Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UTS

MATAKULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


ANALISIS ANGGARAN DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2018

Disusun Oleh:
Nama : Dina Oktarina
Nim : 2017017011
Kelas : 6A 01

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Kabupaten Kebumen


A. Letak Geografis

Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di bagian selatan


Provinsi Jawa Tengah, yang secara geografis terletak diantara 7o27’ – 7o50’
lintang selatan dan 109o22’ – 109o50’ bujur timur. Wilayah Kabupaten Kebumen
berbatasan langsung atau memiliki wilayah pantai dan pegunungan, sehingga
ketinggiannya berkisar antara 0 – 997,5 meter di atas permukaan laut, dengan
batas-batas:

Sebelah utara : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo

Sebelah timur : Kabupaten Purworejo

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Sebelah barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas

Luas wilayah Kabupaten Kebumen adalah 128.111,50 hektar yang terbagi dalam
26 kecamatan, terdiri dari 449 desa dan 11 kelurahan.

Kabupaten Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan dengan luas


wilayah sebesar 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan kondisi beberapa
wilayah merupakan daerah pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar
merupakan dataran rendah.

B. Demografi
1) Penduduk

Secara agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2017 tercatat


1.192.007 jiwa, tumbuh sebesar 0,29% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 323.610 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa
per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen
sebesar 930 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah
terpadat penduduknya dengan 2.896 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang
merupakan daerah penduduknya dengan 336 jiwa/km². Jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 593.468 jiwa dan perempuan sebanyak 598.539 jiwa dengan sex
rasio sebesar 99.
C. Kebijakan Pembangunan
1) Visi
Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kebumen adalah “Bersama
Menuju Masyarakat Kebumen yang Sejahtera, Unggul, Berdaya, Agamis dan
Berkelanjutan”. Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan
sebagai berikut: Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kebumen
adalah “Bersama Menuju Masyarakat Kebumen yang Sejahtera, Unggul,
Berdaya, Agamis dan Berkelanjutan”.

2) Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap


memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan,
serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 6 (enam)
misi sebagai berikut:

a. Membangun sumberdaya manusia yang memiliki wawasan luas, tanggu


serta berkemajuan melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;
b. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan sosial masyarakat dengan
melakukan pemerataan dan penyeimbangan pembangunan secara
berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, sosial, politik dan
budaya serta melakukan pembangunan yang bukan terfokus hanya pada
aspek fisik saja tetapi juga aspek non fisik berupa pengembangan potensi
intelektual, rohaniah, intuisi, kata hati, akal sehat, fitrah dan yang bersifat
batin lainnya dalam bingkai kebersamaan dan sinergitas antar elemen
masyarakat;
c. Mengembangkan kemandirian perekonomian daerah yang bertumpu pada
pengembangan potensi lokal unggulan melalui sinergi fungsi-fungsi
pertanian, industri, pariwisata dan sektor lainnya, dengan penekanan pada
peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja serta
berwawasan lingkungan;
d. Meningkatkan perekonomian daerah yang memiliki daya saing tinggi
berbasis pertanian, industri, perikanan, pariwisata dan budaya melalui
proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan;
e. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik, meningkatkan
nilai kualitas pendidikan serta membuka akses kesehatan yang maksimal
dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat; dan
f. Memperkuat sekaligus meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang
baik dan bersih serta mampu menciptakan iklim pelayanan publik yang
maksimal (Good and Clean Government) dengan jalan menciptakan
kualitas pelayanan publik, sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintah daerah yang bersih, efisien, efektif, profesional, transparan
dan akuntabel, yang didukung dengan sistem pengawasan yang efektif
guna menekan perilaku korupsi, kolusi serta meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan pendalaman agama.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1 Prinsip-Prinsip penggaran sektor publik yang baik

2.1.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik

Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam


bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam
bentuk yang paling sederhana, Anggaran Publik merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai
apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang. Setiap anggaran
memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa
periode yang akan datang.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan susatu


rencana finansial yang menyatakan:

1. Beberapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja) dan

2. Beberapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai


rencana tersebut (pendapatan)

2.1.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)


Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, beberapa biaya yang dibutuhkan, dan
beberapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas
pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik
tersebut dapat diketahui arah kebikan fiskal pemerintah, sehingga dapat
dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat
digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan kegiatan
ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik (Political Tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran
merupakan dokumen politik sebgai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Cordination and
Communication Tool.
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat kordinasi antar bagian dalam pemerintah.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsestensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar
unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja
manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang
efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sabagai alat untuk memotivasi manajer dan
stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai
target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (Public Sphere)

Anggran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi
kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik

1. Otoritas oleh Legislative: Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari


legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran
tersebut.

2. Komprehensif: Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan


pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada
dasarnya menyalahi prinsip anggaran yg bersifat komprehensif.

3. Keutuhan Anggaran: Semua pendapatan dan belanja pemerintah harus


terhimpun dalam dana umum (general fund).

4. Nondiscretionary Appropriation: Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif


harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

5. Periodik: Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat


tahunan maupun multi-tahunan

6. Akurat: Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang


tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong
pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculya
underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas: Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami oleh masyarakat dan


tidak membingungkan masyarakat yang membacanya.
8. Diketahui Publik: Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.2 Penerapan Praktik penganggaran pemerintah kabupaten kubumen

2.2.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

tujuan pembangunan daerah yang tertuang dalam visi dan misi


Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk mendukung pencapaian tujuan
agenda pembangunan nasional yaitu mewujudkan Indonesia yang aman
dan damai, mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan pencapaian kerangka ekonomi
makro dan pembiayaan pembangunan nasional. Hal tersebut untuk
menciptakan kembali itikad dan semangat yang positif dalam mewujudkan
dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
menjadi instrumen untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama
mendukung penyelenggaraan pemerintah daerah secara rasional, obyektif
dan adil.

Pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Kebumen


diukur dari realisasi atas Anggaran yang telah disepakati dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 20 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran
2018 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Kebumen Nomor 10 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2018.

a. Pendapatan Daerah

Estimasi Pendapatan Daerah didasarkan pada potensi dan perhitungan


secara riil atas Pendapatan Daerah baik Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah
untuk komponen Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan untuk Dana Perimbangan
seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus mengacu pada pagu
definitif. Secara umum dari pendapatan yang ditargetkan sebesar
Rp2.651.961.029.000,00 pencapaian di Tahun Anggaran 2018 sebesar 99,54%
dengan realisasi sebesar Rp2.639.814.864.397,90. Apabila dengan pencapaian
tahun 2017 yang sebesar Rp2.713.113.397.677,00. maka terjadi penurunan
sebesar 2,70%. Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018
adalah sebagai berikut.

Tabel Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih/Kurang (RP) (%)


1. Pendapatan 2.651.961.029.000,00 2.639.814.864.397,90 (12.146.164.602,10) 99,
54

Pendapatan Daerah tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel Anggaran dan Realisasi Rincian Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih/Kurang (Rp) (%)

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 364.092.341.000,00 352.047.092.281,90 (12.045.248.718,10) 96,69

a. Pajak Daerah 90.126.000.000,00 96.775.593.102,00 6.649.593.102,00 107,38

b. Retribusi Daerah 48.378.072.000,00 37.339.858.915,00 (11.038.213.085,00) 77,18

c. Hasil pengelolaan kekayaan yang 9.629.329.000,00 9.734.494.832,00 105.165.832,00 101,09

Dipisahkan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 215.958.940.000,00 208.197.145.432,90 (7.761.794.567,10) 96,41

yang Sah

2. PENDAPATAN TRANSFER 2.166.098.688.000,00 2.161.177.552.652,00 (4.921.135.348,00) 99,77

Pendapatan Transfer Pemerintah 1.664.856.587.000,00 1.654.135.303.906,00 (10.721.283.094,00) 99,36

Pusat
No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih/Kurang (Rp) (%)

a. Bagi Hasil Pajak 33.478.577.000,00 28.209.494.743,00 (5.269.082.257,00) 84,26

Bagi Hasil Bukan Pajak/


b. Sumber 1.791.756.000,00 1.417.931.636,00 (373.824.364,00) 79,14

Daya Alam

c. Dana Alokasi Umum (DAU) 1.234.003.169.000,00 1.234.003.169.000,00 0,00 100,00

d. DAK Bidang Penddikan 13.172.216.000,00 9.220.551.200,00 (3.951.664.800,00) 70,00

DAK Bidang Kesehatan dan


e. KB 15.534.934.000,00 14.264.513.426,00 (1.270.420.574,00) 91,82

f. DAK Bidang Perumahan, Air 16.614.820.000,00 15.499.070.000 (1.115.750.000,00) 93,28

Minum dan sanitasi

DAK Bidang Kedaulatan


g. Pangan 3.499.297.000,00 3.499.297.000,00 0,00 100,00

h. DAK Bidang kelautan dan 1.258.643.000,00 1.109.894.000,00 (148.749.000,00) 88,18

Perikanan

DAK Bidang Lingkungan


i. hidup 834.356.000,00 832.327.000,00 (2.029.000,00) 99,76

dan Kehutanan

j. DAK Bidang Sarana Prasarana 4.537.419.000,00 4.115.198.000,00 (422.221.000,00) 90,69

Perdagangan

k. DAK Bidang Sarana dan 18.237.316.000,00 16.769.609.000,00 (1.467.707.000,00) 91,95

Prasarana Penunjang

l. DAK Affirmasi 3.910.210.000,00 3.128.657.000,00 (781.553.000,00) 80,01

m. DAK Non Fisik 307.530.804.000,00 312.272.521.901,00 4.741.717.901,00 101,54

n. DAK Tambahan 0,00 0,00 0,00 0,00

o. DAK Bidang Perumahan dan 10.453.070.000,00 9.793.070.000,00 (660.000.000,00) 93,69

Permukiman
Pendapatan transfer Pemerintah 350.691.179.000,00 350.023.637.000,00 (667.542.000,00) 99,81

Pusat – Lainnya

Dana Penyesuaian 350.691.179.000,00 350.023.637.000,00 (667.542.000,00) 99,81

Pendapatan transfer Pemerintah 125.676.172.000,00 133.143.854.746,00 7.467.682.746,00 105,94

Daerah Lainnya

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 125.676.172.000,00 133.143.854.746,00 7.467.682.746,00 105,94

Bantuan Keuangan 24.874.750.000,00 23.874.757.000,00 (999.993.000,00) 95,98

Bantuan Keuangan dari Pemerintah 24.874.750.000,00 23.874.757.000,00 (999.993.000,00) 95,98

Daerah Provinsi Lainnya

LAIN-LAIN PENDAPATAN
3. DAERAH 121.770.000.000,00 126.590.219.464,00 4.820.219.464,00 103,96

YANG SAH

Pendapatan Hibah dari Pemerintah 0,00 5.547.503.090,00 5.547.503.090,00 ~

Pendapatan Hibah Dana BOS 121.770.000.000,00 121.042.716.374,00 (727.283.626,00) 99,40

Total 2.651.961.029.000,00 2.639.814.864.397,90 (12.146.164.602,10) 99,54

Dari tabel di atas dapat diketahui Target Pendapatan Asli Daerah tahun
anggaran 2018 sebesar Rp364.092.341.000,00 dan terealisasi sebesar
Rp352.047.092.281,90 atau sebesar 96,69%. Realisasi ini diperoleh dari
Pendapatan Pajak Daerah sebesar Rp96.775.593.102,00 dari target sebesar
Rp90.126.000.000,00 atau sebesar 107,38%, realisasi Pendapatan Retribusi
Daerah yaitu sebesar Rp37.339.858.915,00 dari target sebesar
Rp48.378.072.000,00 atau sebesar 77,18%, realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp9.734.494.832,00 atau sebesar 101,09% dari
target Rp9.629.329.000,00, dan realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah sebesar Rp208.197.145.432,90 dari target Rp215.958.940.000,00 atau
sebesar 96,41%.
Namun Penerimaan Transfer tidak melampaui target yang ditetapkan,
dengan realisasi sebesar Rp2.161.177.552.652,00 dari target sebesar
Rp2.166.098.688.000,00 atau mencapai 99,77%. Adapun realisasi Pendapatan
Transfer yang tidak mencapai target adalah Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat diantaranya Bagi Hasil Pajak yang realisasinya sebesar 84,26%, Bagi hasil
Bukan Pajak yang terealisasi sebesar 79,14%, Dana Alokasi Khusus (DAK)
terealisasi 98,72%. Adapun beberapa penyebab realisasi dana transfer tidak sesuai
target yang ditetapkan diantaranya karena realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dan
bukan Pajak sesuai dengan Perpres 107 Tahun 2017 yang didalamnya belum
termasuk kurang bayar, sedangkan penganggarannya dialokasikan menurut PMK
103/MK 07/2017 yang didalamnya sudah termasuk alokasi kurang bayar.

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah tahun 2018 terealisasi sebesar


Rp126.590.219.464,00 pendapatan ini diperoleh dari Pendapatan Hibah Air
Minum Perdesaan, Hibah AIPDMIP, dan Hibah Air Limbah setempat sebesar
Rp5.547.503.090,00 dan Hibah Dana BOS sebesar Rp121.042.716.374,00.
Dilihat dari kontribusi masing-masing jenis pendapatan pada tahun 2018,
Pendapatan Transfer merupakan komponen pendapatan yang utama dalam
Pendapatan Pemerintah Kabupaten Kebumen dengan kontribusi sebesar 81,87%
dari total realisasi pendapatan. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah menyokong
Pendapatan Daerah sebesar 13,34% dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
memberikan kontribusi sebesar 4,80%.

b. Belanja Daerah
Belanja Daerah tahun anggaran 2018 dianggarkan sebesar
Rp2.356.684.399.000,00 dengan realisasi 91,05% atau sebesar
Rp2.145.847.613.126,00. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 yang
sebesar Rp2.113.132.464.285,34 maka mengalami kenaikan sebesar
1,55%.Realisasi tersebut terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp1.775.838.236.602,00; Belanja Modal sebesar Rp370.004.376.524,00; Belanja
Tak Terduga sebesar Rp5.000.000,00.
Realisasi Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp2.145.847.613.126,00 dengan perincian sebagai berikut.

Tabel Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Belanja Operasi 1.885.875.064.000,00 1.775.838.236.602,00 94,16

a. Belanja Pegawai 1.204.261.379.000,00 1.156.078.526.394,00 96,00

b. Belanja Barang dan Jasa 566.397.872.000,00 511.197.078.477,00 90,25

d. Belanja Hibah 61.859.074.000,00 56.720.440.981,00 91,69


Belanja Bantuan
e. Sosial 53.356.739.000,00 51.842.190.750,00 97,09

2. Belanja Modal 469.093.505.000,00 370.004.376.524,00 78,88

a. Belanja Tanah 31.611.325.000,00 4.288.636.190,00 13,57

b. Belanja Peralatan dan Mesin 94.917.376.000,00 81.646.870.717,00 86,02

c. Belanja Gedung dan Bangunan 97.563.263.000,00 81.405.958.015,00 83,44


Belanja Jalan, Irigasi dan
d. Jaringan 225.960.468.000,00 188.204.523.600,00 83,29

e. Belanja Aset tetap Lainnya 18.456.316.000,00 14.180.799.102,00 76,83

f. Belanja Aset Tidak Berwujud 584.757.000,00 277.588.900,00 47,47

3. Belanja tak terduga 1.715.830.000,00 5.000.000,00 0,29

a. Belanja Tak Terduga 1.715.830.000,00 5.000.000,00 0,29

Jumlah Belanja 2.356.684.399.000,00 2.145.847.613.126,00 91,05

Berdasarkan data di atas, maka Belanja Daerah didominasi Belanja Operasi yaitu
sebesar 82,76% dari total Belanja Daerah tahun 2018, kemudian Belanja Modal
sebesar 17,24% dari total Belanja Daerah tahun 2018 dan Belanja Tak Terduga
sebesar 0,0002% dari total Belanja Daerah tahun 2018.

c. Transfer

Transfer Daerah tahun anggaran 2018 dianggarkan sebesar


Rp509.162.125.000,00 terealiasi 99,42% atau sebesar Rp506.200.367.250,00
apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 yang sebesar
Rp517.138.843.400,00 maka mengalami penurunan sebesar 2,12%.
Realisasi Transfer Daerah tahun anggaran 2018 sebesar Rp506.200.367.250,00
dengan perincian sebagai berikut.

Tabel Anggaran dan Realisasi Transfer Tahun Anggaran 2018

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Transfer Bagi Hasil Pendapatan 14.203.208.000,00 14.048.213.950,00 98,91

a. Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 9.012.600.000,00 8.987.923.000,00 99,72

b. Transfer Bagi Hasil Pajak Pendapatan 5.190.608.000,00 5.060.290.950,00 97,48


Lainnya
2. Transfer Bantuan Keuangan 494.958.917.000,00 492.152.153.300,00 99,43

a. Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah 500.000.000,00 500.000.000,00 100,00


Daerah Lainnya

b. Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 493.414.961.000,00 490.608.197.300,00 99,43

c. Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 1.043.956.000,00 1.043.956.000,00 100,00

Jumlah Transfer 509.162.125.000,00 506.200.367.250,00 99,42

Berdasarkan data dari tabel diatas realisasi Transfer tahun anggaran 2018
didominasi oleh Transfer Bantuan Keuangan yang terealisasi sebesar
Rp492.152.153.300,00 atau 97,22% dari realisasi Transfer dibandingkan dengan
Transfer Bagi Hasil Pendapatan yang terealisasi sebesar Rp14.048.213.950,00
atau 2,78% dari realisasi Transfer.

2.3 Apakah Anggaran dengan Laporan Keuangan (realisasi) di organisasi tersebut


sesuai ataukah ada perubahan? Berikan alasannya jika ada perubahan

Anggaran dengan Laporan Keuangan (realisasi) di Pemerintah Kabupaten


Kebumen sudah sesuai, karena pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten
Kebumen diukur dari realisasi atas Anggaran yang telah disepakati dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 20 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2018 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen Tahun
Anggaran 2018.
Namun, terdapat hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah
Adanya semangat Otonomi Daerah, mendorong daerah untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari potensi pendapatan yang ada.
Namun demikian potensi – potensi penerimaan daerah belum dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen, karena ada
beberapa permasalahan, antara lain:
1. Belum terintegrasinya sistem pengelolaan pendapatan daerah baik
mengenai Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah;
2. Masih adanya tarif retribusi yang belum mencerminkan besaran wajar
biaya operasional pelayanan;
3. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia pengelola
pendapatan daerah;
4. Pada kelompok penerimaan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah permasalahan yang selalu terjadi adalah kesulitan
melakukan prediksi serta terlambatannya informasi atas penerimaan dan
bagi hasil baik pajak maupun sumber daya alam dari pemerintah dan
penerimaan dana bagi hasil dari provinsi;
5. Dana Alokasi Umum (DAU) yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat
untuk Kabupaten Kebumen sangat terbatas sehingga tidak bisa
dipergunakan untuk belanja publik.

Adapun solusi yang diambil adalah:

1. Mengembangkan integrasi sistem pengelolaan pendapatan daerah, salah


satu diantaranya melalui penyiapan sistem informasi managemen
pelaporan data Wajib pajak secara online;
2. Penyesuaian tarif retribusi dengan mempertimbangkan nilai kewajaran dan
kepatuhan;
3. Mempersiapkan kualitas dan kompetensi tenaga pengelola pendapatan
daerah seperti pemeriksa pajak daerah, penilai dan juru sita melalui
pelatihan, bimbingan teknik dan in house training;
4. Melakukan sosialisasi di berbagai media, memberikan apresiasi kepada
wajib pajak dan sosialisasi tatap muka dalam upaya meningkatakan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pendapatan daerah,
khususnya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah agar dapat
memenuhi kewajiban untuk membayar pajak secara tepat waktu dan tepat
jumlah.
b. Belanja Daerah
Bahwa Anggaran Belanja Daerah sebagian besar digunakan untuk belanja
pegawai, komponen gaji dan tunjangan. Disisi lain dalam rangka peningkatan
pelayanan masyarakat di bidang pembangunan mutlak diperlukan, sesuai dengan
kemampuan dan kondisi yang ada, Pemerintah Kabupaten Kebumen telah
berupaya maksimal untuk mengalokasikan kegiatan di bidang penyediaan
fasilitas umum dan infrastruktur lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan masyarakat. Bahwa pendapatan tidak mencukupi untuk membiayai
belanja daerah secara keseluruhan sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan
skala prioritas dan tahapan pencapaian Rencana Strategi yang ada. Solusi
terhadap beban belanja pegawai yang relatif masih dominan, dan untuk belanja
pelayanan publik yang relatif kecil maka dilakukan perencanaan dan
pengalokasian anggaran berdasarkan visi, misi dan tujuan daerah, kebutuhan
mendesak masyarakat serta dilakukannya penajaman skala prioritas.

2.4 Menurut anda, apakah anggaran dan laporan keuangan di organisasi tersebut
sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berikan alasan tentang pendapat
tersebut.

• Menurut kelompok kami anggaran yang ada pada kabupaten Kebumen sudah
sesuai dengan laporan keuangan yang dilampirkan. Anggaran yang ada sudah
terealisasi dengan baik di kabupaten kebumen. Alasan kami dengan pernyataan
tersebut, karena salah satu anggota kelompok kami merupakan warga yang
tinggal di pemda tersebut, dan beliau sudah merasakan dan menikmati fasilitas
yang sudah dijelaskan pada anggaran tersebut. Misalnya, fasilitas umum ,
fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Bukan hanya di daerah kota saja
yang merasakan fasilitas tersebut, untuk di daerah pelosok juga merasakan akan
fasilitas yang ada tersebut. Untuk yang daerah pegunungan misalnya, jalan untuk
antar desa sudah aspal semua dan itu sangat memudahkan warga dalam
menjalankan aktivitas.
• Mayoritas warga di Kabupaten kebumen adalah petani. Untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat dengan pengembangan sektor pertanian, UMKM maka
PEMDA Kebumen memberikan anggaran berupa Penambahan Modal untuk
kelompok tani berupa, subsidi Pupuk dan Bibit-bibit Pohon (pohon mangga,
pohon durian, pohon kertas, dll ). Dengan hal ini maka masyarakat sangat
terbantu dan semakin semangat dalam mengolah lahan taninya tersebut. Hal ini
juga bisa membantu pendapatan daerah dan pendapatan warga sendiri.
• Dari segi pariwisata juga sudah terlihat dari manfaat anggarannya. Hal ini bisa
dilihat dari wisata-wisata yang berada di daerah pelosok. Semakin adanya dana
untuk merenovasi dan mempromosikan wisata-wisata terpencil yang ada
dikebumen, dan itu bisa menambah daya tarik wisatawan untuk mengunjungi
obyek wisata tersebut. Misalnya, wisata Pantai Menganti, Pantai Suwuk, Bukit
Hud, Bukit Pranji, dll. Dan akses jalan untuk ke obyek wisata juga sudah bisa di
lewati dengan mudah karena adanya dana dari Pemda yang ada.
BAB III
PENUTUP

3.1 Saran Untuk Anggaran Tahun Depan Pemerintah Kabupaten Kebumen


3.1.1 Saran
Berdasarkan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen,
kami mencoba untuk memberikan saran-saran kepada Pemerintah Kabupaten
Kebumen berkaitan dengan pengentasan kemiskinan melalui sektor pariwisata,
yaitu sebagai berikut:
1. Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata serta kepada pengelola dan
pelaku usaha di sektor pariwisata. Secara kualitas dengan meningkatkan
intensitas pembinaan bagi pegawai Dinas dan pengelola pariwisata, serta
secara kuantitas dengan menambah pengelola pariwisata dengan lebih banyak
melibatkan masyarakat.
sektor pariwisata kini disadari bahwa merupakan sektor yang perlu
dikembangkan karena merupakan sektor unggulan karena sudah terbukti di
berbagai tempat maupun negara menjadi sumber pendapatan maupun devisa.
Pariwisata ini diharapkan mampu menimbulkan efek ganda (multiplier
effect), jadi ketika ada objek pariwisata itu ada pengaruhnya yang cukup
banyak terhadap perekonomian masayarakat, sehingga harapannya mampu
mengurangi kemiskinan di Kebumen. Di Kebumen kan kemiskinannya masih
tinggi. Seperti para pedagang, transportasi baru (yang tadinya belum ada
transportasi baru, seperti jurusan suwuk sekarang ada) sehingga mampu
memberikan peluang kerja baru, kemudian ada usaha jasa lain seperti
penginapan, parkir, dan peningkatan pendapatan daerah melalui penjuakan
tiketnya, potensi pariwisat kebumen bisa dibilang potensial, terbukti dengan
peringkat ke 17 dalam indeks daya saing pariwisata daerah.
2. Perlunya program/kebijakan baru dari Pemerintah Kabupaten Kebumen yang
secara spesifik mampu mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata,
seperti bantuan alat dan modal usaha kepada masyarakat untuk bekerja
maupun membuka usaha di sektor pariwisata.
Selama ini baru 9 objek wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah,
selebihnya yakni Pantai Suwuk, Pantai Petanahan, pantai Karangbolong,
Pantai Logending, Goa Jatijajar, Goa Petruk, Waduk Sempor, Waduk
Wadaslintang, dan Pemandian Air Panas Krakal. Diluar itu objek wisata
dikelola oleh masyarakat setempat bekerjasama dengan perhutaniselaku
pemilik lahan.
3. Perlunya kerjasama antar dinas dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui
sektor pariwisata. Selama ini walaupun setiap dinas salah satu tujuannya
adalah untuk menghapus kemiskinan akan tetapi masih berjalan sendiri-
sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan kerjasama antar dinas untuk
memecahkan masalah kemiskinan di Kabupaten Kebumen.

Anda mungkin juga menyukai