I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. N (P) Tanggal Pengkajian : 8 Februari 2013
Umur : 49 tahun RM No. :-
Informan : Ny. N
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, dan belum pernah mendatangi psikiater sebelumnya.
3. Dipukuli suaminya sendiri
Diperkosa oleh bosnya yang saat ini menjadi mantan suaminya
Pasien sering dipukuli dan sering dibentak oleh suaminya
Pasien melihat budhenya memukuli anak-anaknya yang kini diasuh oleh ibu kandung pasien
Pasien ditipu oleh temannya. Uang 200 juta pasien dibawa kabur oleh teman-temannya
Pasien diancam oleh temannya untuk tidak membocorkan nama temannya saat terjadi audit terhadap kesehatan
keuangan perusahaan.
dari ibu kandung pasien kepada anaknya sendiri, memiliki sifat mudah
curiga.
2. Saudara tiri ayah kandung menarik diri, tidak mau bergaul, tidak mau
orang lain.
Pasien merasakan perlakuan yang tidak menyenangkan dari ibunya karena sering memaksakan
kehendaknya ketika di rumah seperti mencuci piring dan menyapu dengan kata-kata ibunya
yang sering membentak sehingga dirinya menjadi sosok yang pemberontak saat usia SMP. Saat
remaja, pasien merasa dipaksa masuk SMA oleh ibunya padahal pasien lebih ingin masuk
SMEA (SMK), saat pasien di SMA dia sering membolos sehingga di drop out, pada akhirnya
ibunya mengalah dan memasukkannya ke SMEA jurusan tata buku. Tidak lama kemudian
ayahnya di PHK. Saat bekerja di sebuah perusahaan ekspor-impor pasien mengalami kejahatan
seksual oleh bosnya sendiri dan pasien meminta pertanggung jawaban, akhirnya bos nya
bertanggung jawab menikahinya sebagai istri kedua. Selama empat tahun menikah, suami
selalu berlaku kasar baik fisik, verbal, dan seksual. Pasien menjadi sering sakit dan sering
MRS. Suami meninggalkan pasien tanpa status cerai.
Pada saat pasien kuliah, pasien tidak dapat melanjutkan kuliahnya akibat uang pendaftaran
yang ditilep oleh oknum administrasi kampus. Pasien saat bekerja pernah dituduh korupsi oleh
temannya yang dipercayainya di perusahaan tempatnya ia bekerja dan akhirnya pasien
mengundurkan diri.Pasien juga pernah mendapatkan ancaman dari temannya saat bekerja di
perusahaan tekstil agar tidak membocorkan namanya jika suatu saat terjadi audit terhadap
kesehatan keuangan perusahaan. Saat pasien mencoba bisnis properti,pasien ditipu hingga
hutang menumpuk hampir 200 juta karena uang tersebut yang dititipkan sebagai investasi
dibawa lari temannya sampai pasien merasa trauma, sehingga pasien tidak mudah percaya
kepada orang lain dan bersikap berhati-hati agar tidak lagi ditipu. Saat ini pasien berdagang
kue basah, namun merasa tidak optimal karena keluhan fisik yang mengganggu. Sejak dua
tahun terakhir nyeri kepala, tangan dan kaki kesemutan, tangan kanan nyeri bila terlalu lama
bekerja, kadang muncul maag (lambung perih), dan sesak napas. Pasien memeriksakan
kondisinya di poli Neuro, kemudian dikonsulkan kepada poli Psikiatri. Di kehidupan
bertetangga pasien sering merasa tidak puas dengan perilaku tetangganya yang tidak sesuai
dirinya.
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 98 x/menit S : 37,2oC P : 16 x/menit
2. Ukur : TB : - BB : -
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : pasien merasa nyeri kepala, tangan dan kaki,kesemutan, tangan kanan terasa nyeri jika bekerja
terlalu lama, kadang muncul maag dan sesak napas.
Masalah keperawatan : Gangguan Citra Tubuh________________________
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan:
1. Ny. R, almarhumah, ibu kandung pasien, ibu rumah tangga. Satu rumah dengan pasien, sifat disiplin, keras, sering
membentak, dan memaksakan kehendak kepada anak-anaknya.
2. Tn. N, almarhum, ayah kandung pasien. Sering bekerja di luar pulau mengikuti perusahaan tempatnya bekerja. Jika
dibandingkan ibu, sifat ayah termasuk penyabar, pendiam, tidak banyak menuntut kepada anak-anaknya. Belakangan
diketahui dari saudara ayah, ayah kandung pasien punya banyak pacar (selingkuhan) saat bekerja di luar pulau, namun tidak
banyak diketahui karena ayah dan ibu pasien jarang membicarakan hal ini. Selain itu, hal ini diketahui setelah ayah
meninggal. Dari pernikahan selama 60an tahun, dikaruniai 8 orang anak:
1. Ny. S, 64 tahun, kakak kandung pasien, seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, satu cucu. Sifat disiplin,
keras kepala, keras hati. Menderita hipertensi dan gangguan ginjal.
2. Tn. C, almarhum (kelahiran 1951), bercerai dengan anak kandungnya diasuh oleh isteri. Sifat disiplin, keras kepala,
keras hati. Menderita stroke dan meninggal di usia 59 tahun.
3. Pasien
4. Tn. S, 55 tahun, sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Sifat mirip seperti ayahnya, pendiam, tidak suka
membicarakan orang lain.
5. Tn. B, 53 tahun, memiliki satu orang anak yang saat ini diasuh oleh kakaknya (Ny. S) karena dianggap tidak mampu
mengurus anak. Sifat sering membuat masalah dalam keluarga, ndableg, sifat gabungan antara ayah dan ibu, lebih
didominasi ibu yang keras kepala dan susah diatur. Tn. B inilah yang pernah mengajak pasien untuk berbisnis properti,
dan berjanji akan membantu pasien untuk membayar hutang, namun tidak terwujud hingga sekarang.
6. Tn. D, 50 tahun, tidak menikah, mengalami keterbelakangan mental. Sifat seperti ibu, keras kepala dan semaunya
sendiri.
7. Ny. T, 46 tahun, menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sifat seperti ayah, pendiam
dan penyabar.
8. Tn. A, 44 tahun, menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Punya usaha sendiri untuk menghidupi keluarganya, yakni
sebagai pedagang.
3. Pasien
5. Ny. T, almarhumah, budhe pasien (kakak kandung dari ibu pasien), memiliki sifat pemarah, tempramental, suka berlaku
keras kepada anaknya sendiri, memiliki sifat mudah curiga. Belakangan diketahui sifat-sifat kasar tersebut mungkin
dikarenakan memiliki dasar gangguan jiwa, namun tidak diketahui sebab pastinya.
6. Tn. A, almarhum, saudara tiri ayah kandung pasien (dari isteri kakek yang lain, tidak diketahui siapa isteri pertama, siapa
isteri kedua). Memiliki riwayat gangguan jiwa yakni menarik diri, tidak mau bergaul, tidak bisa merawat diri, dan
cenderung mudah marah kepada orang lain. Tidak pernah diperiksakan kepada dokter. Pasien sendiri tidak banyak
mengetahui riwayat keluarga tiri dari kakek.
_______________________________________________________________
2. Konsep diri
a Gambaran diri : Pasien menyadari betul bahwa sakit fisiknya sekarang ini disebabkan karena kondisi mentalnya
yang tidak stabil, namun tidak tahu mulai darimana pasien harus menyelesaikan permasalahan
mentalnya.
b. Identitas : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Peran : kondisi fisik dan mental pasien tidak mendukung
d. Ideal diri : Pasien ingin bisa menikmati hidup di usianya sekarang ini dan pasien berharap dengan usaha baik
secara spiritual (datang di pengajian, rutin puasa Seniin-Kamis dan tahajjud) dan medis
(pengobatan dokter), dapat membantunya keluar dari masalahnya.
e. Harga diri : Sedih
Masalah Keperawatan : _Ketidakefektifan koping Individu_________________
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : adik pasien yang keterbelakangan mental
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien jarang berinteraksi dengan tetangga dan pasien berinteraksi
hanya ketika ada pengajian dan rapat desa.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : saat ini pasien mendapati banyak ketidakpuasan terhadap kehidupan
bertetangga, pasien seringkali berusaha menahan diri terhadap perilaku
tetangga yang tidak rapi
Masalah keperawatan : Hambatan Interaksi Soaial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien berharap dengan sikap prihatin dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah agama ini
pada akhirnya diberikan kemudahan dalam hidupnya oleh Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah : rutin menjalankan sholat 5 waktu, puasa ramadhan, dan kadang menjalankan puasa senin-kamis sejak
kegagalan rumah tangganya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________
4. Alam perasaaan
Jelaskan : Pasien ingin bisa menikmati hidup di usianya sekarang ini, tetapi kondisi fisik dan mental pasien tidak mendukung.
Pasien sedih karena merasa bahwa dirinya menghadapi semuanya tanpa bantuan dari pihak keluarga / kerabat dekat
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
5. Afek
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : realistik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : ide-ide tentang keluhan fisiknya, karena pasien sering ditipu sehingga pasien selalu curiga kepada orang lain
Masalah Keperawatan : waham curiga
Disorientasi
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan konsentrasi dan pasien mampu berhitung
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan :
1. Daya nilai sosial: baik, pasien dapat memahami bahwa perbuatan mencopet adalah perbuatan tercela dan pantas mendapat
hukuman, yakni diserahkan kepada polisi.
2. Uji daya nilai: baik, bila pasien menemukan dompet di jalan, pasien akan mengembalikan kepada si pemilik dompet sesuai
alamat pada kartu identitas. Namun pasien menyadari keterbatasannya, sehingga merasa hanya perlu menitipkan kepada
orang di sekitar untuk diantarkan ke alamat pada dompet tersebut.
3. Tilikan: derajat 5, pasien menyadari keadaan sakitnya dan mau melanjutkan pengobatan, namun belum mampu menjadikan
pengalamannya sebagai pelajaran, karena pasien masih belum bisa merelakan masa lalu (saat kegagalan pernikahannya)
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
1. Makan
2. BAB/BAK
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : mengikuti pengajian dan rapat desa, namun terkadang tidak mau berinteraksi dengan tetangga karena merasa kesal
setiap kali tetangganya menaruh bahan materia didepan rumahnya selalu tida rapi sehingga pasien malas berinteraksi dengan
tetangganya
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial__________________________________________________________
Adaptif Maladaptif
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tidak ada dukungan dari keluarga dan tidak dapat berinteraksi
dengan tetangga
Masalah dengan pendidikan, spesifik putus kuliah karena uang ditilep oleh pihak administrasi
Masalah dengan pekerjaan, spesifik pasien bekerja secara berpindah-pindah dan mendapatkan pelecehan seksual dari
bosnya
Masalah dengan perumahan, spesifik Terdapat plafon dan tampak jejak bocor di beberapa tempat, dan kayu-kayu
tambalanpada plafon
Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Tidak Efektif, Isolasi Sosial (menarik diri),Ketidakefektifan Koping Keluarga,
Sindrom Pasca Trauma
Koping obat-obatan
DS : Ketidakefektifan Koping
- pasien mengatakan malas berrinteraksi
dengan tetangganya kerena sikap
tetangganya tidak sesuai dengan yang
diinginkan oleh pasien, dan sikap
tetangga pasien yang tidak rapi karena
manaruh bahan materual didepan rumah
pasien dengan tercecer
- pasien mengatakan lebih snang
berdiam diri dirumah dengan membuat
kue basa dari pada berinterasi dengan
tetangganya
- pasien mengatakan jarang berinteraksi
dengan tetangganya semenjak sering
ditipu dan tidak mudah percaya dengan
orang
-
DO :
- Pasien tampak cemas dan sedih, diam
(hanya berbicara ketika ditanya),
pandangan mata berkurang
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
S : 37,2oC
P : 16 x/menit
1. Ketidakefektifan koping
2. Isolasi sosial
3. Sindrom pasca trauma
4. Resiko bunuh diri
5. Hambatan interaksi sosial
6. Defisit perawatan diri: makan
7. Ketidakefektifan koping keluarga
8. Ansietas
9. Waham : curiga
Isolasi Sosial
POHON MASALAH
Core problem
Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri : Makan
Waham Curiga