Anda di halaman 1dari 15

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT ______________

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. N (P) Tanggal Pengkajian : 8 Februari 2013
Umur : 49 tahun RM No. :-
Informan : Ny. N

II. ALASAN MASUK


Pasien mengatakan mengalami kesulitan tidur akhir-akhir ini karena harus bekerja mencukupi
kebutuhan sehari-hari, dengan berjualan kue. Ditambah dahulu saat berbisnis property pasien
ditipu hingga hutang menumpuk sampai 200 juta, dengan kondisi tersebut pasien menjadi was-
was dan khawatir serta tidak sanggup dengan kondisinya yang saat ini. Pasien pernah memiliki
keinginan untuk bunuh diri, namun menurutnya itu hal yang berdosa sehingga pasien
mengurungkan niatnya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, dan belum pernah mendatangi psikiater sebelumnya.
3. Dipukuli suaminya sendiri
Diperkosa oleh bosnya yang saat ini menjadi mantan suaminya
Pasien sering dipukuli dan sering dibentak oleh suaminya
Pasien melihat budhenya memukuli anak-anaknya yang kini diasuh oleh ibu kandung pasien
Pasien ditipu oleh temannya. Uang 200 juta pasien dibawa kabur oleh teman-temannya
Pasien diancam oleh temannya untuk tidak membocorkan nama temannya saat terjadi audit terhadap kesehatan
keuangan perusahaan.

Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

1. Budhe pasien, kakak kandung pemarah, temperamental, suka berperilaku keras

dari ibu kandung pasien kepada anaknya sendiri, memiliki sifat mudah

curiga.

2. Saudara tiri ayah kandung menarik diri, tidak mau bergaul, tidak mau

Pasien merawat diri, cenderung marah kepada

orang lain.

3. Adik pasien keterbelakangan mental

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Pasien merasakan perlakuan yang tidak menyenangkan dari ibunya karena sering memaksakan
kehendaknya ketika di rumah seperti mencuci piring dan menyapu dengan kata-kata ibunya
yang sering membentak sehingga dirinya menjadi sosok yang pemberontak saat usia SMP. Saat
remaja, pasien merasa dipaksa masuk SMA oleh ibunya padahal pasien lebih ingin masuk
SMEA (SMK), saat pasien di SMA dia sering membolos sehingga di drop out, pada akhirnya
ibunya mengalah dan memasukkannya ke SMEA jurusan tata buku. Tidak lama kemudian
ayahnya di PHK. Saat bekerja di sebuah perusahaan ekspor-impor pasien mengalami kejahatan
seksual oleh bosnya sendiri dan pasien meminta pertanggung jawaban, akhirnya bos nya
bertanggung jawab menikahinya sebagai istri kedua. Selama empat tahun menikah, suami
selalu berlaku kasar baik fisik, verbal, dan seksual. Pasien menjadi sering sakit dan sering
MRS. Suami meninggalkan pasien tanpa status cerai.

Pada saat pasien kuliah, pasien tidak dapat melanjutkan kuliahnya akibat uang pendaftaran
yang ditilep oleh oknum administrasi kampus. Pasien saat bekerja pernah dituduh korupsi oleh
temannya yang dipercayainya di perusahaan tempatnya ia bekerja dan akhirnya pasien
mengundurkan diri.Pasien juga pernah mendapatkan ancaman dari temannya saat bekerja di
perusahaan tekstil agar tidak membocorkan namanya jika suatu saat terjadi audit terhadap
kesehatan keuangan perusahaan. Saat pasien mencoba bisnis properti,pasien ditipu hingga
hutang menumpuk hampir 200 juta karena uang tersebut yang dititipkan sebagai investasi
dibawa lari temannya sampai pasien merasa trauma, sehingga pasien tidak mudah percaya
kepada orang lain dan bersikap berhati-hati agar tidak lagi ditipu. Saat ini pasien berdagang
kue basah, namun merasa tidak optimal karena keluhan fisik yang mengganggu. Sejak dua
tahun terakhir nyeri kepala, tangan dan kaki kesemutan, tangan kanan nyeri bila terlalu lama
bekerja, kadang muncul maag (lambung perih), dan sesak napas. Pasien memeriksakan
kondisinya di poli Neuro, kemudian dikonsulkan kepada poli Psikiatri. Di kehidupan
bertetangga pasien sering merasa tidak puas dengan perilaku tetangganya yang tidak sesuai
dirinya.

Masalah Keperawatan : Sindrom Pasca Trauma Masalalu

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 98 x/menit S : 37,2oC P : 16 x/menit
2. Ukur : TB : - BB : -
3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : pasien merasa nyeri kepala, tangan dan kaki,kesemutan, tangan kanan terasa nyeri jika bekerja
terlalu lama, kadang muncul maag dan sesak napas.
Masalah keperawatan : Gangguan Citra Tubuh________________________

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan:

1. Ny. R, almarhumah, ibu kandung pasien, ibu rumah tangga. Satu rumah dengan pasien, sifat disiplin, keras, sering
membentak, dan memaksakan kehendak kepada anak-anaknya.

2. Tn. N, almarhum, ayah kandung pasien. Sering bekerja di luar pulau mengikuti perusahaan tempatnya bekerja. Jika
dibandingkan ibu, sifat ayah termasuk penyabar, pendiam, tidak banyak menuntut kepada anak-anaknya. Belakangan
diketahui dari saudara ayah, ayah kandung pasien punya banyak pacar (selingkuhan) saat bekerja di luar pulau, namun tidak
banyak diketahui karena ayah dan ibu pasien jarang membicarakan hal ini. Selain itu, hal ini diketahui setelah ayah
meninggal. Dari pernikahan selama 60an tahun, dikaruniai 8 orang anak:

1. Ny. S, 64 tahun, kakak kandung pasien, seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, satu cucu. Sifat disiplin,
keras kepala, keras hati. Menderita hipertensi dan gangguan ginjal.

2. Tn. C, almarhum (kelahiran 1951), bercerai dengan anak kandungnya diasuh oleh isteri. Sifat disiplin, keras kepala,
keras hati. Menderita stroke dan meninggal di usia 59 tahun.

3. Pasien

4. Tn. S, 55 tahun, sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Sifat mirip seperti ayahnya, pendiam, tidak suka
membicarakan orang lain.

5. Tn. B, 53 tahun, memiliki satu orang anak yang saat ini diasuh oleh kakaknya (Ny. S) karena dianggap tidak mampu
mengurus anak. Sifat sering membuat masalah dalam keluarga, ndableg, sifat gabungan antara ayah dan ibu, lebih
didominasi ibu yang keras kepala dan susah diatur. Tn. B inilah yang pernah mengajak pasien untuk berbisnis properti,
dan berjanji akan membantu pasien untuk membayar hutang, namun tidak terwujud hingga sekarang.

6. Tn. D, 50 tahun, tidak menikah, mengalami keterbelakangan mental. Sifat seperti ibu, keras kepala dan semaunya
sendiri.
7. Ny. T, 46 tahun, menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sifat seperti ayah, pendiam
dan penyabar.

8. Tn. A, 44 tahun, menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Punya usaha sendiri untuk menghidupi keluarganya, yakni
sebagai pedagang.

3. Pasien

4. Tn. D, adik pasien yang mengalami keterbelakangan mental.

5. Ny. T, almarhumah, budhe pasien (kakak kandung dari ibu pasien), memiliki sifat pemarah, tempramental, suka berlaku
keras kepada anaknya sendiri, memiliki sifat mudah curiga. Belakangan diketahui sifat-sifat kasar tersebut mungkin
dikarenakan memiliki dasar gangguan jiwa, namun tidak diketahui sebab pastinya.

6. Tn. A, almarhum, saudara tiri ayah kandung pasien (dari isteri kakek yang lain, tidak diketahui siapa isteri pertama, siapa
isteri kedua). Memiliki riwayat gangguan jiwa yakni menarik diri, tidak mau bergaul, tidak bisa merawat diri, dan
cenderung mudah marah kepada orang lain. Tidak pernah diperiksakan kepada dokter. Pasien sendiri tidak banyak
mengetahui riwayat keluarga tiri dari kakek.

_______________________________________________________________

2. Konsep diri
a Gambaran diri : Pasien menyadari betul bahwa sakit fisiknya sekarang ini disebabkan karena kondisi mentalnya
yang tidak stabil, namun tidak tahu mulai darimana pasien harus menyelesaikan permasalahan
mentalnya.
b. Identitas : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Peran : kondisi fisik dan mental pasien tidak mendukung
d. Ideal diri : Pasien ingin bisa menikmati hidup di usianya sekarang ini dan pasien berharap dengan usaha baik
secara spiritual (datang di pengajian, rutin puasa Seniin-Kamis dan tahajjud) dan medis
(pengobatan dokter), dapat membantunya keluar dari masalahnya.
e. Harga diri : Sedih
Masalah Keperawatan : _Ketidakefektifan koping Individu_________________

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : adik pasien yang keterbelakangan mental
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien jarang berinteraksi dengan tetangga dan pasien berinteraksi
hanya ketika ada pengajian dan rapat desa.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : saat ini pasien mendapati banyak ketidakpuasan terhadap kehidupan
bertetangga, pasien seringkali berusaha menahan diri terhadap perilaku
tetangga yang tidak rapi
Masalah keperawatan : Hambatan Interaksi Soaial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien berharap dengan sikap prihatin dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah agama ini
pada akhirnya diberikan kemudahan dalam hidupnya oleh Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah : rutin menjalankan sholat 5 waktu, puasa ramadhan, dan kadang menjalankan puasa senin-kamis sejak
kegagalan rumah tangganya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Pasien perempuan dewasa tua, wajah sesuai usia, berperawakan sedikit kurus pendek, dan rapi.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan_____________________________________________

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


pembicaraan
lelaskan : relevan dan lancar
Masalah Keperawan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Pasien ingin bisa menikmati hidup di usianya sekarang ini, tetapi kondisi fisik dan mental pasien tidak mendukung.
Pasien sedih karena merasa bahwa dirinya menghadapi semuanya tanpa bantuan dari pihak keluarga / kerabat dekat
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Pasien merasa depresi dengan kondisinya


Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : pasien kurang percaya diri lagi dengan orang lain


Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : tidak didapatkan halusinasi


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : realistik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : ide-ide tentang keluhan fisiknya, karena pasien sering ditipu sehingga pasien selalu curiga kepada orang lain
Masalah Keperawatan : waham curiga

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : kesadaran pasien composmentis


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : tidak ada gangguan memori. Pasien dapat mengingat


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan konsentrasi dan pasien mampu berhitung
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : pasien dapat menjelaskan dan tidak mengalami gangguan


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
1. Daya nilai sosial: baik, pasien dapat memahami bahwa perbuatan mencopet adalah perbuatan tercela dan pantas mendapat
hukuman, yakni diserahkan kepada polisi.
2. Uji daya nilai: baik, bila pasien menemukan dompet di jalan, pasien akan mengembalikan kepada si pemilik dompet sesuai
alamat pada kartu identitas. Namun pasien menyadari keterbatasannya, sehingga merasa hanya perlu menitipkan kepada
orang di sekitar untuk diantarkan ke alamat pada dompet tersebut.
3. Tilikan: derajat 5, pasien menyadari keadaan sakitnya dan mau melanjutkan pengobatan, namun belum mampu menjadikan
pengalamannya sebagai pelajaran, karena pasien masih belum bisa merelakan masa lalu (saat kegagalan pernikahannya)
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………

Tidur malam lama : …………………s/d…………………………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak


Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : mengikuti pengajian dan rapat desa, namun terkadang tidak mau berinteraksi dengan tetangga karena merasa kesal
setiap kali tetangganya menaruh bahan materia didepan rumahnya selalu tida rapi sehingga pasien malas berinteraksi dengan
tetangganya
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial__________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping, Isolasi Sosial

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tidak ada dukungan dari keluarga dan tidak dapat berinteraksi
dengan tetangga

Masalah dengan pendidikan, spesifik putus kuliah karena uang ditilep oleh pihak administrasi

Masalah dengan pekerjaan, spesifik pasien bekerja secara berpindah-pindah dan mendapatkan pelecehan seksual dari
bosnya

Masalah dengan perumahan, spesifik Terdapat plafon dan tampak jejak bocor di beberapa tempat, dan kayu-kayu
tambalanpada plafon

Masalah ekonomi, spesifik _________________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah lainnya, spesifik __________________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Tidak Efektif, Isolasi Sosial (menarik diri),Ketidakefektifan Koping Keluarga,
Sindrom Pasca Trauma

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : pasien memendam masalahnya sendiri


Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : ketidakefektifan koping


Terapi Medik :
A. Psikofarmaka
- Fluoxetine 20 Mg 1/2tab-0-0
- Clobazam 10 Mg 0-0-1tab
B. Psikoterapi
1. Terapi Suportif
- Katarsis
- Reasurance
2. Cognitive Behavioral Therapy
3. Psychodinamic Approach-Therapy dan Insight-Oriented Therapy
4. Occupational Therapy
5. Interpersonal Therapy

XII. Analisa Data


Data Fokus Etiologi Problem

DS : Ketidakefektifan Koping
- pasien mengatakan malas berrinteraksi
dengan tetangganya kerena sikap
tetangganya tidak sesuai dengan yang
diinginkan oleh pasien, dan sikap
tetangga pasien yang tidak rapi karena
manaruh bahan materual didepan rumah
pasien dengan tercecer
- pasien mengatakan lebih snang
berdiam diri dirumah dengan membuat
kue basa dari pada berinterasi dengan
tetangganya
- pasien mengatakan jarang berinteraksi
dengan tetangganya semenjak sering
ditipu dan tidak mudah percaya dengan
orang
-
DO :
- Pasien tampak cemas dan sedih, diam
(hanya berbicara ketika ditanya),
pandangan mata berkurang
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
S : 37,2oC
P : 16 x/menit

XII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Ketidakefektifan koping
2. Isolasi sosial
3. Sindrom pasca trauma
4. Resiko bunuh diri
5. Hambatan interaksi sosial
6. Defisit perawatan diri: makan
7. Ketidakefektifan koping keluarga
8. Ansietas
9. Waham : curiga

XIII. Diagnosa Prioritas

Isolasi Sosial

POHON MASALAH

effect Resiko Bunuh Diri

Core problem
Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri : Makan

Hambatan Interaksi Sosial

causa Sindrom Pasca Trauma Ansietas

Waham Curiga

Ketidak Efektifan Koping Keluarga


Ketidak Efektifan Koping
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria
Keperwata Intervensi Rasional
. Hasil
n
1 Isolasi SP 1 : 1. Mengucapkan salam 1. Agar pasien mau
Sosial 1. Bina hubungan setiap kali berinteraksi berinteraksi dan
saling percaya dengan pasien terbuka
2. Pasien dapat 2. Berkenalan dengan 2. Agar Pasien dan
mengenal pasien dengan cara perawat saling
penyebab isolasi mengucapkan nama mengenal dan lebih
sosial dan nama panggilan memudahkan
3. Pasien dapat pasien komunikasi dengan
mengenal 3. Menanyakan perasaan pasien
keuntungan dan dan keluhan saat ini 3. Agar pasien merasa
kerugian dari dari 4. Jelaskan kepada bahwa dirinya
tidak pasien bahwa akan diperhatikan dan
berhubungan merahasiakan dipedulikanoleh
dengan orang lain, informasi yang orang lain
dan ajarkan diperoleh untuk 4. Mendapatkan
pasien untuk kepentingan terapi kepercayaan dari
berkenalan 5. Menanyakan pendapat pasien
dengan orang lain pasien tentang 5. Mengetahui
4. Pasien dapat kebiasaan berinteraksi bagaimana
berkenalan dengan orang lain gambaran tentang
dengan orang lain 6. Menanyakan apa yang kebiasaan
menyebabkan pasien berinteraksi pasien
tidak ingin 6. Mengetahui
berinteraksi dengan penyebab pasien
orang lain tidak ingin
7. Diskusi dengan pasien berinteraksi
tentang keuntungan 7. Agar pasien
bila memiliki banyak mengetahui
teman dan bergaul pengetahuan
dengan orang lain tentang keuntungan
8. Diskusi dengan pasien berinteraksi dengan
tentang kerugian bila orang lain
hanya mengurung diri 8. Agar pasien
dan tidak bergaul mengetahui
dengan orang lain pengetahuan
tentang kerugian
berinteraksi dengan
orang lain
SP 2 : 1. Ajarkan pasien cara 1. Agar pasien
1. Pasien dapat berinteraksi dengan mengetahui
berinteraksi perawat langkah-langkah
secara bertahap, 2. Beri kesempatan yang dilakukan
tahap pertama pasien untuk pada saat
berkenalan mempraktikkan cara berinteraksi
dengan seorang berinteraksi 2. Mengukur sejauh
perawat 3. Beri pujian untuk mana pemahaman
setiap kemajuan yang diterima
interaksi yang telah pasien
dilakukan oleh pasien 3. Agar pasien merasa
4. Siap mendengarkan termotivasi untuk
ekspresi pasien setelah melakukan
berinteraksi interaksi
5. Beri dorongan terus 4. Mengetahui
menerus agar pasien bagaimana
tetap semangat kesusahan dan apa
meningkatkan yang dialami
interaksinya pasien selama
latihan berinteraksi
5. Agar pasien merasa
lebih termotivasi
dan semangat
untuk melakukan
interaksi
SP 3 : 1. Ajarkan pasien cara 1. Agar pasien
1. Pasien dapat berinteraksi dengan mengetahui
berinteraksi perawat dengan orang langkah-langkah
secara bertahap, lain yang dilakukan
tahap kedua 2. Beri kesempatan pada saat
berkenalan pasien untuk berinteraksi
dengan seorang mempraktikkan cara 2. Mengukur sejauh
pasien berinteraksi dengan mana pemahaman
orang lain yang yang diterima
dilakukan di hadapan pasien
anda 3. Agar pasien dapat
3. Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan
berinteraksi dengan banyak orang dan
satu orang, bila pasien pasien sudah
sudah menunjukkan mengalami banyak
kemajuan, tingkatkan kemajuan
jumlah interaksi 4. Agar pasien merasa
dengan dua orang, tiga termotivasi untuk
orang dan seterusnya melakukan
4. Beri pujian untuk interaksi
setiap kemajuan 5. Mengetahui
interaksi yang telah bagaimana
dilakukan oleh pasien kesusahan dan apa
5. Siap mendengarkan yang dialami
ekspresi pasien setelah pasien selama
berinteraksi dengan latihan berinteraksi
orang lain 6. Agar pasien merasa
6. Beri dorongan terus lebih termotivasi
menerus agar pasien dan semangat
tetap semangat untuk melakukan
meningkatkan interaksi dengan
interaksinya orang lain
Perencanaan
Diagnosa
Keperawata Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
n (TUK/TUM)

Isolasi sosial TUM : klien


dapat
berinteraksi
dengan orang Membina
lain hubungan saling
TUK 1 : klien percaya dengan
Setelah 1x SP 1
dapat klien. Kontak
interaksi, klien
membina yang jujur,
menunjukkan
hubungan Bina hubungan saling singkat dan
tanda-tanda
saling percaya percaya dengan konsisten
percaya kepada
mengemukakan dengan perawat
perawat:
prinsip komunikasi dapat membantu
terapeutik: klien membina
a. Ekspresi kembali
wajah cerah, interaksi penuh
tersenyum a. Mengucapkan percaya dengan
salam terapeutik. orang lain.
b. Mau Sapa klien dengan
berkenalan ramah, baik verbal
c. Ada kontak ataupun non verbal
mata b. Berjabat tangan
d. Bersedia dengan klien
menceritakan c. Perkenalkan diri
masalah dengan sopan
e. Bersedia d. Tanyakan nama
mengungkapka lengkap klien dan
n masalah nama panggilan
yang disukai klien
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Membut kontrak
topik, waktu dan
tempat setiap kali
bertemu kien
g. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
h. Beri perhatian
jepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien

TUK 2 : klien Klien dapat SP 2 Dengan


mampu menyebutkan 1. Tanyakan pada mengetahui
menyebutkan minimal 1 klien tentang : tanda dan gejala

Anda mungkin juga menyukai