KLASIFIKASI
Cedera tumpul
Mekanisme
Cedera Cedera tembus
Fraktur kranium
Cedera difus
CEDERA KEPALA Morfologi Perdarahan
Kontusio
Fraktur
Fraktur tertutup
Depressed
Fraktur Konveksitas
Berdasarkan
lokasi fraktur
Fraktur Basis Kranii
FRAKTUR ATAP TENGKORAK = CALVARIA
Open Depressed
Fracture
FRAKTUR DASAR TENGKORAK
BASIS CRANII/ SKULL BASE
Periorbital ecchymosis Subconjuctival hematoma
• Pengumpulan darah
diantara tabula interna dan
duramater (ruang epidural)
• Fraktur linier laserasi A.
meningea media (tersering)
atau vena
• Bikonveks atau cembung
• Gejala klinis khas : interval
lucid
• Gejala sakit kepala,
mual, muntah, penurunan
kesadaran, pupil mata
anisokor, yaitu pupil ipsilateral
melebar, hemiparesa
kontralateral.
PERDARAHAN SUBDURAL
• Perdarahan yang
mengumpul diantara
duramater dan
arachnoid (ruang
subdural)
• Robekan pembuluh
darah/ vena-vena
kecil di permukaan
korteks serebri.
• Biasanya mengikuti
dan menutupi
hemisfer otak
• Gejala: sakit kepala,
mual, muntah,
papiledema, pupil
anisokor, sampai
penurunan
kesadaran.
PERDARAHAN
INTRASEREBRAL
• Pengumpulan darah
fokal diakibatkan oleh
cedera regangan atau
robekan pembuluh-
pembuluh darah
intraparenkimal otak.
• Kebanyakan
dihubungkan dengan
kontusio serebri
• Gejala defisit
neurologis, sakit
kepala, muntah,
papiledema
HEMATOM HEMATOM HEMATOM
EPIDURAL SUBDURAL INTRA SEREBRAL
BERATNYA CEDERA
GCS SCORE
a) Sering, ± 80%
b) Dintandai sadar a) ± 10% a) ± 10 %
penuh & dapat
b) Ditandai masih b) Ditandai
berbicara, namun
riwayat disorientasi,
mampu menuruti tidak mampu
amnesia, atau perintah melakukan
kehilangan kesadaran sederhana, namun
perintah
sesaat. tampak bingung
sederhana
c) ± 90% pulih atau mengantuk.
sempurna. c) Defisit neurologis walaupun status
d) ± 3% perburukan fokal seperti kardiopulmonern
dengan hasil gangguan hemiparesis. ya telah stabil.
neurologis hebat. c) Memiliki resiko
d) 10-20%
e) Gejala sisa yang
menetap nyeri
perburukan dan morbiditas dan
kepala kronik, jatuh dalam mortalitas paling
gangguan tidur, dan koma. besar.
ingatan.
DIAGNOSTIK
Faktor resiko tinggi perlu tindakan Faktor resiko sedang perlu tindakan
bedah saraf bedah saraf
Nilai GCS < 15 2 jam setelah cedera Amnesia sesudah cedera (> 30menit)
BREATHING
B
•Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu
respirasi normal berikan oksigen
CIRCULATION
C •Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan
denyut nadi
DISABILITY
D
•Periksa GCS dan refleks pupil
EXPOSURE
•Lepaskan pakaian mencari cedera lain yang mungkin
E ada, dengan log roll
SECONDARY SURVEY
RIWAYAT
•Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
Mekanisme cedera
Waktu cedera
Tidak sadar segera setelah cedera
Tingkat kewaspadaan
Amnesia : Retrograde, Antegrade
Sakit kepala : ringan, sedang, berat
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik
Pemeriksaan inisial
•Sama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan darah
sederhana
Pemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasus
Duirujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah saraf
• Manitol
• Acetazolamid
• Antikonvulsan Fenitoin atau fenobarbital
• Steroid
• Antibiotik
KRANIOTOMI
Pembukaan
tengkorak melalui
pembedahan untuk
meningkatkan akses
pada struktur
intrakranial.
Biasanya dilakukan
untuk
menghilangkan
tumor,
mengevakuasi
bekuan darah, atau
mengontrol
hemoragi.
INDIKASI
KRANIOTOMI
• Volume massa hematoma mencapai >40 ml di
daerah supratentorial atau >20 cc di daerah
infratentorial
• Kondisi pasien yang semula sadar semakin
memburuk secara klinis, serta gejala dan tanda
fokal neurologis semakin besar
• Terjadi gejala sakit kepala, mual, muntah yang
semakin menghebat
• Pendorongan garis tengah >3mm
• Terjadi kenaikam TIK >25 mmHg
• Terjadi penambahan ukuran hematom pada
pemeriksaan ulang CT Scan
• Terjadi gejala akan terjadinya herniasi otak
MATI BATANG OTAK
KRITERIA DIAGNOSTIK
•skor GCS = 3
• pupil yang tidak bereaksi
• Hilangnya reflex-refleks batang otak
(misalnya reflex okulosefalik, kornea,
Doll’s eye dan batuk)
• Tidak ada usaha napas spontan
pada tes apneu
PEMERIKSAAN UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS