Disusun Oleh:
Kelompok 13 / B01
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
MALANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas
segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Biologi Laut “Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai” guna
melengkapi tugas.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, sehingga selesai sesuai
waktunya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................4
BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................................5
BAB 3. PENUTUP.........................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
ii
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
pemukiman yang memanfaatkan lahan darat untuk perumahan dan fasilitas
pelayanan umum, dan kegiatan pertanian dan kehutanan yang memanfaatkan
lahan darat. Aktivitas ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan ketergantungannya terhadap kondisi
lingkungan dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Namun demikian,
setiap aktivitas dan perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan.
5
1.3.1 Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari aktifitas manusia di
sekitar pantai.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Dampak Aktifitas Manusia di Sekitar Pantai
Kerusakan lingkungan di wilayah pantai atau pesisir Indonesia sampai
saat ini belum bisa ditanggulangi dengan optimal. Bahkan yang terjadi saat ini,
berbagai kerusakan lingkungan di wilayah pesisir semakin meluas. Penyebab
kerusakan lingkungan di wilayah pesisir tersebut lebih didominasi oleh
pencemaran minyak, sampah, dan lain-lain, abrasi pantai, kerusakan mangrove
dan terumbu karang. Dengan melihat penyebab kerusakan tersebut terlihat
bahwa aktivitas manusia lah yang menjadi penyebab utama kerusakan
lingkungan di wilayah pesisir dan laut. Padahal kalau dilihat dari dampak
kerusakan tersebut sebagai besar akan berdampak kepada aktivitas manusia
dan lingkungan, seperti rusaknya biota laut, terancamnya pemukiman nelayan,
terancamnya mata pencaharian nelayan dan sebagainya. Oleh sebab itu apabila
hal ini tidak secepatnya ditanggulangi dengan optimal maka dikhawatirkan
sumber daya pesisir dan laut akan semakin terdegradasi. Selain itu juga
aktivitas masyarakat pesisir akan semakin terancam.
6
2.1.1 Aktifitas Pariwista di Sekitar Pantai
Aktivitas pariwisata di wilayah pesisir juga dapat mempengaruhi keadaan
lingkungan wilayah pantai. Hal ini dikarenakan wilayah pesisir merupakan
wilayah yang rentan mengalami kerusakan akibat aktivitas pariwisata.
Pariwisata pesisir menjadi jenis pariwisata yang paling berkembang di berbagai
belahan dunia namun memiliki peluang dampak kerusakan lingkungan yang
lebih besar pula menyangkut berbagai atraksi dan destinasi yang mampu
mengubah karakteristik kepesisiran. Pariwisata hanya berprioritas pada
keuntungan secara ekonomi bukan lingkungan sehingga perlu ada pembinaan
terhadap masyarakat lokal tentang bagaimana mengelola wisata agar
berkelanjutan terhadap lingkungan. Ini menunjukkan bahwa aktivitas pariwisata
dan lingkungan saling terkait karena melibatkan banyak aktivitas wisata yang
akan berdampak pada lingkungan, ekonomi, fisik, dan sosial. Kurangnya
pengelolaan wilayah pesisir, penggunaan sumber daya yang tidak tepat,
kurangnya standar lingkungan, dan kurangnya keseimbangan antara aktivitas
wisata dengan ruang fisik menyebabkan kerusakan wilayah pesisir akibat
aktivitas wisata semakin parah. Hal ini akan berdampak pada kondisi
perekonomian masyarakat yang menggantungkan pada sumber daya pesisir
serta keberlanjutan wilayah pesisir.
Sebagai contoh di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan
Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Keberadaan Pantai Kuwaru menjadi
sumber mata pencaharian lain bagi para nelayan di dusun nelayan sekitarnya.
Pantai Kuwaru memiliki potensi alam berupa cemara udang yang tidak terdapat
di pantai-pantai lainnya, perilaku masyarakat pesisir sekitar Pantai Kuwaru,
seperti menebang pohon cemara udang untuk membuat tambak, menyebabkan
kerusakan lingkungan Pantai Kuwaru. Selain berdampak negatif pada
lingkungan, hal ini juga berdampak pada sosial terkait dengan hilangnya mata
pencaharian penduduk dan ekonomi, seperti menurunnya pendapatan karena
secara tidak langsung akan berdampak pada menurunnya kunjungan
wisatawan di Pantai Kuwaru. Padahal, potensi yang dimiliki oleh Pantai Kuwaru
7
patut dilestarikan dan dikembangkan, baik oleh masyarakat setempat maupun
pemerintah.
8
Eksploitasi minyak dan gas bumi lepas pantai di pesisir timur Kalimantan
9
2.1.4 Penggunaan Plastik, Kaleng, Pestisida, Bahan Bakar Untuk
Kebutuhan Aktivitas Manusia
Sumber utama pencemaran pesisir terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu
kegiatan industri (pertambangan timah dan minyak, angkutan laut dan
pariwisata bahari), kegiatan rumah tangga, dan kegiatan pertanian. Sementara
itu bahan utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketiga sumber
tersebut berupa sedimen, unsur hara, pestisida, organisme patogen dan
sampah. Jika dianalisis secara mendalam, dapat disimpulkan bahwa kawasan-
kawasan yang termasuk kategori tingkat pencemaran yang tinggi merupakan
kawasan-kawasan pesisir yang padat penduduk, kawasan industri dan juga
pertanian. Dalam menguraikan limbah-limbah tersebut dalam air laut
memerlukan waktu yang cukup lama. Misalnya untuk menguraikan limbah botol
plastik di air laut diperlukan waktu sekitar 450 tahun dan kertas bekas karcis
diperlukan waktu sekitar 2 – 4 minggu. Dengan Demikian maka seandainya
setiap hari laut suplai berbagai sampah kelestarian laut akan semakin terancam.
Karena sampah-sampah tersebut memerlukan waktu lama untuk dapat
diuraikan kembali dalam air laut.
10
2.1.6 Kegiatan Manusia di Wilayah Pesisir yang Berdampak pada
Ekosistem Hutan Mangrove
1. Tebang habis tumbuhan mangrove
Terjadinya perubahan komposisi tumbuhan, yaitu pohon mangrove akan
digantikan oleh spesies yang nilai komersialnya rendah dan hutan mangrove
yang ditebang habis tidak lagi berfungsi sebagai daerah mencari makanan dan
daerah pengasuhan yang optimal pada berbagai macam ikan dan udang.
2. Pembuangan sampah cair (sewage)
Pembungan sampah cair mengakibatkan terjadinya penurunan
kandungan oksigen terlarut dalam air, bahkan dapat terjadi keadaan anoksik
dalam air sehingga bahan organik yang terdapat dalam sampah cair mengalami
dekomposisi anaerobik yang antara lain menghasilkan hidrogen sulfida dan
amonia yang keduanya merupakan racun bagi organisme hewani dalam air.
3. Penambangan dan ekstra mineral
Penambangan dan ekstra mineral mengakibatkan terjadinya kerusakan
total ekosistem hutan mangrove dilokasi penambangan dan ekstra mineral yang
dapat mengakibatkan musnahnya daerah asuhan bagi larva dan bentuk-bentuk
juvenile ikan dan udang yang komersil penting di lepas pantai, dan dengan
demikian mengancam regenerasi ikan dan udang tersebut.
4. Konversi menjadi lahan pertanian dan perikanan
Konversi menjadi lahan pertanian dan perikanan mengakibatkan
terjadinya pencemaran laut oleh bahanbahan pencemar yang sebelum hutan
mangrove dikonversi dapat diikat oleh substrat hutan mangrove, mengancam
regenerasi stok-stok ikan dan udang di perairan pertanian, perikanan, lepas
pantai yang memerlukan hutan mangrove sebagai nusery ground larva dan
stadium muda ikan dan udang, pendangkalan perairan pantai karena
pengendapan sedimen yang sebelum hutan mangrove dikonversi mengendap di
hutan mangrove, intrusi garam melalui saluran-saluran buatan manusia yang
bermuara di laut, dan erosi garis pantai yang sebelumnya ditumbuhi mangrove.
11
2.1.7 Dampak yang Terjadi Akibat Degradasi Ekosistem Pantai
Konsekuensi yang akan ditimbulkan akibat terjadinya aktivitas manusia
untuk mengeksploitasi dan mengonversi habis daerah pesisirnya. Yaitu
hilangnya dan terkikisnya pulau-pulau kecil di Indonesia.. Namun yang paling
penting adalah mencegah hilangnya dan punahnya ekosistem dan habitat
mangrove dan pesisir, hilang dan punahnya keanekragaman hayati baik flora
maupun fauna baik di darat maupun di perairan. Dampak yang terjadi akibat
degradasi ekosistem pantai yaitu terjadi abrasi pantai, pencemaran pantai,
kerusakan mangrove , kematian Sumber daya Hayati dan terumbu karang.
12
will untuk Mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga
keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan makalah diatas yaitu sebagai
berikut:
13
keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang, padang lamun dan
mangrove.
Aktivitas masyarakat di wilayah pesisir pantai meliputi aktivitas ekonomi
seperti kegiatan perikanan, kegiatan transportasi laut, kegiatan indutri,
kegiatan pertambangan, kegiatan pembangkit energi, kegiatan industri
maritim, pemukiman ,fasilitas pelayanan umum, kegiatan pertanian,
kehutanan, kegiatan pariwisata dan rekreasi. Aktivitas ekonomi yang
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan ketergantungannya terhadap kondisi lingkungan dan sumber
daya alam yang ada di sekitarnya. Namun demikian, setiap aktivitas dan
perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan. Perubahan dalam
suatu ekosistem seringkali menyebabkan ekosistem menjadi tidak stabil,
yang kemudian seluruh aktivitas di dalam ekosistem menjadi terganggu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem
pantai, ekosistem pulau dan ekosistem mangrove yaitu : (1) dibangun
suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), (2)
membangun Kawasan hutan lindung, (3) Melakukan Kegiatan rehabilitasi
hutan, (4) Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem yang
dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang kami tulis, saran untuk selanjutnya adalah
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah dengan berdasarkan
sumber-sumber yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Astjario, P. dan D. Kusnida. Tinjauan Aspek-Aspek Pembangunan Yang
Mempengaruhi Dampak Lingkungan Kawasan Pesisir Dan Laut
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN. 9 (1) : 53-64.
14
Eryani, I.G.A.P. 2015. Upaya Pengelolaan Lingkungan Pantai Kedungu Dan
Muara Sungai Di Kabupaten Tabanan. PADURAKSA. 4 (1): 48-56.
Hartati dan L. Harudu. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Kerusakan Ekosistem
Hutan Mangrove Akibat Aktivitas Manusia Di Kelurahan Lowu-
Lowu Kecamatan Lea-Lea Kota Bau bau. Jurnal Penelitian
Pendidikan Geografi. 1 (1) : 30-45.
Pinto, Z. 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan
Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi
DIY). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan. 3 (3) :163-174.
Vatria, B. 2010. Berbagai Kegiatan Manusia Yang Dapat Menyebabkan
Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak Yang
Ditimbulkannya. Jurnal Belian. 9 (1): 47 – 54.
15