HIRSCHPRUNG
DOSEN PEMBIMBING:
H. Nurlia, S.Kep, Ns
DISUSUN OLEH
Kelompok I
1. Selfiana (A.18.10.056)
4. NurFadillah (A.18.10.047)
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan
Hirschprung” yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
Penulis
i
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
A. Konsep Dasar 4
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
Daftar Pustaka26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling
tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara spontan, spingter rektum
segmen yang tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada
1
disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus defisiensi
ganglion.
Biasanya, penyakit hisprung terjadi pada bayi aterm dan jarang pada bayi
kardiovaskuler.
Selain pada anak, penyakit ini ditemukan tanda dan gejala yaitu
penyakit hisprung diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor
lingkungan.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
keperawatan anak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Definisi
usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai
setiap individu.
ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus
4
2. Macam-macam penyakit hirscphrung
yaitu :
perempuan.
3. Etiologi
Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus
Auerbach di kolon.
1985 : 1134).
5
a. Sering terjadi pada anak dengan ”Down Syndrome”.
dinding pleksus.
Karena gejala tidak jelas, gejala pada anak yang lebih besar waktu
lahir:
6
5. Patofisiologi
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub
dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian
6. Manifestasi klinis
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus
c. Nadi meningkat
7
Menurut (suriadi 2001:242) manifestasi klinisnya yaitu:
kehidupan.
e. Gangguan pertumbuhan.
yaitu:
satunya gejala.
8
Serta menurut (Betz, 2002:197), manifestasi klinis yaitu:
a. Masa neonatal
3) Enggan minum.
4) Distensi abdomen.
1) Konstipasi
2) Diare berulang
3) Gagal tumbuh
4) Distensi abdomen
7. Komplikasi
b. Enterokolitis (akut)
e. Obstruksi usus
g. Konstipasi
9
8. Pemeriksaan diagnostik
submukosa.
asetikolin enterase.
kolon.
kolon.
9. Penatalaksanaan
prosedur berikut :
10
a. Prosedur Duhamel : Penarikan kolon normal kearah bawah
sampai ke anus.
d. Intervensi bedah
1. Pengkajian
kehidupan.
e. Gangguan pertumbuhan.
11
f. Obstruk total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan
satunya gejala.
k. Merasa lemah
l. Mengeluh haus
m. Nadi meningkat
p. Masa neonatal
lahir.
3) Enggan minum.
4) Distensi abdomen.
12
q. Masa bayi dan anak-anak
1) Konstipasi
2) Diare berulang
3) Gagal tumbuh
4) Distensi abdomen
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi
b. Nyeri kronis
c. Hipovolemia
No Dx Intervensi Luaran
1. Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi Status nutrisi
- berat badan - Identifikasi makanan yang disukai selama 2x24 jam maka
13
- diare jenis nutrient membaik dengan kriteria
Terapeutik meningkat
dapat di toleransi
14
Edukasi
Kolaborasi
Definisi
Tindakan
Observasi
BB kurang
komsumsi sehari-hari
elektrolit serum
15
Terapeutik
nutrition sesuaiindikasi)
Edukasi
yang di butuhkan
2. Nyeri kronis Manajemen Nyeri Tingkat nyeri
nyeri sensorik atau emosional yang berkaitan selama 2x24 jam maka di
16
- Tampak fungsional dengan onset mendadak atau menurun dengan kriteria
17
Terapeutik diharapkan pola tidur
terapi bermain
meredakan nyeri
Edukasi
pemicu nyeri
mandiri
secara tepat
18
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
perlu
Pemberian Analgesik
Definisi
Tindakan
Observasi
19
Terapeutik
pasien
diinginkan
Edukasi
samping obat
Kolaborasi
20
lemah ketidakmampuan tubuh menyediakan selama 2x24 jam maka di
(Oksimetrisnadi, AGD)
respon pupil
Terapeutik
>94%
21
mekanis, jikaperlu
trendbelenberg)
- Pasang jalur IV
produksi urine
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
dipenhidramin, jikaperlu
jikaperlu
- Kolaborasi krikotiroidotomi,
jikaperlu
jikaperlu
cairan, jikaperlu
Manajemen Hipovolemia
Definisi
22
Mengindentifikasi dan mengelola
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Trendelenbung
Edukasi
cairan oral
posisi mendadak
23
Kolaborasi
BAB III
PENUTUP
24
A. Kesimpulan
kebiasaan buang air besar. Orang tua yang mengusahakan agar anaknya
bisa buang air besar dengan cara yang awam akan menimbulkan masalah
hisprung harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga
terjalin hubungan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter,
yang terjadi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
25
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Edisi ke-3. Jakarta : EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Kartono, Darmawan. 2004. Penyakit Hirschsprung. Jakarta : Sagung Seto.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Sri Kurnianingsih
(Fd), Monica Ester (Alih bahasa) edisi – 4 Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa : Brahm U
Pendit. Jakarta : EGC.
Carpenito , Lynda juall. 1997 . Buku saku Diagnosa Keperawatan.Edisi ke -^.
Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu kesehatan Anak . 1991. Ilmu Kesehatan Anak . Edisi Ke-2 .
Jakarta : FKUI .
Mansjoer , Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 . Jakarta : Media
Aesulapius FKUI
26