Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

(Belanda, Jepang, dan Indonesia Merdeka sampai sekarang)

Andi Herawati

Dosen UIN Alauddin Makassar


DPK Universitas Islam Makassar (UIM)

Abstract:
The development of Islamic law in Indonesia has been through five times with various
theories. Implementation of Islamic law in the pre occupation of the Netherlands based on
the theory creed; the Dutch colonial period is based on the theory Receptio in complexu and
the theory Receptie; ; during the Japanese occupation happened only change the name of the
institution of Islamic Courts of Priesterrad be Sooryoo Hooin, and the Court of Appeal of
Hof voor Islamietsche be Kaikyoo Kootoo Hooin; at the time of independence, the effort to
transform Islamic law into the rule of law; was at the time of the emergence of several
reform laws and bylaws that contains the values of Islamic law.
Abstrak:
Pelaksanaan hukum Islam di Indonesia telah melalui lima masa dengan berbagai teori.
Pelaksanaan hukum Islam pada masa pra penjajahan Belanda didasarkan pada teori kredo
atau syahadat; pada masa penjajahan Belanda didasarkan pada teori Receptio in Complexu
dan teori Receptie; pada masa pendudukan Jepang yang terjadi hanya perubahan nama
lembaga Peradilan Islam dari Priesterrad menjadi Sooryoo Hooin dan Pengadilan Banding
dari Hof voor Islamietsche menjadi Kaikyoo Kootoo Hooin; pada masa kemerdekaan, upaya
mentransformasikan hukum Islam ke dalam aturan perundang-undangan, sedang pada masa
reformasi munculnya beberapa undang-undang dan perda-perda yang memuat nilai-nilai
hukum Islam.

Kata Kunci: Hukum Islam di Indonesia

I. PENDAHULUAN Islam berakar pada naṣ yang ẓanni yang


merupakan wilayah ijtihad, yang out put-
Sejak Islam masuk di nusantara, nya disebut fiqhi. 1 Hukum Islam dalam
Umat Islam memiliki kewajiban bertahkim pengertian kedua inilah yang memberikan
kepada syariat Islam, secara sosiologis dan kemungkinan epistimologis hukum bahwa
kultural tidak pernah pudar dan selalu hadir setiap wilayah yang dihuni umat Islam
dalam kehidupan umat Islam dalam sistem dapat menerapkan hukum Islam secara
politik mana pun, baik masa kolonialisme berbeda-beda. Hal ini bukan hanya
Balanda, Jepang, maupun masa kemer- disebabkan oleh perbedaan sistem politik
dekaan dan era reformasi dewasa ini. yang dianut, melainkan juga karena faktor
Mereka meyakini bahwa hukum dalam sejarah, sosiologis, dan kultur para muj-
perspektif Islam senantisa tetap mampu tahid.
mendasari dan mengarahkan perubahan Istilah hukum Islam merupakan
masyarakat karena hukum Islam mengan- istilah khas yang berkembang di Indonesia
dung dua dimensi. Dimensi pertama,
hukum Islam dalam kaitannya dengan 1
Amrullah Ahmad dkk., Dimensi Hukum Islam
syariat yang mengandung naṣ yang qaṭ’i dalam Sistem Hukum Nasional (Cet. I; Jakarta:
berlaku universal. Dimensi kedua, hukum Gema Insani Press, 1996), h. xi

Andi Haerawati, Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia 49


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
sebagai terjemahan al-fiqh al-Islāmȋ atau ini, maka sub permasalahan yang dijadikan
al-syarȋ’ah al-Islāmiyah. Dalam khazanah obyek pembahasan adalah: “Bagaimana
ilmu hukum di Indonesia, istilah hukum Hukum Islam pada masa pra penjajahan
Islam dipahami sebagai penggabungan dua Belanda, masa penjajahan Belanda, masa
kata, hukum 2 dan Islam, kemudian kata pendudukan Jepang, masa kemerdekaan,
hukum disandarkan kepada kata Islam. dan pada masa reformasi
Penyandaran kata tersebut terasa sekali
II. PEMBAHASAN
ketika kita membaca rumusan definisi para
ilmuan, di antaranya Amir Syarifuddin yang A. Hukum Islam pada Masa Pra Pen-
menyatakan bahwa hukum Islam adalah jajahan Belanda
peraturan yang dirumuskan berdasarkan Masyarakat Indonesia sebelum Islam
wahyu Allah dan sunah Rasul tentang masuk telah menganut kepercayaan
tingkah laku mukallaf yang diakui dan animesme dan dinamisme. Kemudian
diyakini berlaku bagi semua pemeluk lahirlah kerajaan-kerajaan yang dibangun
Islam. 3 Sedang Ahmad Rofiq mendefinisi- atas dasar kepercayaan yang dianutnya, lalu
kan hukum Islam sebagai peraturan- disusul dengan lahirnya kerajaan Islam
peraturan yang diambil dari wahyu dan yang didukung para wali pembawa dan
diformulasi dalam keempat produk penyiar agama Islam.
pemikiran hukum (fiqh, fatwa, keputusan Sebagian ahli sejarah menyatakan
pengadilan, dan undang-undang) yang bahwa akar sejarah hukum Islam di
dipedomani dan diberlakukan bagi umat kawasan nusantara dimulai pada abad
Islam di Indonesia.4 pertama hijriah atau sekitar abad ketujuh
Dengan demikian institusi hukum di dan kedelapan masehi.5 Titik awal gerakan
Indonesia membuka peluang bagi hukum dakwah para pendatang muslim dimulai di
Islam untuk memberi sumbangan dalam kawasan utara pulau Sumatera. Kemudian
sistem hukum Indonesia. Mengingat di secara perlahan gerakan dakwah itu mem-
Indonesia kesadaran hukum masyarakat, bentuk masyarakat Islam pertama di Perlak,
terutama masyarakat muslim pernah ter- Aceh Timur. Dari komunitas muslim di
pecah karena rekayasa politik hukum walayah itu menjadi cikal bakal lahirnya
pemerintah kolonial Belanda yang kerajaan Islam pertama yang dikenal
mengembangkan hukum Barat dan adat dengan Samudera Pasai di wilayah Aceh
dengan tujuan menghambat perkembangan Utara sekitar abad ketiga belas masehi.
hukum Islam. Namun setelah Indonesia Dengan berdirinya kerajaan Pasai, Islam
merdeka hukum Islam sebagai bahagian semakin menyebar yang dibuktikan dengan
dari agama Islam berusaha untuk dikem- berdirinya kerajaan-kerajaan lain, seperti
balikan menempati tempat yang layak kerajaan Malaka tidak jauh dari Aceh, di
dalam sistem hukum yang berlaku di Jawa lahir kesultanan Demak, Mataram dan
Indonesia. Cirebon. Di Sulawesi dan Maluku ada
Berdasarkan uraian di atas, maka kerajaan Gowa dan kesultanan Ternate dan
masalah pokok dalam makalah ini adalah Tidore.
bagaimana eksistensi Hukum Islam di Kehadiran kerajaan-kerajaan Islam
Indonesia. Untuk lebih mendalamnya kajian yang menggantikan kerajaan Hindu-Budha
membawa hukum Islam di Indonesia untuk
2
Hukum adalah seperangkat peraturan tentang pertama kalinya digunakan dalam hukum
tindak tanduk atau tingkah laku yang diakui oleh positif. Pada masa itu para penguasa
suatu negara atau masyarakat yang berlaku dan kerajaan Islam memposisikan hukum Islam
mengikat untuk seluruh anggotanya. Lihat Amad
Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (Cet. I; Jakarta: sebagai hukum negara. Dibuktikan dengan
RajaGrafindo Persada, 1995), h. 7
3
Amir Syarifuddin, Pembaharuan Pemikiran
5
dalam Hukum Islam (Cet. II; Padang: Angkasa Bahtiar Effendy, Islam dan Negara:
Raya, 1993), h. 18 Transformasi Pemikiran dan Praktek Politik Islam
4
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 9 di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1998), h. 21

50 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


adanya literatur-literatur fiqhi yang ditulis pribumi sangat sulit menerima hukum-
oleh para ulama nusantara pada abad enam hukum yang asing bagi mereka sehingga
belas dan tujuh belasan.6 VOC membebaskan penduduk pribumi
Cara pelaksanaan peradilan yang untuk menjalankan apa yang selama ini
bercorak Islam “dikawinkan” dengan bentuk telah mereka jalankan. Keadaan inilah yang
peradilan adat di Indonesia. Para raja
oleh Prof. Mr. Lodewijk Willem Cristian
mengangkat ulama-ulama sebagai penghulu
dengan tugas disamping sebagai ulama, van den Berg, disebut telah terjadi receptio
juga bertugas menyelesaikan sengketa in complexu yaitu penerimaan hukum Islam
dalam perkara perdata, perkawinan, per- secara menyeluruh oleh umat Islam. Hal ini
ceraian dan warisan serta masalah-masalah kemudian dikenal dengan istilah teori
ibadah. receptio in complexu.
Raja-raja di Indonesia secara yuridis Bukti teori receptio in complexu dapat
memberlakukan hukum Islam secara kredo dilihat dalam ketentuan-ketentuan berikut:
yang dikenal dengan teori Kredo atau Statuta Batavia yag ditetapkan pada
syahadat, yaitu mengharuskan pelaksanaan tahun 1642 oleh VOC, dinyatakan bahwa
hukum Islam oleh mereka yang telah meng- sengketa warisan antara orang pribumi yang
ucapkan dua kalimat syahadat sebagai kon-
beragama Islam harus diselesaikan dengan
sekuensi logis dari pengucapan kredonya
mempergunakan hukum Islam, yakni
akan tetapi tidak dalam konteks peraturan
atau perundang-undangan kerajaan. Hukum hukum yang dipakai oleh rakyat sehari-
Islam di berlakukan dalam konteks ijtihad hari. 7 Untuk keperluan ini, D.W. Freijer
ulama, jika muncul permasalahan yang menyusun Compendium (buku ringkasan)
tidak dapat diselesaikan oleh perundang- yang dikenal dengan Compendium Freijer
undangan kerajaan, maka diserahkan yang berisi hukum perkawinan dan
kepada ulama untuk melakukan ijtihad atau kewarisan Islam yang telah direvisi dan
menyandarkan pendapatnya kepada kitab- disempurnakan oleh para penghulu.8
kitab fiqhi. Dengan pola seperti itu mazhab Selain itu dipergunakan juga Kitab
Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Malik, Hukum Mogharraer (dari al-Muharrar)
dan Imam Hambali berkembang di dipakai di Semarang berisi kaidah-kaidah
Indonesia hingga saat ini. Sistem hukum
hukum pidana Islam dan Pepakem Cirebon
Islam terus berjalan bersamaan dengan
sistem hukum Adat di Indonesia hingga yang dibuat atas usul residen Cirebon, Mr.
masuknya kolonial Belanda di Indonesia. P.C. Hosselaar. Aturan ini dipakai sebagai
pedoman dalam memutuskan perkara
B. Hukum Islam pada Masa Penjajahan perdata dan pidana di wilayah Kesultanan
Belanda
Cirebon. Pepakem ini kemudian diadopsi
Penjajahan Belanda terhadap kawasan oleh Sultan Bone dan Gowa untuk dijadikan
nusantara dimulai dengan kehadiran undang-undang.9
Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) Pada tanggal 25 Mei 1670 Belanda
sebagai sebuah organisasi dagang Belanda, melalui VOC mengeluarkan Resolutie der
juga menjadi perpanjangantangan kerajaan
Belanda di kawasan Hindia Timur dalam
7
menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan Muhammad Daud Ali, “Hukum Islam:
Peradilan Agama dan Masalahnya” dalam Tjun
dan hukum Belanda yang mereka bawa. Surjaman (ed.), Hukum Islam di Indonesia,
Namun penggunaan hukum Belanda Pemikiran dan Praktek (Bandung: Rosda Karya,
mendapat kesulitan, oleh karena penduduk 1991), h. 71
8
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di
Indonesia, Edisi Revisi (Cet. I; Jakarta:
6
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam RajaGrafindo Persada, 2013), h. 12
9
dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia (Jakarta: Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam
Pusat Studi Hukum Tata Negara UI, 2005), h. 61-62 dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia, h. 64-66

Andi Haerawati, Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia 51


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Indische Regeering yang berisi pember- memegang ajaran Islam dan Hukum Islam.
lakuan hukum waris dan perkawinan Islam Jika mereka kuat memegang ajaran Islam
pada pengadilan VOC bagi orang dan Hukum Islam, dikhawatirkan mereka
Indonesia.10 akan sulit menerima dan dipengaruhi oleh
Salomon Keyzer (1823-1868) dan budaya barat.
Cristian van den Berg (1845-1927) menya- Upaya pembatasan keberlakuan
takan bahwa hukum mengikuti agama yang hukum Islam oleh Pemerintah Hindia
dianut seseorang.11 Belanda secara kronologis dapat dilihat
Pengakuan terhadap hukum Islam ini dalam beberapa keputusan, sebagai berikut:
terus berlangsung bahkan hingga menjelang a. Pada pertengahan abad 19, Pemerintah
peralihan kekuasaan dari Kerajaan Inggris Hindia Belanda melaksanakan Politik
kepada Kerajaan Belanda kembali. Setelah Hukum yang Sadar; yaitu kebijakan
Thomas Stanford Raffles menjabat sebagai yang secara sadar ingin menata kembali
gubernur selama 5 tahun (1811-1816) dan dan mengubah kehidupan hukum di
Belanda kembali memegang kekuasaan Indonesia dengan hukum Belanda.
terhadap wilayah Hindia Belanda, semakin b. Atas dasar nota disampaikan oleh Mr.
nampak bahwa pihak Belanda berusaha Scholten van Oud Haarlem, Pemerintah
keras mencengkramkan kuku-kuku kekua- Belanda menginstruksikan penggunaan
saannya di wilayah Indonesia. 12 Namun undang-undang agama, lembaga-lem-
upaya itu menemui kesulitan akibat adanya baga dan kebiasaan pribumi dalam hal
perbedaan agama antara sang penjajah persengketaan yang terjadi di antara
dengan rakyat jajahannya. Dengan melihat mereka, selama tidak bertentangan
realitas yang ada membuat pejabat pemerin- dengan asas kepatutan dan keadilan yang
tahan Hindia Belanda memulai politik diakui umum. Klausa terakhir ini
campur tangan terhadap urusan keagamaan. kemudian menempatkan hukum Islam di
Gubernur Jenderal dibenarkan mencampuri bawah sub koordinasi dari hukum
masalah agama bahkan harus mengawasi Belanda.
setiap gerak-gerik para ulama. Akhirnya c. Atas dasar teori resepsi yang dikeluarkan
muncul teori Receptie yang mengatakan oleh Snouck Hurgronje, Pemerintah
bahwa hukum yang berlaku bagi orang Hindia Belanda pada tahun 1922
Islam adalah hukum adat mereka masing- kemudian membentuk komisi untuk
masing. Hukum Islam dapat berlaku apabila meninjau ulang wewenang pengadilan
telah diresepsi oleh hukum Adat. Jadi agama di Jawa dalam memeriksa kasus-
hukum Adatlah yang menentukan ada kasus kewarisan (dengan alasan, ia
tidaknya hukum Islam.13 belum diterima oleh hukum adat
Dengan munculnya teori ini, Snouck setempat).
Hurgronye menjadikannya sebagai alat agar d. Pada tahun 1925, dilakukan perubahan
orang-orang pribumi jangan sampai kuat terhadap Pasal 134 ayat 2 Indische
Staatsregeling (yang isinya sama
dengan Pasal 78 Regerring sreglement),
10
Mohammad Sholihul Wafi, “Perkembangan yang intinya perkara perdata sesama
Hukum Islam di Indonesia”, https://mohamsho- muslim akan diselesaikan dengan hakim
lihulwafi.blogspot.com/2013/01/Perkembangan-
hukum-islam-Indonesia-versi-makalah.html (17 agama Islam jika hal itu telah diterima
Maret 2014) oleh hukum adat dan tidak ditentukan
11
Munawir Sjadzali, “Landasan Pemikiran lain oleh sesuatu ordonasi.14
Politik HUkum Islam dalam Rangka Menentukan Upaya Belanda mengontrol operasio-
Peradilan Agama di Indonesia”, dalam Tjun nalisasi hukum Islam dengan berbagai cara
Surjaman (ed.), Hukum Islam di Indonesia,
Pemikiran dan Praktek, h. 43-44
membuat posisi hukum Islam terus
12
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam melemah hingga menjelang berakhirnya
dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia, h. 67-68
13 14
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam
Indonesia, Edisi Revisi, h. 14-15 dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia, h. 68-72

52 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


kekuasaan Hindia Belanda di wilayah Dengan demikian, nyaris tidak ada
Indonesia pada tahun 1942. perubahan berarti bagi posisi hukum Islam
C. Hukum Islam pada Masa selama masa pendudukan Jepang di Tanah
Pendudukan Jepang air. Namun bagaimanapun juga, masa
pendudukan Jepang lebih baik daripada
Setelah Jendral Ter Poorten menyata- Belanda dari sisi adanya pengalaman baru
kan menyerah tanpa syarat kepada pang- bagi para pemimpin Islam dalam mengatur
lima militer Jepang untuk kawasan Selatan
masalah-masalah keagamaan.
pada tanggal 8 Maret 1942, segera
Pemerintah Jepang mengeluarkan berbagai D. Masa Kemerdekaan
peraturan. Salah satu diantaranya adalah
Berakhirnya kolonialisme di Indonesia
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942,
yang menegaskan bahwa Pemerintah sekaligus juga mengakhiri fase resepsi dan
Jepang meneruskan segala kekuasaan yang eliminasi terhadap pemberlakuan hukum
sebelumnya dipegang oleh Gubernur Islam. Untuk memposisikan kembali
Jenderal Hindia Belanda. Ketetapan baru ini hukum Islam seperti sebelum adanya teori
tentu saja berimplikasi pada tetapnya posisi Receptie, maka Prof. DR. Hazairin
keberlakuan hukum Islam sebagaimana memunculkan teori Receptie Exit dan
kondisi terakhirnya di masa pendudu- Sayuti Thalib dengan teori Receptie a
kan Belanda.15 contrario yaitu teori yang mengatakan
Meskipun demikian, Pemerintah Pen- bahwa hukum adat baru berlaku kalau tidak
dudukan Jepang tetap melakukan berbagai bertentangan dengan hukum Islam. 18
kebijakan untuk menarik simpati umat Sebagai kelanjutan dari teori Receptie Exit
Islam di Indonesia. Di antaranya adalah: dan teori Receptie a contrario, Ichtiyanto
1. Janji Panglima Militer Jepang untuk melahirkan teori eksistensi. Teori ini
melindungi dan memajukan Islam menerangkan hukum Islam berada dalam
sebagai agama mayoritas penduduk hukum nasional sebagai bagian yang
pulau Jawa. integral.19
2. Mendirikan Shumubu (Kantor Urusan Teori-teori yang ada telah memberi-
Agama Islam) yang dipimpin oleh kan landasan berlakunya hukum Islam di
bangsa Indonesia sendiri.
Indonesia. Pemberlakuan Hukum Islam,
3. Mengizinkan berdirinya ormas Islam,
seperti Muhammadiyah dan NU. terutama di bidang hukum waris Islam
4. Menyetujui berdirinya Majelis Syura dengan menerapkan penafsiran tekstual,
Muslimin Indonesia (Masyumi) pada ternyata secara empiris dirasakan menim-
bulan oktober 1943.16 bulkan ketidakadilan. Oleh karena itu dalam
5. Menyetujui berdirinya Hizbullah sebagai penerapan hukum waris Islam perlu
pasukan cadangan yang mendampingi dilakukan penafsiran teks ayat-ayat al-
berdirinya PETA. Qur’an secara kontektual. Interpretasi
6. Berupaya memenuhi desakan para tokoh secara kontekstual inilah yang disebut
Islam untuk mengembalikan kewenangan dengan teori Recoin (Receptio Contextual
20
Pengadilan Agama dengan meminta Interpretatio).
seorang ahli hukum adat, Soepomo, pada
bulan Januari 1944 untuk menyampaikan 18
Sajuti Thalib, Receptie A Contrario (Jakarta:
laporan tentang hal itu. Namun upaya ini Bina Aksara, 1982), h. 65; dikutip dari Ahmad
kemudian “dimentahkan” oleh Soepomo Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 20
19
dengan alasan kompleksitas dan menun- Departemen Agama RI., Kenang-Kenangan
danya hingga Indonesia merdeka.17 Seabad Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta:
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama di
Indonesia, Dirjen Bimbingan Islam Departemen
15
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam Agama, 1985), h. 163
20
dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia, h. 76 Afdol, Kewenangan Pengadilan Agama
16
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, h. 93 Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2006 & Legislasi
17
Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam Hukum Islam di Indonesia (Surabaya: Airlangga
dalam Konstitusi-Konstitusi Indonesia, h. 76-79 University Press, 2006), h. 53-54

Andi Haerawati, Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia 53


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Dengan demikian kedudukan hukum Pancasila dan UUD 1945 serta mengabdi
Islam pada masa kemerdekaan mengalami kepada kepentingan nasional. Hukum baru
kemajuan yang berarti. Meskipun mayoritas Indonesia harus memuat ketentuan-
masyarakat Indonesia beragama Islam, ketentuan hukum yang menampung dan
tetapi bukan hal yang mudah untuk mem- memasukkan hukum agama (termasuk
berlakukan hukum Islam di Indonesia. hukum Islam) sebagai unsur utamanya.
Pelan tapi pasti, terjadi formatisasi terhadap Inilah dasar yuridis bagi upaya formatisasi
hukum Islam, sebagai konsekuensi dipilih- hukum Islam dalam hukum nasional.
nya Pancasila sebagai ideologi negara. Formalisasi hukum Islam dilakukan
Di masa kemerdekaan ini hukum dengan upaya mentransformasikan hukum
Islam mengalami dua periode, yaitu periode Islam ke dalam aturan perundangan. Dalam
persuasive-source dan authoritative-source. peraturan perundang-undangan kedudukan
Periode persuasive adalah periode peneri- hukum Islam semakin jelas. Dari sinilah
maan hukum Islam sebagai persuasif, yaitu kemudian muncul legislasi hukum Islam
sumber yang terhadapnya orang harus yakin yang bersifat nasional, yaitu UU No. 1
dan menerimanya. Semua hasil sidang tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU
BPUPKI adalah sumber persuasive bagi No.28 tahun 1977 tentang Perwakafan
UUD 1945, sehingga Piagam Jakarta juga Tanah Milik. Pasal 2 ayat (2) UU No.1
merupakan persuasive-source UUD 1945. tahun 1974 menetapkan bahwa perkawinan
Meskipun dalam UUD 1945 tidak dimuat adalah sah apabila dilakukan menurut
tujuh kata piagam Jakarta, namun hukum hukum agama masing-masing. 22 Dengan
Islam berlaku bagi bangsa Indonesia yang ketentuan ini berarti terjadi perubahan
beragama Islam berdasarkan pasal 29 ayat hukum dari yang rasial etnis (masa
(1) dan (2). kolonial) kepada hukum yang berdasar
Periode kedua, authoritative-source keyakinan agama.
dimulai ketika piagam Jakarta ditempatkan Institusi peradilan Islam juga menem-
dalam dekrit presiden RI tahun 1959. pati posisi yang kuat berdasarkan UU
Dalam konsiderans dekrit presiden disebut- No.14 tahun 1970 tentang kekuasaan
kan “bahwa kami berkeyakinan bahwa Kehakiman. Dalam pasal 10 ayat (1)
piagam Jakarta bertanggal 22 juni 1945 ditetapkan bahwa kekuasaan kehakiman di
menjiwai UUD 1945 dan adalah merupakan Indonesia dilaku-kan oleh pengadilan dalam
suatu rangkaian kesatuan dalam konstitusi lingkungan peradilan umum, peradilan
tersebut.” Dengan demikian dasar hukum agama, per-adilan militer, dan peradilan tata
piagam Jakarta dan UUD 1945 ditetapkan usaha negara. Jenis peradilan tersebut
dalam satu peraturan perundangan, yaitu meliputi peradilan tingkat pertama dan
Dekrit Presiden. Menurut hukum tata tingkat pembanding. Dengan demikian
negara Indonesia, keduanya memiliki peradilan agama merupakan peradilan
kedudukan hukum yang sama.21 negara, yaitu peradilan resmi yang dibentuk
Memasuki orde baru, pembangunan oleh pemerintah dan berlaku khusus untuk
nasional dalam berbagai bidang terus umat Islam.
diupayakan, termasuk dalam bidang hukum. Keberadaan Peradilan Agama sema-
Dalam rumusan Garis Garis Besar Haluan kin jelas dengan ditetapkannya UU No.7
Negara, yang merupakan haluan pembangu- tahun 1989 tentang kekuasaan Peradilan
nan nasional, menghendaki terciptanya Agama. Kompetensi Peradilan Agama
hukum baru Indonesia. Hukum tersebut memiliki dua ukuran, yaitu asas per-
harus sesuai dengan cita-cita hukum sonalitas dan bidang hukum perkara
tertentu. Dalam Bab II Pasal 49-53
21 kewenangan peradilan agama meliputi
Mohammad Sholihul Wafi, “Perkembangan
Hukum Islam di Indonesia”, bidang-bidang hukum perdata antara lain:
https://mohamsholihulwafi.blogspot.com/2013/01/P
22
erkembangan-hukum-islam-Indonesia-versi- Republik Indonesia, Undang-Undang No. 1
makalah.html (17 Maret 2014) Tahun 1974 tentang Perkawinan, Bab I, pasal 2

54 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, khusus yang berlaku bagi umat Islam saja.
wakaf dan sadaqah. Dari bidang-bidang Hukum Islam yang berlaku nasional
tersebut dapat dikatakan bahwa jurisdiksi tercermin dalam UU No.1 tahun 1974
Peradilan Agama adalah biadang hukum tentang perkawinan, PP No.28 tahun 1977
keluarga (ahwal al-syakhsiyah). tentang Perwakafan, dan UU No.7 tahun
Berdasarkan kompetensinya, maka 1992 tentang Perbankan, di mana di
diperlukan hukum materil sebagai pedoman dalamnya diakui keberadaan Bank Islam.
bagi para hakim peradilan Agama dalam Formatisasi yang berupa hukum khusus
menjalankan tugasnya. Dalam menangani terlihat dalam Inpres No.1 tahun 1991
perkara, hakim peradilan Agama meng- tentang Kompilasi Hukum Islam, UU
gunakan kitab fikih klasik sebagai dasar No.17 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
putusannya. Kitab fikih yang digunakan Haji, dan UU No.38 tahun 1999 tentang
antara satu peradilan agama dengan Pengelolaan Zakat.
peradilan agama yang lain tidak sama. Hal
E. Hukum Islam pada Masa Reformasi
ini mengakibatkan adanya putusan yang
berbeda dalam masalah yang sama. Ketika masa reformasi menggantikan
Berdasarkan pertimbangan di atas, orde baru (tahun 1998), keinginan mem-
dikeluarkanlah keputusan bersama Ketua positifkan hukum Islam sangat kuat.
Mahkamah Agung dan Menteri Agama Perkembangan hukum Islam pada masa ini
tanggal 21 Maret 1985 No.07/KMA/1985 mengalami kemajuan. Secara riil hukum
dan No.25/1985 tentang penunjukan Islam mulai teraktualisasikan dalam kehidu-
pelaksanaan pengembangan hukum Islam.23 pan sosial. Wilayah cakupannya menjadi
Proyek ini dikenal dengan Kompilasi sangat luas, tidak hanya dalam masalah
Hukum Islam di Indonesia. Pelaksanaannya hukum perdata tetapi masuk dalam ranah
dilakukan melalui empat jalur, yaitu jalur hukum publik. Hal ini dipengaruhi oleh
fikih, wawancara, jurisprudensi dan studi munculnya undang-undang tentang Oto-
komparatif ke negara-negara yang pen- nomi Daerah. Undang-undang otonomi
duduknya mayoritas Islam. Hal ini daerah di Indonesia pada mulanya adalah
dimaksudkan untuk mengkaji kitab-kitab UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintah
fikih yang digunakan sebagai dasar putusan daerah, yang kemudian diamandemen
hakim dan menyesuaikannya dengan per- melalui UU No.31 tahun 2004 tentang
kembangan masyarakat Indonesia menuju otonomi daerah. Menurut ketentuan
hukum nasional. Format KHI terbagi ke Undang-undang ini, setiap daerah memiliki
dalam tiga buku. Buku satu berisi tentang kewenangan untuk mengatur wilayahnya
hukum perkawinan, buku dua tentang sendiri termasuk dalam bidang hukum.
hukum kewarisan dan buku tiga tentang Akibatnya bagi perkembangan hukum
hukum perwakafan. Islam adalah banyak daerah menerapkan
Pemberlakuan hukum Islam semakin hukum Islam. Meskipun hukum Islam tidak
menguat dan melebar ke berbagai bidang. berkembang lewat jalur struktural partai,
Dalam hal obat dan makanan diwajibkan namun hukum Islam pada era reformasi
memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan sebagai kelanjutan dari era sebelumnya
oleh Lembaga Pengkajian Produk Obat dan dapat berkembang pesat melalui jalur
Makanan (LPPOM) Majelis Ulama kultural. Hal itu terjadi sebagai konsekuensi
Indonesia. logis dari kemajuan kaum muslim di bidang
Berdasarkan deskripsi di atas, ekonomi dan pendidikan. 24 Perkembangan
formatisasi hukum Islam dalam hukum Islam pada era reformasi diikuti perkem-
nasional dapat berupa hukum umum yang bangan hukum Islam secara kultural.
berlaku nasional atau menjadi hukum Keadaan tersebut ditunjang oleh lahirnya
beberapa undang-undang sebagai hukum
23
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di
24
Indonesia (Cet. III; Jakarta: Akademika Pressindo, Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru,
2001), h. 33 (Yogyakarta; Tiara Wacana, 2001), h.17

Andi Haerawati, Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia 55


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
positif Islam, yaitu UU No. 7 Tahun 1989 tentang Keistimewaan Provinsi Nangroe
tentang Peradilan Agama diubah dengan Aceh Darussalam. Keistimewaan tersebut
UU No. 3 Tahun 2006 jo No. 50 Tahun meliputi empat hal, diantaranya ialah:
2009; UU No. 38 Tahun 1999 tentang a. Penerapan syari’at Islam diseluruh aspek
pengelolaan zakat; UU No. 17 Tahun 1999 kehidupan beragama,
tentang penyelenggaraan haji diubah b. Penggunaan kurikulum pendidikan ber-
dengan UU No. 13 Tahun 2008; dan UU dasarkan syari’at Islam tanpa meng-
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankkan abaikan kurikulum umum.
Syariah.25 c. Pemasukan unsur adat dalam sistem
Pada awal reformasi, kebijakan arah pemerintah desa, dan
dan tujuan bangsa Indonesia diatur dalam d. Pengakuan peran ulama dalam penetapan
GBHN tahun 1999. Dengan berlakunya kebijakan daerah.28
GBHN tahun 1999 ini, hukum Islam Fenomena pelaksanaan hukum
mempunyai kedudukan lebih besar dan Islam juga merambah daerah-daerah lain di
tegas lagi untuk berperan sebagai bahan Indonesia, meskipun polanya berbeda
baku hukum nasional. 26 Perkembangan dengan Aceh. Berdasarkan prinsip otonomi
hukum nasional pasca reformasi mencakup daerah, maka munculah perda-perda ber-
tiga elemen sumber hukum yang nuansa syari’at Islam di wilayah tingkat I
mempunyai kedudukan yang sama dan maupun tingkat II. Daerah-daerah tersebut
seimbang yaitu hukum adat, Barat dan antara lain: Provinsi Sumatera Barat Perda
Islam. Ketiganya berkompetisi bebas dan No. 11/2001 perihal Pemberantasan dan
demokratis, bukan pemaksaan.27 Pencegahan maksiat; Kota Solok Perda No.
Secara garis besar, pemberlakuan 10/2001 perihal Kewajiban membaca al-
hukum Islam di berbagai wilayah Indonesia Qur’an bagi siswa dan pengantin; Kota
dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu Padang Pariaman Perda No. 2/2004 perihal
penegakan sepenuhnya dan penegakan Pemberantasan dan Pencegahan maksiat;
sebagian. Penegakan hukum Islam sepenuh- Riau jenis Surat Gubernur No. 003.1/
nya dapat dilihat di provinsi Nangroe Aceh UM/08.01.2003 perihal Pembuatan papan
Darussalam. Penegakan model ini bersifat nama arab; Pangkal Pinang Perda No. 6
menyeluruh karena bukan hanya menetap- Tahun 2006 perihal Pengawasan dan
kan materi hukumnya, tetapi juga men- Pengendalian minuman beralkohol; Kab.
struktur lembaga penegak hukumnya. Bulukumba Perda No. 5/2003 perihal
Daerah lain yang sedang mempersiapkan pakaian busana muslimah bagi pegawai
adalah Sulawesi selatan (Makassar) yang instansi, toko dan pelajar dan masih banyak
sudah membentuk Komite Penegak Syari’at lagi.29
Islam (KPSI), dan kabupaten Garut yang Jika diperhatikan seluruh perda-perda
membentuk Lembaga Pengkajian, Penega- yang ada terlihat bahwa materi perda
kan, dan Penerapan Syari’at Islam syaria’at Islam tidak bersifat menyeluruh,
(LP3SyI). tetapi hanya menyangkut masalah-masalah
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam luar saja. Jika dikelompokkan berdasarkan
merupakan daerah terdepan dalam pelak- aturan yang tercantum dalam perda-perda
sanaan hukum Islam di Indonesia. Dasar
hukumnya adalah UU No.44 tahun 1999 28
Mohammad Sholihul Wafi, “Perkembangan
Hukum Islam di Indonesia”, https://mohamsholihul
25
Warkum Sumitro, Perkembangan Hukum wafi.blogspot.com/2013/01/Perkembangan-hukum-
Islam Di Tengah Kehidupan Sosial Politik Di islam-Indonesia-versi-makalah.html (17 Maret
Indonesia, (Malang; Banyumedia Publishing, 2005), 2014)
29
h. 223 Untuk lebih jelasnya lihat Fery
26
A. Qadri Azizy, Eklektisisme Hukum Ramadhansyah, “Hukum Islam di Era Reformasi
Nasional (Jogjakarta; Gama Media, 2002), h., h.169 (Positivisasi Syariat Islam dalam Hukum Nasional
27 Indonesia)” http://ulumsyareah.blogspot. com/2013/
A. Qadri Azizy, Eklektisisme Hukum 04/hukum-Islam-di-era-reformasi.html (20 Maret
Nasional, h. 172. 2014)

56 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


syari’at, maka isinya mencakup masalah: hukum Islam, sebagai konsekuensi
kesusilaan, pengelolaan Zakat, Infaq dan dipilihnya Pancasila sebagai Ideologi
Sadaqah, Penggunaan busana muslimah, negara. Formalisasi hukum Islam
pelarangan peredaran dan penjualan dilakukan dengan upaya mentransfor-
minuman keras, pelarangan pelacuran, dan masikan hukum Islam ke dalam aturan
sebagainya. perundang-undangan.
Penerapan perda-perda pun terkesan 5. Masa Reformasi
jalan di tempat, oleh karena kurangnya Masa reformasi yang penuh keterbukaan
perhatian dan kemauan masyarakat Islam turut diwarnai oleh tuntutan-tuntutan
untuk mengamalkannya ditambah dengan umat Islam yang ingin menegakkan
tidak adanya saksi hukum bagi yang syariat Islam. Perjuangan umat Islam
melanggarnya. dalam menerapkan hukum Islam telah
mengalami perkembangan pesat. Usaha
III. KESIMPULAN demi usaha terus digalakkan oleh seluruh
Perkembangan Hukum Islam di lapisan masyarakat hingga munculnya
Indonesia telah melalui lima masa dengan beberapa undang-undang dan perda-
berbagai teori, sebagai berikut: perda yang memuat nilai-nilai hukum
Islam. Seperti UU tentang Pengelolaan
1. Masa Pra Penjajahan Belanda Zakat, UU tentang Penyelenggaraan
Pelaksanaan hukum Islam berdasarkan Ibadah Haji, UU tentang Hukum Per-
teori kredo atau syahadat yang berupa bankan Syariah, begitu juga Perda
teori yang mengharuskan pelaksanaan Pemberantasan dan Pencegahan Maksiat,
hukum Islam oleh mereka yang telah Perda Kewajiban membaca al-Qur’an
mengucapkan dua kalimat syahadat bagi siswa dan pengantin, Perda
sebagai konsekuensi logis dari per- Pemberantasan pelacuran dan lain-lain.
nyataannya.
2. Masa Penjajahan Belanda DAFTAR PUSTAKA
Sejarah perkembangan hukum Islam
pada masa penjajahan Belanda terbagi A. Qadri Azizy, Eklektisisme Hukum
dalam dua teori, yaitu teori Receptio in Nasional (Jogjakarta; Gama
Complexu dan teori Receptie. Teori Media, 2002
Receptio in Complexu menyatakan Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di
bahwa penerimaan hukum Islam secara Indonesia. Cet. III; Jakarta: Akade-
menyeluruh oleh umat Islam, sedang mika Pressindo, 2001.
teori Receptie menyatakan bahwa hukum
yang berlaku bagi orang Islam adalah Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di
hukum Islam yang telah diresepsi oleh Indonesia, Edisi Revisi. Cet. I;
hukum adat. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
3. Masa Pendudukan Jepang 2013.
Pada masa pendudukan Jepang tidak ada Amad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia.
perubahan substantif terhadap peradilan Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Per-
hukum Islam dan hukum Islam. Jepang sada, 1995.
hanya mengubah nama lembaga
peradilan Islam dari Priesterrad menjadi Amir Syarifuddin, Pembaharuan Pemikiran
Sooryoo Hooin dan Pengadilan Banding dalam Hukum Islam. Cet. II;
dari Hof voor Islamietsche menjadi Padang: Angkasa Raya, 1993.
Kaikyoo Kootoo Hooin. Amrullah Ahmad dkk., Dimensi Hukum
4. Masa Kemedekaan Islam dalam Sistem Hukum
Kedudukan hukum Islam pada masa Nasional. Cet. I; Jakarta: Gema
kemerdekaan mengalami kemajuan yang Insani Press, 1996.
berarti dengan formalisasi terhadap

Andi Haerawati, Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia 57


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Munawir Sjadzali, “Landasan Pemikiran
Transformasi Pemikiran dan Politik HUkum Islam dalam
Praktek Politik Islam di Indonesia. Rangka Menentukan Peradilan
Jakarta: Paramadina, 1998. Agama di Indonesia”, dalam Tjun
Surjaman (ed.), Hukum Islam di
Fery Ramadhansyah, “Hukum Islam di Era
Indonesia, Pemikiran dan Praktek.
Reformasi (Positivisasi Syariat
Bandung: Rosda Karya, 1991.
Islam dalam Hukum Nasional
Indonesia)” http://ulumsyareah. Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam
blogspot. com/2013/04/hukum- dalam Konstitusi-Konstitusi
Islam-di-era-reformasi.html (20 Indonesia Jakarta: Pusat Studi
Maret 2014) Hukum Tata Negara UI, 2005.
Mohammad Sholihul Wafi, “Perkembangan Republik Indonesia, Undang-Undang No. 1
Hukum Islam di Indonesia”, Tahun 1974 tentang Perkawinan.
https://mohamsholihulwafi.blogsp Sajuti Thalib, Receptie A Contrario.
ot.com/2013/ 01/Perkembangan- Jakarta: Bina Aksara, 1982
hukum-islam-Indonesia-versi-
makalah.html (17 Maret 2014) Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru.
Yogyakarta; Tiara Wacana, 2001.
Muhammad Daud Ali, “Hukum Islam:
Peradilan Agama dan Masalahnya” Warkum Sumitro, Perkembangan Hukum
dalam Tjun Surjaman (ed.), Hukum Islam Di Tengah Kehidupan Sosial Politik
Islam di Indonesia, Pemikiran dan Di Indonesia. Malang; Banyumedia
Praktek. Bandung: Rosda Karya, Publishing, 2005.
1991.

58 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM Volume 3, Nomor 1, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai