Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH LEUKEMIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2

Disusun Oleh :

1. Anggita Yuli W. (A11701519)


2. Aninditya Anandari N. (A11701520)
3. Anis Chabibah (A11701521)
4. Anisa Nur Ngaeni (A11701522)
5. Annisa Nurfina (A11701523)
6. Anisa Tiara Maharani (A11701524)
7. Ari Tri Wahyuni (A11701525)
8. Arni Zuhro (A11701526)
Kelas : 3A/ S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT. yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Makalah Leukimia”
Laporan ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen dan juga dalam rangka memperdalam pemahaman tentang teori
keperawatan anak.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Gombong, 19 april 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 TINJAUAN TEORI MEDIS
2.1.1 Definisi....................................................................................... 3
2.1.2 Etiologi......................................................................................... 3
2.1.3 Pathway Keperawatan................................................................. 4
2.1.4 Manifestasi Klinis...................................................................... 5
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang.............................................................. 7
2.2 TINJAUAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian Fokus......................................................................... 7
2.2.2 Pemeriksaan Penunjang............................................................... 7
2.2.3 Diagnosa Keperawatan................................................................ 10
2.2.4 Intervensi Keperawatan............................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah neoplasma yang dicirikan dengan perkembangan yang


tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan sekitar dan
cenderung menyebar sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh. Pertumbuhan
yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan Deoxiribosa
Nucleat Acid (DNA) yang menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembelahan sel (Faisal, 2013).

Angka kejadian leukemia merupakan salah satu jenis kanker yang apabila
tidak dideteksi secara dini dapat berakibat sangat fatal yaitu berupa
kematian.Angka kejadian leukemia di Eropa adalah 13/100.000 penduduk per
tahunnya. Insiden leukemia sendiri 2,8% dari seluruh jenis kanker yang ada.
Di Indonesia angka kejadian leukemia terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2006, kasus leukemia (5,93%) berada pada peringkat kelima
setelah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker hati dan saluran empedu
intrahepatik, limfoma non Hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap
rumah sakit di Indonesia (Rahmadin, 2017). Leukemia Limfoblastik Akut
(LLA) merupakan keganasan yang paling banyak didiagnosis pada anak-
anak, yang mewakili lebih dari seperempat dari semua jenis kanker pada
anak. Kejadian tahunan LLA di Amerika Serikat 3,7-4,9 kasus per 100.000
anak usia 0-14 tahun, dengan puncak insidensi pada anak usia 2-5 tahun.
Berdasarka dara yang menyatakan bahwa di Indonesia insiden leukimia 2,5-
4,0 per 100.000 anak dengan estimasi 2000-3200 kasus baru jenis LLA tiap
tahunnya (Wolley, 2016). Angka kejadian di Amerika Serikat dan Eropa pada
anak di bawah usia 15 tahun, per tahunnya sekitar 3,5-4,0 per 100.000 anak.
Dalam Voute et al (2005), disebutkan bahwa rasio laki-laki dan perempuan

iv
yang menderita LLA sebesar 1,2 dan angka tertinggi terjadi pada anak usia 2-
7 tahun yang jumlahnya dapat mencapai 10 per 100.000 anak (Isnaini, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi leukemia?
2. Apa saja etiologi leukemia?
3. Bagaimana pathway keperawatan leukemia?
4. Apa saja manifestasi klinis leukemia?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang leukemia?
6. Apa saja fokus pengkajian leukemia?
7. Apa saja diagnosa yang sering muncul pada pada kasus leukemia?
8. Apa saja intervensi dari kasus leukemia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
masalah kesehatan leukimia
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi penyakit leukimia
2. Mengetahui etiologi/penyebab penyakit leukimia
3. Mengetahui pathway penyakit leukemia
4. Mengetahui manifestasi klinis penyakit leukemia
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien leukimia
6. Mengetahui fokus pengkajian pada pasien leukimia
7. Mengetahui diagnosa pada pasien leukemia
8. Mengetahui intervensi pada pasien leukemia

1.4 Manfaat
Dari makalah ini, diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat memahami
mengenai penyakit leukimia dan asuhan keperawatan dari leukimia dan dapat
mencegah terjadinya penyakit tersebut.

v
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS

2.1 Definisi

Leukemia merupakan sekumpulan penyakit neoplastik yang beragam,


ditandai dengan produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal (Yayan, 2010).

Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel


induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih
tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah (Silvia, 2015).

Leukemia adalah penyakit darah yang disebabkan terjadinya kerusakan


pada pabrik pembuat sel darah yaitu pada sumsum tulang yang bekerja aktif
membuat sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal
dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal (Ngastiyah, 2015).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, leukimia adalah


penyakit yang disebabkan oleh kerusakan pada sumsum tulang belakang
dimana produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di
sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal.

2.2 Etiologi

Menurut (Nanda,2015) Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui.


Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi
somatic pada DNA yang mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan
gen suppressor tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel,
diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor
resiko dari Leukemia ini, antara lain:

vi
1. Tingkat radiasi yang tinggi orang-orang yang terpapar radiasi tingkat
tinggi lebih mudah terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang
tidak terpapar radiasi. Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan
bom atom seperti yang terjadi di Jepang. Pengobatan yang menggunakan
radiasi bisa menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.
2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu terpapar
oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja
dapatmenyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri
kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang
terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.
3. Kemoterapi pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang –
kadang berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal
sebagai agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia
akhir – akhir ini.
4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya beberapa
penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin
meningkatkan resiko leukemia.
5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I) Virus ini menyebabkan tipe
yang jarang dari leukemia limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell
leukemia.
6. Myelodysplastic syndrome orang-orang dengan penyakit darah ini
memiliki resiko terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.
7. Fanconi anemia menyebabkan akut myeloid leukemia

vii
Virus

Mutasi somatik pada DNA

Okoginesis aktif

Myeloblast belum matang Devisi (pembelahan) sel terganggu Infiltrasi ekstra


medular

Produksi sel darah normal terganggu Keganasan sel induk myloid Pembesaran hati
dan nodus limfe

Eritrosit, platelet, granulosit berkurang Proliferasi myeloid terganggu Nyeri


tulang dan persendian

Resiko Perdarahan Mempengaruhi sel iduk hematopoetik Nyeri


Akut
Perdarahan Kelemahan Diforensisi meningkat anemia Sel inti lymfoid tunggsl rusak

Penurunan produktivitas Keganasan proliferasi limfoblas


Resiko Intoleransi
Aktivitas SSP Terkena

Ggn penglihatan nyeri kepala ggn nutrisi

Mual muntah

Resiko Gangguan Kekurangan


Nurlaila (2010), Wiwik (2008), Wiley. J & Limited. S, (2011) cedera citra tubuh volume
cairan
2.4 Manifestasi Klinis
Menurut (Chandrayani, 2010) Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya
berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Demam
Penderita akan mengalami demam yang kadang suhu tubuh turun dengan
sendirinya namun setelah itu demam datang dengan suhu tubuh yang
lebih tinggi dari demam sebelumnya. Hal ini akibat dari aktivitas sel imun
yang menyerang sel kanker dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan
tubuh.
2. Sakit kepala
Penderita sering mengalami pusing yang datang tiba-tiba. Hal ini
dikarenakan aktivitas sel kanker yang menghimpit saraf kerja otak,
dimana sel kanker tersebut masuk ke dalam otak melalui sumsum tulang
belakang5
3. Berat badan menurun
Berat badan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat proses
penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker
yang menyerang organ-organ pencernaan. Fungsi dari organ-organ
tersebut terganggu sehingga fungsinya kurang maksimal.
4. Anemia
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel
darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh
berkurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi
pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
5. Perdarahan
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar
karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami
perdarahan dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil
dijaringan kulit).
6. Terserang Infeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi
semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi
virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan
adanya demam, pilek dan batuk
7. Nyeri Tulang dan Persendian
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)
mendesak padat oleh sel darah putih. Sehingga penderita merasakan nyeri
pada tulang dan persendiannya.
8. Nyeri Perut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana
sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang
menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri.
Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita
leukemia.
9. Pembengkakan Kelenjar Limpha
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar
lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar
lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan
menyebabkan pembengkakan.
10. Kesulitan Bernafas (Dispnea)
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada,
apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Pada leukemia akut, gejala-gejala nampak dan memburuk secara cepat.
Orang-orang dengan penyakit ini pergi ke dokter karena mereka merasa
sakit.
Gejala-gejala lain dari leukemia akut adalah muntah, bingung, kehilangan
kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia juga dapat
berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan.
Juga, beberapa pasien-pasien mengembangkan luka-luka pada mata-mata
atau pada kulit. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan,
ginjal, paru-paru, atau bagian lain dari tubuh.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Menurut (Nanda, 2015) pemeriksaan penunjang pada leukimia yaitu :
a. Darah tepi : adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang- kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang
merupakan gejala patogonomik untuk leukimia.
b. Sumsum belakang : dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan
gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis,
sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder).
c. Pemeriksaan lain
1) Biopsi limpa
2) Kimia darah
3) Cairan cerebrospinal
4) Sitogenik

B. TINJAUAN KEPERAWATAN

2.1 Fokus Pengkajian

a. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggungjawab
2.    Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam
(jika disertai infeksi)  juga disertai dengan sakit kepala.
b) Riwayat Perawatan Sekarang
c) Riwayat Perawatan Sebelumnya
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak
yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).
e) Riwayat Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa
pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kaji adanya tanda-tanda anemia
a) Pucat
b) Kelemahan
c) Sesak
d) Nafas cepat
2. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
a) Demam
b) Infeksi
3. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia
1) Ptechiae
2) Purpura
3) Perdarahan membran mukosa
4. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola
1) Limfadenopati
2) Hepatomegali
3) Splenomegali
5. Kaji adanya pembesaran testis
6. Kaji adanya :
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
4) Inflamasi disekitar rectal
5) Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)
2.2 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan


pemeriksaan sumsum tulang.
a. Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan
kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan
penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan
limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada penderita LGK/LMK
ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
b. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut
ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti
sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke
sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal
30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada penderita LLK
ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40%
dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh
peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan
keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan
aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.

2.2 Diagnosa Keperawatan

N Diagnosa Definisi Batasan karakteristik Etiologi


o
1 Nyeri Perasaan Gejala dan tanda mayor: 1. Gejala penyakit
akut kurang - Subjektif 2. Kurang pengendalian
senang, lega1. Mengeluh tidak nyaman situasional
dan sempurna - Objektif /lingkungan
dalam 1. Gelisah 3. Ketidakadekuatan
dimensi fisik, Gejala dan tanda minor: sumber daya (mis.
psikospritual, - Subjektif Dukungan finansial,
lingkungan 1. Mengeluh sulit tidur sosial, pengetahuan)
dan sosial. 2. Tidak mampu rileks 4. Kurangnya privasi
3. Mengeluh kedinginan / 5. Gangguan stimulus
kepanasan lingkungan
4. Mengeluh mual 6. Efek samping terapi
5. Mengeluh lelah (mis.medikasi,
- Objektif radiasi, kemoterapi)
1. Menunjukan gejala distres gangguan adaptasi
2. Tampak merintih / menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Iritabilitas
2 Resiko Berisiko 1. Sinasi tidak adekuat 1. Penyakit kronis
infeksi mengalami 2. Merokok 2. Perubahan sekresi pH
peningkatan 3. Gangguan parastitik 3. Kerusakan integritas
terserang peningkatan paparan kulit
organisme organisme patogen lingkungan 4. Gangguan peristaltik
patogenik 5. Supresi respon
inflamasi
4. Intoleran Ketidakcukup Gejala dan tanda mayor: 1. Ketidakseimbangan
p aktivitas an energi - Subjektif antara suplai dan
untuk 1. Mengeluh lelah kebutuhan oksigen.
5. melakukan - Objektif 2. Tirah baring
i aktivitas 1. Frekuensi jantung 3. Kelelahan
sehar-hari meningkat >2% dari 4. Imobilitas gaya
kondisi istirahat hidup monoton
Gejala dan tanda minor:
- Subjektif
1. Dispnea saat/ setelah
aktivitas
2. Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
- Objektif
1. Tekanan darah berubah
<20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG
menunjukan aritmia saat /
setelah aktivitas
3. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
sianosis
4 Resiko Beresiko Eksternal: 1. Kejang
cedera mengalami 1. Terpapar pathogen 2. Singkop
bahaya atau 2. Terpapar zat kimia toksik 3. Vertigo
kerusakan 3. Terpapar agen nosocomial 4. Gangguan penglihatan
fisik yang Internal 5. Gangguan
menyebabkan 1. Ketidaknormalan profil darah pendengaran
seseorang perubaha orentasi afektif 6. Penyakit Parkinson
tidak lagi 2. Perubahan sensasi 7. Hipotensi
sepenuhnya 3. Disfungsi autoimun 8. Kelainan nervus
sehat atau 4. Disfungsi biokimia vestibulasi
dalam kondisi 5. Hipoksia jaringan 9. Retardasi mental
baik. 6. Kegagalan mekanisme
7. Malnutrisi
8. Perubahan fungsi psikomotor
9. Perubahan fungsi kognitif
5 Gangguan Perubahan Gejala da tanda mayor: 1. Perubahan struktur
citra persepsi Subjektif: /bentuk tubuh (misal
tubuh tentang - Mengungkapkan amputasi,trauma,luka
penampilan, kecacatan/kehilangan bagian bakar, obesitas,
struktur dan tubuh jerawat)
fungsi fisik Objektif: 2. Perubahan fungsi
individu 1. Kehilangan bagian tubuh tubuh (proses
2. Fungsi atau struktur tubuh penyakit kehamilan,
Gejala dan tanda minor: kelumpuhan)
Subjektif 3. Perubahan fungsi
1. Tidak mau menggungkapkan kognitif
2. Menuggkapkan perasaan 4. Ketidaksesuaian
negative tentang perubahan budaya, keyakinan
tubuh atau system nilai
3. Mengungkapkan kekhawatiran 5. Transisi perkebangan
pada penolakan / reaksi orang 6. Gangguan psikososial
lain 7. Efek
4. Mengungkapkan perubahan tindakan/pengobatan
gaya hidup
Objektif:
1. Menyembunyikan
/menunjukan bagian tubuh
secara berlebih
2. Menghindari melihat dan /
menyentuh bagian tubuh
3. Focus berlebih pada perubahan
tubuh
4. Respon non verbal
5. Focus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
6. Hubungan sosisal berubah

1.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
akut keperawatan diharapkan 1. Lakukan pengkajian nyeri
masalah keperawatan nyeri (P,Q,R,S,T)
akut dapat teatasi dengan 2. Observasi reaksi non verbal dari
kriteria hasil : ketidaknyamanan.
1. Pasien dapat mengontrol 3. Gunakan teknik komunikasi
nyeri (tahu penyebab nyeri, terapeutik untuk mengetahui
mampu mengunakan teknik pengalaman nyeri pasien
non farmakologi untuk 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
mengurangi nyeri, mencari respon nyeri
bantuan). 5. Evaluasi pengalaman nyeri
2. Pasien dapat melaporkan masa lampau.
bahwa nyeri berkurang 6. Kontrol lingkungan yang dapat
dengan menggunakan mempengaruhi nyeri (suhu
manajemen nyeri skala 0-2 ruangan, pencahayaan dan
3. Pasien mampu mengenali kebisingan)
nyeri (skala, intensitas, 7. Kurangi faktor presipitasi
frekuensi, dan tanda nyeri) 8. Ajarkan tehnik non farmakologi
4. Pasien dapat menyatakan 9. Tingkatkan istirahat
rasa nyaman nyeri 10. Kolaborasi pemberian
berkurang analgesic
2 Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda dan gejala infeksi
. infeksi keperawatan diharapkan 2. Kaji factor yang meningkatkan
masalah resiko infeksi dapat serangan infeksi
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Instruksikan untuk menjaga
1. Faktor resiko akan hilang hygiene pribadi untuk
ditujukan dengan status imun melindungi tubih terhadap
pasien infeksi baik pada pasien
2. Pasien menunjukan maupun keluarga
pengendalian resiko, 4. Berikan terapi antibiotic bila
dibuktikan dengan indikator diperlukan sesuai dg intruksi
berikut (antara 1.tidak pernah dokter
2. Jarang 3. Kadang-kadang) 5. Pertahankan teknik isolasi, bila
3. Mengindikasi status diperlukan
gastrointestinal, pernafasan, 6. Lindungi pasien dari
genitourinaria,, dan imun kontaminasi silang dengan tidak
dalam batas normal menugaskan perawat yang sama
4. Menunjukkan hygiene untuk setiap pasien infeksi dan
pribadi yang adekuat memisahkan pasien infeksi
5. Tanda-tanda vital dalam dalam kamar yang berbeda
rentang normal 36,5-37oC
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Terapi aktifitas
. aktivitas keperawatan diharapkan 1. Dorong aktifitas kreatif yang
gangguan intoleransi aktifitas tepat.
dapat teratasi dengan kriteria 2. Bantu klien untuk untuk
hasil : mengidentifikasi kegiatan yang
1. Saturasi oksigen ketika diinginkan.
beraktifitas kembali normal 3. Bantu klien dan keluarga untuk
90% - 100%. mengidentifikasi kelemahan
2. Frekuensi nadi ketika dalam level aktifitas tertentu.
beraktifitas kembali normal 4. Bantu klien untuk
70 – 120 kali/menit. meningkatkan motivasi diri
3. Warna kulit kembali normal 5. Berikan permainan kelompok
tidak terlihat kepucatan. tertruktur, non kompetitif dan
4. Frekuensi nafas ketika aktif
beraktifitas kembali normal
16 – 24 kali/menit
4 Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan semua tindakan untuk
. cedera : keperawatan diharapkan mencegah perdarahan khusunya
perdaraha resiko cedera: perdarahan pada daerah ekimosis
n dapat teratasi dengan kriteria 2. Cegah ulserasi oral dan rectal
hasil : 3. Gunakan jarum yang kecil pada
- Klien tidak menunjukan saat melakukan injeksi
bukti-bukti perdarahan 4. Menggunakan sikat gigi gigi
kriteria hasil : yang lunak dan lembut
1. Tekanan darah : 90/60 5. Laporkan setiap tanda-tanda
mmHg perdarahan (tekanan darah
2. Nadi : 100x/menit menurun, denyut nadi cepat,
3. Ht 40-54 % (laki-laki) , dan pucat)
37-47 % (perempuan ) 6. Hindari obat yang mengandung
4. Hb 14-16 gr% aspirin
7. Ajarkan orangtua dan anak yang
lebih besar untuk mengontrol
perdarahan hidung
5 Ganggua Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara verbal dan non
. n citra keperawatan diharapkan verbal respon klien terhadap
tubuh masalah gangguan citra tubuh tubuhnya.
dapat teratasi dengan kriteria 2. Monitor frekuensi mengkritik
hasil : dirinya
1. Mampu mengidentifikas 3. Jelaskan tentang pengobatan,
kekuatan personal perawatan, kamjuan dan
2. Mendiskripsikan secara prognosis penyakit
faktual perubahan fungsi 4. Dorong klien mengungkapkan
tubuh perasaannya
3. Mempertahankan intraksi 5. Identifikasi arti pengurangan
sosial melalui pemakaian alat bantu
6. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Leukemia atau yang sering kita kenal dengan kanker darah merupakan
neoplasma ganas sel darah putih (leukosit) yang ditandai dengan bertambah
banyaknya sel darah putih abnormal dalam aliran darah.Sel-sel tersebut
berinfiltrasi secara progresif ke dalam jaringan tubuh, terutama pada sumsum
tulang.Akibatnya, sumsum tulang rusak dan kehilangan fungsinya untuk
membuat sel darah merah dan sel darah putih normal serta platelets
(trombosit). Sebagai akibat kekurangan sel darah merah, maka akan terjadi
anemia. Jika kekurangan sel darah putih ini dapat mengakibatkan penurunan
sistem kekebalan tubuh.Selain itu, kurangnya produksi platelet atau
trombosit dapat mengakibatkan perdarahan yang parah.

3.2Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan
Seluruh mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya
terhadap penyakit leukimia sehingga dapat dikembangkan dalam
tatanan layanan keperawan.
3.2.2 Bagi Perawat
Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti penyakit tersebut
melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Eviidence
Based Nursing Practice di lingkungan rumah sakit dalam seluruh
tatanan layanan kesehatan.
3.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan hendaknya menyediakan buku-buku yang ada
kaitannya dengan penyakit leukemia, sehingga menambah referensi
bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Butcher, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi


6. Jakarta: Elsevier.

Hidayat, Alimul Azis. 2016. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba
Medika.

Isnani, dkk. 2017. Evaluasi Toksisitas Hepatologi Akibat Penggunaan 6-


Merkaptopurin Dalam Fase Pemeliharaan Pada Pasien Pediatri Kanker
Leukemia Limfoblastik Akut Di Rs Kanker Darmais Jakarta. Jurnal
Pharmascience, Vol. 04, No.01, hal: 63-68.

Moorhead, Jhonson, Maas & Swanso. 2013. Nursing Outcame Clasification


(NOC) Edisi 5. Jakarta: Elsevier.

NANDA. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

Ngastiyah. 2015. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nurarif. Huda Amin., dan kusuma hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan
dan diagnosa medis & NANDA jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.

Saripudin, Yuliani, R. 2010. Asuhan keperawatan pada anak (Ed. 2nd). Jakarta :
CV Sagung Seto.

Wolley, Nikmatiah G.A., Stefanus Gunawan, Sarah M. Warouw. 2016.


Perubahan Status Gizi Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik
Akut Selama Pengobatan. Jurnal e-Clinic (eCI), Volume 4, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai