Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI LAUT

“Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai”


Diampu oleh : Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS.

Disusun Oleh:

Febry Cici Fatmala Sari 175080501111039


Istianul Bahiyah 175080507111003

Kelompok 13 / B01

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
MALANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas
segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Biologi Laut “Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai” guna
melengkapi tugas.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, sehingga selesai sesuai
waktunya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 15 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i

BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................3

1.2 Rumusan masalah.............................................................................4

1.3 Tujuan.............................................................................................4

BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................................5

2.1 Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai.........................................5

2.1.1 Aktifitas Pariwista di Sekitar Pantai...............................................5

2.1.2 Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di Pesisir...................................7

2.1.3 Pengambilan pasir Pantai untuk Bangunan...................................7

2.1.4 Penggunaan Plastik, Kaleng, Pestisida, Bahan Bakar Untuk


Kebutuhan Aktivitas Manusia......................................................8

2.1.5 Ekploitasi Sumber Daya Alam yang Berlebihan..............................8

2.1.6 Kegiatan Manusia di Wilayah Pesisir yang Berdampak pada


Ekosistem Hutan Mangrove.........................................................9

2.1.7 Dampak yang Terjadi Akibat Degradasi Ekosistem Pantai............10

2.2 Mencegah Terjadinya Degradasi Ekositem Pantai.............................10

BAB 3. PENUTUP.........................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

ii
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perairan wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat


produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ekosistem yang
dinamik dan unik, karena pada wilayah ini terjadi pertemuan tiga kekuatan
yaitu yang berasal daratan, perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat
berwujud air dan sedimen yang terangkut sungai dan masuk ke perairan
pesisir, dan kekuatan dari batuan pembentuk tebing pantainya. Kekuatan dari
darat ini sangat beraneka. Sedang kekuatan yang berasal dari perairan dapat
berwujud tenaga gelombang, pasang surut dan arus, sedangkan yang berasal
dari udara berupa angin yang mengakibatkan gelombang dan arus sepanjang
pantai, suhu udara dan curah hujan.

Ekosistem pantai mempunyai berbagai sumber daya alam yang


berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu potensinya meliputi
keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang, padang lamun dan
mangrove. Jenis ekosistem ini merupakan habitat nursery ground bagi berbagai
macam spesies ikan karang (Epinephelus sp), gastropoda (Thrombus sp),
bivalvia (Anadara sp), dan kepiting bakau (Scylla serrata).

Secara umum, aktivitas masyarakat di wilayah pesisir pantai meliputi


aktivitas ekonomi berupa kegiatan perikanan yang memanfaatkan lahan darat,
lahan air, dan laut terbuka, kegiatan pariwisata dan rekreasi yang
memanfaatkan lahan darat, lahan air, dan objek di bawah air, kegiatan
transportasi laut yang memanfaatkan lahan darat dan alokasi ruang di laut
untuk jalur pelayaran, kolam pelabuhan dan lain-lain, kegiatan indutri yang
memanfaatkan lahan darat, kegiatan pertambangan yang memanfaatkan lahan
darat dan laut, kegiatan pembangkit energi yang menggunakan lahan darat dan
laut, kegiatan industri maritim yang memanfaatkan lahan darat dan laut,

4
pemukiman yang memanfaatkan lahan darat untuk perumahan dan fasilitas
pelayanan umum, dan kegiatan pertanian dan kehutanan yang memanfaatkan
lahan darat. Aktivitas ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan ketergantungannya terhadap kondisi
lingkungan dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Namun demikian,
setiap aktivitas dan perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan.

Perubahan dalam suatu ekosistem seringkali menyebabkan ekosistem


menjadi tidak stabil, yang kemudian seluruh aktivitas di dalam ekosistem
menjadi terganggu. Perubahan ekosistem seringkali disebut juga dengan
degradasi ekosistem. Terjadinya degradasi di dalam suatu ekosistem kemudian
dapat menyebabkan menurunnya fungsi ekosistem secara ekologis dan
ekonomis Salah satu penyebab menurunnya ekosistem yang paling signifikan
adalah manusia. Hal ini terjadi ketika manusia memanfaatkan sumber daya
alam untuk kesejahteraan mereka.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai


berikut:

1.2.1 Apa dampak dari aktifitas manusia di sekitar pantai ?

1.2.2 Bagaimana cara mencegah terjadinya degradasi ekosistem pantai?


1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

5
1.3.1 Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari aktifitas manusia di
sekitar pantai.

1.3.2 Dapat mengetahui cara pencegahan terjadinya degradasi ekosistem


pantai.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai
Kerusakan lingkungan di wilayah pantai atau pesisir Indonesia sampai
saat ini belum bisa ditanggulangi dengan optimal. Bahkan yang terjadi saat ini,
berbagai kerusakan lingkungan di wilayah pesisir semakin meluas. Penyebab
kerusakan lingkungan di wilayah pesisir tersebut lebih didominasi oleh
pencemaran minyak, sampah, dan lain-lain, abrasi pantai, kerusakan mangrove
dan terumbu karang. Dengan melihat penyebab kerusakan tersebut terlihat
bahwa aktivitas manusia lah yang menjadi penyebab utama kerusakan
lingkungan di wilayah pesisir dan laut. Padahal kalau dilihat dari dampak
kerusakan tersebut sebagai besar akan berdampak kepada aktivitas manusia
dan lingkungan, seperti rusaknya biota laut, terancamnya pemukiman nelayan,
terancamnya mata pencaharian nelayan dan sebagainya. Oleh sebab itu apabila
hal ini tidak secepatnya ditanggulangi dengan optimal maka dikhawatirkan
sumber daya pesisir dan laut akan semakin terdegradasi. Selain itu juga
aktivitas masyarakat pesisir akan semakin terancam.

6
2.1.1 Aktifitas Pariwista di Sekitar Pantai
Aktivitas pariwisata di wilayah pesisir juga dapat mempengaruhi keadaan
lingkungan wilayah pantai. Hal ini dikarenakan wilayah pesisir merupakan
wilayah yang rentan mengalami kerusakan akibat aktivitas pariwisata.
Pariwisata pesisir menjadi jenis pariwisata yang paling berkembang di berbagai
belahan dunia namun memiliki peluang dampak kerusakan lingkungan yang
lebih besar pula menyangkut berbagai atraksi dan destinasi yang mampu
mengubah karakteristik kepesisiran. Pariwisata hanya berprioritas pada
keuntungan secara ekonomi bukan lingkungan sehingga perlu ada pembinaan
terhadap masyarakat lokal tentang bagaimana mengelola wisata agar
berkelanjutan terhadap lingkungan. Ini menunjukkan bahwa aktivitas pariwisata
dan lingkungan saling terkait karena melibatkan banyak aktivitas wisata yang
akan berdampak pada lingkungan, ekonomi, fisik, dan sosial. Kurangnya
pengelolaan wilayah pesisir, penggunaan sumber daya yang tidak tepat,
kurangnya standar lingkungan, dan kurangnya keseimbangan antara aktivitas
wisata dengan ruang fisik menyebabkan kerusakan wilayah pesisir akibat
aktivitas wisata semakin parah. Hal ini akan berdampak pada kondisi
perekonomian masyarakat yang menggantungkan pada sumber daya pesisir
serta keberlanjutan wilayah pesisir.
Sebagai contoh di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Keberadaan Pantai Kuwaru menjadi
sumber mata pencaharian lain bagi para nelayan di dusun nelayan sekitarnya.
Pantai Kuwaru memiliki potensi alam berupa cemara udang yang tidak terdapat
di pantai-pantai lainnya, perilaku masyarakat pesisir sekitar Pantai Kuwaru,
seperti menebang pohon cemara udang untuk membuat tambak, menyebabkan
kerusakan lingkungan Pantai Kuwaru. Selain berdampak negatif pada
lingkungan, hal ini juga berdampak pada sosial terkait dengan hilangnya mata
pencaharian penduduk dan ekonomi, seperti menurunnya pendapatan karena
secara tidak langsung akan berdampak pada menurunnya kunjungan
wisatawan di Pantai Kuwaru. Padahal, potensi yang dimiliki oleh Pantai Kuwaru

7
patut dilestarikan dan dikembangkan, baik oleh masyarakat setempat maupun
pemerintah.

Kondisi Pohon Cemara Udang di Pantai Kuwaru


(a) Sebelum penebangan (b) Setelah penebangan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat di pantai
merupakan konsekuensi dari kegiatan penebangan pohon di kawasan pesisir
hingga akhirnya berdampak pada kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi.
Secara konseptual, perubahan-perubahan yang terjadi merupakan akibat
munculnya karena proses akulturasi antara perilaku masyarakat sekitar Pantai
Kuwaru dengan perilaku luar dari masyarakat Pantai Kuwaru. Dalam proses
inilah terjadi saling mempengaruhi antara budaya masyarakat sekitar objek
wisata dengan budaya wisatawan.

2.1.2 Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di Pesisir


Eksploitasi minyak dan gas bumi lepas pantai di pesisir timur
Kalimantan, banyak hasil limbah dari eksploitasi ini yang dibuang kembali ke
laut. Limbah material berbutir halus tersebut akan terapung dalam suspensi
sedimen dalam waktu sangat lama sehingga mengakibatkan pencemaran
terhadap kejernihan air laut. Hal ini dapat mempengaruhi habitat biota laut dan
potensi pariwisata.

8
Eksploitasi minyak dan gas bumi lepas pantai di pesisir timur Kalimantan

2.1.3 Pengambilan pasir Pantai untuk Bangunan


Pengambilan pasir pantai dan laut untuk keperluan konstruksi dari
daerah pasang surut dan daerah pesisir lainnya pernah dilakukan dalam skala
besar. Bahan bangunan utama yang diambil dari daerah pantai ialah pasir dan
karang. Batu karang mati dan karang hidup di tambang dari terumbu karang
untuk pembuatan kapur, untuk batu bangunan atau konstruksi jalan. Karang
yang dipilih untuk ditambang ialah yang besar dan bulat, yang tumbuh dengan
kecepatan sekitar satu meter dalam seratus tahun. Karena itu dengan cara
pengambilan dan rehabilitasi ini, karang tidak dapat dianggap sebagai sumber
daya yang dapat diperbaharui. Kegiatan tersebut saat ini sangat dilarang karena
merusak kelestarian lingkungan. Hal ini juga dapat mempengaruhi pergerakan
arus karena adanya perubahan morfologi dasar laut. Bukit pasir di daerah pesisir
perlu mendapat perlindungan karena bersifat rawan terhadap pergerakan arus
laut.

Konstruksi kawasan pasang surut dan daerah pesisir

9
2.1.4 Penggunaan Plastik, Kaleng, Pestisida, Bahan Bakar Untuk
Kebutuhan Aktivitas Manusia
Sumber utama pencemaran pesisir terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu
kegiatan industri (pertambangan timah dan minyak, angkutan laut dan
pariwisata bahari), kegiatan rumah tangga, dan kegiatan pertanian. Sementara
itu bahan utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketiga sumber
tersebut berupa sedimen, unsur hara, pestisida, organisme patogen dan
sampah. Jika dianalisis secara mendalam, dapat disimpulkan bahwa kawasan-
kawasan yang termasuk kategori tingkat pencemaran yang tinggi merupakan
kawasan-kawasan pesisir yang padat penduduk, kawasan industri dan juga
pertanian. Dalam menguraikan limbah-limbah tersebut dalam air laut
memerlukan waktu yang cukup lama. Misalnya untuk menguraikan limbah botol
plastik di air laut diperlukan waktu sekitar 450 tahun dan kertas bekas karcis
diperlukan waktu sekitar 2 – 4 minggu. Dengan Demikian maka seandainya
setiap hari laut suplai berbagai sampah kelestarian laut akan semakin terancam.
Karena sampah-sampah tersebut memerlukan waktu lama untuk dapat
diuraikan kembali dalam air laut.

2.1.5 Ekploitasi Sumber Daya Alam yang Berlebihan


Nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang berlimpah,
banyak yang menggunakan bahan peledak dan alat tangkap yang merusak
sehingga menyebabkan kelangkaan atau kerusakan habitat yang ada. Pada
umumnya, kerusakan terumbu karang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan
perikanan yang bersifat destruktif, yaitu penggunaan bahanbahan peledak,
bahan beracun (cyanida), dan juga aktivitas penambangan karang untuk bahan
bangunan, reklamasi pantai, kegiatan pariwisata yang kurang bertanggung
jawab, dan sedimentasi akibat meningkatnya erosi dan lahan atas..
Berdasarkan persen tutupan karang hidup dilaporkan bahwa kondisi terumbu
karang di wilayah perairan Indonesia adalah 39% rusak, 34% agak rusak, 22%
baik dan hanya 5% yang sangat bagus.

10
2.1.6 Kegiatan Manusia di Wilayah Pesisir yang Berdampak pada
Ekosistem Hutan Mangrove
1. Tebang habis tumbuhan mangrove
Terjadinya perubahan komposisi tumbuhan, yaitu pohon mangrove akan
digantikan oleh spesies yang nilai komersialnya rendah dan hutan mangrove
yang ditebang habis tidak lagi berfungsi sebagai daerah mencari makanan dan
daerah pengasuhan yang optimal pada berbagai macam ikan dan udang.
2. Pembuangan sampah cair (sewage)
Pembungan sampah cair mengakibatkan terjadinya penurunan
kandungan oksigen terlarut dalam air, bahkan dapat terjadi keadaan anoksik
dalam air sehingga bahan organik yang terdapat dalam sampah cair mengalami
dekomposisi anaerobik yang antara lain menghasilkan hidrogen sulfida dan
amonia yang keduanya merupakan racun bagi organisme hewani dalam air.
3. Penambangan dan ekstra mineral
Penambangan dan ekstra mineral mengakibatkan terjadinya kerusakan
total ekosistem hutan mangrove dilokasi penambangan dan ekstra mineral yang
dapat mengakibatkan musnahnya daerah asuhan bagi larva dan bentuk-bentuk
juvenile ikan dan udang yang komersil penting di lepas pantai, dan dengan
demikian mengancam regenerasi ikan dan udang tersebut.
4. Konversi menjadi lahan pertanian dan perikanan
Konversi menjadi lahan pertanian dan perikanan mengakibatkan
terjadinya pencemaran laut oleh bahanbahan pencemar yang sebelum hutan
mangrove dikonversi dapat diikat oleh substrat hutan mangrove, mengancam
regenerasi stok-stok ikan dan udang di perairan pertanian, perikanan, lepas
pantai yang memerlukan hutan mangrove sebagai nusery ground larva dan
stadium muda ikan dan udang, pendangkalan perairan pantai karena
pengendapan sedimen yang sebelum hutan mangrove dikonversi mengendap di
hutan mangrove, intrusi garam melalui saluran-saluran buatan manusia yang
bermuara di laut, dan erosi garis pantai yang sebelumnya ditumbuhi mangrove.

11
2.1.7 Dampak yang Terjadi Akibat Degradasi Ekosistem Pantai
Konsekuensi yang akan ditimbulkan akibat terjadinya aktivitas manusia
untuk mengeksploitasi dan mengonversi habis daerah pesisirnya. Yaitu
hilangnya dan terkikisnya pulau-pulau kecil di Indonesia.. Namun yang paling
penting adalah mencegah hilangnya dan punahnya ekosistem dan habitat
mangrove dan pesisir, hilang dan punahnya keanekragaman hayati baik flora
maupun fauna baik di darat maupun di perairan. Dampak yang terjadi akibat
degradasi ekosistem pantai yaitu terjadi abrasi pantai, pencemaran pantai,
kerusakan mangrove , kematian Sumber daya Hayati dan terumbu karang.

2.2 Mencegah Terjadinya Degradasi Ekositem Pantai


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem
pantai, ekosistem pulau dan ekosistem mangrove yaitu : (1) dibangun suatu
konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), memiliki visi ke
depan (future time), terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, dan
pelibatan masyarakat (2) membangun Kawasan hutan lindung, yaitu kawasan
hutan yang ditetapkan fungsinya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai bersejarah,
budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan (3) Melakukan
Kegiatan rehabilitasi hutan harus memperhatikan pola adaptasi tanaman,
kesesuaian lahan dan lingkungan, sebaiknya jenis-jenis endemik setempat,
serta disukai dan memberikan tambahan ekonomi bagi masyarakat, (4) Perlu
dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem yang dapat mengurangi tekanan
masyarakat terhadap hutan mangrove diantaranya dilakukan pengalihan mata
pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih
mencari kayu mangrove untuk dijual. Untuk mengatasi hal ini maka perlu
dilakukan upaya peningkatan potensi ikan di kawasan hutan mangrove yaitu
dengan melakukan penanaman mangrove sehingga mangrove dapat menjadi
nursery ground dan fishery ground. Dalam jangka panjang hal ini dapat
mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove (5) adanya political

12
will untuk Mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga
keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau.

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan makalah diatas yaitu sebagai
berikut:

 Perairan wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat


produktif di perairan laut. Salah satu potensinya meliputi

13
keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang, padang lamun dan
mangrove.
 Aktivitas masyarakat di wilayah pesisir pantai meliputi aktivitas ekonomi
seperti kegiatan perikanan, kegiatan transportasi laut, kegiatan indutri,
kegiatan pertambangan, kegiatan pembangkit energi, kegiatan industri
maritim, pemukiman ,fasilitas pelayanan umum, kegiatan pertanian,
kehutanan, kegiatan pariwisata dan rekreasi. Aktivitas ekonomi yang
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan ketergantungannya terhadap kondisi lingkungan dan sumber
daya alam yang ada di sekitarnya. Namun demikian, setiap aktivitas dan
perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan. Perubahan dalam
suatu ekosistem seringkali menyebabkan ekosistem menjadi tidak stabil,
yang kemudian seluruh aktivitas di dalam ekosistem menjadi terganggu.
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem
pantai, ekosistem pulau dan ekosistem mangrove yaitu : (1) dibangun
suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), (2)
membangun Kawasan hutan lindung, (3) Melakukan Kegiatan rehabilitasi
hutan, (4) Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem yang
dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove.

3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang kami tulis, saran untuk selanjutnya adalah
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah dengan berdasarkan
sumber-sumber yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Astjario, P. dan D. Kusnida. Tinjauan Aspek-Aspek Pembangunan Yang
Mempengaruhi Dampak Lingkungan Kawasan Pesisir Dan Laut
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN. 9 (1) : 53-64.

14
Eryani, I.G.A.P. 2015. Upaya Pengelolaan Lingkungan Pantai Kedungu Dan
Muara Sungai Di Kabupaten Tabanan. PADURAKSA. 4 (1): 48-56.
Hartati dan L. Harudu. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Kerusakan Ekosistem
Hutan Mangrove Akibat Aktivitas Manusia Di Kelurahan Lowu-
Lowu Kecamatan Lea-Lea Kota Bau bau. Jurnal Penelitian
Pendidikan Geografi. 1 (1) : 30-45.
Pinto, Z. 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan
Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi
DIY). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan. 3 (3) :163-174.
Vatria, B. 2010. Berbagai Kegiatan Manusia Yang Dapat Menyebabkan
Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak Yang
Ditimbulkannya. Jurnal Belian. 9 (1): 47 – 54.

15

Anda mungkin juga menyukai