Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SEDIAAN GEL, CREAM DAN OINTMENT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Semisolida

KELOMPOK : 2
KELAS : D
1. Neli Silvia Ningrum ( 201310410311002 )
2. Lita Filzatil Fitri ( 201310410311009 )
3. Canthika Anisa Abdullah ( 201310410311013 )
4. Nur Muhammad Aminullah ( 201310410311014 )
5. Winda Hayati ( 201310410311018 )
6. Eka Ismiyanti ( 201310410311026 )
7. Nikmafiyanti Bumulo ( 201310410311030 )
8. Annisyah Wiradika ( 201310410311036 )
9. Risa Andriani ( 201310410311043 )
10. Anis Piari Sri Suhariyati ( 201310410311061 )
11. Achmad hadilatif ( 201310410311087 )
12. Lina Fitrianidiah ( 201310410311089 )
13. Aliyah Nia Fauziah Daud ( 201310410311263 )

DOSEN PEMBIMBING :
BETY SUKMANING TYAS, S.Farm.,APT.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
OKTOBER, 2015
Kata Pengantar
HIDROGEL DAN EMULGEL

PENDAHULUAN

Tinjauan Bahan Aktif


Chloramfeniramini maleas merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, larutan
mempunyai pH 4-5. Mudah larut dalam etanol, larut dalam air dan dalam kloroform, sukar larut
dalam eter dan benzene memiliki BM 390,87.
Cloramferiramini maleas mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari
100,5 % (C16H19ClN2.C4H4O4) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Tinjauan bahan obat
Cloramfenilamini maleas bekerja pada reseptor antagonis histamine H1. Berikatan
dengan reseptor H1 tanpa mengaktifkan reseptor yang mencegah ikatan akan kerja histamine.
Antihistamin lebih efektif dalam mencegah respon histamine daripada penawarnya. CTM
digunakan untuk mengobati rhinitis, urtikaria dan nay fever.
Pada pemakaian topical memiliki efek samping dapat terjadinya reaksi kulit seperti
pruritis dan eritmia local terutama bila terpapar sinar matahari atau ultraviolet. Segera hentikan
pemakaian jika terjadi kemerahan pada kulit setelah terjadi pemakaian. Penyimpanan dalam
wadah tertutup rapat.
Bahan aktif terpilih : Cloramfenilamini maleas
Alasan : hanya tersedia satu macam bahan
Tinjauan bentuk sediaan
Definisi gel menurut FI IV adalah system semipadat terdiri dari suspense yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika
gel terdispersi homogen dalam bentuk flokulat-flokulat, senyawa anorganik yang tidak larut serta
berwarna yang tidak begitu jernih merupakan gel dengan system dua fase. Misalnya bentonit,
baik gel maupun bentonit dapat bersifat tiksotropik membentuk semipadat.
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic tersebar sama dalam suatu cairan
sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya molekul makro yang terdispersi dalam cairan.
Gel fase tunggal dibuat dari bahan sintetik seperti cabomer maupun bahan alam.
Penyimpanan Gel sebaiknya dalam wadah tertutup baik, dalam botol mulut lebar,
terlindung dari cahaya, ditempat sejuk serta jauh dari jangkauan anak-anak.
Rancangan formula
Bahan aktif
Senyawa aktif Efek/Khasiat Efek samping Karakteristik Karakteristik
fisika kimia
CTM Gejala alergi Hipersensitivitas Pemerian : BM : 390,87
( Chloramfenirami Urtikaria Ruam kulit serbuk hablur CTM
ni maleas) Kelarutan : mengandung
mudah larut tidak kurang
dalam air, larut 98% dan tidak
dalam etanol, lebih 100,5%
dalam C10H19ClN2
kloroform. C4H4 dihitung
Sukar larut terhadap zat
dalam eter dan yang
benzene. dikeringkan
Suhu lebur :
130-136 C
Rencana spesifikasi sediaan
No Jenis Spesifikasi yang digunakan
1 Bentuk sediaan Gel
2 Kadar bahan aktif CTM 5%
3 pH sediaan 4-6,5 (sesuai dengan pH kulit)
4 Viskositas -
5 Warna Tidak berwarna /bening
6 Bau Mint

Persyaratan bentuk sediaan


Menurut FI IV hal 117
Gel kadang-kadang disebut jeli merupakan system semipadat terdiri dari suspense yang dibuat
dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan.
Menurut Ansel, Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi ke 4 (hal 390)
Gel didefinisikan sebagai system setengah padat yang terdiri dari suatu disfersi yang tersusun
baik dan partikel anorgani yang kecil atau molekul organic yang besar dan saling diserap.
Menurut USP hal XXIII/NF XVII
Gel are defined as semisolid system consisiting of dispersions (made up of either small inorganic
particle or large organic molecular and interpreneted by liquid)
Menurut farmasetika dasar dan hitungan farmasi (hal 130)
Gel kadang disebut jelly merupakan system semipadat (massa lembek) gel terdiri dari suspense
yang dibuat dari partikel anorganik kecil atau molekul organic yang besar dan terpenetrasi oleh
suatu cairan.

Bahan tambahan
1. Gelling Agent
Gelling agent berfungsi untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam bahan
seperti jeli dan permen.
Karakteristik
Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Fisik
Kimia
CMC-Na 3 – 6% Gelling Agent Pemerian: berwarna Stabil dalam air,
(HPE 6th 0,25 – 1% Emulsifying Agent putih, atau hampir inkompatibel dengan
ed., p.119) putih, tidak berbau, larutan asam kuat,
tidak berasa, bubuk dan dengan larutan
granul. Higroskopis besi dan beberapa
setelah dikeringkan. metal seperti
Kelarutan: praktis tidak merkuri, aluminium
larut dalam aseton, dan zink. Juga
etanol (95%), eter dan inkompatibel dengan
toluene. Mudah xanthan gum.
didispersikan dalam air
dalam temperature
berapapun.
Carbomer 0,5 – 2% Gelling Agent Pemerian: berwarna pH : 2,5 – 4
(HPE 6th 0,1 – 0,5% Emulsifying Agent putih, halus, asam, dalam 0,2% w/v
ed., p. 110) 0,5 – 1% Suspending Agent bubuk higroskopis dispersi air.
dengan karakteristik,
agak berbau.
Kelarutan:
mengembang dalam air
dan gliserin, setelah
netralisasi pada etanol
(95%).

2. Surfaktan
Surfaktan (emulgator) berfungsi untuk menjembatani fase air dan minyak agar
membentuk suatu massa yang homogen.
Karakteristik
Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Fisik
Kimia
Polysorbat 0,1 – 3% Emulsifying Agent Pemerian: bau khas, Dapat kehilangan
(HPE 6th Surfaktan rasa pahit, bentuk dan warna/mengendap
ed., p. 551) warna pada suhu 250 bermacam-macam
yaitu minyak. bahan terutama
Kelarutan: larut dalam fenol, tars/bahan
air, etanol, mineral oil semacam tars.
dan minyak sayur. Dengan penambahan
polysorbate aktif.

Tween 80 0,5 – 2,5% Surfaktan, BJ : 1,08 g/mL pH : 2,0 – 9,5


th
(HPE 6 lubrikan, Pemerian: Kristal putih di bawah pH 2,5
ed., p. 687) emulsifying agent akan terhidrolisis
lauryl alcohol dan
salvin bisulfat.

3. Enhancer

Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Karakteristik


fisik Kimia
Propilenglikol Humectant Antimikroba, Cairan jernih, C3H8O2; BM :
(HPE : 624) topicals ≈ 15 % ; disinfektan, kental, tidak 76,0/ stabil pada
perservatife humektan, berwarna, tidak suhu dingin dan
solution,semisolid plasticizer, berbau, agak wadah tertutup
15-30% ; solvent solvent water manis, baik pada suhu
or co solvent miscrible solvent higroskopik. tinggi dan
aerosol solution Kelarutan : tempat terbuka
10-25%, dapat cenderung
parenterals 10- bercampur teroksidasi
60%, topicals 5- dengan air, menjadi
80% dengan etanol propionaldehid,
(95%), dan asam laktat,
dengan asam piruvat.
kloroform ᵨ Stabil dengan
larut, 6 bagian etanol (95%) dan
eter, dengan gliserin, air.
minyak lemak. Incompaktibilitas
dengan potasium
permanganat.
Titik didih : 188°
C
Menthol (HPE 6th 0,05 – 10% Skin penetrant, Kelarutan : Formula yang
: 433) (topikal flavoring agent, sangat larut mengandung 1 %
formulation) terapeutik dalam etanol w/w dalam
95%, kloroform, cream,
eter, minyak dilaporkan stabil
lemak, parafin hingga 18 bulan
liquid. Larut pada suhu
dalam aseton kamar.
dan benzena.
Sangat sukar
larut dalam
gliserin, praktis
tidak larut dalam
air.

4. Humektan (pembasah)

Bahan Kadar Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik


Kimia
Propilengliko Humectant Antimikrobial Cairan kental, Pada suhu
l (HPE 6th : topicals ≈ 15 % ; preservatife, jernih, tidak dingin dan
592) perservatife disinfektan, berbau, rasa agak wadah tertutup
solution,semisoli humektan, manis, higroskopik. baik. Pada suhu
d 15-30% ; plasticizer, Kelarutan dapat tinggi dan
solvent or co solvent water bercampur dengan tempat terbuka
solvent aerosol miscrible air, dengan etanol cenderung
solution 10-25%, cosolvent (95%), dan dengan teroksidasi
parenterals 10- kloroform ᵨ larut menjadi
60%, topicals 5- dalam berbagai propionaldehid,
80% eter, tidak dapat asam asetat.
bercampur dengan Stabil dengan
eter minyak tanah etanol (95%)
ᵖ, dengan minyak dan gliserin, air.
lemak. Incompaktibilit
as dengan
potasium
permanganat.
Titik didih :
188° C
Density : 1,308
g/cm2 (20° C)
PEG 400 Ointmen Bentuk cair (400- HOCH2
(HPE 6th : base, 600) berupa cairan (CH2OCH2)m
517) plasticizer, jernih, tidak CH2O
solvent, berwarna, cairan m adalah
suppository kental, memiliki jumlah
base, tablet bau dan rasa agak polioksietilen
and capsule pahit, serta sedikit
lubricant rasa panas. Density
pada 25° C.
Surfacetensis
mendekati 5 nm/m
(ssdynes/cm)
untuk cairan
polietilenglikol
mendekati hh
mn/m
(ssdynes/cm)untuk
10% aqueos
solution
polietilenglikol
mendekati 55
nm/m
(55dynes/cm)
untuk 10% aqueos
solution
polietilenglikol
padat larutan
jernih, tidak
berwarna, tidak
berbau, kental,
higroskopik, manis
Gliserin (HPE Humektan ≤ 30 % Anatimicrobia Larutan jernih Sangat larut
6th : 283) Emollient < 30% l preservatife, tidak berwarna, dalam etanol
co solvent, tidak berbau, 95% air,
emmolient, kental, metanol, larut
humektan, higroskopis, manis dalam eter
plasticizer, 1:600
solvent, BJ tidak kurang
sweetening dari 1,249
agent,
tonicity agent

5. Co – Solvent

Bahan Kadar Fungsi Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia


Propilenglikol Humectan Antimikroba Cairan kental, C3H8O3 BM = 76,09
(HPE, hal 592) topical 10% oral jernih tidak stabil pada suhu
preservative Preseivative, berwarna, tidak dingin dan wadah
solution solvent disinfectan, berbau, rasa agak tertutup baik pada
co–solvent oral humectant, manis, higroskopis, suhu tinggi dan
solution 10–25 Plasticizer, kelarutan, dapat tempat terbuka
% topical 5 – Vikimins, Water dicampur dengan cenderung
80% solvent etanol (95%) P, teroksidasi menjadi
larut dalam 6 Propionaldehid,
bagian eter, tidak asam laktat, asam
dapat bercampur piruvat, dan asam
dengan eter asetat. Stabil
minyak tanah P, dengan etanol (95%)
dan dengan gliserin dan air
minyakl lemak inkompaktibilitas
dengan potasium
permanganate titik
didih 1880C, dencity
1038 gram/cm3
(200C)
6. Mineral Oil

Bahan Pemerian Kelarutan Intompaktibilitas Keterangan Lain


Olive oil (HPF Minyak mineral Agak larut dalam Dapat -
6th 470) yang diperoleh etanol dapat tersaponifikasi
dari olea dicampur dengan oleh alkali
europoea. Tidak eter, kloroform, hiaroxida
berwarna atau light petroklatum
kuning, cairan (50o - 70o C) dan
transparan karbon disulfide
7. Essensial oil

Bahan Tanaman asal Kandungan Pemerian


Oleum Cajuputi Melaleuca leucadendra Eukaliptol (1,8 - cineol) Cairan tidak
α-terpineol berwarna,
α-pinen berwarna kuning
limonen atau hijau, bau
khas aromatik,
rasa pahit

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Cara memperoleh. Minyak atsiri yang diperoleh dengan pengukuran uap dan air
MATRIX FORMULA TERPILIH
Bahan Aktif

Chlorpheniram
ini maleat

Sifat : Stabil dalam air, larut dalam


air

Dapat dibuat
Gel

Menjaga Penetrasi
Bahan Adanya sediaan agar bahan
Pembentuk Gel media air tetap kering obat

Rentan kontaminasi
Gelling agent HUMEKTAN
mikroba

Pengawet
Hidrogel Enhancer
Emulgel

Formulasi

Formula I Hidrogel

No Nama Bahan Fungsi % Rentang % penggunaan Jumlah


1 CTM Bahan aktif - 1 0,2 g
2 CMC-Na Gelling agent 3–6% 3 0,6 g
3 Propilen glikol Enhancer 1 – 10 % 10 2g
4 Na. Benzoat Pengawet 0,02 – 5 % 0,1 0,02 g
5 Glicerin Humektan < 30 % 20 4g
6 Aqua Ad 20 g 13 ml

Cara Kerja :

1. Ditimbang semua bahan.


2. Diukur air 2 ml, larutkan CTM dan Na. Benzoat aduk ad larut.
3. Disiapkan air panas 11 ml, ditaburkan secara merata CFMC-Na tunggu sampai
mengembang (campuran 1)
4. Masukan larutan CMC dan Na. Benzoat kedalam campuran 1 sedikit demi sedikit
dan digerus ad homogen. (campuran 2)
5. Dimasukan PG dan Gliseri sedikit demi sedikit kedalam campuran 2, gerus ad
homogen hingga terbentuk masa gel yang baik.
6. Masukan kedala pot salep.

Flow-chart
Membut campuran 1
Dilarutkan CTM dan Na. (Ditaburkan CMC-Na
Ditimbang semua bahan Benzoat dengan 2ml secara merata kedalam
aquadest air panas 11 ml, tunggu
ad mengembang)

Ditambahkan gliserin Masukana larutan CTM


Dimasukan Pg kedalam
gerus ad homogen dan Na.Benzoat kedalam
campuran 2 gerus ad
sampai tebentuk masa gel campuran 1 gerus ad
homogen.
yang diinginkan. homogen. (campuran 2)

masukan pot salep.

Formula 2 Hidrogel
Bahan Fungsi Rentang % Kebutuhan
Dipakai
CTM Bahan aktif 0,4 gram
Carbomer Gelling agent 0,1-1% 0,2% 0,9
x 20 g=0,18 gram
100
Na – EDTA Chelating agent 0,005-0,1% 0,05% 0,05
× 20 g=0,01 g
100
Propilenglikol Enhancer 1-10% 8% 8
×20 g=1,6 g
100
PEG 400 Humektan 15% 15
×20 g=3 g
100
Na benzoate Pengawet 0,02-0,5 % 0,03% 0,03
× 20 g=0,06 g
100
TEA Alkali agent 2-4% 3% 3
×20 g=0,6 g
100
Aqua Pelarut Ad 20 14,14 ml

CARA KERJA :

1. Ditimbang semua bahan


2. Diukur aqua 3 ml , larutkan CTM + Na Benzoat aduk ad larut
3. Disiapkan aqua panas 11 ml masukkan ke dalam mortir, masukkan karbomer , tunggu
mengembang + Na EDTA kemuadian lakukan Cek pH ( Campuran 1 )
4. Larutkan EDTA dalam Propilenglikol
5. Masukkan larutan CTM + NA Benzoat ke dalam xampuran 1
6. Masukkan larutan EDTA ke dalam Campuran 1
7. Masukkan PEG ke dalam campuran 1 gerus ad terbentuk massa gel yang baik
8. Masukkan sediaan kedalam pot salep

Flow chart prosedur produksi :

Carbomer + 11 ml aqua panas


CTM + Na Benzoat PG + EDTA Aduk ad larut

Tunggu hingga mengembang +


Dilarutkan
TEA kemudian Cek pH
dalam 3 ml
aqua
Dimasukkan larutan CTM + Na
Benzoat ke Campuran 1
Formula Emugel 1

Formula 1 Emulgel

No Bahan Fungsi Rentang %Pemakaian Jumlah


1 Kayu Putih Bahan Aktif - 10% 2 gram

2 CMC Na Gelling agent 3-6% 2% 0.4 gram


3 Gliserin Humectan <30% 15% 3 gram
4 PG Humectan 15% 10% 2 gram

5 Tween Emulgator 10% 1.375 gram


6 Spaan Emulgator 10% 0.625 gram

7 Nipagin Pengawet 0.02-0.3% 0.1% 0.02 gram


8 Nipasol Pengawet 0.02-0.3% 0.1% 0.02 gram

9 BHT Anti Oksidan 0.05-0.2% 0.2% 0.04 gram


10 EDTA Chelating 0.005-0.1% 0.05% 0.01 gram
Agent

11 Aqua Solvent - Ad 100% 8.51gram

Prosedur Kerja

1. Ditimbang semua bahan


2. Diukur air panas untuk mengembangkan CMC
3. Dibuat Fase air yang terdiri dari Tween,PG,Gliserin,Nipagin dan EDTA
4. Dibuat Fase Minyak yang terdiri dari Spaan, Minyak kayu putih,Nipasol,BHT
5. Kedua Fase dicampur sedikit demi sedikit didalam mortir sambil digerus. Kemudian
ditambahkan kedalam basis gel CMC Na sedikit demi sedikit sambil digerus ad terbentuk
emugel

Skema Kerja

CMC Na +Air Dibuat Fase air yang Dibuat Fase Minyak


Panas ad terdiri dari yang terdiri dari Spaan,
mengembang Tween,PG,Gliserin,Ni Minyak kayu
pagin dan EDTA putih,Nipasol,BHT
Formula Emugel 2

No Bahan Fungsi Rentang %Pemakaian Jumlah


1 Kayu Putih Bahan Aktif - 10% 2 gram

2 Carbomer Gelling agent 0.1-0.5 % 0.2 gram


3 PEG Humectan - 3 gram
4 PG Humectan 15% 2 gram

5 Tween Emulgator 10% 1.375 gram


6 Spaan Emulgator 10% 0.625 gram

7 Nipagin Pengawet 0.02-0.3% 0.2% 0.04 gram


8 Nipasol Pengawet 0.02-0.3% 0.2% 0.04 gram

9 BHT Anti Oksidan 0.05-0.2% 0.2% 0.04 gram


10 EDTA Chelating 0.05-0.5% 0.05% 0.01 gram
Agent

11 TEA Alkaling agent Secukupnya


12 Aqua Solvent - Ad 100% 10.67 gram

Proseedur Kerja

1. Ditimbang semua bahan


2. Diukur air panas untuk mengembangkan Carbomer
3. Dibuat Fase air yang terdiri dari Tween,PG,PEG,Nipagin dan EDTA
4. Dibuat Fase Minyak yang terdiri dari Spaan, Minyak kayu putih,Nipasol,BHT
5. Kedua Fase dicampur sedikit demi sedikit didalam mortir sambil digerus. Kemudian
ditambahkan kedalam basis gel Carbomer sedikit demi sedikit sambil digerus ad terbentuk
emugel

Skema Kerja

Carbomer +Air Dibuat Fase air yang Dibuat Fase Minyak


Panas ad terdiri dari yang terdiri dari Spaan,
mengembang Tween,PG,PEG,Nipag Minyak kayu
in dan EDTA putih,Nipasol,BHT
SCALE UP
Hidrogel
Bahan Fungsi Kebutuhan
CTM Bahan aktif 2 gram
CMC – Na Gelling agent 8 gram
Propilenglikol Enhancer 20 gram
Glycerin Humektan 40 gram
Na benzoate Pengawet 0,2 gram
Aqua Pelarut 14,14 ml

Prosedur kerja :

1. Ditimbang semua bahan.


2. Diukur air 2 ml, larutkan CTM dan Na. Benzoat aduk ad larut.
3. Disiapkan air panas 11 ml, ditaburkan secara merata CFMC-Na tunggu sampai
mengembang (campuran 1)
4. Masukan larutan CMC dan Na. Benzoat kedalam campuran 1 sedikit demi sedikit
dan digerus ad homogen. (campuran 2)
5. Dimasukan PG dan Gliseri sedikit demi sedikit kedalam campuran 2, gerus ad
homogen hingga terbentuk masa gel yang baik.
6. Masukan kedala pot salep.

Flow-chart
Membut campuran 1
Dilarutkan CTM dan Na. (Ditaburkan CMC-Na
Ditimbang semua bahan Benzoat dengan 2ml secara merata kedalam
aquadest air panas 11 ml, tunggu
ad mengembang)

Ditambahkan gliserin Masukana larutan CTM


Dimasukan Pg kedalam
gerus ad homogen dan Na.Benzoat kedalam
campuran 2 gerus ad
sampai tebentuk masa gel campuran 1 gerus ad
homogen.
yang diinginkan. homogen. (campuran 2)

masukan pot salep.


Emugel

No Bahan Fungsi Rentang %Pemakaian Jumlah


1 Kayu Putih Bahan Aktif - 10% 20 gram

2 CMC Na Gelling agent 3-6% 4 gram


3 Gliserin Humectan <30% 30 gram

4 PG Humectan 15% 20 gram


5 Tween Emulgator 10% 10.31 gram

6 Spaan Emulgator 10% 4.68 gram


7 Nipagin Pengawet 0.02-0.3% 0.2 gram

8 Nipasol Pengawet 0.02-0.3% 0.2 gram


9 BHT Anti Oksidan 0.05-0.2% 0.04 gram

10 EDTA Chelating 0,005-0,1% 0.1 gram


Agent

Prosedur Kerja

1. Ditimbang semua bahan


2. Diukur air panas untuk mengembangkan CMC
3. Dibuat Fase air yang terdiri dari Tween,PG,Gliserin,Nipagin dan EDTA
4. Dibuat Fase Minyak yang terdiri dari Spaan, Minyak kayu putih,Nipasol,BHT
5. Kedua Fase dicampur sedikit demi sedikit didalam mortir sambil digerus. Kemudian
ditambahkan kedalam basis gel CMC Na sedikit demi sedikit sambil digerus ad terbentuk

Skema Kerja
CMC Na +Air Dibuat Fase air yang Dibuat Fase Minyak
Panas ad terdiri dari yang terdiri dari Spaan,
mengembang Tween,PG,Gliserin,Ni Minyak kayu
pagin dan EDTA putih,Nipasol,BHT

Kedua Fase dicampur sedikit demi sedikit


didalam mortir sambil digerus. Kemudian
ditambahkan kedalam basis gel CMC Na
sedikit demi sedikit sambil digerus ad
terbentuk emugel

CREAM

PENDAHULUAN
Karakteristik Bahan

a. Mengganti Bahan Aktif


Nama bahan : Titanium oksida
Deskripsi : Titanium oksida juga dikenal sebagai titanium (iv) oksida atau titania
adalah oksida titanium yang terjadi secara alami, dengan rumus kimia
TIO2. Bila digunakan sebagai pigmen disebut titanium putih. Pigmen
white 6 (PW6) atau Cl 77891. Umumnya oksida ini bersumber dari
ilminite , rutile dan anatse. Titanium dioksida memiliki aplikasi yang luas,
dari cat sampai tabir surya hingga pewarna makanan.
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam asam sulfat panas pekat, asam
hidrofluorida, alkali, tidal larut dalam asam hidroklorida, asam nitrat,
asam sulfat encer, air dingin, pelarut organik.
Pemerian : Kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan ditempat yang sejuk dan kering.
Khasiat : TIO2 memiliki pigmen putih, maka TIO2 bisa digunakan sebagai
pewarna alami, penggunaan dalam industri cukup luas dari pewarna cat,
makanan sampai kosmetik.
b. Tinjauan Bentuk Sediaan

Krim adalah bentuk setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam dasar yang sesuai (FI IV hal 6). Sedangkan menurut FI III definisi cream
adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksutkan untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2 yaitu minyak dalam air (m/a) dan air
dalam minyak (m/a).

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk pemakaian pada etiket
harus tertera “obat luar” (FI III hal 8).

c. Tipe Krim

Ada 2 tipe krim yaitu minyak dalam air (m/a) dan air dalam minyak (m/a). Pemilihan zat
pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat kimia yangt dikehendaki, untuk tipe krim
m/a digunakan sabun monovalen seperti Trietanolamin, Nat. Stearat, Kuning telur, Gelatin,
Caseinum, CMC dan Emulgidium. Sedangkan untuk tipe a/m digunakan sabun polivalen seperti
span, adeps lanae, kolesterol dan cera.

d. Kestabilan Krim

Kestabilan krim akan terganggu dan rusak jika campuran terganggu, terutama disebabkan
oleh perubahan suhu dan komposisi yang disebabkan adanya perubahan salah satu fase secara
berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampur satu sama lain. Pengenceran krim hanya
dapat dilakukan jika diketahui pengenceran yang cocok dan dilakukan dengan tehnik aseptik.
Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet
dalam krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) kadar 0,12% - 0,18% atau propil
paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% - 0,05%

e. Kelebihan Sediaan Krim


1. Mudah menyebar rata.
2. Praktis.
3. Mudah dibersihkan atau dicuci.
4. Cara kerja berlangsung secara setempat.
5. Tidak lengket terutama m/a.
6. Memberikan dingin (cold cream) tipe a/m.
7. Untuk kosmetik.

f. Kelebihan sediaan krim m/a


1. Kosentrasi bahan aktif yang siap menembus statum coerneum meningkat.
2. Meningkatkan absorbsi perkutan.
3. Dapat meninggalkan lipid dan mastuizer lain diatas dan didalam statum coerneum,
sehingga meningkatkan eek hidrasi pada kulit.

FORMULA BAKU
Formula Baku Vanishing Cream ( sebagai basis krim )
R/ Acidi stearinici 15,0
Cerae Albi 2
Vaselinni Albi 8
Triethnolamin 1,5
Propilenglikol 8,0
Aquadest
S. Vanishing cream
( ilmu meracik obat halaman 72 )
Monografi Bahan Tambahan
1. Basis
NAMA BAHAN PEMERIAN KELARUTAN INKOMPAKTIBILITAS KETERANGAN
LAIN
Vaselin Album Sediaan padat, Larut dalam kloroform,eter, Inkompaktibilitas Topical
( Vaselin Putih ) tidak berbau,tidak minyak atsiri,sedikit larut dengan oksidator ointmen up to
berasa,tidak dalam metanol;praktis tidak 100%, topical
HPE ed 6 hal berwarna atau larut dalam aseton,etanol emulcisions 4 –
473 putih 90% dan air 25% emolient
topical cream
10 – 30%
Cera Alba Lilin putih yang Larut dalam kloroform,eter, Dengan oksidator Emolient 2-5%
tidak minyak atsiri,dan karbon kuat Emulsifying
berasa,berwarna disulfide hangat,sedikit agent 2-5%
HPE ed 5 hal putih atau agak larut dalam etanol 95%,
817 kekuningan,berupa praktis tidak larut dalam air
lembaran atau
butiran halus,bau
lemah mirip lilin
kuning
Adeps Lanae Lilin warna kuning Mudah larut dalam Dapat -
( lanolin ) pucat dengan bau benzena,kloroform,eter,sed mempengaruhi
khas, bila ikit larut dalam etanool stabilitas obat aktif
dileburkan menjadi dingin 95%,praktis tidak tertentu
cairan jernih atau larut dalam air
hampir jernih
berwarna kuning

Bahan Terpilih : Vaselin Album & Cera Alba


2. Pengawet

No Nama Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas


1 Nipagin (Methyl Parabean) Serbuk kristal Larut dalam 1:2 Bereaksi dengan besi
putih, tidak bagian menghasilkan
HPE ed.5 hal.466
berwarna,tidak etanol,larut perubahan warna
berbau, dan dalam 3 bagian
sedikit rasa etanol 0.5%,
terbakar larut dalam 1:10
bagian eter, larut
dalam 1:60
bagian gliserin,
praktis tidak
larut dalam
minyak
mineral,larut
dalam air 1:400
bagian

2 Sodium Benzoat Kristal atau Air 1:1.8, etanol Gelatin dan gram foil
granul putih, 95% 1:75,etanol
sangat 90% 1:50, air
higroskopis, 1:14
amorf
3 Nipasol (Prophyl Parabean) Serbuk kristal Mudah larut
putih,tidak dalam
HPE ed.5 hal.629
berbau,tidak aseton,eter, larut
berasa dalam 1:1.1
bagian etanol
95% dalam
gliserin 1:250
bagian dalam pg
1:3.9 bagian.
Dalam air sukar
larut

3.Emulgator

No Nama Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas


1 TEA (Triethanolamin) HPE ed 5 Cairan jernih, Dapat Bereaksi dengan
halaman 794 tidak berwarna, bercampur asam mineral
atau kuning dengan membentuk
pucat,cairan air,methanol, garam kristal dan
kental,bau aseton,karbon ester, bereaksi
hampir mirip tetraklorida, dengan tembaga
seperti amoniak larut dalam 1:24 membentuk
bagian benzen, garam kompleks
1:63 bagian etil serta dapat
eter. bereaksi dengan
reagen seperti
-konsentrasi zat
tiner yang dapat
pengemulsi 2-4%
menghasilkan
racun

2 Asam Stearat (stearic acid) Kristal padat Mudah larut Inkompatibilitas


atau serbuk dalam ,ethanol dengan oksidator
HPE edisi 5 hal.737
berwarna putih 95%,
atau putih aseton,karbon
kekuningan agak tetraklorida,,hek
mengkilap bau sana dan pg.
dan rasa sedikit Praktis tidak
lemah larut dalam air
3 Tween 80 Cairan Larut dalam Dapat bereaksi
berminyak,berw etanol dan dengan
(polisorbate 80)
arna air,tidak larut pengawet dan
HPE ed 5 hal 80. kuning,memiliki dalam minyak menurunkan
bau yang khas mineral aktivitas mikroba
dan hangat,rasa
agak pahit

4 Spaan 20 (sorbiton Cairan kental Larut atau -


monolaurate) berwarna kuning terdispersi dalam
dengan bau dan minyak,larut
HPE ed 5 halaman 713
rasa yang khas dalam sebagian
besar pelarut
organik,dalam
air,tidak larut
tapi dapat
terdispersi

4. Antioksidan

Bahan Rentang Konsentrasi Karakteristik fisik Karakteristik Kimia


Natrium metabi sulfat 0.0075% - 0.1% sebagi  Pemerian tidak  Dalam air terurai
atau BHT (HPE 6th ed hal antioksidant topical berwarna, Kristal menjadi 100ml dan
81) formulation prisma, atau bubuk H2SO3
putih.  Ph 3.5-5.0
 Berbau sepertisulfur  Untuk 5% larutan
dioksida dan asam pada suhu 20°C
 Kelarutan : sangat memiliki titik didih ˂
mudah larut dalam 150°C
glycerin . dalam air 1 :
9
Natrium Bisulfat atau 0.005% - 0.02%  Pemerian Kristal  Dapat menurunkan
BHA (HPE 8th ed hal 79) antioksidan untuk berwarna putih atau aktivitas antimicrobial
topical formulation hamper putih  Bj = 1.117 g/cm3
 Berbau aromatic  TL = 47°C
 Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air,
larut dalam methanol,
larut bebas dalam
etanol ≤ 50% ,
propilen glikol,
kloroform, eter dan
hexane
Formulasi

Cream formula I a/m (Fase minyak haruslebih besar dari fase air)

Nama Bahan Fungsi % Rentang % Pemakaian Penimbangan


Pemakaian
Titanium okside Bahan aktif ≤25 % 5% 1g
(larut dalam minyak) (Tabir surya)
Vaselin album Basis 10-30 % 30 % 6g
Cera alba Basis 5-20 % 1% 1g
Asam stearat Basis cream 1-20 % 15 % 1g
TEA Basis cream 2-4 % 2% 0,6 g
Tween 80 Emulgator 1-10 % 5% 1,07 g
Na-Metabisulfit Antioxidant 0,01-1 % 0,1 % 0,02 g
Nipagin Pengawet 0,01-0,6 % 0,1 % 0,02 g
Nipasol Pengawet 0,02-0,3 % 0,1 % 0,02 g
Propilenglikol Emolient 15 % 10 % 3,114 g
Aqua Solvent q.s 25 % 5,161 g
Total 20 g
Cara pembuatan m/a :

1. Ditimbang Asam stearat, cera alba, vaselin album. Ketiga bahan tersebut dimasukkan kedalam
cawan porselen kemudian dilebur diatas waterbath
2. Ditimbang TEA, nipagin, nipasol, propilenglikol dan diukur aqua. Bahan-bahan tersebut
dimasukkan kedalam beaker gelas kemudian dipanaskan
3. Disiapkan mortir panas
4. Campuran (1) dan (2) yang masih panas dimasukkan bersamaan kedalam (3)
5. Timbang Tween 80 masukkan ke campuran (4) aduk ad homogen
6. Campuran (4) diaduk ad dingin
7. Ditimbang titanium okside dan BHT. BHT dilarutkan kedalam titanium okside
8. Campuran (7) sedikit demi sedikit dimasukkan kedalam campuran (6) diaduk ad homogen ad
membentuk masa krim yang baik.

Skema kerja
As, stearat
Timbang Vaselin album
cera alba
bahan BHT
Titanium diokside
fase Nipasol
(semua bahan dilebur
minyak diatas waterbath)

Fase minyak Aduk ad


dimasukkan sedikit demi membentuk
kedalam fase sedikit masa krim
air (in ke eks), yang baik
Tween 80
TEA
Timbang Nipagin
Propilenglikol
bahan Metabisulfit
Aqua
fase air (semua bahan di
panaskan diatas
waterbath)
Cream Formula II (m/a)

Nama Bahan Fungsi %Rentang % Pemakaian Kebutuhan (Gram)


Pemakaian
Titanium dioksida Bahan aktif ≤25 % 5% 1
Cera Alba Basis dan emulgator 5-20 % 2% 0,4
Parafin Liquidum Basis - 0,4% 0,08
Lanolin Emulgator - 4.5% 0,9
Asam Stearat Basis cream 1-20 % 10.5% 2,1
TEA Basis cream 2-4 % 3% 0,6
Nipagin Pengawet 0,01-0,6 % 0,1% 0,02
Nipasol Pengawet 0,02-0,3 % 0,2% 0,04
Gliserin Humektan 15% 3
Aqua Solven Ad 100% AD 100% 11,84
BHT Antioksidan 0.05-0.2% 0,1% 0,02
Ol. Rosae Corigen odoris - - q.s
Uraian prosedur produksi

1. Ditimbang semua bahan


2. Dimasukkan fase minyak: cera alba, parafin liquidum, lanolin, asam stearat, nipagin, nipasol,
BHT, dalam cawan, leburkan diatas waterbath
3. Dimasukkan fase air: TEA, gliserin, dan aqua ke dalam beaker glass, panaskan diatas waterbath
4. Dimasukkan no. 2 dan no. 3 secara bersamaan pada mortir paas
5. Diaduk ad homogen dan dingin
6. Ditambahkan titanium dioksida yang telah diayak ke dalam no. 5
7. Diaduk ad terbentuk masa cream yang baik
8. Dimasukkan ke dalam wadah pot cream
9. Ditimbang bobot akhirnya
Flow-chart prosedur produksi

Cera alba, Parafil


Liq., Asam stearat ,
Nipagin, Nipasol
dan BHT Masukan Masukan secara
Ditimbang
secara bersamaan pada
Semua bahan mortir panas
bersamaan
pada mortir
TEA, Gliserin dan panas
Aqua

Masukan
Aduk ad homogen dan
secara
dingin
bersamaan
pada mortir
panas
Aduk ad membentuj masa
cream yang baik

Masullan wadah
PENDAHULUAN OITMENT
Tinjauan Bentuk Sediaan
Definisi ointment (salep) menurut FI IV adalah sediaan setengah padat digunakan untuk
pemakaian topical pada kulit atau selaput lender. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi menjadi 4 kelompok :
1. Dasar salep hidrokarbon
Contohnya vaselin putih. Dasar salep ini digunakan sebagai emolient dan sukar dicuci.
Tidak mongering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
2. Dasar salep serap
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emollient. Contohnya lanolin, paraffin
hidrofilik dan lanolin anhidrat.
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi dalam air antara salep hidrofilik/krim. Beberapa bahan obat menjadi
efektif menggunakan dasar salep ini daripada salep hidrokarbon. Keuntungan lain dapat
diencerkan dengan air.
4. Dasar salep larut dalam air
Lebih tepat disebut gel.
Tinjauan Bahan Aktif
Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang dieroleh dari destilasi daun segar dan
ranting kayu putih (Melaleuca leucadendra) yang berisi cineole. Minyak kayu putih diterapkan
secara eksternal sebagai stimulant dan rubefacient ringan pada rematik. Ini juga digunakan agen
volatile lainnya dalam persiapan untuk menghilangkan gangguan saluran pernafasan dan hidung
tersumbat. Ini juga dapat digunakan sebagai aromaterapi.
Oleum Cajuputi (minyak kayu putih)
Minyak atsiri yang dibuat dengan menyuling dengan air dan bahan-bahan berdaun yang
masih segar dari jenis Melaleuca leucadendra linn. Cairan encer berwarna hijau jernih, rasanya
aromatic yang mudah dikenal menyerupai kapur barus. Berat jenis 0,919-0,930. Indeks bias
1,466-1,471 (Farmakope edisi V).

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas Keterangan lain


Lanolin Berwarna Sangat larut pada Lanolin berisi BJ : 0,932-0,945
(HPE ed.6:378) kuning,baunya benzene, oksidant yang gram/cm3 dalam
khas, kloroform, eter, bias jadi 15°C
substansinya petroleum, mempengaruhi
seperti lilin. sedikit larut pada stabilitas bahan
etanol 95% aktif tertentu.
dingin, lebih
larut pada etanol
95% panas,
praktis tidak larut
air.
Paraffin Liquid Tidak berwarna, Praktis tidak Inkompaktibel Berfungsi
(HPE ed.6: 445) praktis tidak larut dalam dengan bahan sebagai
berasa dan etanol 95% , yang emollient, bahan
berbau bila gliserin dan air. agentoxciding tambahan pada
dingin. Larut dalam yang kuat. vaksin, pembawa
aseton, benzene, minyak.
kloroform, eter,
petroleum eter.
Vaselin Album Tidak berbau, Praktis tidak - Befungsi sebagai
(HPE ed.6:481) tidak berasa, larut dalam emollient dan
warna putih. aseton, etanol, bahan dasar
gliserin dan air. ointment.
Larut dalam
benzene, eter,
heksan.
Vaselin Flavum, Massa seperti Tidak larut Lanolin Fungsi emollient,
vaselin kuning, lemak dalam ai, mudah inkompaktibel ointment base,
yellow soft kekuningan, larut dalam dengan phenol. plasticizer, base
paraffin berfloresensi benzene, dalam serap 10-50%.
(FI IV hal:823) sangat lemah karbon disulfide, Emollient dan
walaupun setelah dalam kloroform plasticizer in
dilebur. Dalam dan dalam ointment 5-10%
lapisan tipis minyak terpentin. BJ 0,815-0,880
transparan tidak Larut dalam eter, pada suhu 60°C
atau hamper dalam heksan Jarak beku : 38-
tidak berbau dan dan umumnya 40°C.
berasa. dalam dalam
minyak dan
minyak atsiri,
praktis tidak larut
dalam etanol
dingin dan etanol
panas dan dalam
etanol mutlak
panas.
Cera Alba, Padatan putih Tidak larut - BJ 0,95
malam putih beku sedikit dalam air, agak Jarak lebur : 62-
(FI IV hal: 180) tembus cahaya sukar larut dalam 65°C.
dalam keadaan etanol dingin,
tipis, bau khas etanol mendidih.
lemah dan bebas Melarutkan asam
bau tengik. asetat dari bagian
dari mirisin yang
merupakan
kandungan
malam putih.
Larut sempurna
dalam kloroform,
dalam eter,
dalam minyak
lemak dan dalam
minyak atsiri,
sebagian larut
dalam benzene
dan dalam
karbon disulfide
dingin pada
RANCANGAN FORMULA

1. Bahan Aktif

Senyawa aktif Efek/Khasiat Efek Samping Kharakteristik Kharakteristik


Fisika Kimia
Eucalyptus oil, Flavouring agent, - Pemerian : Tidak BM : 154,249
Cajeputol, 1,8- ekspektoran pada berwarna atau agak Minyak kayu putih
cineole, 1,8-epoxy- bronchitis kronik. kekuningan dengan mengandung
para menthane Stimulan karakteristik cineole
ekaliptol rrubefacient pada aromatic, sensasi Stabilitas : Dalam
(Remington: 1064) rematik, gangguan dingin. bentuk krim dan
saluran nafas dan Kelarutan : 1:5 lotion.
hidung tersumbat. alkohol 70%

RENCANA SPESIFIKASI SEDIAAN

No. Jenis Spesiffikasi Yang Diinginkan

1 Bentuk Sediaan Ointment

2 Kadar bahan aktif Cajuputi Oil 5%

3 PH sediaan 4,5- 6,5

4 Viskositas -

5 Warna Tidak berwarna/ kekuningan

6 Bau Aromatik
MACAM-MACAM BAHAN
1. Basis Salep

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Keterangan Lain

Polyaethylenglycolum Potongan atau Larut dalam air, - Suhu lebur :


4000/PEG 4000 bungkalan , larut dalam 53C-56C
(FI II hal. 489, HPE warna putih atau aseton, alcohol,
edisi 6 hal.517) hampir putih benzene, gliserin,
glycol. Agak
larut dalam eter
dan hidrokarbon
alifatik, tidak
larut dalam
lemak, mineral
oil.
Polyaethylenglycolum Cairan kental, Larut dalam air, - BJ : 1,125-1,135
400/PEG 400 jernih tidak larut dalam Suhu beku : 4-
(FI II hal. 487, HPE berbau, atau aseton, 8C
edisi 6 hal.517) hampir tidak diklorometon,
berbau etanol 95% dan
methanol. Agak
larut dalam eter
dan hidrokarbon
alifatik, tidak
larut dalam
lemak, mineral
oil. SUhu lebih
kurang 30C.
Larut sempurna
dalam benzene
dan dalam
karbon disulfida.
Cera flava, malam Padatan Tidak larut -
kuning (FI IV hal berwarna kuning dalam air, agak
186) sampai coklat sukar larut dalam
keabuan, berbau etanol dingin.
enak seperti Etanol mendidih
madu agak melarutkan asam
rapuh bila dingin stearate dan
dan bila panas sebagian dari
membentuk mirisin yang
granul, padatan merupakan
non hablur, kandungan
meleleh pada malam kuning.
suhu ruangan. Larut sempurna
dalam kloroform,
dalam eter,
dalam minyak
lemak, dan
dalam minyak
atsiri. Larut
senagian dalam
benzena dan
karbon disulfida
dingin. Pada
suhu +/- 30C
larut sempurna
dalam benzena
dan dalam
karbon disulfida
2. Pengawet
Pengawet ditambahkan kedalam sediaan karena sediaan mengandung media air yang
merupakan media untuk pertumbuhan bakteri.

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Keterangan


lain
Na Benzoat Kristal granul, Air = 1:1,8 Gelatin, garam PH : 2-5
(HPE : 662) putih, sangat Etanol 95% = ferri, garam Ca C : 0,02-
higroskopis, 1:75 0,5%
amorf Etanol 90% = ADI :
1:50 5mg/kgBB
Air 100% =
1:1,4
Metil Paraben Kristal putih, tidak Air = 1:4000 Aktivitas mikroba, PH : 3-6
(Nipagin) berwarna, tidak Air 50° C = 1:50 turun dengan C : 0,015-
(HPE : 466) berbau, rasa Air 80° C = 1:30 adanya surfaktan 0,2%
terbakar Proilenglikol=
1:69
Larut bebas
dalam etanol
Propil Paraben Kristal putih, tidak Air = 1:25000 Magnesium, PH : 4-8
(Nipasol) berbau, tidak PG = 1:39 aluminium silikat, C : 0,01-
(HPE : 526) berasa Glycerin = magnesium 0,02%
1:250 trisilikat + besi ADI :
Etanol = 1:1,1 oksida 10mg/kgBB
Sangat larut
dalam aseton,
larut bebas
dalam alkohol
eter
Natrium Tidak berwarna, Etanol 95%= Asam organik PH : 7,8-9,2
Propionat kristal tidak 1:24
(HPE : 699) transparan/granul Air= 1:1
mudah mengalir, Air panas =
tidak 1:0,65
berbau/lemah Praktis tidak
larut dalam
kloroform dan
eter

3. Emulgator (Zat Pengemulsi)


Merupakan komponen yang penting untuk memperoleh emulsa yang stabil. Emulgator bekerja
dengan membentuk lapisan (film) disekitar butir-butir tetesan yang terdispersi yang berfungsi
mencegah terpisahnya fase terdispers dengan fase pendispers

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas


Triethanolamin (TEA) Cairan tidak Sukar larut dalam air,
(HPE : 794) berwarna, berbau dapat bercampur
kuat dengan etanol
Polysorbate 80 Bau khas, rasa pahit, Larut dalam air, Dapat kehilangan
(Tween 80) pada suhu 25° C yaitu etanol; tidak larut warna/ mengendap
(HPE : 810) cairan minyak dalam mineral oil dan dengan bermacam-
berwarna kuning vegetable oil macam bahan
terutama fenol

4. Surfaktan
Untuk menaikkan koefisien sebar agar suatu sediaan yang mengandung baris minyak mudah
menyebar dan merata pada kulit.

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas


Stearil alcohol (FI III : Potongan/butian, Sukar larut dalam air, Inkompaktibel dengan
574) licin, berwarna putih, larut dalam etanol bahan oksidator kuat
bau khas lemah, rasa 95%, larut dalam eter dan asam kuat
tawar
Cera Alba (HPE 6th : Lilin putih dengan Larut dalam eter, Inkompaktibilitas
779) tidak berasa, putih larut dalam kloroform dengan bahan yang
atau nyaris kuning fixed oil, kurang larut mudah teroksidasi
BJ : 0,95-0,969 g/ml dalam etanol 95%,
TL : 61-65 ° C praktis tidak larut
dalam air

5. Antioksidan

Ditambahkan jika dalam sediaan tersebut mengandung bahan aktif atau bahan tambahan Yang mudah
terokidasi. Oksidasi dapat mengakibatkan penurunan atau efek terapi. Perubahan wana, bau , rasa , dll.
Antioksidan harus larut dalam air atau lemak.

Bahan Rentang Konsentrasi Karakteristik fisik Karakteristik Kimia


Natrium metabi sulfat 0.0075% - 0.1% sebagi  Pemerian tidak  Dalam air terurai
atau BHT (HPE 6th ed hal antioksidant topical berwarna, Kristal menjadi 100ml dan
81) formulation prisma, atau bubuk H2SO3
putih.  Ph 3.5-5.0
 Berbau sepertisulfur  Untuk 5% larutan
dioksida dan asam pada suhu 20°C
 Kelarutan : sangat memiliki titik didih ˂
mudah larut dalam 150°C
glycerin . dalam air 1 :
9
Natrium Bisulfat atau 0.005% - 0.02%  Pemerian Kristal  Dapat menurunkan
BHA (HPE 8th ed hal 79) antioksidan untuk berwarna putih atau aktivitas antimicrobial
topical formulation hamper putih  Bj = 1.117 g/cm3
 Berbau aromatic  TL = 47°C
 Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air,
larut dalam methanol,
larut bebas dalam
etanol ≤ 50% ,
propilen glikol,
kloroform, eter dan
hexane

Contoh untuk mencegah reaksi rancidily yang menimbulkan ketengikan pada fixed o

6. ENHANCER

Bahan Rentang Pemakaian Karakteristik fisika Karakterisstik Kimia


Lanolin (HPE ed 6 hal Pemerian : Bj = 0,931-0,945 dalam
728) Berwarna kuning, 15°C
baunya khas,
substansinya seperti
lilin, sangat larut pada
benzene, kloroform,
eter, petroleum, sedikit
larut pada etanol 95%
panas, praktis tidak
larut dalam air.
Propilenglikol Jernih tidak berwarna, Kadar larutan 15%
kental , praktis tidak Pengawet 15-20%
berbau manis, larut Pelarut 10-20%
dalam aseton CHCl3 ,
etanol, gliserin, larut
dalam bagian eter, tidak
larut dalam bagian
lemak, tetapi larut
dalam esensial oil

MATRIX BAHAN TERPILIH

Bahan Aktif
Gucalyptus oil / Cajuputi oil

Sifat – sifat :
Bentuk cair, bau khas
Stabil dalam bentuk krim dan lotion

Datap dibuat sediaan ointment

Di butuhkan basis Adanya media air Minyak mudah Penetrasi bahan


Teroksidasi obat meningkat
Basis salep Rentan kontaminasi
Mikroba ANTIOKSIDAN ENNANCER
-Hidrokarbon
-Basis salep serap Pengawet
-Emulsi

OINTMENT Formula 1

No Nama Bahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah dalam


Pemakaian 20 g
1 Cajuputi oil Bahan aktif - 10% 2g
2 Lanolin Basis Ad 100% 62,3% 12,46g
3 Cera Alba Basis 5-20% 12% 2,4g
4 Propilen glikol Enhancer >15% 15% 3g
5 Nipasol Pengawet 0,01-0,6% 0,1% 0,02g
6 Nipagin Pengawet 0,01-0,02% 0,05% 0,01g
7 BHT Antioksidan 0,0075-0,1% 0,05% 0,01g
8 Na-EDTA Chelating 0,005-0,1% 0,5% 0,1g
agent

Prosedur Produksi
1. Timbang semua bahan
2. Diletakan lanolin dan cera alba di cawan porselain, lelehkan di atas waterbath, dimasukan
nipagin dan nipasol.
3. Siapkan mortir panas
4. Dimasukan 2 dalam 3, aduk ad homogen dan dingin.
5. Dimasukan propilen glikol ke dalam 4 sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen
6. Dimasukan cajuputi oil yang telah dicampur dengan BHT ke dalam 5, sedikit demi sedikit ad
homogen
7. Dimasukan dalam pot salep yang telah ditimbang
8. Ditimbang bobot ointment yang dibuat
9. Lakukan evaluasi sediaan

Skema kerja

Ditimbang semua Dilarutkan BHT Propilen glikol


bahan Dalam oleum ditambahkan
cajuputi sedikit demi
sedikit

Lanolin dan cera Leburkan


Masukan dalam Aduk ad homogen
alba, kemudian di atas
mortir panas dan dingin
nipagin dan nipasol waterbath

Aduk ad
membentuk salep

Masukan dalam
wadah dan timbang
No Nama Bahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah dalam
Pemakaian 20 g
1 Cajuputi oil Bahan aktif - 10% 2g
2 Olive oil Emulient - 10% 2g
3 Vaselin album Basis Ad 100% 79,9% 10,98g
4 Propilen glikol Enhancer >15% 15% 3g
5 BHT Antioksidan 0,0075-0,1% 0,1% 0,02g
6 Microwax Emulgator 1-20% 10% 2g
7 Nipasol Pengawet 0,01-0,02% 0,01% 0,002g
8 Na-EDTA Chelating - 0,05% 0,01g
Agent
Ointment formula 2

Prosedur Produksi

1. Ditimbang semua bahan


2. Dimasukan Vaselin album, Microwax dan BHT dala cawan penguap, dilelehkan di waterbath ad
leleh
3. Dimasukan 2 yang telah leleh ke dalam mortir hangat, aduk ad homogen dan dingin dan
terbentuk massa salep
4. Dilarutkan BHT dan Nipasol dalam propilen glikol kemudian,campuran tersebut, olive oil dan
cajuputi oil sedikit demi sedikit ke dalam 3, aduk ad homogen
5. Dimasukan 4 ke dalam pot salep yang telah ditimbang,
6. Timbang hasil sediaan
7. Lakukan evaluasi sediaan
Dilarutkan BHT
Ditimbang semua
dan Nipasol Tambahkan
bahan
dalam propilen Olive oil
glikol cajuputi oil

Leburkan
Vaselin album,dan Masukan dalam Aduk ad homogen
di atas
Microwax mortir panas dan dingin
waterbath

Aduk ad
membentuk salep

Masukan dalam
wadah dan timbang
Dipilih formula 3

No Nama Bahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah dalam


Pemakaian 20 g
1 Cajuputi oil Bahan aktif - 5% 1g
2 Vaselin Album Basis - 45% 9g
3 Cera Alba Basis 5-20% 10% 2g
4 Propilen glikol Pengawet >15% 15% 3g
dan
enhancer
5 Asam Stearat Emulgator 1-20% 15% 3g
6 TEA Emulgator 2-4% 3% 0,6g
7 BHT Antioksidan 0,0075-0,1% 0,1% 0,02g
8 Aqua Pelarut - Ad 100% 1,38g

Prosedur Produksi

1. Ditimbang semua bahan


2. Dimasukan fase minyak : Vaselin Album, Cera Alba, Asam Stearat, BHT dalam cawan porselen,
kemudian lelehkan semua bahan di atas waterbath.
3. Masukan fase air : Propilen glikol, TEA dan Aqua ke dalam bekerglass, dipanaskan di atas
waterbath.
4. Diukur suhu 2 dan 3 hingga suhu sama, disiapkan mortir panas
5. Dimasukan 2 dan 3 bersamaan dalam mortir panas, aduk ad homogen dan dingin.
6. Tambahakn cajuputi oil ke dalam no 5
7. Aduk ad homogen
8. Dimasukan 7 ke dalam wadah yang telah ditimbang
9. Ditimbang bobot ointment yang dibuat
10. Lakukan evaluasi sediaan.
Ditimbang semua
bahan

Tambahkan
Vaselin album cajuputi oil
Leburkan
Cera Alba
di atas
Asam Stearat
waterbath
BHT Masukan secara
Aduk ad homogen
bersamaan pada
dan dingin
mortir panas

Propilen glikol Panaskan


TEA di atas Aduk ad
Aqua waterbath membentuk salep

Masukan dalam
wadah dan timbang
OINTMENT Scale up

No Nama Bahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah dalam


Pemakaian 240 g
1 Cajuputi oil Bahan aktif - 10% 24g
2 Vaselin Album Basis - 45% 96g
3 Cera Alba Basis 5-20% 10% 24g
4 Propilen glikol Enhancer >15% 15% 36g
5 Asam Stearat Emulgator 1-20% 15% 36g
6 TEA Emulgator 2-4% 3% 7,2g
7 BHT Antioksidan 0,0075-0,1% 0,1% 0,24g
8 Aqua Pelarut 16,6g

Prosedur Produksi

1. Ditimbang semua bahan


2. Dimasukan fase minyak : Vaselin Album, Cera Alba, Asam Stearat, BHT dalam cawan porselen,
kemudian lelehkan semua bahan di atas waterbath.
3. Masukan fase air : Propilen glikol, TEA dan Aqua ke dalam bekerglass, dipanaskan di atas
waterbath.
4. Diukur suhu 2 dan 3 hingga suhu sama, disiapkan mortir panas
5. Dimasukan 2 dan 3 bersamaan dalam mortir panas, aduk ad homogen dan dingin.
6. Tambahakn cajuputi oil ke dalam no 5
7. Aduk ad homogen
8. Dimasukan 7 ke dalam wadah yang telah ditimbang
9. Ditimbang bobot ointment yang dibuat
10. Lakukan evaluasi sediaan.

Ditimbang semua
bahan

Tambahkan
Vaselin album cajuputi oil
Leburkan
Cera Alba
di atas
Asam Stearat
waterbath
BHT Masukan secara
Aduk ad homogen
bersamaan pada
Propilen glikol Panaskan
TEA di atas Aduk ad
Aqua waterbath membentuk salep

Masukan dalam
HASIL EVALUASI wadah dan timbang

Uji Viskositas

Alat : Viskosimeter Brookfield

Cara Kerja :

1. Sediaan simasukan kedalam beaker glass.


2. Diletakan dibawah pengaduk.
3. Turunkan pengaduk hingga menyentuh sediaan.
4. Nyalakan alat pemutar.
5. Spindle 64

Hasil evaluasi :

1. Hidrogel : 78 x 10.000 = 780.000 cps


2. Emulgel : 11 x 2000 = 22.000 cps
3. Cream : 4,5 x 4000 = 18.000 cps
4. Ointment : 37 x 4000 = 148.000 cps

Daya Sebar

Alat : Lempengan kaca dan millimeter blok.

Cara kerja :

1. Ditimbang lempengan kaca yang lebih tipis.


2. Ditimbang sediaan sebanyak 5 gram, diletakan diatas kaca yang besar diatas kertas
millimeter blok.
3. Diletakan lempengan kaca (1) diatas lempengan kaca (2) hitung satu menit, catat
hasialnya.
4. Secara bertahap ditambah beban dan dihitung satu menit, dicatat sebarannya.

Berat kaca tipis : 188,31 gram


Beban Cream Hidrogel Emulgel Ointment
Kaca : 188,31 7,5 x 7 4,5 x 3 6,5 x 7 5,4 x 5,5
+ 10 g 7,5 x 8 4,5 x 5 8,8 x 7,7 5, 5 x 5,7
+ 20 g 7,5 x 8 5x5 5,5 x 5,9
+ 50 g 7,5 x 8 5 x 5,5 5,8 x 6
+ 100 g 7,5 x 8 5 x 5,5 5,8 x 6,1
+ 150 g 8,5 x 8 5 x 5,5 6 x 6,2
+ 250 g 9 x 8,8 6 x 5,5
+ 500 g 9,5 x 10 6,2 x 6,1

Kurva sebaran :

1. Cream :
y = bx + a
y = 5,05 .10−3 x + 6,42
2. Ointment :
y = bx + a
y = 3,83 .10−3 x + 4,85
3. Hidrogel :
y = bx + a
y = 3,29 .10−3 x + 4,20
4. Emulgel :
y = bx + a
y = 0,0197 x + 3,72

1. Uji Organoleptis/Accetability
Uji organoleptis atau acceptability pada hasil sediaan menggunakan hasil data dari
kuisioner yang dinilai oleh masing-masing 10 responden pada tiap sediaan (hydrogel,
emulgel, cream dan ointment).
a. Emugel
Acceptability Emugel
85.00%

80.00%
80%
78% 78%
75.00%
Prosentase

75%

70.00%

68%
65.00%

60.00%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai

b. Hidrogel

Acceptability Hidrogel
80% 75% 75% 75% 73%
70%
60%
60%
50%
Prosentase

40%
30%
20%
10%
0%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai

c. Cream
Acceptability Cream
80.00%
77.50%

75.00%
72.50%
70.00% 70.00%
70.00%
Prosentase

65.00%
65.00%

60.00%

55.00%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan

Kategori yang dinilai

d. Ointment

Acceptability Ointment
80% 75.0%
72.5%
70.0%
70% 65.0%
60.0%
60%

50%
Prosentase

40%

30%

20%

10%

0%
Bau Warna Tekstur Pengolesan Kenyamanan
Kategori yang dinilai

2. Uji Tipe Emulsi


a. Pewarnaan
Prosedur:
- Dimasukkan sediaan cream dan emulgel secukupnya masing-masing 2 pada 4
buah gelas arloji.
- Ditambahkan 3 tetes Methylene blue pada sediaan cream dan emulgel.
- Kemudian ditambahkan 3 tetes Sudan pada sediaan cream dan emulgel lainnya.
- Amati warna yang dihasilka. Jika sediaan tercampur merata dengan Methylene
blue maka tipe emulsi adalah M/A dan jika sediaan tercampur merata dengan
Sudan maka tipe emulsi adalah A/M.
Hasil uji tipe emulsi dengan pewarnaan:
Methylene Blue Sudan
Cream Emulgel Cream Emulgel

Homogen Homogen Tidak homogen Tidak homogen

Kesimpulan:
Cream = tipe M/A
Emulgel = tipe M/A
b. Pengenceran
Prosedur:
- Dimasukkan sediaan cream dan emulgel masing-masing 2 pada 4 buah gelas
arloji.
- Ditambahkan Aqua pada sediaan cream dan emulgel dengan perbandingan 1:10.
- Kemudian ditambahkan Paraffin liq. pada sediaan cream dan emulgel lainnya
dengan perbandingan 1:10.
- Amati perubahan yang dihasilkan. Jika sediaan homogen dengan Aqua maka tipe
emulsi adalah M/A. Namun jika sediaan homogen dengan Paraffin liq. maka tipe
emulsi adalah A/M.
Hasil uji tipe emulsi dengan pengenceran:
Aqua Paraffin liq.
Cream Emulgel Cream Emulgel
Homogen Homogen Tidak Homogen Tidak Homogen
Kesimpulan:
Cream = tipe M/A
Emulgel = tipe M/A
3. Uji pH
Prosedur:
- Dimasukkan sediaan semisolid (hidroge, emulgel, cream dan ointment) pada
masing-masing beaker glass kemudian ditambahkan Aqua dengan perbandingan
3:30 (3 gram sediaan dalam 30 mL Aqua).
- Diambil pH meter.
- Dibilas elektroda dengan aquadest.
- Dikeringkan elektroda dengan kain kasa atau tissue.
- Dikalibrasi elektroda dengan larutan pH standart.
- Dibilas elektroda kembali dengan aquadest lalu keringkan.
- Diukur sediaan larutan dalam beaker glass kecil.
- Dicelupkan elektroda sampai terbenam dalam larutan.
- Dibaca pH yang tertera pada alat.
Hasil pengamatan pH:
1) Hidrogel = 5,80
2) Emulgel = 6,60
3) Ointment = 8,74
4) Cream = 8,22
4. Uji Daya Sebar

Daya Sebar Sediaan Semisolid


10
f(x) == 0.01
f(x) 0.15 xx +− 6.42
21.5

R² == 10.96
9

f(x) = 0 x + 4.87
7 R² = 0.85
Diameter (cm)

f(x) = 0 x + 4.08
6 R² = 0.63

2
100 200 300 400 500 600 700

Beban (gram)

d Cream Linear (d Cream) Linear (d Cream)


d Hidrogel Linear (d Hidrogel) emugel
Linear (emugel) Linear (emugel) Linear (emugel)
Linear (emugel) ointment Linear (ointment)

Pembahasan
1. Pembahasan Formulasi

A. Hidrogel dan Emulgel

Pada pembuatan hidrogel dan emulgel skala kecil terdapat beberapa formula yang
berbeda. Perbedaannya yang mendasar terdapat pada bahan tambahan yaitu Gelling agent. Pada
formula I baik hidrogel maupun emulgel menggunakan CMC-Na, sedangkan pada formula II
menggunakan Cabomer dengan tambahan TEA sebagai alkali agent.

Pada penggunaan gelling agent yaitu CMC-Na, mekanisme kerjanya berbeda dengan
gelling agent menggunakan carbomer. Pada CMC-Na dapat memerangkap air dengan
membentuk jembatan hidrogen antar molekul CMC-Na (Belitz and Grosch, 1986). CMC-Na
akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir CMC-Na yang bersifat hidrofilik akan menyerap
air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak
menjadi tidak dapat bergerak lagi sehingga keadaan larutan menjadi lebih mantap dan terjadi
peningkatan viskositas (Fennema, Karen, and Lund, 1996).

Sedangkan pada Carbomer mekanisme kerjanya yaitu pada fase kering, carbomer
terbentuk dalam rantai spiral. Perlahan-lahan carbomer mengembang dengan penambahan
pelarut dimana ini akan meningkatkan viskositas sediaan. Carboxylic acid grup pada rantai
carbomer dinetralkan dengan basa yaitu penggunaan TEA. Ini akan meningkatkan tolakan
elektrostatik antar rantai yang menyebabkan kumparan spiral menjadi jarang. Adisi dari
hidroksida menyebabkan kekentalan meningkat karena terbentuknya ikatan hidrogen dalam
strukturnya.

Pada sediaan hidrogel menggunakan enhancer sebagai peningkat penetrasi kulit


dikarenakan bahan aktif yang digunakan berupa Chloramfeniramini Maleas (CTM) dimana kerja
bahan aktif tersebut yaitu dapat menembus kulit sampai pada daerah dermis. Sedangkan pada
emulgel dengan bahan aktif berupa oleum cajuputi tidak digunakan enhancer dikarenakan bahan
aktif tersebut hanya bekerja pada penggunaan lokal dikulit, sehingga tidak diperlukan penetrasi
untuk menembus kulit.
Oleum Cajuputi bekerja pada daerah epidermis
kulit

CTM bekerja
pada daerah
Dermis

Selain itu, perbedaan lain dari emulgel dan hidrogel yaitu adanya penambahan emulgator
dan anti oksidan pada sediaan emulgel. Penambahan emulgator berfungsi sebagai jembatan
antara fase air dan minyak karena pada sediaan tersebut menggunakan oleum cajuputi sebagai
bahan aktif dan bahan pembawanya berupa air. Pada penambahan anti oksidan, berfungsi untuk
mencegah terjadinya oksidasi dari oleum cajuputi. Sedangkan pada sediaan hidrogel tidak
digunakan emulgator dan antioksidan karena sebagian besar merupakan fase air dan tidak
terdapat fase minyak sehingga tidak diperlukan antioksidan.

Pada sediaan hydrogel terdapat dua formula. Dari hasil evalusai kedua formula tersebut
didapatkan hasil formula I dengan penggunaan gelling agent berupa CMC-Na pH yang
didapatkan yaitu 6, sedangkan pada uji organoleptis didapatkan tekstur yang lembut, sedangkan
pada formula 2 menggunakan Carbomer didapatkan pH 8 yaitu lebih tinggi dari pH kulit. Hal ini
dikarenakan pada formula 2 digunakan Carbomer dengan penambahan TEA. TEA dapat
menyebabkan perubahan pH menjadi lebih basa jika penggunaanya lebih besar. Sedangkan pada
uji organoleptis formula II didapatkan hasil berupa tekstur agak lembut. Dari evaluasi skala kecil
tersebut dapat disimpulkan bahwa formula I digunakan sebagai scale up.

Pada sediaan emulgel dengan bahan aktif berupa oleum cajuputi didapatkan hasil
evaluasi formula 1 dengan pH yang didapatkan yakni pH 5 dan pada uji organoleptisnya berupa
teksturnya lebih merata dan baunya lebih tajam. Pada formula 2 didapatkan hasil evaluasi pH
yakni pH 8 melebihi pH kulit pada umumnya yaitu 4-6,5. Pada uji organoleptis didapatkan
tekstur yang kurang merata dikarenakan fase minyak dan fase air kurang bercampur. Sedangkan
pada baunya lebih tajam. Dari hasil evaluasi Emulgel skala kecil disimpulkan bahwa formula 1
digunakan sebagai scale up.

B. Cream

Perbandingan dua formula

Berikut perbandingan dua formula cream yang dibuat:

Formula 1 Formula 2
Nama Bahan Fungsi Nama Bahan Fungsi
Titanium okside (larut Bahan aktif Titanium dioksida Bahan aktif
dalam minyak) (Tabir surya)
Vaselin album (30%) Basis Cera Alba Basis dan
emulgator
Cera alba (1%) Basis Parafin Liquidum Basis
Asam stearat Emulgator Lanolin Emulgator
TEA Emulgator Asam Stearat Emulgator
Tween 80 Emulgator TEA Emulgator
Na-Metabisulfit Antioxidant Nipagin Pengawet
Nipagin Pengawet Nipasol Pengawet
Nipasol Pengawet Gliserin Humektan
Propilenglikol Emolient Aqua Solven
Aqua Solvent BHT Antioksidan
Ol. Rosae Corigen odoris

Pada formulasi Skala kecil cream dibandingkan dua formulasi dengan persentase basis yang berbeda,
pada formula 1, digunakan kombinasi basis cream dan basis vaselin album sejumlah 30% dan cera alba
1%, tujuannya untuk pembentukan tekstur cream yang lebih baik, adapun pada formula 2, seluruhnya
menggunakan basis cream.

Formula 1 :

Pada formula 1 dibuat cream dengan tipe emulsi A/M dimana perbandingan persentasi fase
minyak (53 %) dengan fase air (47%) cukup kecil, digunakan emulgator Asam stearat dan TEA. Zat
pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol, atau ester asam lemak dengan atau
garam dari asam lemak dengan logam bervalensi dua, oleh karena itu dipilih Asam stearat dan TEA yg
merupakan ester asam lemak(sabun monovalen), kemudian juga diberikan kombinasi emulgator Tween
80 untuk mengoptimalkan kerja emulgator. Pada formula 1, propilenglikol ditambahkan sebagai
emollient untuk memberikan sensasi lembut saat pengolesan cream.

Keuntungan dari cream dengan tipe emulsi A/M adalah sangat sulit bercampur/dicuci dengan
air, sehingga cocok untuk bahan obat yang harus bertahan lama di atas permukaan kulit misalnya
Titanium dioxide sebagai bahan aktif sun block. Dengan cream tipe A/M, kemungkinan cream untuk
melarut dengan keringat dan akhirnya tidak bertahan lama menjadi kecil, namun kerugiannya, rasa
lengket setelah digunakan akan tetap ada karena basis cream yang cukup ‘berlemak’ melapisi kulit.

Formula 2 :

Pada formula 2 dibuat cream dengan tipe emulsi M/A dimana perbandingan persentase fase
minyak (22,8%) dengan fase air (77,2%), digunakan kombinasi emulgator sabun monovalen, cera dan
lanolin, Sabun monovalen merupakan emulgator yang umumnya digunakan untuk membentuk tipe
emulsi A/M namun berdasarkan formula baku vanishing cream (M/A), asam stearat dan TEA yang
meskipun merupakan emulgator sabun monovalen tetap dapat digunakan untuk membentuk cream tipe
M/A. adapun cera alba dan lanolin juga dapat digunakan sebagai emulgator untuk emulsi tipe M/A (HPE,
2005). Gliserin sebagai Humektan ditambahkan untuk menahan aqua dalam sediaan agar tekstur
sediaan tetap selama penyimpanan. Juga ditambahkan Ol rosae untuk meningkatkan daya tarik cream
dengan bau yang lebih enak.

Keuntungan dari cream M/A yang dibuat dalam bentuk vanishing cream di sini adalah selain
dapat menjadi basis yang cukup baik karena tingkat kelembutan yang baik, cream dengan tipe ini
mengandung sejumlah air yang besar sehingga dapat sekaligus melembabkan kulit, selain itu,dapat
melapisi kulit dengan lapisan minyak/ film pada kulit, efek ini akan disukai oleh pasien karena setelah
penggunaan selain terdapat bahan aktif Titanium dioxide yang dapat menghalau sinar UV (Sunblock)
juga dapat menjadikan rasa lembut di kulit karena efek melembabkannya.

Perbandingan pH kedua formula

Formula pH
1 8
2 8

pH kedua formula cream yang diuji menggunakan pH indicator menunjukan pH yang cukup tinggi, lebih
besar dari rentang pH kulit (4,5-6,5), hal ini karena penggunaan TEA yang memiliki pH basa dan
penggunaannya dapat meningkatkan pH sediaan, sehingga diperlukan optimasi penggunaan TEA agar
dapat tetap berfungsi sebagai basis cream (emulgator) namun tidak terlalu mempengaruhi pH sediaan.

Formula terpilih

Formula yang dipilih untuk scale up yakni formula 2, karena mempertimbangkan tekstur yang
dihasilkan,sensasi saat dioleskan, dan bau yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai