Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

ANALISA LINTASAN JARINGAN PERENCANAAN ASEMBLING


HORIZONTAL STERILIZER DENGAN METODE PERT
PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR

Abdurrozzaq Hasibuan1), Abdul Rahman Suleman2), Takiyuddin3)


1)
Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara – Medan
2)
Fakultas Ekonomi, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan – Sumatera Utara
3)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Bangsa Medan – Sumatera Utara
rozzaq@uisu.ac.id; ragilzhillan@gmail.com

Abstrak
Kompetisi global dalam dunia usaha merupakan masalah yang harus dihadapi terutama dalam dunia kontraktor.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan dengan waktu pengerjaan proyek seminimal mungkin merupakan
tuntutan yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan. Namun dalam realita yang ada dunia kontrak banyak
mengalami kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakannya yang disebabkan kurangnya kemampuan
menganalisa keterkaiatan antar kegiatan sampai kepada faktor yang mendukung untuk mempercepat usia
penyelesaan proyek dengan tingkat keyakinan ilmu probabilitas.
PERT (Programme Evaluation and Review Technique) merupakan metoda penyelesaian proyek yang menitik
beratkan untuk mempercepat atau mempersingkat waktu pelaksanaan proyek sampai selesai dengan model visual
Network Diagram. Setelah proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan hasil yang diinginkan, maka
untuk memastikan keberhasilannya dengan pengujian probabilitas dari lintasan terpanjang terhadap waktu yang
diinginkan. Sebab dalam menganalisa Probabilistik PERT waktu kegiatan dalam proyek bersifat independent dan
waktu selesai proyek berbentuk distribusi normal. Indepedent ini diperlukan agar varian proyek bisa diperoleh
dengan menjumlahkan dari masing-masing kegiatan, sedangkan asumsi normalitas diperlukan untuk dapat
menggunakan distribusi normal dalam analisisnya.

Kata-Kata Kunci: Analisa Lintasan, Asembling Horizontal, Programme Evaluation and Review Technique
(PERT)

I. Pendahuluan mengalami kesulitan untuk dapat memastikan nilai


keberhasilan (Probabilitas)
Globalisasi merupakan sebuah kesepakatan Perusahaan kontraktor banyak mengalami
internasional untuk mengadakan persaingan bebas. kesulitan untuk menentukan waktu penyelesaiaan
Sehingga menjadi sebuah kompetisi global yang proyek sesuai dengan kontrak, jadwal pekerjaan
menyebabkan persaingan-persaingan antar (schedule) yang diinginkan. Hal ini disebabkan
perusahaan menjadi semakin ketat. Indonesia karena lemahnya analisa proyek dan penetapan nilai
khususnya untuk menghadapi persaingan bebas keberhasilan, sehingga menyebabkan penawaran
sangat membutuhkan kesiapan baik secara kualitas pekerjaannya tertolak karena keterlambatan dan
dan kuantitas Sumber Daya, Politik dan lemah untuk kepastian penyelesaiaan proyek tersebut.
perekonomian baik disektor ril maupun non ril. Untuk menyelesaikan permasalahan ini
Pembanguna ekonomi negara tidak terlepas dari perusahaan tidak dapat menemukan teori dengan
kegiatan-kegiatan berupa proyek, karena proyek metode penyelesaian sebuah proyek dan nilai
merupakan unit operasional pembangunan yang keberhasilan proyek yang direncanakan. Disini teori
paling kecil. Demikian juga dalam lingkup yang dapat ditawarkan untuk mengatasi
perusahaan, pengembangan perusahaan juga dimulai permasalahan perusahaan dengan mengunakan
dari kegiatan-kegiatan proyek, misal proyek Metode PERT untuk menentukan lintasan kritis
pembangunan pabrik, proyek pengembangan suatu sebuah proyek dengan analisa Probabilitas PERT.
produk baru atau proyek instalasi unit sistem
informasi. Kebutuhan untuk menyelenggarakan 1. 1.1 Rumusan Masalah
proyek yang baik mendorong munculnya teori-teori Analisa lintasan jaringan perencanaan Asembling
ilmu pengetahuan yang diperlukan bagi para Horizontal Sterilizer dengan dalam PERT yang
pelaksana proyek, yang kemudian dikenal dengan menggunakan distribusi normal, yaitu mencakup :
manajemen proyek. 1. Perencanaan jaringan kerja dengan metode PERT
Banyak perusahaan yang berkembang terutama 2. Penentuan tenggang waktu dan lintasan kritis
perusahaan yang bidang usahanya tergantung kepada proyek
pesanan (order) yaitu perusahaan yang bergerak 3. Penetapan time schedule
dalam bidang Manufacturing dan Engineering 4. Perkiraan probabilitas PERT terhadap hari akhir
penyelesaian proyek.

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 51


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

1.2 Tujuan Penelitian a. Analisa pasar


1 Mendapatkan urutan kegiatan Proyek Mencakup penentuan kapasitas penawaran
2 Dapat menyusun Perencanaa Jaringan kerja produk, kualitas produk, tingkat harga, target
(Network planning) pasar, pangsapasar, strategi penawaran dan
3 Dapat menentukan waktu penyelesaian proyek saingan serta kebijakan pemerintah yang
dengan kegiatan kritis dan percepatan waktu yang berkaitan.
diinginkan dengan metode Pert b. Analisa Teknis
4 Mengetahui kemungkinan (probabilitas) berhasil Hal ini mencakupi pemilihan lokasi proyek,
sebuah proyek dari waktu akhir sebuah proyek. teknologi, kapasitas, standart dan perencanaan
biaya, jadwal penyelesaiaan. Serta mengkaji
II. Tinjauan Pustaka hubungan-hubungan teknis yang mungkin ada
dalam proyek
2.1 Manajemen Proyek c. Aspek Ekonomis dan Finansial
Pembangunan ekonomi negara tidak terlepas dari Aspek ini menyangkut sejauh mana sumbangan
kegiatan-kegiatan berupa proyek karena merupakan atau peranan proyek dalam mengembalikan
urut operasional pembangunan yang paling kecil. dana yang terpakai. Pengkajian arus keuangan
Demikian pula dalam lingkup perusahaan, dapat dilakukan melalui perhitungan pay-back
pengembangan perusahaan juga dimulai dari kegiatan period, rate of return, net presen value, dan
proyek misalnya proyek pembangunan pabrik, sebaginya.
proyek pengembangan suatu produk besar, atau d. Aspek Sosial dan Politik
proyek instalasi unit sistem informasi. Analisa dilakukan untuk memperkirakan
Manajemen proyek menjadi suatu cabang khusus kesetabilitasan sosial-politik selama kurun
dalam menejemen operasi yang tumbuh dan waktuinvestasi proyek, termasuk faktor faktor
berkembang karena adanya kebutuhan dalam peluang dan hambatan yang mungkin terjadi,
organisasi, terutama untuk manangani kegiatan yang baik selama pembangunan maupun setelah
sifatnya tidak rutin atau baru, dalam jangka waktu operasi. Sikap masyarakat dan peraturan
yang tertentu dengan anggaran yang tertentu pula. pemerintahan setempat merupakan faktor yang
Penyelenggaraan proyek sangat berbeda dengan paling diperhatikan.
penyelenggaraan kegiatan operasional rutin. Proyek e. Analisa danpak lingkungan
memiliki siklus pendek, sedangkan kegiatan Analisa ini mencangkup identifikasi penyebab
operasional sistem memiliki siklus berjangka pencemaran, identifikasi lingkungan yang akan
panjang, sehingga gaya managemen ataupun intensi- terkena pencemaran, serta usaha-usaha
intensi kegiatan proyek berbeda dengan kegiatan penaggulanagnnya. Untuk jenis proyek tertentu,
rutin. terutama yang menghasilkan limbah, analisis ini
Kegiatan proyek dapat dikelompokkan dalam dua sangat penting karena kelancaran operasi
tahapan persiapan dan tahap pelaksanaan. Kegiatan perusahaan setelah berjalan sangat dipengaruhi
utama dalam tahapan persiapan adalah oleh adanya atau tidak adanya pencemaran
mengidentifikasikan gagasan atau ide dan lingkungan yang ditimbulkan. Penolakan
merumuskannya dalam bentuk yang lebih jelas dan masyarakat yang disebabkan adanya
kongkret dalam suatu acuan, serta mengadakan studi pencemaran lingkungan akan sangat
pendahuluan dan kelayakan terhadap gagasan mengganggu kegiatan opersional perusahaan.
tersebut, serta mengevaluasinya dari aspek-aspek
pasar, teknis, ekonomis, keuangan, sosial politik dan 2.2 Teknik Penjadwalan Proyek
lingkungan. Pengendalian proyek yang besar, seperti halnya
Tahapan pertama dalam kegiatan proyek adalah mengendalikan suatu sistem manajemen,
identifikasi gagasan proyek, yaitu menganalisis mencancakup pengendalian terhadap sumber daya,
gagasan, ide atau saran-saran mengenai rencana biaya, mutu dan anggaran. Pengendalian juga
proyek yang akan dilaksanakan. Setelah analisis mencangkup bagaimana realokasi sumber daya, atau
pendahuluan dilakukan analisis yang lebih rinci, anngaran harus dilakukan harus dilakukan dalam
dikenal dengan istilah studi kelayakan, yang akan rangka meminimalkan biaya proyek atau untuk
memberikan informasi yang cukup untuk menjaga agar jadwal penyelesaian proyek bisa
melaksanakan proyek tersebut. Studi kelayakan akan dipenuhi. Suatu proyek yang dapat diselesaikan tepat
memberi kesempatan kesempatan untuk menyusun waktu atau lebih cepat dri pada jadwal yang
proyek agar bisa cocok dengan lingkungan fisik dan ditetapkan akan memberikan banyak keuntungan
sosialnya, serta memastikan bahwa proyek tersebut bagi perusahaan melalui penghematan sumber daya
akan memberikan hasil yang optimal. yang digunakan, seperti upah kerja, biaya sewa
Aspek-aspek yang menjadi perhatian dalam studi peralatan yang digunakan, seperti upah kerja, biaya
kelayakan adalah analisis pasar, analisis teknis, aspek sewa peralatan, dan biaya-biaya over head (misalnya
ekonomis dan finansial, aspek sosial politik dan bunga bank, asuransi dan administrasi). Sehubungan
analisis lingkungan. Adapun analisa studi kelayakan dengan itu, diperlukan adanya teknik-teknik dalam
ini antara lain : manajemenproyek yang dapat membantu manjer
dalam mengendalikan proyek.

52 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

Dalam penjadwalan proyek terdapat berbagai kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki toleransi
teknik yang dapat digunakan, antara lain Gantt Chart, tersebut, maka kegiatan apabila terlambat satu hari
CPM, PERT, Precedence digram, Work breakdown maka kesiapan proyek tersebut akan terlambat satu
structur (WBS) dan Graphical evaluation and review hari juga kegiatan yang tidak memiliki toleransi
technique (GERT). Secara umum teknik yang disebut kegiatan kritis.
digunakan dalam aplikasi proyek terbanyak adalah Untuk mengetahui kegiatan kritis, perlu
penjadwalan proyek dapat dikelompokan ke dalam ditentukan terlebih dahulu peristiwa-peristiwa kritis.
dua metode, yaitu bagan balok dan perencanaan Dan untuk mengetahui kegiatan dan peristiwa kritis
jaringan kerja. pada sebuah diagram jaringan kerja perlu
digambarkan secara khusus lintasan kritisnya, yang
2.3 Perancangan Jaringan Kerja dimulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
Perencanaan jaringan kerja (Network Planning) Dummy tidak pernah kritis, tetapi mungkin saja
adalah selalu satu model yang banyak digunakan dilalui lintasan kritis.
dalam penyelenggaraan proyek, yang produknya a. Peristiwa kritis
berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang Pristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak
ada dalam diagram jaringan kerja yag berlangsung. memiliki tenggang waktu, peristiwa kritis ini pada
Dengan jaringan kerja dapat dilakukan analisa diagram jaringan kerja bisa dilihat dengan
terhadap jadwal waktu selesainya proyek, masalah bilangan pada ruangan kanan atas sama dengan
yang mungkin timbul kalau terjadi keterlambatan, bilangan pada ruangan bawah dari peristiwa
probabilitas sesuai proyek, biaya yang diperlukan tersebut
dalam rangka mempercepat penyelesaian proyek dan SPA = SPL = SPA - SPL = 0
sebagainya. b. Kegiatan kritis
Perbedaan antara CPM dan PERT terletak pada Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat
anggapan terhadap proyek, PERT menganggap sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila
proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja
menyusul, sedangkan menurut CPM proyek sedangkan kegiatankegiatan lainya tidak
merupakan kegiatan-kegiatan yang membentuk terlambat, maka proyek akan mengalami
lintasan atau beberapa lintasan. Persamaan antar keterlambatan dalam penyelesaiaannya. Sifat
CPM dan PERT terletak visualisasi proyek. kritis ini disebabkan karena kegiatan tersebut
Visualisasi menurut CPM dan PERT adalah harus dimulai pada suatu saat terencana dan harus
berbentuk diagram. Kedua macam diagram tersebut selesai pada suatu saat yang terencana pula. Dari
mempunyai bentuk an susunan berdasarkan prinsip penjelasan tersebut dapat disimpulkan secara
yang sama. formulatif adalah SPAi = SPLi atau SPAj =
Perbedaan anggapan proyek menurut CPM dan SPLj
PERT tidak merupakan perbedaan yang prinsipil Karena kegiatan kritis dimulai harus pada saat
sebab meskipun peristiwa berbeda dengan kegiatan awal saja dan harus selesai pada saat akhir saja dan
kenyataanya setiap kegiatan dan peristiwa adalah hal tidak ada altenatif lainnya, berlaku rumus :
yang tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya SPAi + L = SPAj dan SPLi + L = SPLj
setiap kegiatan harus dimulai dari peristiwa awal dan c. Lintasan kritis
harus selesai pada peristiwa akhir. Keputusan untuk Lintasan kritis dalam sebuah diagram jaringan
memilih salah satu dari kedua metode tersebut yaitu kerja adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan
CPM dan PERT, tergantung dari kemampuan kritis, peristiwa kritis dan dummy. Dummy hanya
mengenal proyek yang akan diselenggarakan. ada dalam lintasan kritis bila diperlukan. Lintasan
Apabila proyek yang bersangkutan lebih dikenal kritis ini dimulai dari awal diagram jaringan kerja.
peristiwa-peristiwa, maka dipakai metode PERT, Mungkin saja terdapat lebih dari sebuah lintasasan
tatapi apabila proyek yang bersangkutan lebih dikenal kritis dan bahkan mungkin saja semua lintasan
kegiatan-kegiatannya , maka dipakai metode CPM. yang ada dalam diagram jaringan kerja kritis
semua. Tujuan untuk mengetahui lintasan kritis
2.4 Peristiwa kritis, kegiatan kritis dan Lintasan adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan
kritis dan peristiwa yang tingkat kepekaanya paling
Tujuan pemakaian rencana jaringan kerja dalam tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan,
penyelenggaraan proyek antara lain adalah agar sehingga setiap saat bisa ditentukan prioritas
proyek selesai pada saat yang telah direncanakan. kebijakan penyelenggaraan proyek, yaitu terhadap
Untuk dapat mencapai tujuan ini, caranya dengan kegiatan dan peristiwa kritis.
melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Berdasarkan prosedur dan rumus untuk
rencana yang tertera pada diagram perencanaan menghitung umur proyek dan lintasan kritis maka
jaringan kerja. Hal terakhir ini tidak selalu mungkin, dapat disimpulkan bahwa :
sehingga selalu ada kemungkinan keterlambatan ▪ Umur lintasan kritis sama dengan umur proyek
pelasanaan. Adapun beberapa kegiatan yang ▪ Lintasan kritis adalah lintasan yang paling lama
mempunyai batas toleransi keterlambatan, sehingga umur pelaksanaanya dari semua lintasan yang
kegiatan yang terlambat masih dalam toleransi yang ada.
tidak akan menyebabkan keterlambatan. Tetapi ada

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 53


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

2.5 Mempercepat Jaringan Kerja Total Float (TF) = UREN – UPER


Keadaan yang dihadapi disini adalah adanya
perbedaan antara umur proyek dengan umur rencana = SPLm - SPAm Berharga Negatif
proyek. Umur perencanaan proyek bisa lebih pendek = SPL1 – SPA1
daripada umur perkiraan proyek. Umur perkiraan ▪ Lama kegiatan dari kegiatan tersebut diatas
proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang terlama adalah Ln, n = adalah nomor urutan kegiatan
waktu pelaksanannya, dan waktu pelaksanaan tersebut dalam satu lintasan , n = 1, 2, 3, ...z.
tersebut merupakan jumlah lama kegiatan-kegiatan ▪ Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut
kritis yang membentuk lintasan tersebut. Sedangkan diatas ( langkah ke-5 dan ke-6) dengan
umur rencana proyek ditentukan berdasarkan menggunakan rumus :
kebutuhan manjemen atau sebab-sebab lain. Ln (lama)
Supaya proyek dapat diselesaikan sesuai dengan Ln (baru) = Ln (lama) + x ( UREN –
rencana, umur perkiraan proyek harus disamakan Li
dengan umur rencana proyek. Caranya dengan UPER )

mempercepat lama kegiatan perkiraan secara Ln (baru) = lama kegiatan baru


proposional. Perkiraan waktu suatu proyek biasaya Ln (lama) = lama kegiatan lama
didasrkan pada tingkat pemakaian sumber daya Li = jumlah lama kegitan-kegiatan
tertentu. Seringkali waktu penyelesaiaan proyek pada suatu lintasan yang harus
dapat dipersingkat dengan menambahkan sumber dipercepat
daya, jam kerja (lembur). Dalam banyak hal, UREN = Umur rencana proyek
percepatan waktu proyek bertujuan melalui UPER = Umur perkiraan proyek
penambahan sumber daya atau lembur selama biaya ▪ Kembali ke langkah – 1
yang dikeluarkan masih lebih kecil dari pada biaya
tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya 2.7 Probabilitas
tetap yang dikeluarkan dan tidak tergantung dari Statistik adalah suatu ilmu yang berhubungan
Output proyek, misalnya biaya penerangan kantor, dengan analisis data yang proses pengambilan
biaya utilitas, sewa kantor, dan asuransi keputusan mengenai sistem dari data yang diperoleh.
Dalam hal ini proyek dipercepat dengan tujuan Aplikasi statistik digunakan dalam berbagai bidang,
untuk mengejar suatu momen tertentu, misalnya ilmu seperti rekayasa (Engineering), ilmu fisika,
pembangunan proyek karena harus dipakai dalam perdagangan (usaha), ilmu kesehatan dan biologi,
waktu tertentu yang sudah ditetapkan jadwalnya tau ilmu sosial dan pendidikan.
dapat disebut juga proyek dipercepat dengan suatu Statistik memiliki dua cabang yang utama yaitu ;
alokasi anggaran tertentu bahkan tanpa Probabilita (kemungkinan) dan statistik induktif
memperhitungkan berapa biaya yang harus (inferential statistics). Probabilitas adalah sebuah
dikeluarkan (at any cost) dengan kata lain sebagai metodologi yang mengizinkan uarian variasi random
kegiatan yang sifatnya mendesak. (acak) didalam sistem, sedangkan statistik induktif
menggunakan tentang populasi untuk menarik
2.6 Prosedur mempercepat umur proyek kesimpulan umum tentang populasi tersebut.
Adapun prosedur yang harus diikuti agar dapat
mempercepat umur proyek adalah sebagai berikut : 2.8 Probabilitas waktu penyelesaiaan proyek
▪ Membuat diagram jaringan kerja dengan nomor PERT dapat digunakan untuk memperkirakan
peristiwa sama seperti semula dengan lama probabilitas waktu penyelesaiaan proyek untuk satu
kegiatan perkiraan baru untuk langkah ; waktu tertentu yang diinginkan. Dalam hal ini
▪ Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal diperlukan pendekatan statistik untuk mengukur
(SPA1 = 0), dihitung saat peristiwa awal lainnya. waktu rata-rata umur proyek (Mean, µ) dan standart
Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling deviasi (  ) waktu selesainya proyek. Dalam
awal peristiwa akhir (SPAm, m adalah nomor menggunakan probabilistik PERT dipakai dua
peristiwa akhir diagram jaringan kerja atau asumsi, yaitu bahwa waktu kegiatan secara statistik
nomor maksimal peristiwa). bersifat independent dan waktu selesai proyek
▪ Dengan dasar pada saat paling lambat peristiwa berbentuk distribusi normal. Indepedent ini
akhir diagram jaringan kerja (SPLm) = umur diperlukan agar varian proyek bisa diperoleh dengan
proyek yang direncanakan (UREN), dihitung menjumlahkan dari masing-masing kegiatan,
saat paling lambat semua peristiwa. sedangkan asumsi normalitas diperlukan untuk dapat
▪ Hitung Total Float (TF) semua kegiatan yang menggunakan distribusi normal dalam analisisnya.
ada. Bila tidak ada Total Float (TF) yang Rata-rata selesainya proyek merupakan jumlah
berharga Negatif, proses perhitungan selesai. waktu dari kegiatan kritis, sedangkan variansi
Bila masih ada Total Float (TF) yang berharga lintasan kritis proyek merupakan jumlah variansi
negatif, lanjutkan kelangkah berikut; kegiatan kritis. Variansi kegiatan kritis (  kk2 ) dan
▪ Cari lintasan atau lintasan-lintasan yang terdiri dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
dari kegiatan-kegitan total float (TF) masing-
masing besarnya :

54 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

tp − t o rebusan (Sterilizer). Probabilistik keberhasilan


 kk2 =  2 proyek berdasarkan metode probabilistik PERT.
6
Dengan variansi proyek (  2) merupakan jumlah 3.1 Waktu perkiraan (L per) setiap kegiatan
jumlah varian kegiatan kritis, dengan rumus : Adapun rumus yang digunakan untuk mencari
umur perkiraan (Lper) penyelesaian setiap even
 2= 
2 antara lain :
kk

t o x + (4. t m x ) + t p x
Standart deviasi dari proyek (  ) adalah akar dari L per x =
variansi proyek, dengan rumus sebagi berikut : 6
 =√  2 Lama waktu penyelesaian per even untuk
melakukan perencanaan jaringan kerja (Network
Planning) hitungan meja dan mundur pada proyek
III. Perancangan dan Analisa
3.2 Perencanaan Jaringan Kerja
Perancangan jaringan kerja (Network Planning) Waktu perencanaan, penyelesaian setiap even,
berdasarkan survey yang dilakukan, maka maka dapat dicari jaringan kerja antara lain seperti
perencanaan dan pelaksanaan pemasangan (Exection) Gambar 1.

H
4 6
8 5
B 5 J
14
A C F I L
1 2 5 7 8 9
18 5 5 5 3
6 E
D
6
3 3

K
6
Gambar 1. Perencanaan jaringan kerja (Network Planning)

3.3 Perhitungan Maju (Saat Paling Awal = SPA) Peristiwa 3


SPA3 = SPA2 + LD
Berdasarkan perhitungan waktu selesai setiap = 18 + 6
even dan perencanaan jaringan kerja (Network = 24 hari.
Planning), maka dapat dilanjutkan kepada Peristiwa 4
perhitungan maju (saat paling awal = SPA) dengan SPA4 = SPA1 + LG
menggunakan rumus sebagai berikut : =0+8
= 8 hari
SPA X SPA Peristiwa 5
i j SPA5 = SPA2 + LB
SPAj = SPAi + L
= 18 + 14
= 32 hari.
Gambar 2. Kegiatan menuju kepada peristiwa SPA5 = SPA2 + Lc
= 18 + 5
Peristiwa 1. = 23 hari
SPAi = 0 SPA5 = SPA3 + LE
Peristiwa 2 = 27 hari.
SPA 2 = SPA1 + LA Dari hasil perhitungan maju peristiwa 5, hasil yang
= 0 + 18 maksimum adalah 32 hari, maka SPA8 = 32 hari.
= 18 hari

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 55


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

Peristiwa 6 Dari hasil perhitungan maju peristiwa dan hasil


SPA6 = SPA4 + LH yang maksimum adalah 39 hari, maka SPA8 = 39 hari.
=8+5 Peristiwa 9
= 13 hari SPA9 = SPA1 + L10
SPA6 = SPA5 + Dummy =0+6
= 32 + Dummy = 6 hari
= 32 tahun.
Dari hasil perhitungan maju peristiwa 6, hasil yang SPA9 = SPA8 + L1
maksimum adalah 32 hari, maka SPA6 = 32 hari. = 42 + 3
= 45 hari.
Peristiwa 7
SPA7 = SPA5 + LI Dari hasil perhitungan maju peristiwa 9, hasil
= 32 + 5 yang maksimum adalah 45 hari, maka SPA9 = 45 hari.
= 37 hari SPA9 adalah kegiatan terakhir, maka dapat disusun
network diagram (gambar 3) dengan keadaan akhir
Peristiwa 8 yaitu setelah semua didapat saat paling awal semua
SPA8 = SPA6 + LJ peristiwa selesai dihitung. Karena peristiwa terakhir
= 32 + 5 bagian L juga merupakan peristiwa terakhir seluruh
= 37 hari network diagram, berarti peristiwa akhir seluruh
SPA8 = SPA7 + LI proyek, maka saat paling awal peristiwa mungkin
= 32 + 5 dapat diselesaikan.
= 42 hari

G H
8 32
4 6
8 5
B 5 J
14
A 32 L
1 0 2 18 C
5
F
7 37
I
8 42 9 45
18 5 5 3
5
E
D
6
3 24 3

K
6

Gambar 3. Network diagram hitungan maju (SPA)

3.4 Perhitungan Mundur (Saat Paling Lambat = Peristiwa 8


SPL) SPL = SPL8 - LI
Secara formulatif, untuk menentukan saat paling = 45 – 3
lambat, suatu peristiwa adalah sebagai berikut : = 42 hari
Peristiwa 7
SPL7 = SPL8 – LI
L = 45 – 3
i j
SPL SPL = 37 hari.
SPLi = SPLj – L Peristiwa 6
SPL6 = SPL8 – Lj
Gambar 4. Kegiatan keluar dari peristiwa = 42 – 5
= 37 hari
SPLi = saat paling lambat peristiwa awal Peristiwa 5
SPLj = saat paling lambat peristiwa akhir SPL5 = SPL6 – Dummy
Peristiwa 9 = 37 – Dummy
SPL8 = SPL9 – LL = 37 hari

56 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

SPL5 = SPL7 - Lp Dari hasil perhitungan mundur peristiwa 2, hasil


= 37 – 5 yang minimum adalah 18 hari maka SPL2 = 18 hari
= 32 hari
Dari hasil perhitungan mundur peristiwa 5, hasil yang Peristiwa 1
minimum adalah 32 hari, maka SPL5 = 32 hari. SPL1 = SPL4 – LG
Peristiwa 4 = 32 – 8
SPL4 = SPL6 – LH = 24 hari
= 37 – 5 SPL1 = SPL2 – LA
= 29 hari = 18 – 18
Peristiwa 3 = 0 hari
SPL3 = SPL5 - LE SPL1 = SPL9 - Lk
= 32 – 3 = 45 – 6
= 29 hari = 31 hari
Peristiwa 2
SPL2 = SPL5 – LB Dari hasil perhitungan mundur peristiwa 1 hari
= 32 – 14 yang minimum adalah 0 hari maka SPL1 = 0 hari.
= 18 hari
SPL2 = SPL5 – LC Pada saat paling lambat SPL1 adalah peristiwa
= 32 – 5 akhir saat paling lambat, maka dapat disusun network
= 27 hari diagram (Gambar 5) dari hasil perhitungan saat paling
SPL2 = SPL3 - LD lambat selesai, dapat kita tentukan lintasan, peristiwa
= 29 – 6 dan kegiatan kritis yang terjadi dengan menggunakan
= 23 hari garis lapis (double line) yaitu :

G H 32
8
4 6
8 32 5 37
B 5 J
14
A L
1 0 2 18 C 5
32 F
7 37
I
8 42 9 45
0 18 18 5 32 5 37 5 42 3 45
E
D
6 24
3 3
29
K
6

Gambar 5. Saat paling lambat selesai, lintasan peristiwa dan kegiatan kritis

3.5 Mempercepat Umur Proyek SPLn = saat paling lambat peristiwa akhir proyek
Proyek asembling horizontal sterilizer ini telah = 40
dilengkapi dengan lama kegiatan perkiraan semua
kegiatan saat paliang awal dan saat paling lambat 3.6 Probabilitas Keberhasilan Proyek
semua peristiwa. Dari network diagram dengan umur Rata-rata selesainya proyek merupakan jumlah
perkiraan proyek (UREN = 40 hari) dan dipercepat waktu dari kegiatan kritis, sedangkan varian untasan
penyelesaiannya sehingga umur proyek rencana kritis proyek merupakan varian kegiatan kritis.
proyek (UPER = 45 hari).
Perhitungan saat paling awal (SPA) semua A. Varian kegiatan kritis (kk2)
peristiwa dengan dasar SPA1 = 0, perhitungan saat Varian kegiatan kritis dapat dicari dengan rumus :
paling lambat (SPL) dengan dasar SPLh = UREN. 2
 tp − to 
Jangka waktu percepatan proyek = UREN = UPER, kk = 
2
 dari setiap kegiatan kritis A, B,
dimana UPER = SPAn.  6 
UREN = umur rencana proyek = 40 hari F, I dan L
UPER = umur perkiraan proyek = 40 hari 2
SPAI = saat paling awal proyek = 0 hari  tpa − toa 
kkA = 2

SPAn = saat paling awal peristiwa akhir proyek =  6 
40

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 57


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

2 Sehingga keberhasilan proyek diselesaikan 45


 22 − 14  64 Hari kerja dengan percepatan 40 hari kerja adalah
=   = 36
 6  sebagai berikut :
2
 tp − to B  P (x < x) = P (x < ) + P ( < x < x)
kkB2 =  B 
 6  = P (x < 40) + P (40 < x < 45)
2
= 0,5 + 0,4940
16 − 9  49 = 0,9940 atau 99.4%.
=   =
 6  36
Jadi nilai kemungkinan keberhasilan proyek
2
 tp F − to F  diselesaikan 45 Hari kerja dengan percepatan 40 hari
kkF2 =   kerja adalah 99.4%.
 6 
2 1. Waktu Perkiraan (Lper)
6 − 3 9 Untuk pelaksanaan asembling horizontal
=   = 36
 6  Sterilizer  2100 x 31000 mm selama 45 hari
2 kerja memiliki 12 kegiatan (even) dengan
 tp I − to I  volume tertentu dapat diselesaikan dengan tiga
kkI2 =  6 
  alternatif (t optimis, t Most likely dan t pesimis)
2 2. Perencanaan Jaringan Kerja (Network
7 − 3 16 Planning)
=   = 36 Untuk membuat jaringan kerja (network
 6  diagram) kita harus dapat menentukan antara
2
 tp − to L  lain :
kkL =  L
2
 a. Urutan kegiatan
 6  Aliran kegiatan ditujukan dengan
2 menggunakan tanda anak panah, dimana
4− 2 4 arah anak panah merupakan lanjutan dari
=   = 36
 6  kegiatan sebelumnya.
b. Perhitungan maju (saat paling awal = SPA)
Setelah jaringan kerja (network diagram)
B. Umur proyek, Mean () = 40 dari urutan kegiatan selesai, maka untuk
C. Varian proyek (2) menghitung saat paling awal = SPA dengan
2 = A2 + B2 + F2 + I2 + L2 menjumlahkan saat paling awal kegiatan
= 64/36 + 49/36 + 9/36 + 16/36 + 4/36 selesai (SPAi) dengan lama waktu kegitan
= 142/36 perkiraan (Lper) : SPAj = SPAi + Lper
D. Standart deviasi proyek () 3. Perhitungan mundur (Saat paling lambat = SPL)
2 Setelah perhitungan saat paling awal (SPA)
= σ selesai hingga kegiatan akhir dengan hasil 45
= 142 hari, maka untuk perhitungan mundur (Saat
36 pling lambat = SPL) merupakan pengurangan
= 1,986 dari saat paling lambat peristiwa akhir (SPLj)
Probabilitas proyek dapat diselesaikan dalam waktu dengan waktu perkiraan (Lper)
45 hari, maka nilai deviasi normal (Z) adalah SPLi = SPLj – Lper
x − μ 45 − 40 4. Kegiatan, lintasan dan peristiwa kritis
Z= = = 2,517 Setelah perencanaan jaringan kerja (network
1,986 1,986 diagram), perhitungan maju (saat paling awak =
SPA) dan perhitungan mundur (saat paling
lambat = SPL) maka dapat ditentukan kegiatan,
Dengan menggunakan tabel distribusi normal
lintasan dan peristiwa kritis, lihat (gambar 6.1)
dapat diperoleh luas daerah Z = 2,517 adalah 0,4940.
dengan analisa sebagai berikut :

a. Kegiatan kritis yang tidak memiliki


tenggang waktu (Total float = TF,
independent Float = IF dan Free Float = FF)
dengan nilai 0 (nol)
b. Lintasan kritis merupakan lintasan
terpanjang yang memiliki waktu
=0 z = 2,517 penyelesaian terpanjang pula.
c. Peristiwa kritis merupakan kegiatan-
Gambar 6. Kurva normal probabilitas PERT Proyek
asembling horizontal Sterilizer kegiatan yang dilewati oleh lintasan kritis.

58 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520(Cetak)

5. Mempercepat umur proyek V. Kesimpulan


Untuk mempercepat waktu proyek dari 45 hari
menjadi 40 hari memerlukan analisa sebagai 1. Data kegiatan berjumlah 12 (Dua belas) kegiatan
berikut : (even)
1. Setelah terbentuk network diagram daengan 2. Usia perkiraan (UPER) adalah 45 (empat puluh
kegiatan, peristiwa dan lintasan kritis, maka lima) hari.
untuk pinal kegiatan (kegiatan akhir) pada 3. Setelah terbentuk jaringan maka :
SPL9 dapat dimasukkan nilai 40 hari - Lintasan kritis yaitu : Peristiwa 1 ; A –
kemudian dapat menghitung mundur Peristiwa 2 ; B – Peristiwa 5 ; F - Peristiwa 7 ;
2. Setelah menghitung mundur selesai sampai I – peristiwa 9 ; L,
pada kegiatan awal (SPL1) dengan hasil -5, - kegiatan kritis yaitu : 1 – 2 – 5 – 7 – 8 – 9 , dan
maka kegiatan yang memiliki total Float - peristiwa kritis yaitu : A – B – F – I – L
(TF) = -5 dapat dipercepat, hingga tidak ada 4. Untuk mempercepat jaringan kerja (Network)
lagi total float yang berharga negatif dengan Usia rencana (UREN) selama 40 hari
6. Probabilistik keberhasilan proyek 5. Total float yang dihasilkan untuk mempercepat
Untuk menganalisa probabilitas keberhasilan usia pengerjaan TF = UREN – UPER adalah TF =
proyek adalah sebagai berikut : 40 – 45 = - 5
a. Varian proyek merupakan varian yang 6. Jaringan kerja (Network) yang dipercepat untuk
diambil dari lintasan terpanjang atau lintasan mendapatkan hasil selesai 40 hari terjadi 2 (Dua)
2 tahap hingga tidak ditemukan lagi nilai TF yang
 tp − to 
kritis kk2 =  6  dan
berharga negatif untuk setiap kegiatan.
  7. Probabilitas proyek (Z) = 2,517 = 0,4940
menjumlahkan varian kegiatan kritis menjadi 8. Untuk probabilitas hasil perkerjaan asembling
varian proyek 2 =  kk2 horizontal sterilizer dengan UPER = 45 dan
b. Standart deviasi merupakan hasil dari UREN 40 Hari adalah P ( X < x ) adalah 0.9940
2
atau 99.4%
pengakaran varian proyek  = σ 9. Pelaksanaan pekerjaan UPER 45 Hari kerja (10
c. Umur proyek yang diinginkan 40 hari Jam/hari) menjadi UREN 40 Hari kerja dengan
merupakn nilai mean (), waktu normal menggunakan jam lembur tambahan pada setiap
selesai proyek 45 hari adalah nilai (x) kegiatan kritis dari lintasan terpanjang.
d. Untuk menentukan nilai keberhasilan proyek
dengan menggunakan sebaran normal Z = Daftar Pustaka
x −
hingga didapat probabilitas dalam [1] Eddy Harjanto, 1999, Manajemen Produksi dan
 Operasi Edisi II, PT Gramedia Widyasarana
satuan persent (%) Indonesia, Jakarta.
[2] Moh. Nasir, 1998, Metodologi Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
IV. Evaluasi [3] Kusnanto, 2010, Penjadwalan Proyek
1. Pekerjaan yang paling sulit diaplikasikan dalam Konstruksi dengan Metode PERT (Studi Kasus
penyelenggaraan network adalah mendisain Proyek Pembangunan Gedung R. Kuliah dan
model yang meliputi sebagai berikut; Gedung Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS
menginventarisasi kegiatan, hubungan antar Tahap I). Jurusan Teknik Sipil, Universitas
kegiatan, dan menyelenggarakannya kedalam Sebelas Maret
network diagram. [4] Ulbert Silalahi, 1996, Azas-azas Manajemen,
2. Untuk menentukan waktu perkiraan (Lper) dari CV. Mandar Maju, Badung.
banyaknya alternatif yaitu dengan dengan cara [5] T. Hani Handoko, 1984, Manajemen Edisi II,
antara lain ; rata-rata, pembobotan dan lintasan Balaksumur, September.
kritis, maka pilihan penyelesaian esuai dengan [6] Ronald E Walpole, 1995, Penghantar Statistik
data yang terkumpul yaitu dengan cara lintasan Edisi III, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
kritis. [7] Anto Dajan, 1972, Penghantar Metode Statistik
3. Perhitungan waktu proyek dengan perhitungan Jilid I, LP3ES, Jakarta.
maju (SPA) dan perhitungan mundur (SPL) [8] Sujana. Tarsito, 1984 Metode Statistik,
terlambat atau tidak terlambatnya proyek terletak Bandung.
pada penyikapan pada lintasan kritis [9] Ventura, Bona. 2015, Evaluasi Proyek
4. Waktu kegiatan secara statistik berdistribusi Pengadaan Kapal FRP Type Poel and Line di
normal dan varian proyek diperoleh dengan PT. X menggunakan Metode PERT (Project
penjumlahan varian kegiatan yang dilewati Evaluation and Riview Technique). Jurusan
lintasan kritis. Pemesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 59

Anda mungkin juga menyukai