Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH DALAM

PERCOBAAN SINTESIS ETIL ASETAT PADA MAHASISWA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Syarif Dede Setiawan1), Hairida1), Dini Hadiarti1)


1)
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Pontianak
2)
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Tanjungpura Pontianak

ABSTRAK

Penelitian ini di latarbelakangi oleh banyaknya mahasiswa yang masih belum


memahami cara merangkai alat dan bahan yang akan digunakan serta kerjasama
maupun ketelitian dalam praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran kemampuan kognitif sebelum dan setelah diterapkan media flash dan
kemampuan afektif serta psikomotorik mahasiswa setelah diterapkan media
pembelajaran berbasis flash dalam percobaan etil asetat. Metode penelitian yang
digunakan adalah pre-experimental desain one group pre-test post-test dan
deskriptif. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh
karena mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak angkatan 2012 kurang dari 30 yaitu sebanyak 26
orang. Media flash buatan Deafirmanda, Y telah dikatakan valid dari segi materi
meliputi aspek format isi dan bahasa dengan nilai kevalidan sebesar 3,15. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi.
Hasil penelitian kemampuan kognitif pada percobaan etil asetat sebelum
diterapkan media flash sebanyak 3,84% mahasiswa berkategori cukup, sebanyak
42,3% mahasiswa berkategori kurang dan sebanyak 53,84% mahasiswa
berkategori sangat kurang kemudian setelah diterapkan media flash sebanyak
80,76% mahasiswa berkategori sangat baik dan sebanyak 19,24% mahasiswa
berkategori baik. Hasil kemampuan afektif mahasiswa pada percobaan etil asetat
setelah diterapkan media flash adalah sebanyak 69,23% mahasiswa mendapatkan
kategori kemampuan baik sekali dan sebanyak 30,77% mahasiswa mendapatkan
kategori kemampuan baik. Hasil kemampuan psikomotorik mahasiswa pada
percobaan etil asetat setelah diterapkan media flash adalah sebanyak 100%
mendapatkan kategori kemampuan baik sekali.

Kata Kunci: Media flash, percobaan etil asetat, kemampuan kognitif, kemampuan afektif,
kemampuan psikomotorik.

PENDAHULUAN
Percobaan sintesis etil asetat dan gelas kimia. Dalam percobaan
pada mata kuliah praktikum kimia tersebut diperlukan kemampuan
organik II banyak menggunakan alat- khusus yaitu kemampuan dalam
alat praktikum antara lain refluks, membilas alat-alat praktikum,
destilasi, corong pisah, pipet ukur, membersihkan alat-alat praktikum,
pipet tetes, gelas ukur, erlenmeyer, menggunakan pipet tetes, pipet
ukur, corong pisah dan neraca kimia Universitas Muhammadiyah
analitis, merakit alat destilasi Pontianak angkatan 2011 pada
sederhana, melakukan refluks dan tanggal 12 April 2013 menunjukan
destilasi, membaca meniskus serta bahwa pada saat praktikum masih
membersihkan alat-alat praktikum. banyak mahasiswa berkemampuan
sedang dan rendah yang bertanya
Berdasarkan wawancara kepada
cara merangkai alat dan penggunaan
asisten praktikum kimia organik II
bahan yang digunakan, serta teori
yang dilakukan peneliti di
yang sedang dipraktekkan sehingga
Universitas Muhammadiyah
waktu yang digunakan banyak
Pontianak pada percobaan etil
terbuang hanya untuk bertanya
asetat biasanya memerlukan waktu
tentang prosedur kerja serta teori
lebih dari 120 menit dalam
yang bersangkutan saja sedangkan
percobaan tersebut karena
mahasiswa yang berkemampuan
percobaan sintesis senyawa organik
tinggi hanya mengikuti apa yang
melibatkan tahapan yang kompleks
telah ada di dalam buku penuntun
dan berkelanjutan pada setiap
dan instruksi asisten. Hal ini
mekanisme reaksi pembentukannya,
menunjukkan bahwa penggunaan
reaksinya tidak dapat terjadi dengan
buku penuntun praktikum tanpa
waktu yang cepat bahkan dapat
bantuan media lain pada
berlangsung berhari-hari lamanya.
pelaksanaan praktikum kimia
Hal ini dapat dilihat secara rinci pada
organik II belum efektif.
tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan waktu setiap Di dalam pembelajaran kimia
percobaan pada mata kuliah Praktikum kemampuan psikomotorik sangat
Kimia Organik II penting untuk ditingkatkan karena
mahasiswa tidak hanya dituntut
Nama Percobaan Waktu (Menit)
untuk belajar rumus-rumus atau
Sintesis Asam Semut ±120 Menit menghafal fakta, tetapi juga harus
Sintesis Aspirin mampu meningkatkan keterampilan
±90 Menit
(Asam Asetil Salisilat) dan kemampuan bertindak individu.
Hal ini menjadikan kemampuan
Sintesis Etil Asetat
(Esterifikasi)
±120 Menit psikomotorik mutlak untuk
diberikan kepada mahasiswa agar
Pembuatan Iodoform ±90 Menit tidak menimbulkan kesenjangan
Pembuatan Fenol dari
antara pemahaman konsep dengan
±120 Menit aplikasi konsep dan juga sebagai
Anilin
bekal untuk mengajar siswa di
Sintesis t-butil klorida ±120 Menit
sekolah. Sebagai calon guru
mahasiswa FKIP khususnya program
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada studi pendidikan kimia seharusnya
percobaan etil asetat memerlukan memiliki kemampuan psikomotorik
waktu lebih dari 120 menit. dengan kemampuan yang sangat
baik. Hal ini bertujuan agar
Berdasarkan observasi yang mahasiswa lulusan program studi
dilakukan terhadap mahasiswa pendidikan kimia FKIP pada saat
semester IV jurusan pendidikan menjadi seorang guru dapat
mempraktekkan keterampilan keefektifan media flash yang
psikomotorik dengan langkah kerja digunakan pada percobaan sintesis
yang benar kepada siswa di sekolah. etil asetat dapat dilihat dari respon
Selain itu, dengan keterampilan positif mahasiswa pada uji coba
psikomotorik yang dimiliki oleh awal adalah 86,7% dan uji coba
mahasiswa program studi utama adalah 81,02 % dari 24
pendidikan kimia FKIP sebagai mahasiswa. Respon positif
seorang calon guru mampu mahasiswa pada uji coba utama
mengelola pembelajaran kimia yang lebih rendah berbanding
melalui praktikum. Sehingga ketika dengan uji coba awal menunjukan
menjadi seorang guru, mahasiswa flash tersebut efektif untuk dipakai
program studi pendidikan kimia FKIP pada percobaan sintesis etil asetat.
dapat menerapkan berbagai variasi Keefektifan flash tersebut juga dapat
metode dalam pembelajaran dilihat pada hasil belajar mahasiswa
termasuk praktikum. pada uji coba utama dari 24
mahasiswa menunjukkan sebanyak
Berdasarkan pengamatan selama
23 mahasiswa mendapatkan kriteria
menjadi asisten praktikum mata
sangat baik dan 1 orang
kuliah praktikum kimia organik II
mendapatkan kriteria baik.
diketahui bahwa ranah afektif tidak
Berdasarkan penjelasan di atas
dijadikan bahan pertimbangan
peneliti tertarik untuk melakukan
dalam penilaian hasil dari
penelitian dengan judul
pembelajaran di mata kuliah
“Implementasi Media Pembelajaran
praktikum kimia organik II. Ranah
Berbasis Flash Dalam Percobaan Etil
afektif dalam bentuk kerjasama dan
Asetat Pada Mahasiswa Program
ketelitian yang ingin dilihat dan
Studi Pendidikan Kimia FKIP
dinilai hasilnya pada penelitian ini
Universitas Muhammadiyah
karena wujud ranah afektif tersebut
Pontianak”. Hal ini dilakukan untuk
penting dan dapat berpengaruh
kepada kinerja mahasiswa dan hasil melihat gambaran kemampuan
kognitif mahasiswa sebelum dan
dari percobaan yang dilakukan.
setelah diterapkan media flash,
Menurut Sudjana, N (2010) bahwa
kemampuan afektif maupun
sekalipun bahan pelajaran berisi
psikomotorik mahasiswa setelah
ranah kognitif, ranah afektif harus
diterapkan media flash.
menjadi bagian integral dari bahan
tersebut, dan harus tampak dalam METODE PENELITIAN
proses belajar dan hasil belajar yang Sesuai dengan tujuan yakni untuk
dicapai siswa. Oleh sebab itu hasil- memperoleh gambaran kemampuan
hasilnya penting untuk dinilai. kognitif mahasiswa sebelum dan
Berdasarkan hasil penelitian setelah diterapkan media flash,
Deafirmanda, Y (2013) kemampuan afektif maupun
menggunakan media flash pada psikomotorik mahasiswa setelah
percobaan sintesis etil asetat yang diterapkan media flash maka bentuk
telah dilakukan pada mahasiswa penelitian ini adalah pre-
jurusan pendidikan kimia Universitas experimental bentuk one group pre-
Muhammadiyah Pontianak tahun test post-test dan Deskriptif.
akademik 2011, menunjukan bahwa
Model rancangan pre- 39,66 sedangkan setelah diterapkan
experimental one group pretest- media flash sebesar 86,54.
posttest design (Sugiyono. 2012) Penelitian ini menunjukkan
dengan pola seperti pada gambar 1. pencapaian rata-rata kemampuan
setelah diterapkan media flash lebih

O1xO2 tinggi dari pada sebelum diterapkan


media flash sehingga dapat
dikatakan penerapan media flash
O1 = nilai pre-test (sebelum diberi meningkatkan kemampuan kognitif
perlakuan). dan secara rinci dapat dilihat pada
O2 = nilai post-test (setelah diberi tabel 2.
perlakuan). Tabel 2 menunjukkan
Pemilihan mahasiswa angkatan peningkatan kemampuan kognitif
2012 sebagai sampel penelitian mahasiswa,
dilakukan dengan teknik sampling Tabel 2. Hasil Kemampuan Kognitif
jenuh. Sampel dalam penelitian ini Mahasiswa Sebelum dan Setelah
adalah mahasiswa angkatan 2012 Diterapkan Media Flash
program studi pendidikan kimia FKIP
Universitas Muhammadiyah Kategori Sebelum Sesudah
Pontianak yang mengikuti mata Kemampuan Persentase (%)
Sangat Baik 0 80,76
kuliah praktikum kimia organik II
Baik 0 19,24
berjumlah 26 orang.
Cukup 3,84 0
Teknik pengumpulan data yang Kurang 42,30 0
digunakan dalam penelitian ini Sangat
53,84 0
adalah teknik komunikasi langsung Kurang
dan teknik pengukuran. Alat Rata-rata 39,66 86,54
pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian berupa tes hasil Peningkatan kemampuan kognitif
belajar (pre-test dan post-test) dan mahasiswa setelah diterapkan
lembar observasi. media flash lebih tinggi dari sebelum
HASIL DAN PEMBAHASAN diterapkan media flash yaitu pada
proses praktikum berlangsung
1. Kemampuan Kognitif
mahasiswa melihat penjelasan
Peningkatan kemampuan kognitif langsung menggunakan animasi
mahasiswa dapat dilihat melalui pada media flash tersebut sehingga
hasil post-test yaitu setelah mahasiswa lebih tertarik dalam
diterapkan media flash pembelajaran dan lebih mudah
mendapatkan kategori kemampuan memahami materi karena
baik sebanyak 19,24 % dan baik mahasiswa melihat langsung
sekali sebanyak 80,76%. bagaimana proses mekanisme reaksi
Peningkatan kemampuan kognitif dari pembuatan etil asetat dan
mahasiswa juga dapat dilihat pada beberapa penjelasan mengenai
rata-rata nilai kemampuan kognitif prinsip dasar dari percobaan etil
mahasiswa sebelum diberikan media asetat. Perlakuan ini yang membuat
flash diperoleh nilai pre-test sebesar mahasiswa mudah dalam
mengerjakan soal kognitif. Hasil dari kemampuan afektif
Sedangkan sebelum diterapkan pada aspek ketelitian secara rinci
media flash mahasiswa belum dapat terlihat pada Tabel 4.
dijelaskan bagaimana mekanisme Tabel 4. Hasil Kemampuan Afektif
reaksi dari sintesis etil asetat dan
Mahasiswa Pada Aspek Ketelitian
prinsip dasar dari percobaan
tersebut yakni pengetahuan awal Kategori Jumlah Persentase
mahasiswa terkait materi etil asetat kemampuan Mahasiswa (%)
tersebut. Baik Sekali 23 88,46
Baik 3 11,54
2. Kemampuan Afektif
Hasil dari kemampuan afektif
Dengan bantuan media flash yang
pada aspek kerjasama secara rinci
diterapkan di percobaan etil asetat
dapat terlihat pada Tabel 3.
yang menuntut dan merangsang
Tabel 3 Hasil Kemampuan Afektif mahasiswa untuk lebih teliti pada
Mahasiswa Pada Aspek Kerjasama saat menimbang bahan yang
diperlukan sehingga mahasiswa
Kategori Jumlah Persentase memperoleh skor 3 pada saat
kemampuan Mahasiswa (%) menimbang bahan. Menunjukkan
Baik Sekali 19 73,08
sebanyak 30,77% mahasiswa
Baik 7 26,92
mendapatkan kategori kemampuan
sangat baik. Beberapa mahasiswa
Pembelajaran dengan bantuan yang memperoleh skor 2 sebanyak
media flash yang diterapkan di 69,23% disebabkan karena
percobaan etil asetat menuntut dan mahasiswa kurang teliti dalam
merangsang mahasiswa lebih aktif menimbang bahan. Berdasarkan
dalam bekerja sama pada saat hasil pengamatan yang dilakukan
melakukan percobaan. Hal ini pada saat praktikum dilaksanakan,
terlihat dari tabel 4.3 yang mahasiswa menimbang berat bahan
menunjukkan bahwa sebanyak yang diperlukan lebih dari 2 angka
73,08% mahasiswa mendapatkan belakang desimal, sehingga hasil
kategori kemampuan sangat baik. yang akan didapatkan mahasiswa
Sedangkan beberapa mahasiswa kurang murni karena kelebihan
masih memperoleh skor 2 yang berat bahan yang akan
mendapatkan kategori kemampuan mempengaruhi konsentrasi dari
baik yaitu sebanyak 26,92% bahan tersebut. Seharusnya
disebabkan karena mahasiswa tidak mahasiswa melakukan penimbangan
termotivasi dan tidak mengetahui bahan lebih dari 3 atau 4 angka
prosedur kerja sehingga kerjasama belakang desimal, karena bahan
dalam kelompok harus menunggu dengan berat 3 atau 4 angka
mahasiswa lain untuk membantunya belakang desimal tingkat
melakukan tugas tersebut. ketelitiannya lebih besar sehingga
Seharusnya mahasiswa membagi hasil yang akan didapatkan
tugas dan melakukan tugas sesuai mahasiswa lebih akurat.
dengan pembagian tugas yang
Sedangkan pada kemampuan
sudah diberikan kepadanya.
afektif pada aspek ketelitian dalam
menuliskan data pengamatan dapat Hasil dari kemampuan
diketahui bahwa mahasiswa yang psikomotorik mahasiswa terdapat
memperoleh skor 3 disebabkan pada rekapitulasi pada tabel 6.
pembelajaran dengan bantuan Tabel 6. Hasil Kemampuan
media flash yang diterapkan di Psikomotorik Mahasiswa Setelah
percobaan etil asetat menuntut dan Diterapkan Media Flash
merangsang mahasiswa untuk lebih
teliti dalam menuliskan data Kategori Jumlah Persentase
pengamatan. Menunjukkan kemampuan Mahasiswa (%)
sebanyak 80,76% mahasiswa Baik Sekali 26 100
mendapatkan kategori kemampuan
sangat baik. Beberapa mahasiswa Kemampuan psikomotorik pada
yang memperoleh skor 2 sebanyak aspek kemampuan membilas alat-
19,24% disebabkan karena alat praktikum dibagi kembali
mahasiswa kurang teliti dalam menjadi beberapa aspek
menuliskan data pengamatan. kemampuan yaitu kemampuan
Berdasarkan hasil pengamatan yang membilas pipet tetes, gelas ukur,
dilakukan pada saat praktikum erlenmeyer, gelas kimia, pipet ukur,
dilaksanakan, mahasiswa labu destilasi dan corong pisah.
menuliskan data pengamatan tidak
Tabel 7. Hasil Kemampuan
sesuai dengan hasil pengamatan
Psikomotorik Mahasiswa Pada
yang dilakukan pada saat praktikum,
Aspek Kemampuan Membilas Alat-
seharusnya mahasiswa lebih teliti
alat Praktikum
dalam menuliskan data pengamatan
yakni sesuai dengan pengamatan Kategori Jumlah Persentase
yang dilakukannya. Hal ini tentu kemampuan Mahasiswa (%)
akan memudahkan mahasiswa Baik Sekali 20 76,92
Baik 6 23,08
dalam menuliskan laporan
praktikum tersebut.
Berdasarkan tabel 7. sebanyak
Hasil rekapitulasi kemampuan
76,92% mahasiswa mandapatkan
afektif mahasiswa pada percobaan
kategori kemampuan baik sekali
etil asetat dapat dilihat dalam tabel
disebabkan karena pembelajaran
5.
dengan bantuan media flash yang
Tabel 5. Hasil Kemampuan Afektif diterapkan di percobaan etil asetat
Mahasiswa Setelah Diterapkan menuntut mahasiswa untuk
Media Flash membersihkan alat praktikum
sebelum menggunakan alat
Kategori Jumlah Persentase
kemampuan Mahasiswa (%) praktikum karena berdasarkan dari
Baik Sekali 18 69,23 media flash yang terdapat cara-cara
Baik 8 30,77 untuk membersihkan alat praktikum
tersebut.
Berdasarkan analisa lembar
observasi sebanyak 23,08%
mahasiswa mendapatkan skor 2
3. Kemampuan Psikomotorik karena mahasiswa tersebut
membilas alat-alat praktikum akan ditimbang kedalam gelas arloji
tersebut menggunakan akuades saja atau gelas kimia yang masih berada
tanpa dibilas dua kali. Menurut dalam neraca analitis dan tidak
(Mulyono, HAM. 2009) seharusnya menutup penutup kaca samping
alat-alat praktikum dibilas terlebih kanan dan kiri neraca analitis.
dahulu dengan akuades kemudian Menurut Khamidinal (2009)
larutan yang akan dipakai bahan seharusnya mahasiswa menutup
tidak terkontaminasi dengan zat lain kaca samping kanan dan kiri neraca
atau berubah konsentrasinya. analitis untuk mencegah adanya
angin yang dapat menggoyangkan
Tabel 8. Hasil Kemampuan
lengan beban didalam neraca
Psikomotorik Mahasiswa Pada
analitis.
Aspek Kemampuan Menggunakan
Alat-alat Praktikum Kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan pipet ukur sebanyak
Kategori Jumlah Persentase
38,47% mahasiswa masih
kemampuan Mahasiswa (%)
Baik Sekali 24 92,30 mendapatkan skor 2 dimana
Baik 2 7,69 mahasiswa hanya tahu menghisap
larutan dan belum mengetahui cara
mengeluarkan larutan yang telah
Sebanyak 92,3% mahasiswa
dihisap menggunakan pro-pipet atau
mendapatkan kategori baik sekali
penghisap. Sedangkan kemampuan
disebabkan karena pembelajaran
mahasiswa dalam menggunakan
dengan bantuan media flash yang
pipet tetes sebanyak 42,3%
diterapkan di percobaan etil asetat
mahasiswa masih mendapatkan skor
menuntut mahasiswa untuk
2 dimana mahasiswa dalam
mengetahui cara menggunakan alat
menggunakan pipet tetes saat
praktikum dari media flash tersebut.
mengeluarkan larutan ujung pipet
Berdasarkan analisa lembar masuk kedalam wadah. Menurut
observasi sebanyak 11,54% Khamidinal (2009) seharusnya
mahasiswa masih mendapatkan skor praktikan menempelkan ujung pipet
2 karena mahasiswa hanya di dinding bagian dalam pada bagian
membuang gas sekali saja melalui atas sehingga pipet tetes tidak
kran pada saat penggojokan dan terkontaminasi bahan lain.
tidak membuka penutup corong
Tabel 9. Hasil Kemampuan
pisah disaat memisahkan fase
Psikomotorik Mahasiswa Pada
organik dan fase air. Menurut
Aspek Kemampuan Merangkai Alat
Firdaus, M (2011) seharusnya
Destilasi
praktikan membuang penutup
corong pisah, menyebabkan fase Kategori Jumlah Persentase
yang diinginkan tidak keluar. kemampuan Mahasiswa (%)
Baik Sekali 18 69,24
Kemampuan mahasiswa dalam Baik 8 30,76
menggunakan neraca analitis
sebanyak 23,08% mahasiswa masih
Berdasarkan tabel 9. sebanyak
mendapatkan skor 2 dimana
69,24% mahasiswa mendapatkan
mahasiswa melakukan kesalahan
skor 3 disebabkan karena
pada tahap memasukkan zat yang
pembelajaran dengan bantuan dikarenakan labu destilasi dapat
media flash yang diterapkan di menghindari bumping. Hal ini sesuai
percobaan etil asetat menuntut dengan pendapat Firdaus, M (2011)
mahasiswa untuk mengetahui cara yang mengatakan bahwa batu didih
merangkai alat destilasi sederhana (butiran anti bumping) dimasukkan
dari media flash tersebut. ke dalam labu agar pendidihan lebih
Sedangkan sebanyak 30,76% lembut tanpa bumping.
mahasiswa masih mendapatkan skor Tabel 11. Hasil Kemampuan
2 dimana mahasiswa masih salah
Psikomotorik Mahasiswa Pada
dalam memasang selang air pada
kondensor sehingga air dingin tidak Aspek Kemampuan Membaca
semuanya mengenai bagian Meniskus
kondensor dan memposisikan
Kategori Jumlah Persentase
termometer yang terlalu dalam, kemampuan Mahasiswa (%)
menurut Khamidinal (2009) Baik Sekali 13 50
seharusnya praktikan memasang Baik 13 50
termometer dengan posisi ujung
termometer diantara join dan
Berdasarkan tabel 11. diatas
kondensor sehingga dapat
sebanyak 50% mahasiswa
menunjukkan titik didih senyawa
mendapatkan skor 3 disebabkan
yang sedang dipisahkan.
karena pembelajaran dengan
Tabel 10 Hasil Kemampuan bantuan media flash yang
Psikomotorik Mahasiswa Pada diterapkan di percobaan etil asetat
Aspek Kemampuan Melakukan menuntut mahasiswa untuk
Destilasi mengetahui cara membaca
meniskus dari media flash tersebut.
Jumlah
Kategori Persentase Sedangkan sebanyak 50%
Mahasisw
kemampuan (%)
a mahasiswa mendapatkan skor 2
Baik Sekali 17 65,38 dimana mahasiswa membaca skala
Baik 9 34,62
pada gelas ukur dengan arah
penglihatan mata pada permukaan
Berdasarkan tabel 10. sebanyak cekung larutan dengan posisi
65,38% mahasiswa mendapatkan atas/bawah. Menurut Khamidinal
skor 3 disebabkan karena (2009) Seharusnya mahasiswa
pembelajaran dengan bantuan membaca meniskus atau skala pada
media flash yang diterapkan di gelas ukur dengan arah penglihatan
percobaan etil asetat menuntut mata pada permukaan cekung
mahasiswa untuk mengetahui cara- larutan dengan posisi horizontal.
cara melakukan destilasi dari media Tabel 12. Hasil Kemampuan
flash tersebut. Sedangkan sebanyak
Psikomotorik Mahasiswa Pada
34,62% mahasiswa masih
mendapatkan skor 2 dimana Aspek Kemampuan Membersihkan
mahasiswa tidak memberikan batu Alat-alat Praktikum
didih pada labu destilasi, seharusnya
Kategori Jumlah Persentase
mahasiswa memberikan batu didih kemampuan Mahasiswa (%)
pada labu destilasi hal ini
Baik Sekali 25 96,15 1. Kemampuan kognitif mahasiswa
Baik 1 3,85 pada materi percobaan etil
asetat sebelum diterapkan
Berdasarkan analisa lembar media flash adalah sebanyak
observasi pada aspek kemampuan 3,84% mahasiswa mendapatkan
membersihkan alat-alat praktikum kategori kemampuan cukup,
dibagi kembali menjadi beberapa sebanyak 42,3% mahasiswa
aspek kemampuan yaitu mendapatkan kategori
kemampuan membilas pipet tetes, kemampuan kurang dan
gelas ukur, erlenmeyer, gelas kimia, sebanyak 53,84% mahasiswa
pipet ukur, labu destilasi, corong mendapatkan kategori
pisah, kondensor, dan kemampuan sangat kurang.
sambungan/join. Setelah diterapkan media flash
adalah sebanyak 80,76%
Berdasarkan tabel 12. sebanyak mahasiswa mendapatkan
96,15% mahasiswa mendapatkan
kategori kemampuan sangat
kategori kemampuan baik sekali
baik, dan sebanyak 19,24%
disebabkan karena pembelajaran
mahasiswa mendapatkan
dengan bantuan media flash yang kategori kemampuan baik.
diterapkan di percobaan etil asetat
2. Kemampuan afektif mahasiswa
menuntut mahasiswa untuk pada percobaan etil asetat
mengetahui cara-cara melakukan
setelah diterapkan media flash
destilasi dari media flash tersebut. adalah sebanyak 69,23%
Sedangkan sebanyak 3,85%
mahasiswa mendapatkan
mahasiswa masih mendapatkan kategori kemampuan baik sekali
kategori kemampuan baik karena
dan sebanyak 30,77% mahasiswa
mahasiswa membersihkan alat-alat mendapatkan kategori
praktikum tersebut setelah
kemampuan baik.
menggunakan sabun atau deterjen 3. Kemampuan psikomotorik
dan membersihkan menggunakan
mahasiswa pada percobaan etil
air kran tidak lagi membersihkan asetat setelah diterapkan media
menggunakan akuades, hanya
flash adalah sebanyak 100%
dibersihkan pakai air kran saja. mendapatkan kategori
Seharusnya praktikan
kemampuan baik sekali.
membersihkan menggunakan
akuades setelah menggunakan air
DAFTAR PUSTAKA
kran karena menurut (Underwood,
A.L & Day, R.A. 2002) mengatakan
Deafirmanda, Y. (2013).
bahwa alat kaca paling baik Pengembangan Media
dibersihkan dengan sabun atau
Pembelajaran Berbasis Flash
deterjen kemudia setelah Pada Praktikum Kimia Organik
dibersihkan sebaiknya dibilas
II Mahasiswa Program Studi
beberapa kali dengan air kran Pendidikan Kimia Universitas
kemudian air suling.
Muhammadiyah Pontianak.
KESIMPULAN Skripsi: Tidak diterbitkan.
Firdaus, M. (2011). Laporan Hibah
Penulisan Buku Ajar: Teknik
Dalam Laboratorium Kimia
Organik. Makassar: DIPA BLU
Universitas Hasanudin.
Khamidinal. (2009). Teknik
Laboratorium Kimia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D). Bandung: ALFABETA.
Underwood, AL & Day, RA. (1980).
Analisa Kimia Kualitatif. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai