BIDANG KEGIATAN
PKM ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh :
Ficky Erika Dewi 1130016063 Angkatan 2016
Hilda Wulandari 1130016073 Angkatan 2016
Istianatul Abdiyah 1130018111 Angkatan 2018
ABSTRAK
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi tungau Sarcoptes
scabiei var hominis (S. scabiei) yang membentuk terowongan pada lapisan stratum
korneum dan stratum granulosum (Stone et al., 2008 ). Tujuan utama Pengabdian
Masyarakat ini adalah untuk memberikan Health Education mengenai upaya 3M
untuk mencegah peningkatan penyakit scabies dan mencegah terjdinya penularan
penyakit scabies di lingukungan pondok pesantren. Pada saat dilakukan observasi
terdapat permasalahan pada lingkungan pondok yaitu masalah ventilasi pada kamar
santri putri dan masih terdapatnya jemuran baju didalam kamar, padatnya jadwal
kegiatan membuat para santriwati menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap
personal hygiene terutama kebersihan badan, dan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit scabies. Metode yang kita gunakan adalah metode ceramah dan diskusi
dengan memberikan pertanyaan seputar materi yang diberikan (pre test dan post test).
Peserta yang hadir 30 santriwati. Hasil dari pengabdian masyarakat ini ada 5 (17%)
santriwati yang kategori tingkat pengetahuan tentang scabies baik, 12 (40%)
santriwati yang kategori tingkat pengetahuan tentang scabies cukup baik, 13 (43%)
yang tingkat pengetauannya kurang.
Kata Kunci : Scabies, kebersihan badan, pondok pesantren
4
PENDAHULUAN
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi tungau Sarcoptes
scabiei var hominis (S. scabiei) yang membentuk terowongan pada lapisan stratum
korneum dan stratum granulosum pejamu. S. scabiei termasuk parasit obligat pada
manusia. Skabies menjadi masalah yang umum di dunia, mengenai hampir semua
golongan usia, ras, dan kelompok sosial ekonomi. Kelompok sosial ekonomi rendah
lebih rentan terkena penyakit ini (Stone et al., 2008 ).
Penyakit ini disebabkan karena kurangnya kebersihan diri, sehingga bagi
para santriwati yang kurang mengetahui tentang penyakit ini mereka kurang
memperhatikan keberihandiri dan kebersihan lingkungannya.
Di pondok pesantren Nurul Huda Surabaya memiliki cukup banyak
santriwan dan santriwati. Terlihat di asrama putri tempatnya rapi dan bersih. Namun
setelah kita melakukan observasi disekitar asrama putri terutama di kamar tidur,
ventilasi udaranya kurang dan ruangannya yang cukup kecil. Meskipun didalam
kamar cukup tertata dengan rapi namun mereka masih menggantung baju dikamar.
Sehingga baju, handuk,baju tergantung diatas menjadi satu. Sehingga meraka dengan
tidak sengaja salah mengambil baju ataupun handuk teman sekamarnya yang
digunakan. Seperti diketahui bahwa scabies dapat menular melalui baju, handuk,
sprei yang digunakan oleh penderita scabies. Namun scabies juga dapat menular
ketika kita berkontak kulit langsung yang lama diantara penderita dan orang yang
sehat. Ketika diwawancarai mereka mengatakan padatnya jadwal kegiatan dan
berhubungan dengan banyaknya santri di asrama putri ketika jam istirahat untuk
mandi mereka harus mengantri terlebih dahulu sehingga ketika mandi mereka kurang
memperhatihan kebersihan badan. Akibat dari penyakit scbies menyebabkan gatal-
gatal pada kulit sehingga ketika para santriwati yang terkena scabies mersa tidak
nyaman dan mengganggu aktivas santriwati. Maka dari itu dengan hasil observasi
dan hasil wawancara kelompok, kami mengambil judul “Upaya 3M Untuk Mencegah
Penularan Scabies Di Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya”. Karena bagi
penderita yang sudah terkena scabies mereka kurangnya pengetahuan terhadap
penyakit scabies, apa penyebabnya dan bagaimana pencegahannya agar tidak tertular
penyakit scabies dipondok pesantren Nurul Huda Surabaya.
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies.
Prevalensi cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah yang padat
penduduk. Skabies mengenai semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-anak
mengalami prevalensi lebih tinggi. Prevalensi meningkat di daerah perkotaan dan
padat penduduk. Pada musim dingin prevalensi juga cenderung lebih meningkat
dibandingkan musim panas (Stone et al., 2008). Di Brazil Amerika Selatan prevalensi
skabies mencapai 18 % (Strina et al., 2013), di Benin Afrika Barat 28,33 % (Salifou
5
et al., 2013), di kota Enugu Nigeria 13,55 % (Emodiet al., 2013), di Pulau Pinang
Malaysia 31 % (Zayyid et al., 2013).
Di indonesia prevalensi skabies masih cukup tinggi. Menurut Departemen
Kesehatan RI 2008 prevalensi skabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95 % dan skabies
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit. Tiyakusuma dalam penelitiannya di
Pondok Pesantren As-Salam Surakarta, menemukan prevalensi skabies 56,67 % pada
tahun 2010.
Manfaat pengabdian dilalukan kedepannya adalah agar kejadian penyakit
scabies pada pondok pesantren Nurul Huda Surabaya bisa berkurang. Serta para
santriwati lebih memperhatikan kebersihan, terutama pada kebersihan badan.
Dari hasil pengabdian bahwasanya responden yang hadir ada 30 santriwati.
bahwa dari 30 santriwati 5 santriwati (17%) kategori tingkat pengetauan baik karena
mereka sudah mengetahui yang dimaksud dengan penyakit scabies serta tanda dan
gejalanya , 12 santriwati (40%) kategori tingkat pengetahuan cukup baik mereka
hanya mengetahui apa yang berhubungan dengan penyakit scabies, 13 santriwati
(43%) kategori tingkat pengetahuan kurang mereka kurang mengetahui apa yang
dimaksud dengan scabies dan tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar dapat
mengakibatkan terjadinya scabies.
Pondok pesantren memiliki kegiatan jadwal yang sangat padat sehingga para
santri seringkali mengabaikkan kebersihan badan dan kurangnya pengetahuan tentang
kebersihan badan. Serta tidak adanya kemauan untuk merubah pola hidup bersih.
Upaya 3M Untuk Mencegah Penularan Scabies Di Pondok Pesantren Nurul Huda
Surabaya :
1. Mengenali
Menjelaskan kepada santriwati tentang apa yang maksud dengan penyakit
scabies, penyebab, serta bagaimana tanda dan gejala yang ditimbulkan pada
penyakit scabies.
2. Mencegah
Dalam upaya mencegah ini mengajarkan kepada santriwati dengan cara:
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur
minimal 2 kali dalam seminggu.
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi tungau skabies.
f. Menjaga kebersihan pondok pesantren dan berventilasi cukup.
Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.
Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan
6
TUJUAN
Tujuan utama Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk memberikan Health
Education mengenai personal hygiene (kebersihan badan) untuk mencegah
peningkatan penyakit scabies dan mencegah terjdinya penularan penyakit scabies
dengan menggunakan prinsip 3M.
METODE
Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat kami menggunakan
metode kuisioner respondenya dipilih secara acak (random). Kegiatan ini dilakukan
pada tanggan 23 November 2018 pada pukul 13.00 (siang) yang bertempat di asrama
putri pondok pesantren Nurul Huda dengan responden yang hadir berjumlah 30
responden dari kalangan smp dan sma. Alat dan bahan yang di perlukan untuk
kelangsungan kegiatan ini adalah Proyektor, LCD, Laptop, Leaflet, Lembar
Kuisioner.
Metode ini dilakukan dengan mengambil sebanyak 30 santri dengan melakukan
pengkajian oleh mahasiswi praktik. Yang kemudian dilakukan health education di
Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya terkait tentang penyuluhan penanganan serta
pencegahan. Sebelum pemberian pendidikan kesehatan para santri diberi leaflet.
1) Waktu
Kegiatan ini memerlukan waktu selama 1 bulan, dimana minggu pertama
digunakan untuk observasi dan pengolahan data, minggu kedua dan ketiga untuk
pembuatan proposal, keempat digunakan untuk penyuluhan.
2) Tempat
Kegiatan PKM dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Huda, Kecamatan
Simolawang Simokerto, Kota Surabaya.
3) Lama Observasi
Observasi dilakukan selama 1 minggu pada saat penulis melakukan praktik di
lapangan.
4) Bahan alat yang digunakan.
7
Bahan dan alat yang digunakan yaitu pemberian presentasi, leaflet dan video.
5) Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara di kaji, lalu data yang diambil
adalah data yang bersifat kualitatif, dimana data yang didapatkan adalah data
yang berupa pertanyaan. Serta dilakukannya wawancara terhadap para santriwati
tentang masalah yang sudah terkaji dan dilakukannya observasi lingkungan
disekitar pondok pesanren Nurul Huda Surabaya.
6) Peserta
Peserta penyuluhan terdiri dari seluruh mahasiswi yang praktik di Pondok
Pesantren Nurul Huda yang berjumlah 30 santri.
7) Urutan kegiatan
Kegiatan health education tentang personal hygiene (kebersihan badan)
memerlukan watu 1 – 2 jam. Kegiatan ini diawali dengan berdo’a, kemudian
dilakukan pretest sebelum dilakukannya penyuluhan scabies, yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan santriwati terhadap scabies. Selanjutnya
dilakukan health education mengenai pengetahuan scabies, cara pencegahan dan
cara penanganannya. Kegiatan selanjutnya melaukan diskusi Tanya awab antara
santriwati dengan mahasiswa yang telah memberikan health education.
Kemudian dilaukannya posttest untuk mengetahui bagaiama tingkat pengetahuan
para santriwati mengenai scabies setelah dilakukannya health education. Dan
diakhiri dengan do’a.
Setelah dilakukan pretest dari grafik tersebut kita dapat mengetahui tingkat
pengetahuan santriwati terhadapat scabies. Grafik tersebut dihasilkan dari pretest dan
posttest dari responden. Grafik tersebut menunjukkan bahwa dari 30 santriwati 5
santriwati (17%) kategori tingkat pengetauan baik karena mereka sudah mengetahui
yang dimaksud dengan penyakit scabies serta tanda dan gejalanya , 12 santriwati
(40%) kategori tingkat pengetahuan cukup baik mereka hanya mengetahui apa yang
berhubungan dengan penyakit scabies, 13 santriwati (43%) kategori tingkat
pengetahuan kurang mereka kurang mengetahui apa yang dimaksud dengan scabies
dan tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar dapat mengakibatkan terjadinya
scabies.
Sehingga dilihat dari tingkat pengetahuan tentang scabies masih banyak para
santriwati yang tingkat pengetahuannya kurang . Oleh karena itu dalam pengabdian
masyarakat ini kami melakukan health education mengenai penyakit scabies dan
personal hygiene (kebersihan badan ) dengan menggunakan prinsip.
9
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan
penilitian ini adalah :
Responden yang hadir terdapat 21 santriwati yang terdiri dari 15 anak SMP dan 15
anak SMA. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Dari adanya
fenomena yang ada di pondok pesantran Nurul Huda Surabaya mengenai kurangnya
pengetahuan tentang Scabies dan kebersihan diri yang benar serta beberapa anak ada
yang terkena Scabies. Sehingga kelompok kami mengambil judul “Upaya 3M untuk
10
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang
senantiasa membingbing dalam penyelesaian artikel ilmiah ini. Serta pengurus
pondok pesantren Nurul Huda Surabaya beserta jajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Cegah dan Hilangkan Penyakit ‘Khas’ Pesantren. Dibuka pada
website http://suhelmi.wordpress.com/2007/10/23/cegahdanhilangkan-
penyakit-khas-pesantren/. Diakses 26 Desember 2018.
Isro’in, Laily dan Sulistyo Andarmoyo. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses, dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maulana, Heri D.J. 2013. Promosi Kesehatan. Jakarta: ECG.
Qomar, M. 2007. Pesantren. Yogyakarta: Erlangga.
11
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi UNAIR UNAIR
Bidang Ilmu Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
Tahun Masuk-Lulus 1999 - 2002 2009 – 2011
Judul Gambaran Tingkat Pengaruh Bimbingan
Skripsi/Tesis/Disertasi Kecemasan pada Antisipasi Terhadap
Wanita Kesiapan Belajar
Premenopause di Siswa Kelas 3 SDN.
Kelurahan Singosari Sidomoro Kebomas
Kebomas Gresik Gresik
Nama Pembimbing/ 1. Dr. Florentina Sustini,
1. Prof. Dr. dr.
Promotor S.KM., M.Kes Moeljono N, Sp.S.,
2. Ah.Yusuf, S.Kep., Sp.KJ
M.Kes 2. Prof. dr. Endang W,
Sp.KJ
14