabriknya.
Program ini telah tersedia, sehingga pengguna dapat langsung menggunakan fasilitas
tersebut.
Contoh : program-program untuk statistik, analisis regresi linier, integral dan sebagainya.
b. Program yang dibuat sendiri oleh penggunanya.
Program dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan rumus yang akan diprogramnya
dengan menggunakan “bahasa program” untuk kalkulator. Suatu program yang telah
disusun dapat disimpulkan pada kalkulator dan program yang telah tersimpan tidak
akan hilang walaupun kalkulator dimatikan.

7
Pemilihan mode disesuaikan dengan jenis perhitungan yang akan dikerjakan, apakah ingin
bekerja pada perhitungan biasa, statistik, regresilinier dan sebagainya, yang menggunakan
mode yang berbeda.
Untuk “Casio fx-3600 P” terdapat 11 macam mode.
Pemilihan mode dapat dilakukan dengan cara :
Tekan mode kemudian tekan pilihan • , 1 , … atau 9
Keterangan :
Mode • : Digunakan untuk perhitungan biasa dan perhitungan yang terprogram dapat
dieksekusi.
Mode 0 : Digunakan untuk menuliskan program pada layar ditampilkan “LRN”.
Mode 1 : Digunakan untuk integral tertentu, pada layar ditampilkan “ ∫dx ”.
Mode 2 : Digunakan untuk analisis regresi, pada layar ditampilkan “LR”
Mode 3 : Digunakan untuk perhitungan statistik, pada layar ditampilkan “SD”
Mode 4 : Digunakan untuk perhitungan dengan menggunakan derajat sebagai satuan
besarnya sudut, pada layar ditampilkan “DEG”
Mode 5 : Digunakan untuk perhitungan dengan menggunakan “radian” sebagai satuan
besarnya sudut, pada layar ditampilkan “RAD”
Mode 6 : Digunakan untuk perhitungan dengan menggunakan “gradien” sebagai
satuan besarnya sudut, pada layar ditampilkan “GRA”
Mode 7 : Digunakan untuk menetapkan banyaknya tempat desimal yang diperlukan.
Misalnya : Mode 7 3 maka suatu bilangan akan dinyatakan dengan 3 tempat
desimal.
Mode 8 : Bilangan dinyatakan dengan bentuk baku. Banyaknya angka signifikan yang
dikehendaki dapat dilakukan dengan menekan angka setelah menekan Mode
dan 8 (contoh : Mode 8 3 )
Mode 9 : Untuk menormalkan kembali (release) dari penggunaan Mode 7 dan Mode 8
Pada umumnya pada setiap tombol mempunyai fungsi ganda (multifungsi). Untuk
mengaktifkan tombol sesuai dengan fungsinya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mengaktifkan tombol dengan fungsi sebagai tertulis pada tombol dapat ditekan
langsung pada tombol itu.
2. Mengaktifkan tombol dengan fungsi sebagai tertulis dengan warna coklat harus
didahului dengan menekan tombol INV

8
3. Mengaktifkan tombol dengan fungsi sebagai yang tertulis hitam (di bawah tombol)
harus didahului dengan menekan tombol KOUT
4. Mengaktifkan tombol dengan fungsi sebagai yang digunakan tertulis warna biru dapat
ditekan langsung tombol itu apabila mode 3.

2.2.1. Menyelesaikan Pecahan dengan menggunakan Kalkulator


Suatu hasil perhitungan dengan bilangan pecahan, biasanya pada kalkulator langsung
dinyatakan dalam pecahan desimal.
1. Menulis Pecahan Biasa:

2. Menyederhanakan pecahan

3. Mengubah Pecahan Biasa Kedesimal

4. Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen

9
5. Contoh aplikasi soal:
a. Windy membeli sepatu seharga Rp. 59.750,00. Dan ia
mendapat potongan 20 %. Berapa rupiah potongannya?.
Hal ini mencari 20 % dari Rp. 59.750,00 sehingga
pengoperasiannya dengan kalkulator
59750 X 20 INV % ……….. = 11950

2.2.2 Menyelesaikan Program Linear dengan Kalkulator


ax + by= m
cx + dy = n
Cara menyelesaikan pad kalkulator, terlebih dahulu persamaan di atas diubah
sehingga koefisien x pada masing-masing persaman menjadi 1

Untuk menyelesaikannya digunakan Mode 2 , kemudian Menekan INV . KAC


Contoh, selesaikan:
x + 3y = -1
x – 2y = 9

Caranya:

2.3. Proses Pembuatan Kalkulator dengan Software Visual Basic


1. Untuk kalkulatornya kita perlu sediakan :
 7 Buah Komponen Button
 1 Buah Komponen Group Box
 3 Buah Komponen Text Box

10
 4 Buah Komponen Label
Stepnya yaitu :
Buka VB anda seperti biasa, lalu Pilih Standard Project, beri nama Projectnya Kalkulator.
KET:
 Untuk Button 1-4 ubah textnya jadi +, - , X , / namenya biarkan saja
 Untuk Button 5 dan 6 ubah textnya jadi Mod dan Reset, dan button 7 diubah jadi
"Close App”  dan juga ubah namenya seperti dibawah ;
 Untuk Button 5 namenya jadi "Button6" ("Tombol Mod")
 Untuk Button 6 namenya jadi "Button7" ("Tombol Reset")
 Untuk Button 7 namenya jadi "Button8" ("Tombol Close")
(kenapa saya sarankan button 5-7 diubah? karena di codingnya pasti akan beda.
Untuk TextBox ubah namenya sbb:
         TextBox1 = txt1
         TextBox2 = txt2
         TextBox3 = txthasil
Untuk label dan GroupBox sesuaikan saja textnya.

2. Jika sudah selesai design dan merubah semua buttonnya, silahkan simak codingnya
Code:
Public Class Form1
    Private Sub Button7_Click (ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles Button7.Click
        txt1.Text = ""
        txt2.Text = ""
        txthasil.Text = ""
    End Sub

    Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button1.Click
        txthasil.Text = Val(txt1.Text) + Val(txt2.Text)
    End Sub

11
    Private Sub Button2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles Button2.Click
        txthasil.Text = Val(txt1.Text) - Val(txt2.Text)
    End Sub

    Private Sub Button3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button3.Click
        txthasil.Text = Val(txt1.Text) * Val(txt2.Text)
    End Sub

    Private Sub Button4_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button4.Click
        txthasil.Text = Val(txt1.Text) / Val(txt2.Text)
    End Sub

    Private Sub Button6_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button6.Click
        txthasil.Text = Val(txt1.Text) Mod Val(txt2.Text)
    End Sub

    Private Sub Button8_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles Button8.Click
        Dim keluar As MsgBoxResult
        keluar = MsgBox("Yakin Gak Mau Pakai Lagi :D?", MsgBoxStyle.YesNo, "Warning
Force Close")
        If keluar = MsgBoxResult.Yes Then
            Close()
        End If
    End Sub
End Class
Jika sudah selesai maka dirun dengan menekan F5.

12
2.4 Dampak Positif dan Negatif Kalkulator
2.4.1. Dampak Positif
Daripada takut akan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan kalkulator,
penting untuk dipahami bagaimana kalkulator berperan dalam mempelajari matematika.
Dalam bagian ini difokuskan pada kalkulator sederhana. Pembahasan tentang kalkulator
untuk membuat grafik akan menyusul.

a. Kalkulator Dapat Digunakan untuk Mengembangkan Konsep


Kalkulator bisa berarti lebih dari sekedar alat untuk menghitung. Kalkulator juga
dapat digunakan secara efektif untuk mengembangkan konsep. Adding It Up: Helping
Children Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian jangka panjang yang
telah menunjukkan bahwa siswa kelas 4-6 yang menggunakan kalkulator meningkat
pemahaman konsepnya.
b. Kalkulator dapat digunakan untuk Drill
Kalkulator adalah alat yang sangat baik untuk drill yang tidak merlukan komputer
atau piranti lunak. Kalkulator TI-10 dan TI-15 sekarang mempunyai penyelesaian soal yang
sudah terprogram yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar fakta-fakta perhitungan,
mengembangkan daftar fakta yang terkait, dan menguji kesamaan atau ketidaksamaan
ekspresi aritmetika pada kedua sisi dari simbol hubungannya. Sebuah kelas dapat dibagi
dengan satu bagian mengnakan kalkulator dan bagian lainnya menggunakan penghitungan
langsung. Untuk 3000 + 1765, kelompok yang menghitung langsung selalu menang.
Kelompok tersebut juga memenangkan perhitungan fakta-fakta sederhana dan berbagai
macam soal yang dapat dihitung secara mental oleh siswa. Tentu saja, banyak sekali
perhitungan, seperti 537 x 32, dimana mereka yang menggunakan kalkulator akan menang.
Contoh sederhana ini tidak hanya menunjukkan latihan perhitungan mental, tetapi juga
menunjukkan kepada siswa bahwa kalkulator tidak selalu tepat untuk digunakan. Hasil
penelitian telah menunjukkan bahwa untuk pelajar dengan kemampuan rata-rata, penggunaan
kalkulator meningkatkan penguasaan keterampilan-keterampilan dasar (NRC, 2001).
c. Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Soal
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator memperbaiki
kemampuan pemecahan soal dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas (NRC,
2001). Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang
mereka kerjakan. SambiI memahami arti dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan soal

13
nyata dengan bilangan-bilangan yang realistis. Bilangannya mungkin di atas kemampuan
mereka untuk menghitung, tetapi kalkulator membuat soal nyata ini dapat diselesaikan.
d Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini
yang belum mengembangkan penguasaan teknik-teknik perhitungan. Mengapa waktu harus
dihabiskan oleh siswa untuk menjumlahkan bilangan-bilangan untuk mencari keIiling dari
sebuah poIigon? Mengapa menghitung rata-rata, mencari persentase, mengubah bentuk
pecahan ke bentuk desimal, atau memecahkan beberapa soal dengan metode pensil dan kertas
ketika kemampuan berhitung bukan merupakan tujuan dari pelajaran?
e. Kalkulator Banyak Digunakan di Kehidupan Sehari-hari
Sekarang ini, hampir setiap orang menggunakan kalkulator dalam kehidupannya
untuk melakukan perhitungan kecuali anak-anak sekolah. Siswa harus diajarkan bagaimana
untuk menggunakan kalkulator, sebagai alat yang efektif yang mudah ditemukan, dan juga
belajar untuk menguji kebenaran dengan kalkulator apabila diperIukan. Banyak orang dewasa
tidak mempelajari bagaimana untuk menggunakan sifat-sifat otomatis dari kalkulator dan
tidak dilatih mengenaIi dari kesalahan besar yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan
kalkulator. Penggunaan kalkulator secara efektif adalah sebuah keterampilan yang penting.
Ketarampilan ini paling baik dipelajari dengan cara menggunakan kalkulator secara teratur
dan penuh arti.

2.4.2. Dampak Negatif


a. Mitos dan Kekhawatiran tentang Penggunaan Kalkulator
Pendapat yang berbeda untuk penggunaan kalkukator sebagian besar adalah karena
salah pengertian. Mitos dan ketakutan tentang siswa yang tidak belajar karena menggunakan
kalkulator masih ada, walaupun sudah diketahui bahwa buktinya berkebalikan.
b. Mitos: Jika Anak Menggunakan Kalkukator, Mereka Tidak Akan Belajar "Dasar"
Setiap saran penggunaan kalkulator pasti menjelaskan kepada orang tua bahwa
penguasaan fakta-fakta dasar, keterampilan perhitungan yang fleksibel, termasuk perhitungan
mental, tetap menjadi tujuan penting dalam kurikulum. Secara keseluruhan, Penelitian telah
menunjukkan bahwa keberadaan kalkulator tidak membawa pengaruh negatif pada
kemampuan tradisional (NRC, 2001). Meskipun data penilaian NAEP kedelapan
menunjukkan penurunan dalam prestasi bagi siswa kelas empat yang menggunakan kalku-
lator baik mingguan atau setiap hari, penting untuk dicatat bahwa data yang sama

14
menunjukkan hanya 5 persen dari guru-guru yang melaporkan. Pemakaian kalkulator setiap
hari dan hanya 21 persen guru yang melaporkan pemakaian kalkulator mingguan.
            Selain itu, bukti dari meta-analisis dari penggunaan kalkulator menunjukkan adanya
sedikit efek negatif dari penggunaan kalkulator di antara siswa kelas empat tetapi bukan di
antara siswa dari kelas-kelas yang lain (NRC,200l). Hal ini menjadi salah satu bukti dari
penelitian tentang penggunaan kalkulator yang melibatkan siswa kelas empat. Yang paling
penting, perhitungan dengan tangan yang membosankan tidak melibatkan pemikiran atau
pemahaman atau penyelesaian soal. Atasan menginginkan karyawan yang dapat berpikir dan
menyelesaikan soal baru. Berfikir secara matematis hampir semuanya melibatkan
perhitungan dengan tangan. Orang yang menggunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal
menggunakan kepandaian mereka dalam hal yang lebih penting-memahami, menduga,
menguji ide-ide, dan menyelesaikan soal. Bila digunakan secara benar, kalkulator
mendukung proses belajar.
c. Mitos: Siswa Harus Belajar "Cara yang Nyata" sebelum Menggunakan Kalkulator
Mengikuti aturan untuk perhitungan dengan pensil dan kertas hanya sedikit membantu
siswa untuk mengerti ide di belakangnya. Sebuah contoh buruk adalah metode pengurangan
dan perkalian untuk bagian pecahan. Hanya sedikit orang tua dan guru sekolah dasar dapat
menjelaskan mengapa metode ini dapat masuk akal. Dan mereka semua sudah mendapat
latihan panjang dengan teknik tersebut. Untuk satu tingkatan atau yang lainnya, hal yang
sama berlaku untuk hampir semua prosedur. Penting untuk menegaskan bahwa teknik
perhitungan dengan tangan tidak dapat sepenuhnya diabaikan dan eksplorasi awal sering
paling baik dilakukan tanpa menggunakan kalkulator. Guru harns memainkan peran dalam
mengatur eksplorasi di dalam kelas.
d. Mitos: Siswa Akan Sangat Tergantung pada Kalkulator
Kalkulator yang dijauhkan dari siswa seperti buah terlarang. Saat diperbolehkan untuk
menggunakan kalkulator, siswa kadang menggunakan untuk tugas yang paling mudah. Guru-
guru pada kelas l0 ke atas mengeluhkan bahwa siswa menggunakan kalkulator pada setiap
waktu. Penting bahwa penguasaan fakta-fakta dasar, perhitungan mental, dan perhatian
kepada teknik perhitungan dengan tangan tetap penting bagi semua siswa.Dalam pelajaran di
mana keterampilan tersebut adalah sebagai tujuannya, kalkulator harus secara terbatas
digunakan. Ketika siswa mempelajari kemampuan dasar di mana kalkulator tidak diperlukan,
mereka jarang menggunakan kalkulator secara tidak tepat. Jika kalkulator selalu ada untuk
penggunaan yang tepat, siswa akan belajar kapan dan bagaimana menggunakannya dengan
baik.
15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kalkulator merupakan alat kalkulasi yang sangat efektif
karena hasil perhitungan dapat dilakukan secara akurat dan cepat. Disamping hal tersebut di
atas kalkulator juga dapat digunakan sebagai alat bantu pemecahan masalah matematika,
maupun alat untuk mempercepat prosedur atau algoritma matematika karena tersedianya
program-program aplikasi matematika yang telah dirancang oleh pabriknya ataupun
diprogramkan sendiri oleh penggunanya. Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran
matematika harus memperhatikan saat yang tepat kapan kalkulator itu boleh digunakan oleh
siswa dengan memperhatikan tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan. Tidaklah tepat
apabila menggunakan kalkulator untuk menyelesaikan masalah matematika tanpa diawali
dengan pemahaman konsep-konsep matematika terlebih dahulu.

16
DAFTAR PUSTAKA

National Research Council (NRC). (2011). Inquiry and The National Science Edu-cation
Standard A Guide for Teaching and Learning. Washington DC: National Academy
Press.

Winarno. (2005). Pemanfaatan Kalkulator dalam Pembelajaran. Yogyakarta: PPPG


Matematika.

17

Anda mungkin juga menyukai