Sediaan Gel Cream Dan Ointment
Sediaan Gel Cream Dan Ointment
KELOMPOK : 2
KELAS : D
1. Neli Silvia Ningrum ( 201310410311002 )
2. Lita Filzatil Fitri ( 201310410311009 )
3. Canthika Anisa Abdullah ( 201310410311013 )
4. Nur Muhammad Aminullah ( 201310410311014 )
5. Winda Hayati ( 201310410311018 )
6. Eka Ismiyanti ( 201310410311026 )
7. Nikmafiyanti Bumulo ( 201310410311030 )
8. Annisyah Wiradika ( 201310410311036 )
9. Risa Andriani ( 201310410311043 )
10. Anis Piari Sri Suhariyati ( 201310410311061 )
11. Achmad hadilatif ( 201310410311087 )
12. Lina Fitrianidiah ( 201310410311089 )
13. Aliyah Nia Fauziah Daud ( 201310410311263 )
DOSEN PEMBIMBING :
BETY SUKMANING TYAS, S.Farm.,APT.
PENDAHULUAN
Bahan tambahan
1. Gelling Agent
Gelling agent berfungsi untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam bahan
seperti jeli dan permen.
Karakteristik
Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Fisik
Kimia
CMC-Na 3 – 6% Gelling Agent Pemerian: berwarna Stabil dalam air,
(HPE 6th 0,25 – 1% Emulsifying Agent putih, atau hampir inkompatibel dengan
ed., p.119) putih, tidak berbau, larutan asam kuat,
tidak berasa, bubuk dan dengan larutan
granul. Higroskopis besi dan beberapa
setelah dikeringkan. metal seperti
Kelarutan: praktis tidak merkuri, aluminium
larut dalam aseton, dan zink. Juga
etanol (95%), eter dan inkompatibel dengan
toluene. Mudah xanthan gum.
didispersikan dalam air
dalam temperature
berapapun.
Carbomer 0,5 – 2% Gelling Agent Pemerian: berwarna pH : 2,5 – 4
(HPE 6th 0,1 – 0,5% Emulsifying Agent putih, halus, asam, dalam 0,2% w/v
ed., p. 110) 0,5 – 1% Suspending Agent bubuk higroskopis dispersi air.
dengan karakteristik,
agak berbau.
Kelarutan:
mengembang dalam air
dan gliserin, setelah
netralisasi pada etanol
(95%).
2. Surfaktan
Surfaktan (emulgator) berfungsi untuk menjembatani fase air dan minyak agar
membentuk suatu massa yang homogen.
Karakteristik
Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Fisik
Kimia
Polysorbat 0,1 – 3% Emulsifying Agent Pemerian: bau khas, Dapat kehilangan
(HPE 6th Surfaktan rasa pahit, bentuk dan warna/mengendap
ed., p. 551) warna pada suhu 250 bermacam-macam
yaitu minyak. bahan terutama
Kelarutan: larut dalam fenol, tars/bahan
air, etanol, mineral oil semacam tars.
dan minyak sayur. Dengan penambahan
polysorbate aktif.
3. Enhancer
4. Humektan (pembasah)
5. Co – Solvent
Chlorpheniram
ini maleat
Dapat dibuat
Gel
Menjaga Penetrasi
Bahan Adanya sediaan agar bahan
Pembentuk Gel media air tetap kering obat
Rentan kontaminasi
Gelling agent HUMEKTAN
mikroba
Pengawet
Hidrogel Enhancer
Emulgel
Formulasi
Formula I Hidrogel
Cara Kerja :
Flow-chart
Membut campuran 1
Dilarutkan CTM dan Na. (Ditaburkan CMC-Na
Ditimbang semua bahan Benzoat dengan 2ml secara merata kedalam
aquadest air panas 11 ml, tunggu
ad mengembang)
Formula 2 Hidrogel
Bahan Fungsi Rentang % Kebutuhan
Dipakai
CTM Bahan aktif 0,4 gram
Carbomer Gelling agent 0,1-1% 0,2% 0,9
x 20 g=0,18 gram
100
Na – EDTA Chelating agent 0,005-0,1% 0,05% 0,05
× 20 g=0,01 g
100
Propilenglikol Enhancer 1-10% 8% 8
×20 g=1,6 g
100
PEG 400 Humektan 15% 15
×20 g=3 g
100
Na benzoate Pengawet 0,02-0,5 % 0,03% 0,03
× 20 g=0,06 g
100
TEA Alkali agent 2-4% 3% 3
×20 g=0,6 g
100
Aqua Pelarut Ad 20 14,14 ml
CARA KERJA :
Formula 1 Emulgel
Prosedur Kerja
Skema Kerja
Proseedur Kerja
Skema Kerja
Prosedur kerja :
Flow-chart
Membut campuran 1
Dilarutkan CTM dan Na. (Ditaburkan CMC-Na
Ditimbang semua bahan Benzoat dengan 2ml secara merata kedalam
aquadest air panas 11 ml, tunggu
ad mengembang)
Prosedur Kerja
Skema Kerja
CMC Na +Air Dibuat Fase air yang Dibuat Fase Minyak
Panas ad terdiri dari yang terdiri dari Spaan,
mengembang Tween,PG,Gliserin,Ni Minyak kayu
pagin dan EDTA putih,Nipasol,BHT
CREAM
PENDAHULUAN
Karakteristik Bahan
Krim adalah bentuk setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam dasar yang sesuai (FI IV hal 6). Sedangkan menurut FI III definisi cream
adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksutkan untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2 yaitu minyak dalam air (m/a) dan air
dalam minyak (m/a).
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk pemakaian pada etiket
harus tertera “obat luar” (FI III hal 8).
c. Tipe Krim
Ada 2 tipe krim yaitu minyak dalam air (m/a) dan air dalam minyak (m/a). Pemilihan zat
pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat kimia yangt dikehendaki, untuk tipe krim
m/a digunakan sabun monovalen seperti Trietanolamin, Nat. Stearat, Kuning telur, Gelatin,
Caseinum, CMC dan Emulgidium. Sedangkan untuk tipe a/m digunakan sabun polivalen seperti
span, adeps lanae, kolesterol dan cera.
d. Kestabilan Krim
Kestabilan krim akan terganggu dan rusak jika campuran terganggu, terutama disebabkan
oleh perubahan suhu dan komposisi yang disebabkan adanya perubahan salah satu fase secara
berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampur satu sama lain. Pengenceran krim hanya
dapat dilakukan jika diketahui pengenceran yang cocok dan dilakukan dengan tehnik aseptik.
Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet
dalam krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) kadar 0,12% - 0,18% atau propil
paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% - 0,05%
FORMULA BAKU
Formula Baku Vanishing Cream ( sebagai basis krim )
R/ Acidi stearinici 15,0
Cerae Albi 2
Vaselinni Albi 8
Triethnolamin 1,5
Propilenglikol 8,0
Aquadest
S. Vanishing cream
( ilmu meracik obat halaman 72 )
Monografi Bahan Tambahan
1. Basis
NAMA BAHAN PEMERIAN KELARUTAN INKOMPAKTIBILITAS KETERANGAN
LAIN
Vaselin Album Sediaan padat, Larut dalam kloroform,eter, Inkompaktibilitas Topical
( Vaselin Putih ) tidak berbau,tidak minyak atsiri,sedikit larut dengan oksidator ointmen up to
berasa,tidak dalam metanol;praktis tidak 100%, topical
HPE ed 6 hal berwarna atau larut dalam aseton,etanol emulcisions 4 –
473 putih 90% dan air 25% emolient
topical cream
10 – 30%
Cera Alba Lilin putih yang Larut dalam kloroform,eter, Dengan oksidator Emolient 2-5%
tidak minyak atsiri,dan karbon kuat Emulsifying
berasa,berwarna disulfide hangat,sedikit agent 2-5%
HPE ed 5 hal putih atau agak larut dalam etanol 95%,
817 kekuningan,berupa praktis tidak larut dalam air
lembaran atau
butiran halus,bau
lemah mirip lilin
kuning
Adeps Lanae Lilin warna kuning Mudah larut dalam Dapat -
( lanolin ) pucat dengan bau benzena,kloroform,eter,sed mempengaruhi
khas, bila ikit larut dalam etanool stabilitas obat aktif
dileburkan menjadi dingin 95%,praktis tidak tertentu
cairan jernih atau larut dalam air
hampir jernih
berwarna kuning
2 Sodium Benzoat Kristal atau Air 1:1.8, etanol Gelatin dan gram foil
granul putih, 95% 1:75,etanol
sangat 90% 1:50, air
higroskopis, 1:14
amorf
3 Nipasol (Prophyl Parabean) Serbuk kristal Mudah larut
putih,tidak dalam
HPE ed.5 hal.629
berbau,tidak aseton,eter, larut
berasa dalam 1:1.1
bagian etanol
95% dalam
gliserin 1:250
bagian dalam pg
1:3.9 bagian.
Dalam air sukar
larut
3.Emulgator
4. Antioksidan
Cream formula I a/m (Fase minyak haruslebih besar dari fase air)
1. Ditimbang Asam stearat, cera alba, vaselin album. Ketiga bahan tersebut dimasukkan kedalam
cawan porselen kemudian dilebur diatas waterbath
2. Ditimbang TEA, nipagin, nipasol, propilenglikol dan diukur aqua. Bahan-bahan tersebut
dimasukkan kedalam beaker gelas kemudian dipanaskan
3. Disiapkan mortir panas
4. Campuran (1) dan (2) yang masih panas dimasukkan bersamaan kedalam (3)
5. Timbang Tween 80 masukkan ke campuran (4) aduk ad homogen
6. Campuran (4) diaduk ad dingin
7. Ditimbang titanium okside dan BHT. BHT dilarutkan kedalam titanium okside
8. Campuran (7) sedikit demi sedikit dimasukkan kedalam campuran (6) diaduk ad homogen ad
membentuk masa krim yang baik.
Skema kerja
As, stearat
Timbang Vaselin album
cera alba
bahan BHT
Titanium diokside
fase Nipasol
(semua bahan dilebur
minyak diatas waterbath)
Masukan
Aduk ad homogen dan
secara
dingin
bersamaan
pada mortir
panas
Aduk ad membentuj masa
cream yang baik
Masullan wadah
PENDAHULUAN OITMENT
Tinjauan Bentuk Sediaan
Definisi ointment (salep) menurut FI IV adalah sediaan setengah padat digunakan untuk
pemakaian topical pada kulit atau selaput lender. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi menjadi 4 kelompok :
1. Dasar salep hidrokarbon
Contohnya vaselin putih. Dasar salep ini digunakan sebagai emolient dan sukar dicuci.
Tidak mongering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
2. Dasar salep serap
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emollient. Contohnya lanolin, paraffin
hidrofilik dan lanolin anhidrat.
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi dalam air antara salep hidrofilik/krim. Beberapa bahan obat menjadi
efektif menggunakan dasar salep ini daripada salep hidrokarbon. Keuntungan lain dapat
diencerkan dengan air.
4. Dasar salep larut dalam air
Lebih tepat disebut gel.
Tinjauan Bahan Aktif
Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang dieroleh dari destilasi daun segar dan
ranting kayu putih (Melaleuca leucadendra) yang berisi cineole. Minyak kayu putih diterapkan
secara eksternal sebagai stimulant dan rubefacient ringan pada rematik. Ini juga digunakan agen
volatile lainnya dalam persiapan untuk menghilangkan gangguan saluran pernafasan dan hidung
tersumbat. Ini juga dapat digunakan sebagai aromaterapi.
Oleum Cajuputi (minyak kayu putih)
Minyak atsiri yang dibuat dengan menyuling dengan air dan bahan-bahan berdaun yang
masih segar dari jenis Melaleuca leucadendra linn. Cairan encer berwarna hijau jernih, rasanya
aromatic yang mudah dikenal menyerupai kapur barus. Berat jenis 0,919-0,930. Indeks bias
1,466-1,471 (Farmakope edisi V).
1. Bahan Aktif
4 Viskositas -
6 Bau Aromatik
MACAM-MACAM BAHAN
1. Basis Salep
4. Surfaktan
Untuk menaikkan koefisien sebar agar suatu sediaan yang mengandung baris minyak mudah
menyebar dan merata pada kulit.
5. Antioksidan
Ditambahkan jika dalam sediaan tersebut mengandung bahan aktif atau bahan tambahan Yang mudah
terokidasi. Oksidasi dapat mengakibatkan penurunan atau efek terapi. Perubahan wana, bau , rasa , dll.
Antioksidan harus larut dalam air atau lemak.
Contoh untuk mencegah reaksi rancidily yang menimbulkan ketengikan pada fixed o
6. ENHANCER
Bahan Aktif
Gucalyptus oil / Cajuputi oil
Sifat – sifat :
Bentuk cair, bau khas
Stabil dalam bentuk krim dan lotion
OINTMENT Formula 1
Prosedur Produksi
1. Timbang semua bahan
2. Diletakan lanolin dan cera alba di cawan porselain, lelehkan di atas waterbath, dimasukan
nipagin dan nipasol.
3. Siapkan mortir panas
4. Dimasukan 2 dalam 3, aduk ad homogen dan dingin.
5. Dimasukan propilen glikol ke dalam 4 sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen
6. Dimasukan cajuputi oil yang telah dicampur dengan BHT ke dalam 5, sedikit demi sedikit ad
homogen
7. Dimasukan dalam pot salep yang telah ditimbang
8. Ditimbang bobot ointment yang dibuat
9. Lakukan evaluasi sediaan
Skema kerja
Aduk ad
membentuk salep
Masukan dalam
wadah dan timbang
No Nama Bahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah dalam
Pemakaian 20 g
1 Cajuputi oil Bahan aktif - 10% 2g
2 Olive oil Emulient - 10% 2g
3 Vaselin album Basis Ad 100% 79,9% 10,98g
4 Propilen glikol Enhancer >15% 15% 3g
5 BHT Antioksidan 0,0075-0,1% 0,1% 0,02g
6 Microwax Emulgator 1-20% 10% 2g
7 Nipasol Pengawet 0,01-0,02% 0,01% 0,002g
8 Na-EDTA Chelating - 0,05% 0,01g
Agent
Ointment formula 2
Prosedur Produksi
Leburkan
Vaselin album,dan Masukan dalam Aduk ad homogen
di atas
Microwax mortir panas dan dingin
waterbath
Aduk ad
membentuk salep
Masukan dalam
wadah dan timbang
Dipilih formula 3
Prosedur Produksi
Tambahkan
Vaselin album cajuputi oil
Leburkan
Cera Alba
di atas
Asam Stearat
waterbath
BHT Masukan secara
Aduk ad homogen
bersamaan pada
dan dingin
mortir panas
Masukan dalam
wadah dan timbang
OINTMENT Scale up
Prosedur Produksi
Ditimbang semua
bahan
Tambahkan
Vaselin album cajuputi oil
Leburkan
Cera Alba
di atas
Asam Stearat
waterbath
BHT Masukan secara
Aduk ad homogen
bersamaan pada
Propilen glikol Panaskan
TEA di atas Aduk ad
Aqua waterbath membentuk salep
Masukan dalam
HASIL EVALUASI wadah dan timbang
Uji Viskositas
Cara Kerja :
Hasil evaluasi :
Daya Sebar
Cara kerja :
Kurva sebaran :
1. Cream :
y = bx + a
y = 5,05 .10−3 x + 6,42
2. Ointment :
y = bx + a
y = 3,83 .10−3 x + 4,85
3. Hidrogel :
y = bx + a
y = 3,29 .10−3 x + 4,20
4. Emulgel :
y = bx + a
y = 0,0197 x + 3,72
1. Uji Organoleptis/Accetability
Uji organoleptis atau acceptability pada hasil sediaan menggunakan hasil data dari
kuisioner yang dinilai oleh masing-masing 10 responden pada tiap sediaan (hydrogel,
emulgel, cream dan ointment).
a. Emugel
Acceptability Emugel
85.00%
80.00%
80%
78% 78%
75.00%
Prosentase
75%
70.00%
68%
65.00%
60.00%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai
b. Hidrogel
Acceptability Hidrogel
80% 75% 75% 75% 73%
70%
60%
60%
50%
Prosentase
40%
30%
20%
10%
0%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai
c. Cream
Acceptability Cream
80.00%
77.50%
75.00%
72.50%
70.00% 70.00%
70.00%
Prosentase
65.00%
65.00%
60.00%
55.00%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
d. Ointment
Acceptability Ointment
80% 75.0%
72.5%
70.0%
70% 65.0%
60.0%
60%
50%
Prosentase
40%
30%
20%
10%
0%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai
Kesimpulan:
Cream = tipe M/A
Emulgel = tipe M/A
b. Pengenceran
Prosedur:
- Dimasukkan sediaan cream dan emulgel masing-masing 2 pada 4 buah gelas
arloji.
- Ditambahkan Aqua pada sediaan cream dan emulgel dengan perbandingan 1:10.
- Kemudian ditambahkan Paraffin liq. pada sediaan cream dan emulgel lainnya
dengan perbandingan 1:10.
- Amati perubahan yang dihasilkan. Jika sediaan homogen dengan Aqua maka tipe
emulsi adalah M/A. Namun jika sediaan homogen dengan Paraffin liq. maka tipe
emulsi adalah A/M.
Hasil uji tipe emulsi dengan pengenceran:
Aqua Paraffin liq.
Cream Emulgel Cream Emulgel
Homogen Homogen Tidak Homogen Tidak Homogen
Kesimpulan:
Cream = tipe M/A
Emulgel = tipe M/A
3. Uji pH
Prosedur:
- Dimasukkan sediaan semisolid (hidroge, emulgel, cream dan ointment) pada
masing-masing beaker glass kemudian ditambahkan Aqua dengan perbandingan
3:30 (3 gram sediaan dalam 30 mL Aqua).
- Diambil pH meter.
- Dibilas elektroda dengan aquadest.
- Dikeringkan elektroda dengan kain kasa atau tissue.
- Dikalibrasi elektroda dengan larutan pH standart.
- Dibilas elektroda kembali dengan aquadest lalu keringkan.
- Diukur sediaan larutan dalam beaker glass kecil.
- Dicelupkan elektroda sampai terbenam dalam larutan.
- Dibaca pH yang tertera pada alat.
Hasil pengamatan pH:
1) Hidrogel = 5,80
2) Emulgel = 6,60
3) Ointment = 8,74
4) Cream = 8,22
4. Uji Daya Sebar
f(x) = 0 x + 4.87
7 R² = 0.85
Diameter (cm)
f(x) = 0 x + 4.08
6 R² = 0.63
2
100 200 300 400 500 600 700
Beban (gram)
Pembahasan
1. Pembahasan Formulasi
Pada pembuatan hidrogel dan emulgel skala kecil terdapat beberapa formula yang
berbeda. Perbedaannya yang mendasar terdapat pada bahan tambahan yaitu Gelling agent. Pada
formula I baik hidrogel maupun emulgel menggunakan CMC-Na, sedangkan pada formula II
menggunakan Cabomer dengan tambahan TEA sebagai alkali agent.
Pada penggunaan gelling agent yaitu CMC-Na, mekanisme kerjanya berbeda dengan
gelling agent menggunakan carbomer. Pada CMC-Na dapat memerangkap air dengan
membentuk jembatan hidrogen antar molekul CMC-Na (Belitz and Grosch, 1986). CMC-Na
akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir CMC-Na yang bersifat hidrofilik akan menyerap
air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak
menjadi tidak dapat bergerak lagi sehingga keadaan larutan menjadi lebih mantap dan terjadi
peningkatan viskositas (Fennema, Karen, and Lund, 1996).
Sedangkan pada Carbomer mekanisme kerjanya yaitu pada fase kering, carbomer
terbentuk dalam rantai spiral. Perlahan-lahan carbomer mengembang dengan penambahan
pelarut dimana ini akan meningkatkan viskositas sediaan. Carboxylic acid grup pada rantai
carbomer dinetralkan dengan basa yaitu penggunaan TEA. Ini akan meningkatkan tolakan
elektrostatik antar rantai yang menyebabkan kumparan spiral menjadi jarang. Adisi dari
hidroksida menyebabkan kekentalan meningkat karena terbentuknya ikatan hidrogen dalam
strukturnya.
CTM bekerja
pada daerah
Dermis
Selain itu, perbedaan lain dari emulgel dan hidrogel yaitu adanya penambahan emulgator
dan anti oksidan pada sediaan emulgel. Penambahan emulgator berfungsi sebagai jembatan
antara fase air dan minyak karena pada sediaan tersebut menggunakan oleum cajuputi sebagai
bahan aktif dan bahan pembawanya berupa air. Pada penambahan anti oksidan, berfungsi untuk
mencegah terjadinya oksidasi dari oleum cajuputi. Sedangkan pada sediaan hidrogel tidak
digunakan emulgator dan antioksidan karena sebagian besar merupakan fase air dan tidak
terdapat fase minyak sehingga tidak diperlukan antioksidan.
Pada sediaan hydrogel terdapat dua formula. Dari hasil evalusai kedua formula tersebut
didapatkan hasil formula I dengan penggunaan gelling agent berupa CMC-Na pH yang
didapatkan yaitu 6, sedangkan pada uji organoleptis didapatkan tekstur yang lembut, sedangkan
pada formula 2 menggunakan Carbomer didapatkan pH 8 yaitu lebih tinggi dari pH kulit. Hal ini
dikarenakan pada formula 2 digunakan Carbomer dengan penambahan TEA. TEA dapat
menyebabkan perubahan pH menjadi lebih basa jika penggunaanya lebih besar. Sedangkan pada
uji organoleptis formula II didapatkan hasil berupa tekstur agak lembut. Dari evaluasi skala kecil
tersebut dapat disimpulkan bahwa formula I digunakan sebagai scale up.
Pada sediaan emulgel dengan bahan aktif berupa oleum cajuputi didapatkan hasil
evaluasi formula 1 dengan pH yang didapatkan yakni pH 5 dan pada uji organoleptisnya berupa
teksturnya lebih merata dan baunya lebih tajam. Pada formula 2 didapatkan hasil evaluasi pH
yakni pH 8 melebihi pH kulit pada umumnya yaitu 4-6,5. Pada uji organoleptis didapatkan
tekstur yang kurang merata dikarenakan fase minyak dan fase air kurang bercampur. Sedangkan
pada baunya lebih tajam. Dari hasil evaluasi Emulgel skala kecil disimpulkan bahwa formula 1
digunakan sebagai scale up.
B. Cream
Formula 1 Formula 2
Nama Bahan Fungsi Nama Bahan Fungsi
Titanium okside (larut Bahan aktif Titanium dioksida Bahan aktif
dalam minyak) (Tabir surya)
Vaselin album (30%) Basis Cera Alba Basis dan
emulgator
Cera alba (1%) Basis Parafin Liquidum Basis
Asam stearat Emulgator Lanolin Emulgator
TEA Emulgator Asam Stearat Emulgator
Tween 80 Emulgator TEA Emulgator
Na-Metabisulfit Antioxidant Nipagin Pengawet
Nipagin Pengawet Nipasol Pengawet
Nipasol Pengawet Gliserin Humektan
Propilenglikol Emolient Aqua Solven
Aqua Solvent BHT Antioksidan
Ol. Rosae Corigen odoris
Pada formulasi Skala kecil cream dibandingkan dua formulasi dengan persentase basis yang berbeda,
pada formula 1, digunakan kombinasi basis cream dan basis vaselin album sejumlah 30% dan cera alba
1%, tujuannya untuk pembentukan tekstur cream yang lebih baik, adapun pada formula 2, seluruhnya
menggunakan basis cream.
Formula 1 :
Pada formula 1 dibuat cream dengan tipe emulsi A/M dimana perbandingan persentasi fase
minyak (53 %) dengan fase air (47%) cukup kecil, digunakan emulgator Asam stearat dan TEA. Zat
pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol, atau ester asam lemak dengan atau
garam dari asam lemak dengan logam bervalensi dua, oleh karena itu dipilih Asam stearat dan TEA yg
merupakan ester asam lemak(sabun monovalen), kemudian juga diberikan kombinasi emulgator Tween
80 untuk mengoptimalkan kerja emulgator. Pada formula 1, propilenglikol ditambahkan sebagai
emollient untuk memberikan sensasi lembut saat pengolesan cream.
Keuntungan dari cream dengan tipe emulsi A/M adalah sangat sulit bercampur/dicuci dengan
air, sehingga cocok untuk bahan obat yang harus bertahan lama di atas permukaan kulit misalnya
Titanium dioxide sebagai bahan aktif sun block. Dengan cream tipe A/M, kemungkinan cream untuk
melarut dengan keringat dan akhirnya tidak bertahan lama menjadi kecil, namun kerugiannya, rasa
lengket setelah digunakan akan tetap ada karena basis cream yang cukup ‘berlemak’ melapisi kulit.
Formula 2 :
Pada formula 2 dibuat cream dengan tipe emulsi M/A dimana perbandingan persentase fase
minyak (22,8%) dengan fase air (77,2%), digunakan kombinasi emulgator sabun monovalen, cera dan
lanolin, Sabun monovalen merupakan emulgator yang umumnya digunakan untuk membentuk tipe
emulsi A/M namun berdasarkan formula baku vanishing cream (M/A), asam stearat dan TEA yang
meskipun merupakan emulgator sabun monovalen tetap dapat digunakan untuk membentuk cream tipe
M/A. adapun cera alba dan lanolin juga dapat digunakan sebagai emulgator untuk emulsi tipe M/A (HPE,
2005). Gliserin sebagai Humektan ditambahkan untuk menahan aqua dalam sediaan agar tekstur
sediaan tetap selama penyimpanan. Juga ditambahkan Ol rosae untuk meningkatkan daya tarik cream
dengan bau yang lebih enak.
Keuntungan dari cream M/A yang dibuat dalam bentuk vanishing cream di sini adalah selain
dapat menjadi basis yang cukup baik karena tingkat kelembutan yang baik, cream dengan tipe ini
mengandung sejumlah air yang besar sehingga dapat sekaligus melembabkan kulit, selain itu,dapat
melapisi kulit dengan lapisan minyak/ film pada kulit, efek ini akan disukai oleh pasien karena setelah
penggunaan selain terdapat bahan aktif Titanium dioxide yang dapat menghalau sinar UV (Sunblock)
juga dapat menjadikan rasa lembut di kulit karena efek melembabkannya.
Formula pH
1 8
2 8
pH kedua formula cream yang diuji menggunakan pH indicator menunjukan pH yang cukup tinggi, lebih
besar dari rentang pH kulit (4,5-6,5), hal ini karena penggunaan TEA yang memiliki pH basa dan
penggunaannya dapat meningkatkan pH sediaan, sehingga diperlukan optimasi penggunaan TEA agar
dapat tetap berfungsi sebagai basis cream (emulgator) namun tidak terlalu mempengaruhi pH sediaan.
Formula terpilih
Formula yang dipilih untuk scale up yakni formula 2, karena mempertimbangkan tekstur yang
dihasilkan,sensasi saat dioleskan, dan bau yang dihasilkan.