Formulasi Gel Na Diklofenak 1
Formulasi Gel Na Diklofenak 1
Disusun oleh :
Kelompok II
Farmasi B 2013
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu merancang formula sediaan gel
2. Mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan gel
3. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh penggunaan gelling agent terhadap stabilitas
sediaan gel
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih, tembus cahaya dan
mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan
oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989). Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa
lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Penggolongan sediaan gel adalah, Berdasarkan sifat fasa koloid, yaitu Gel Organik
(pembentuk gel berupa polimer) dan Gel Anorganik. Berdasarkan sifat pelarut, Hidrogel
(pelarut air). Hidrogel terbentuk dari molekul polimer hidrofilik yang berikatan melalui
ikatan kimia. Hidrogel mempunyai tegangan permukaan yang rendah dibanding cairan
biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi
sel.Hidrogel bersifat lembut/lunak dan elastis sehingga meminimalkan iritasi. Organogel
(pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh : plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah
yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara shock cooled), dan dispersi
logam stearat dalam minyak. Dan Xerogel. Xerogel dihasilkan oleh evaporasi pelarut,
sehingga yang tersisa hanya kerangka gel. Kondisi ini dapat dikembalikan pada keadaan
semula dengan penambahan agen yang mengembangkan matriks gel. Contoh : gelatin kering,
tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene. Berdasarkan bentuk
struktur gel terdapat gel Kumparan acak, Heliks, Batang. Dan Berdasarkan jenis fase
terdispersi terdiri dari, Gel fase tunggal, yaitu dari makromolekul organik yang tersebar serba
sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul
makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik
(misal karbomer) atau dari gom alam (misal tragakan). Molekul organik larut dalam fasa
kontinu. Dan Gel sistem dua fasa, yaitu terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel
kecil yang terpisah. Dalam sistem ini, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar,
masa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Partikel anorganik tidak larut, hampir
secara keseluruhan terdispersi pada fasa kontinu (Sumardjo, Damin, 2006).
Eksipien sediaan gel (Yoshita, 2003):
- Gelling Agent
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur yaitu gum arab, turunan
selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam media air,
selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan nonpolar. Beberapa partikel padat
koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena terjadinya flokulasi partikel.
Konsentrasi yang tinggi dari beberapa surfaktan nonionik dapat digunakan untuk
menghasilkan gel yang jernih di dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak
mineral.
- Polietilen (gelling oil)
Digunakan dalam gel hidrofobik menghasilkan gel yang lembut, mudah tersebar, dan
membentuk lapisan/film yang tahan air pada permukaan kulit. Untuk membentuk gel,
polimer harus didispersikan dalam minyak pada suhu tinggi (di atas 800C) kemudian
langsung didinginkan dengan cepat untuk mengendapkan kristal yang merupakan
pembentukan matriks.
- Koloid padat terdispersi
Mikrokristalin selulosa dapat berfungsi sebagai gellant dengan cara pembentukan
jaringan karena gaya tarik-menarik antar partikel seperti ikatan hidrogen.
- Surfaktan
Gel yang jernih dapat dihasilkan oleh kombinasi antara minyak mineral, air, dan
konsentrasi yang tinggi (20-40%) dari surfaktan anionik. Kombinasi tersebut membentuk
mikroemulsi. Bentuk komersial yang paling banyak untuk jenis gel ini adalah produk
pembersih rambut.
- Wax
Banyak wax yang digunakan sebagai gellants untuk media nonpolar seperti beeswax,
carnauba wax, setil ester wax.
- Polivinil alcohol
Untuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Film yang terbentuk sangat kuat
dan plastis sehingga memberikan kontak yang baik antara obat dan kulit. Tersedia dalam
beberapa grade yang berbeda dalam viskositas dan angka penyabunan.
- Pengawet
Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel
mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Dalam
pemilihan pengawet harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gel, yaitu (Troy, B. David dan Paul
Beringer, 1885) :
- Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi,
dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang
mempunyai struktur tiga dimensi.
- Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada
kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik
(terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).
- Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam formulasi.
- Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat
rentan terhadap mikroba.
- Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas
tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan
topikal.
- Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan
viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.
- Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan dapat
terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis (air
mengambang diatas permukaan gel)
- Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila daya adhesi antar
pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel akan rusak.
4.1 Formulasi
V. PERHITUNGAN
Jumlah sediaan gel yang dibuat adalah 5 pot masing – masing 30 gram.
Pada masing – masing bahan dilebihkan 5 %.
Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan gel adalah:
a. Natrium diklofenak 1 %
1 x 30 gram = 0.3 gram ( untuk 1 pot)
100
0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )
5 x 1.5 g = 0.075 gram
100
Total metil salisilat yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075 gram = 1.575 gram
b. Viscolam 5 %
100
1.5 gram x 5 = 7.5 gram ( untuk 5 pot )
5 x 7.5 g = 0.375 gram
100
Total menthol yang dibutuhkan: 7.5 gram + 0.375 gram = 7.875 gram
c. Propylene Glycol 15 %
15 x 30 gram = 4.5 gram ( untuk 1 pot)
100
4.5 gram x 5 = 22.5 gram ( untuk 5 pot )
5 x 22.5 g = 1.125 gram
100
Total propylene glycol yang dibutuhkan: 22.5 gram + 1.125 gram = 23.625 gram
VI. PENIMBANGAN
-Larutan
---TEA Na diklofenak
ditambahkan di campurkan
ke dalam ke bewarna
larutan yang
dalampenambahan
susu larutan viscolam yang berisi
di lakukan hingga larutan
pengawet
menjadi jernih (kurang lebih 4 ml)
-Distirer
---Di dengan
stirrer kecepatan
dengan 400
kecepatan rpmrendah
yang dalam
Hasil waktu 5 menit
Hasil
Hasil
VIII. Uji Mutu Sediaan Farmasetika Sediaan Akhir
Gel
8.1 Evaluasi Organoleptis (FI III, hal XXX)
Prinsip:
Diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar gel
Tujuan :
Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan
Metode :
1. Bau : mengenali aroma atau bau sediaan gel dengan mencium aroma sediaan.
2. Warna : melihat warna dari sediaan gel
3. Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.
4. Konsistensi : dirasakan konsistensi dari gel
Penafsiran Hasil :
Sediaan gel yang dihasilkan akan memiliki bentuk semisolid, warna bening dan tidak berbau
serta konsistensinya halus.
8.2 Evaluasi Homogenitas
Prinsip :
Sebagian sampel diamati pada gelas objek secara visual
Tujuan :
Untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu gel
Metode:
Susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir diamati secara visual. Metodenya sampel
diambil pada bagian atas, tengah atau bawah. Sampel diletakkan pada gelas objek dan
diratakan dengan gelas objek lain hingga lapisan tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel
yang terbentuk diamati visual (FI III, Hal 33).
Penafsiran hasil :
Sediaan gel yang dihasilkan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang
sama di bagian manapun
8.3 Evaluasi Daya Sebar
Prinsip :
Uji daya sebar dengan menggunakan lempeng kaca dan anak timbangan gram
Tujuan:
Untuk mengetahui daya sebar gel
Metode:
Krim ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar bagian rengah diatas diberi anak
timbangan sebagai beban dan dibiarkan 1menit. Diameter krim yang menyebar (dengan
mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi), diukur. 50 gram, 100 gram,200
gram, 300gram, 400 gram dan 500 gram digunakan sebagai beban, pada setiap penambahan
beban didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter krim yang menyebar (Ansel, 1989).
Penafsiran Hasil :
Daya sebar gel dengan bertambahnya beban akan bertambah besar pula diameternya.
8.4 Evaluasi Daya Lekat
Prinsip :
Sampel diukur kecepatan waktu saat terlepas dari antara dua gelas objek yang diberi beban
tertentu.
Tujuan:
Untuk mengetahui daya lekat gel
Metode:
Sejumlah sampel ±0,25 gram dilekatkan diantara dua gelas objek kemudian ditekan dengan
beban 1kg selama 5 menit. Setelah itu beban diambil kemudian gelas objek diangkat
menggunakan tangan dan dihitung waktu gelas objek jatuh (terlepas antara keduanya)
(Miranti,2009).
Penafsiran Hasil :
Sediaan gel memiliki daya lekat yang tinggi sehingga memberikan efek terapi yang lebih
lama.
8.5 Evaluasi pH
Prinsip:
Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan kertas pH meter
Tujuan :
Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode :
Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH meter. Yakni kertas pH meter
dicelupkan ke dalam sediaan kemudian dicocokkan kertas pH dengan indikatornya sehingga
diperoleh pH akhir.(FI IV, hal. 1039).
Penafsiran hasil :
Sediaan krim yang dihasilkan akan memiliki pH 4,5-7,5
8.6 Evaluasi Bobot Jenis Sediaan
Prinsip:
Menentukan bobot sediaan dengan menimbang sediaan
Tujuan :
Untuk menetapkan bobot sediaan
Metode :
Menimbang pot beserta penutupnya lalu menimbang pot yang telah berisi gel beserta
tutupnya dan dicatat bobot sediaan.
Penafsiran hasil :
Bobot sediaan seragam dengan bobot rata-rata masing-masing pot adalah 30 gram.
IX. Tabel Data Pengamatan
9.1 Proses Pembuatan Sediaan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Didihkan air sebanyak 350ml dan Didapatkan aquadest bebas CO2
didinginkan dengan keadaan sebanyak 350ml
tertutup
2. Ditimbang viscolam sebanyak Didapatkan asam stearate sebanyak
7,785 gram dan di dalam beaker 20,4754 gram didalam beaker glass
glass
3. Diukur air bebas CO2 sebanyak Didapatkan l air bebas CO2 sebanyak
115,75 ml 116 ml
4. Dicampur viscolam sedikit demi Didapatkan viscolam yang tercampur
sedikit ke dalam air bebas CO2 dengan air berwarna putih susu
dan distirer 450 rpm selama 10
menit
5. Ditimbang metil paraben Didapatkan metil paraben sebanyak
sebanyak 0,2835 gram 0,2836 gram
6. Ditimbang propilen glikol Didapatkan propilen glikol sebanyak
sebanyak 1,4175 gram 1,4175 gram
7. Dicampur (5) ke dalam (6) dan Didapatkan metil paraben yang terlarut
diaduk ad larut dalam propilen glikol
8. Ditimbang propil paraben Diperoleh propil paraben sebanyak
sebanyak 0,0315 gram 0,0315 gram
9. Ditimbang propilen glikol Didapatkan propilen glikol sebanyak
sebanyak 0,11 gram 0,1105 gram
10. Dicampur (8) kedalam (9) dan Didapatkan propil paraben yang larut
diaduk ad larut dalam propilen glikol
11. Ditimbang propilen glikol Didapatkan propilen glikol sebanyak
sebanyak 14,225 gram 14,2280 gram
12. Dicampurkan (7) + (10) +(11) Didapatkan larutan propilen
diaduk ad larut glikol+metil paraben+propil paraben
13. Ditimbang Na Diklofenak Diperoleh Na Diklofenak sebanyak
sebanyak 1,575 gram 1,5750 gram
14. Ditimbang propilen glikol Diperoleh propilen glikol sebanyak
sebanyak 7,785 gram 7,7851 gram
15. (13) dilarutkan pada (14) dan Diperoleh Na diklofenak larut dalam
diaduk ad larut propilen glikol
16. (12) ditambahkan ke (4) dan Diperoleh campuran viscolam dengan
distirer 450 rpm selama 5 menit bahan tambahan berwarna putih susu
17. (15) ditambahkan ke (16) dan Diperoleh campuran viscolam+bahan
distirer 450 rpm selama 5 menit tambahan+bahan aktif berwarna putih
susu
18. (17) ditambahkan dengan TEA 4 Diperoleh larutan bening
ml dan distirer
19. (18) ditambahkan viscolam 7,785 Diperoleh gel Na diklofenak
gram
20. Dikemas rapid an dilakukan Gel terkemas rapi
evaluasi