Anda di halaman 1dari 34

CEDERA KEPALA

KLASIFIKASI
Cedera tumpul
Mekanisme
Cedera Cedera tembus

Fraktur kranium

Cedera difus
CEDERA KEPALA Morfologi Perdarahan

Kontusio

Cedera kepala ringan


Beratnya
Cedera Cedera kepala
sedang
Cedera kepala berat
MEKANISME CEDERA

Cedera tumpul Cedera tembus


MORFOLOGI
FRAKTUR KRANIUM
Fraktur Linier Berdasarkan
keadaan
Berdasarkan perlukaan
Fraktur Kominutif
gambaran/po
la garis fraktur
Fraktur Diastase Fraktur terbuka

Fraktur
Fraktur tertutup
Depressed

Fraktur Konveksitas
Berdasarkan
lokasi fraktur
Fraktur Basis Kranii
FRAKTUR ATAP TENGKORAK = CALVARIA

Open Depressed
Fracture
FRAKTUR DASAR TENGKORAK
BASIS CRANII/ SKULL BASE
Periorbital ecchymosis Subconjuctival hematoma

Batle sign= retroauricular hematom (Brill hematom = Racoon eyes)


PERDARAHAN
INTRAKRANIAL

PERDARAHAN PERDARAHAN PERDARAHAN


EPIDURAL SUBDURAL INTRASEREBRAL
PERDARAHAN
EPIDURAL

• Pengumpulan darah
diantara tabula interna dan
duramater (ruang epidural)
• Fraktur linier  laserasi A.
meningea media (tersering)
atau vena
• Bikonveks atau cembung
• Gejala klinis khas : interval
lucid
• Gejala  sakit kepala,
mual, muntah, penurunan
kesadaran, pupil mata
anisokor, yaitu pupil ipsilateral
melebar, hemiparesa
kontralateral.
PERDARAHAN SUBDURAL
• Perdarahan yang
mengumpul diantara
duramater dan
arachnoid (ruang
subdural)
• Robekan pembuluh
darah/ vena-vena
kecil di permukaan
korteks serebri.
• Biasanya mengikuti
dan menutupi
hemisfer otak
• Gejala: sakit kepala,
mual, muntah,
papiledema, pupil
anisokor, sampai
penurunan
kesadaran.
PERDARAHAN
INTRASEREBRAL

• Pengumpulan darah
fokal diakibatkan oleh
cedera regangan atau
robekan pembuluh-
pembuluh darah
intraparenkimal otak.
• Kebanyakan
dihubungkan dengan
kontusio serebri
• Gejala  defisit
neurologis, sakit
kepala, muntah,
papiledema
HEMATOM HEMATOM HEMATOM
EPIDURAL SUBDURAL INTRA SEREBRAL
BERATNYA CEDERA

GCS SCORE

GCS 13-15  Cedera Kepala Ringan (CKR)


GCS 9-12  Cedera Kepala Sedang (CKS)
GCS ≤8  Cedera Kepala Berat (CKB)
CKR (GCS 13-15) CKS (GCS 9-12) CKB (GCS ≤8)

a) Sering, ± 80%
b) Dintandai  sadar a) ± 10% a) ± 10 %
penuh & dapat
b) Ditandai  masih b) Ditandai 
berbicara, namun
riwayat disorientasi,
mampu menuruti tidak mampu
amnesia, atau perintah melakukan
kehilangan kesadaran sederhana, namun
perintah
sesaat. tampak bingung
sederhana
c) ± 90%  pulih atau mengantuk.
sempurna. c) Defisit neurologis walaupun status
d) ± 3%  perburukan fokal seperti kardiopulmonern
dengan hasil gangguan hemiparesis. ya telah stabil.
neurologis hebat. c) Memiliki resiko
d) 10-20% 
e) Gejala sisa yang
menetap  nyeri
perburukan dan morbiditas dan
kepala kronik, jatuh dalam mortalitas paling
gangguan tidur, dan koma. besar.
ingatan.
DIAGNOSTIK

• Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, GDS,


analisa gas darah, elektrolit, dll)
• Pemeriksaan Radiologi (rontgen kepala, CT scan)
INDIKASI CT SCAN

•Penurunan kesadaran (CKS,


CKB)
•Defisit neurologis dan lateralisasi
•Luka tembak, bacok pada
kepala
•Dirawat 1 hari tidak ada
perbaikan GCS
•Trauma dengan nyeri
kepala,muntah, bradikardi, dll
yang tidak membaik
INDIKASI CT SCAN PADA CKR
CT Scan diperlukan pada cedera otak ringan (antara lain : adanya riwayat
pingsan, amnesia, disorientasi dengan GCS 13-15) dan pada keadaan berikut :

Faktor resiko tinggi perlu tindakan Faktor resiko sedang perlu tindakan
bedah saraf bedah saraf
Nilai GCS < 15 2 jam setelah cedera Amnesia sesudah cedera (> 30menit)

Dicurigai ada fraktur depress atau Mekanisme cedera berbahaya (mis :


terbuka pejalan kaki tertabrak kendaraan
bermotor, penumpang terlempar dari
kendaraannya, jatuh dari ketinggian
>3 kaki atau 5 anak tangga

Adanya tanda-tanda fraktur dasar


tulang tengkorak (mis : raccoon
sign,rinorhea dan otorhea, battle sign)

Muntah ( > 2x episode)


Usia > 65 tahun
PRIMARY SURVEY
AIRWAY
A •Periksa jalan nafas jika ada obstruksi atau benda asing,
pasang endotracheal Tube (ETT) atau pipa orofaring,
suction

BREATHING
B
•Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu
respirasi normal berikan oksigen

CIRCULATION
C •Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan
denyut nadi

DISABILITY
D
•Periksa GCS dan refleks pupil

EXPOSURE
•Lepaskan pakaian  mencari cedera lain yang mungkin
E ada, dengan log roll
SECONDARY SURVEY

•Pemeriksaan ulang TTV


•Pemeriksaan Head To toe
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK RINGAN (GCS 13-15)

Definisi : Pasien sadar & berorientasi (GCS 13-15)

RIWAYAT
•Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
Mekanisme cedera
Waktu cedera
Tidak sadar segera setelah cedera
Tingkat kewaspadaan
Amnesia : Retrograde, Antegrade
Sakit kepala : ringan, sedang, berat
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik

Pemeriksaan neurologis terbatas

Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi

Pemeriksaan kadar alcohol darah dan zat toksik dalam urin

Pemeriksaan CT Scan kepala merupakan indikasi bila memenuhi


kriteria kecurigaan perlunya tindakan bedah saraf sangat tinggi
Observasi atau dirawat di RS Dipulangkan dari RS

•CT Scan abnormal Tidak memenuhi criteria


rawat
•Semua cedera tembus
Diskusikan kemungkinan
•Riwayat hilang kesadaran
kembali ke RS bila
•Kesadaran menurun memburuk dan berikan kertas
•Nyeri kepala sedang-berat observasi

•Intoksikasi alcohol/obat-obatan Jadwalkan untuk control


ulang
•Kebocoran likuor: Rhinorrhea,
otorhea
•GCS < 15
•Deficit neurologis fokal
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK SEDANG (GCS 9-12)

Definisi : GCS 9-12

Pemeriksaan inisial
•Sama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan darah
sederhana
Pemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasus
Duirujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah saraf

Setelah dirawat inap


•Lakukan pemeriksaan neurologis periodik
Lakukan pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi pasien memburuk
dan bila pasien akan dipulangkan
Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)

Pulang bila •Bila pasien tidak mampu


memungkinkan melakukan perintah sederhana
Control di lagi, segera lakukakn
poliklinik pemeriksaan CT scan ulang
dan penatalaksanaan
selanjutnya sesuai protocol
cedera kepala berat
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK BERAT (GCS 3-6)

Definisi : Pasien tidak mampu melakukan perintah


sederhana karena kesadaran yang menurun (GCS 3-8)

Pemeriksaan dan penatalaksanaan


•Primary survey : ABCDE
Secondary survey dan riwayat AMPLE
Rujuk ke RS dengan fasuilitas Bedah Saraf
Reevaluasi neurologis : GCS
NON FARMAKOLOGI

• Cairan intravena  Ringer Laktat atau garam


fisiologis
• Tidak sadar  asupan oral ditunda terlebih dahulu
• Kepala dielevasikan 20-30
• Hiperventilasi ringan
FARMAKOLOGI

• Manitol
• Acetazolamid
• Antikonvulsan  Fenitoin atau fenobarbital
• Steroid
• Antibiotik
KRANIOTOMI

Pembukaan
tengkorak melalui
pembedahan untuk
meningkatkan akses
pada struktur
intrakranial.
Biasanya dilakukan
untuk
menghilangkan
tumor,
mengevakuasi
bekuan darah, atau
mengontrol
hemoragi.
INDIKASI
KRANIOTOMI
• Volume massa hematoma mencapai >40 ml di
daerah supratentorial atau >20 cc di daerah
infratentorial
• Kondisi pasien yang semula sadar semakin
memburuk secara klinis, serta gejala dan tanda
fokal neurologis semakin besar
• Terjadi gejala sakit kepala, mual, muntah yang
semakin menghebat
• Pendorongan garis tengah >3mm
• Terjadi kenaikam TIK >25 mmHg
• Terjadi penambahan ukuran hematom pada
pemeriksaan ulang CT Scan
• Terjadi gejala akan terjadinya herniasi otak
MATI BATANG OTAK

• Tidak ada kemungkinan sama


sekali pulihnya fungsi otak.

KRITERIA DIAGNOSTIK

•skor GCS = 3
• pupil yang tidak bereaksi
• Hilangnya reflex-refleks batang otak
(misalnya reflex okulosefalik, kornea,
Doll’s eye dan batuk)
• Tidak ada usaha napas spontan
pada tes apneu
PEMERIKSAAN UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS

•EEG : tidak ada aktivitas


•Pemeriksaan aliran darah otak (CBF) : Tidak ada aliran
darah otak (misalnya dengan pemeriksaan isotop,
pemeriksaan Doppler, pemeriksaan CBF Xenon)
•TIK : melebihi MAP selama 1 jam atau lebih
•Pemeriksaan angiography serebral
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai